Share

Bab 116

Penulis: Shana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sosok Yohan yang jangkung memblokir cahaya matahari di ambang pintu.

Di dalam ruangan, topeng budak diletakkan di atas meja.

Wajah Yohan yang tirus dan tampan dihiasi kesuraman. Matanya menatap lurus pada sosok di balik partisi.

Yohan sudah bertarung dengan penyergap wanita itu beberapa kali.

Jurus wanita itu melekat pada ingatannya.

Beberapa gerakan Vincent tadi mirip sekali dengan wanita itu!

Apakah kebetulan atau bukan, Yohan ingin memastikan secara langsung!

Di bawah jubah kaisar, Yohan berjalan dengan cepat.

Yohan langsung masuk dari sisi lain partisi dan mengulurkan tangan ke depan ....

Seketika, empat mata bertemu.

Vincent yang lengannya ditangkap dan bahu kanannya terekspos terkesiap!

"Hormat pada Kaisar!"

Vincent buru-buru menundukkan kepala dan memberi hormat, tidak sempat menarik kerah bajunya.

Yohan mengernyit. Matanya hitam dan kelam.

"Di sini, hanya kamu sendiri?"

Vincent kebingungan.

"Ya, Kaisar."

Pada saat ini, Leonard menyusul ke dalam. Kaisar mencengkeram Tuan Muda Ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 117

    Tatapan mata Yohan dingin dan suram.Harem tidak boleh mencampuri urusan pemerintahan. Bukan hanya mengantisipasi persekongkolan antara harem dan pemerintahan yang akan menyebabkan nepotisme, tetapi juga karena sebagian besar wanita di harem berwawasan sempit. Mereka bisa memperebutkan kasih sayang dengan kelicikan, tetapi sama sekali tidak tahu aturan di acara resmi!Ketika Yohan ingin berbicara untuk mengambil alih situasi sengit, Nabila berkata dengan tenang,"Selir Terhormat memang salah kata.""Di atas langit masih ada langit, itu adalah kontribusi dari satu orang.""Pada kenyataannya, ribuan prajurit di perbatasan adalah pahlawan. Prestasi perang bukan hanya kontribusi satu orang saja. Misalnya tadi. Kalau bukan karena jenderal-jenderal sudah menguras stamina Kudo sehingga menunjukkan kelemahannya, kakakku tidak akan bisa mengalahkannya dengan begitu cepat.""Bagaimanapun, kalian hanya mengutus satu orang. Oleh karena itu, Negara Naki hanya menang karena jumlah.""Dalam peperanga

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 118

    Permohonan Vincent saat ini mencengangkan semua orang.Mengapa Vincent mengungkit kembali kasus dua tahun lalu? Setelah sekian lama, apakah masih bisa diselidiki?Sandi langsung membentak."Tuan Muda Vincent harusnya menyampaikan keluhan pada Philip Tarigan dari Mahkamah Agung, bukan kepada Kaisar di saat ini. Orang lain mungkin akan mengira supremasi hukum di Negara Naki kita tidak ketat!"Dasar gila! Apa yang ingin Vincent lakukan?Nadif juga tidak menyangka Vincent akan berbuat seperti itu.Nadif segera beranjak dari kursinya. "Kaisar, maafkan kelancangan putraku ...."Nada Vincent sangat tegas."Dua tahun lalu, aku diutus untuk mengantarkan bantuan pasca-bencana. Saat melewati Horintus, kami diserang oleh bandit ...."Sandi segera berteriak dengan marah."Vincent, beraninya kamu mengungkit hal ini lagi?""Kalau bukan karena kesalahan analisismu dan bersikeras memilih jalan itu, saudara-saudara yang lain tidak akan mati!"Sandi buru-buru menunjuk kesalahan Vincent.Para pejabat meng

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 119

    Setelah berkata demikian, Nabila menyerahkan surat-surat itu.Satu per satu surat itu dibuka dan dibaca oleh Yohan.Sandi dan William berdiri di tempat yang jauh sambil menahan napas. Mereka tidak berani bertukar mata.Terutama Sandi.Sandi terus memberi tahu dirinya bahwa semua surat itu palsu. Ratu dan Vincent sedang memancingnya!Bam!Yohan menepukkan surat ke meja. Tatapan matanya yang tegas penuh keagresifan."Kalian berdua, berlutut!"Sandi dan William langsung berlutut.Kemudian, kasim membawakan surat itu kepada mereka. Biar mereka sendiri melihat apakah mereka difitnah atau tidak.Jika mereka mengaku difitnah, Yohan akan menyuruh orang untuk membandingkan tulisan mereka.Setelah membaca surat itu, punggung Sandi menjadi dingin dan tegang.Bagaimana mungkin?Dia sudah menyembunyikan surat-surat itu dengan sangat baik. Tidak ada yang bisa menemukannya.Sandi enggan pasrah. Dia mengambil salah selembar surat dan memeriksanya secara saksama. Dia curiga surat itu telah dipalsukan.

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 120

    Semua pejabat bergidik ketika mendengar hukuman irisan pelan-pelan.Berdasarkan aturan, kejahatan mereka tidak sebesar itu.Sandi dan William sangat ketakutan dan tercengang.Tidak! Vincent hanya diberhentikan dari jabatan waktu itu. Mengapa mereka malah diberi hukuman irisan pelan-pelan?"Kaisar, mohon ampun! Kaisar, mohon ampun ...."Sandi merangkak menuju Vincent dan memeluk pahanya."Vincent, Saudara Vincent, tolonglah aku. Kita dulunya adalah saudara sehidup semati ...."Sandi yang begitu sombong kemarin, kini menjadi seperti anjing penjilat.Vincent sangat membenci Sandi dan William. Dia ingin sekali membunuh mereka secara pribadi.Mendengar permohonan Sandi, Vincent berkata dengan ekspresi dingin."Saat kamu mengkhianati saudara-saudara dan menukar nyawa mereka untuk kariermu, kenapa kamu tidak kepikiran kita adalah saudara?""Sandi, kamu lebih pantas mati dibanding Tuan William!"Sandi menjadi putus asa. "Tidak, tidak! Kamu tidak boleh berpangku tangan .... Vincent, apa kamu lu

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 121

    Selir Terhormat pingsan dan dibawa pulang ke Paviliun Dharma Senja.Setelah diberi terapi akupunktur oleh tabib kekaisaran, Selir Terhormat tidak kunjung siuman.Yohan tampak khawatir. Tabib kekaisaran berkata, "Kaisar, Nyonya belum sembuh dari luka yang begitu parah. Wajar kalau kekurangan darah. Itu bukan masalah besar, hanya perlu istirahat ...."Di Istana Rubi.Nabila duduk di depan cermin perunggu dan melepas tusuk konde satu per satu.Sambil melayani Nabila, hati Sifa tetap cemas."Yang Mulia ... Yang Mulia benaran tidak terluka?""Kudo itu terlalu kuat. Yang Mulia benaran tidak perlu memanggil tabib kekaisaran?"Detik berikutnya, Sifa menyadari kesalahannya.Jika benar-benar memanggil tabib kekaisaran dan menemukan ada luka, bukankah Ratu ketahuan?Ekspresi Nabila tenang. Kedinginan menghiasi matanya."Jangan beri tahu siapa-siapa tentang keikutsertaanku dalam duel."Sifa segera mengangguk."Baik! Yang Mulia!"Sifa tahu apa yang seharusnya dikatakan dan tidak.Tak lama kemudian,

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 122

    Di dalam penjara, Sandi dikurung dalam sel terpisah.Begitu melihat Vincent, Sandi berlutut dan memohon."Vincent, keluarkan aku dari sini! Kumohon, aku benar-benar sadar akan kesalahanku. Kita sudah menjadi saudara selama bertahun-tahun. Bebaskanlah aku!""Kalau ... kalaupun kamu tidak bisa menyelamatkanku, berilah aku ketenangan!""Irisan pelan-pelan terlalu mengerikan. Aku tidak mau!"Orang yang dulunya menghinanya malah berlutut dan memohon kepadanya saat ini. Alih-alih merasa senang, Vincent merasa sedih."Kamu tidak ingin diiris pelan-pelan, tidak ingin mati. Memangnya Dito dan yang lain ingin mati?""Apa salah mereka? Kalau aku membebaskanmu, bagaimana aku bisa memberi pertanggungjawaban kepada mereka?""Sandi, kamu telah membunuh saudara-saudaramu demi karier. Apakah itu benar-benar sepadan?""Kita dulunya begitu dekat.""Aku pikir kita saling menghargai satu sama lain.""Kenapa kamu melakukan itu? Kenapa?"Vincent mencengkeram pintu sel. Matanya memerah.Begitu banyak saudara

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 123

    Di dalam Ruang Kerja Istana, Yohan memancarkan aura yang berwibawa dan agresif. Matanya sedingin es. Salinan surat pengakuan Sandi diletakkan di atas meja di depannya.Yohan menatap lurus pada Nabila. Lalu, dia memerintahkan Dafka."Bawa Sandi ke sini. Aku ingin menanyainya secara langsung."Tak lama kemudian, Sandi dikawal ke Ruang Kerja Istana.Begitu melihat Kaisar, Sandi langsung berlutut dengan gemetar."Hamba ... Sandi, hormat pada Kaisar dan Yang Mulia Ratu!"Nabila berdiri di samping dengan tatapan mata cuek.Yohan bertanya."Kamu sendiri yang menuliskan surat pengakuan ini?"Surat pengakuan itu tidak hanya memuat tentang perbuatannya yang telah menuduh Vincent pada dua tahun lalu dan penyogokan terhadap William, tetapi juga berkaitan dengan Selir Terhormat.Selama dua tahun sejak menjadi letnan jenderal, Sandi telah meraup sejumlah besar harta. Separuhnya digunakan untuk menyogok William, separuhnya lagi dikirim ke Paviliun Dharma Senja.Detail alokasinya tertera pada buku keu

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 124

    Yohan mengarahkan tatapan mata dingin pada Sandi yang bersujud di lantai. "Jelaskan baik-baik. Bagaimana Selir Terhormat memerintahkanmu?"Sandi bergegas menjawab,"Kaisar, aku tidak dapat masuk ke istana bagian dalam. Apabila ada arahan, Selir Terhormat selalu menyuruh kasim untuk menyampaikan pesan padaku.""Aku tidak tahu namanya, tapi aku ingat tampangnya. Aku bisa mengenalinya."Yohan memberi perintah dengan suara tegas."Panggil semua kasim di Paviliun Dharma Senja.""Baik!"Selir Terhormat sangat disayangi oleh Kaisar. Totalnya ada 50 kasim di Paviliun Dharma Senja.Mereka memasuki Ruang Kerja Istana per sepuluh orang untuk dikenali oleh Sandi.Ketika kelompok kasim yang ketiga masuk, mata Sandi tiba-tiba berbinar. Dia menunjuk salah seorang kasim dengan penuh semangat."Itu dia! Dia orangnya!"Kasim yang ditunjuk tersentak kaget.Yohan mengernyit."Interogasi!"Hanya satu kata, tetapi sangat mencekam.Terlintas kilatan di mata Nabila saat melihat kasim itu dibawa pergi.Sepuluh

Bab terbaru

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 318

    Batu gipsum sangat sulit untuk ditemukan sebelum ini, tapi tidak disangka Nabila bisa melihatnya pada saat ini.Nabila segera bertanya."Kenapa kamu bisa punya batu gipsum?"Kenni merasa kebingungan."Guru, kenapa Anda juga tahu tentang batu gipsum?""Aku pertama kali bertemu dengan Mayor Jenderal Elsa pada tiga tahun yang lalu, kemudian mendengar dia sedang membicarakan masalah batu gipsum dengan ayahku. Mayor Jenderal Elsa terlihat sangat menyukai batu ini dan terus membaca buku tentang batu ini.""Ingatanku sangat baik dan aku mengingat hal ini.""Terdapat banyak gunung di kampung halamanku yang bernama Carten, aku mencari batu gipsum di sana di waktu luangku dan aku benar-benar menemukan batu itu pada setahun yang lalu, jadi aku menggunakannya sebagai hadiah untuk guruku ...."Nabila sudah ingin menciptakan senapan bambu yang baru pada tiga tahun yang lalu.Pada saat itu Nabila sudah mengetahui bahwa poin utama dari senapan bambu ini adalah insulasi panasnya, sedangkan benda yang p

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 317

    Bibir Kenni pecah-pecah dan suaranya sangat serak.Nabila bertatapan dengan tatapan Kenni dan bisa melihat niat membunuh di matanya."Aku kebetulan datang ke sini karena mau berziarah," jelas Nabila.Kenni mengambil sesajen yang diletakkan Nabila dengan tangan yang gemetar karena sudah kelaparan untuk waktu yang lama dan mengembalikannya pada Nabila."Bawa pergi! Ibuku tidak butuh ini!"Nabila mengabaikan penolakannya.Nabila mengeluarkan pedang di pinggangnya.Nabila menebang pohon di dekatnya seiringan dengan beberapa suara retakan di udara dan memotongnya menjadi papan kayu untuk dijadikan sebagai batu nisan.Tidak terdapat gejolak apa pun di dalam mata Kenni saat melihat ini.Sampai Nabila meletakkan papan kayu itu di tanah dan bertanya padanya."Siapa nama ibumu?"Kenni baru bereaksi dan menatapnya dengan tatapan terkejut.Nada bicara Nabila terdengar tenang dan santai, sama sekali tidak terdapat perasaan kasihan yang merendahkan seseorang."Ibumu tidak akan menjadi hantu yang kes

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 316

    Kenni bereaksi dengan cepat dan hampir bisa menghindari serangan Elsa.Kemudian Elsa kembali menyerangnya.Kenni sehabis melakukan perjalanan yang jauh, dia pasti menderita kelaparan dan kedinginan.Kenni pasti tidak memiliki banyak tenaga pada saat ini.Hanya saja Kenni berhasil menghindari serangan Elsa dengan kondisinya pada saat ini dan juga mencari kesempatan untuk menyerang balik.Tatapan Elsa menggelap.Anak ini lebih hebat dibanding dugaannya.Elsa pura-pura menyerang bagian bawah tubuh Kenni dan tiba-tiba bergerak ke belakang tubuh Kenni saat dia melakukan serangan balik, kemudian menendang bagian belakang lutut Kenni dengan keras.Salah satu lutut Kenni bertekuk ke bawah.Kemudian Elsa mencekik leher Kenni dengan lengannya.Kenni terpaksa mengangkat kepalanya dan membuka mulutnya untuk bernapas.Elsa tidak melepaskan Kenni dan terus mengerahkan kekuatannya ....Vina baru merasa ada yang salah dan segera berteriak pada Elsa saat melihat wajah Kenni memucat."Mayor Jenderal!"E

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 315

    "Jumlahnya ... ada tiga orang, aku tidak terlalu sering bertemu dua orang yang lain.""Kami akan menjalani perintah Nona Elsa ... kalau dia memerintah kami."Darah penjual sayur terus mengalir saat dia sedang berkata.Tidak terlalu sering bertemu, itu berarti dia pernah bertemu dengan mereka.Nabila kembali bertanya."Apa ciri khas dua orang yang lain?""Yang satu punya tahi lalat di wajah dan yang lain ... suka pergi ke tempat berjudi dan suka mencuri. Dia punya mulut yang lancip dan wajah lancip seperti monyet .... Tuan, tolong ampuni aku. Aku sudah kasih tahu semua hal yang kuketahui!"Nabila mengangkat dagunya dengan belati."Kenapa kalian patuh dengan perintah Elsa?"Penjual sayur telah kehilangan banyak darah dan berkata dengan lemah."Kami ... kami adalah pencuri Arama ... yang dicari oleh pejabat setempat ... kami akan dikirim ke pejabat kalau tidak ... mematuhi ucapannya.""Dia ... kasih kami uang kalau kami patuh padanya ....""Selain itu ... dia juga meracuni kami ... dan ak

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 314

    Luka Baron sangat parah, dia melihat Mayor Jenderal setelah terbangun dan mengetahui bahwa dia telah diselamatkan.Hampir seluruh tubuh bagian atas Baron dibalut dengan kain kasa dan raut wajahnya sangat pucat."Ma ...."Baron melihat masih ada orang lain di dalam ruangan dan segera mengganti panggilannya, "Tuan."Nabila mengenakan topeng perak yang menutupi setengah wajah dan menoleh ke arahnya.Tabib sedang memberitahu Nabila tentang hal yang harus diperhatikan oleh pasien.Nabila mengingat semuanya setelah mendengar ucapan tabib, kemudian memberikan sejumlah uang dan mengantar tabib itu keluar secara pribadi.Nabila kembali ke dalam ruangan pada beberapa saat kemudian dan melihat Baron sedang berusaha untuk duduk.Nabila segera memberi perintah."Jangan sembarangan bergerak!"Apakah Baron sama sekali tidak mengetahui seberapa parah lukanya?Baron segera berbaring dengan patuh dan tersenyum dengan lebar sambil menunjukkan giginya yang putih."Tuan, kulitku sangat tebal dan aku baik-b

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 313

    Nabila menerima sebuah anak panah yang tajam di Istana Pengasingan.Terdapat sebuah kertas yang ditancap di anak panah itu.Terdapat tulisan tangan Elsa di surat itu: "Kakak, aku berutang satu nyawa lagi padamu. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa dengan mudah membiarkanmu menemukan orang itu? Lain kali utuslah orang yang lebih pintar."Nabila menyadari bahwa telah terjadi sesuatu pada Baron.Nabila mengerutkan keningnya dan segera keluar dari istana sebelum langit menggelap.Baron mengikutinya dari Perkemahan Utara ke Kota Zordo.Baron tidak hanya merupakan orang kepercayaan dan tangan kanannya, tapi juga merupakan temannya.Elsa telah membunuh banyak orang demi melawan Nabila.Dia harus segera menemukan Baron!...Mencari seseorang di tengah lautan manusia yang luas tanpa memiliki petunjuk apa pun sama saja seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami.Entah sudah berapa banyak tempat yang didatangi Nabila hari ini.Dia hanya bisa mencari penjual sayur itu.Nabila menggambar lukisan p

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 312

    Permaisuri Agung menoleh ke arah luar aula dan membuka matanya lebar-lebar."Kaisar? Kenapa kamu datang ke sini!"Permaisuri Agung mendatangi Ratu secara diam-dian dan tidak membiarkan Yohan mengetahui hal ini.Yohan memasuki aula dalam dengan cepat, kemudian menendang pelayan yang ingin menyerang Nabila, lalu melindungi Nabila di belakangnya dan bertanya pada Permaisuri Agung."Nenek, akulah yang harus bertanya kenapa Anda bisa berada di sini."Yohan mengenakan jubah brokat berwarna ungu, raut wajahnya sedingin dan sekeras pegunungan bersalju yang terlihat sangat menakutkan.Nabila diam-diam menyembunyikan senjatanya.Permaisuri Agung duduk di sana sambil berkata tanpa merasa bersalah."Aku melakukan ini demi Negara Naki.""Putri dari Keluarga Feno tidak seharusnya memasuki istana dan jadi ratumu."Kaisar sangat berbakti padanya dan Permaisuri Agung tidak percaya Kaisar akan melawannya karena masalah ini.Kedua tatapan Yohan terlihat menggelap."Aku sudah mengirimnya ke Istana Pengasi

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 311

    Permaisuri Agung secara pribadi datang ke Istana Pengasingan yang terasa sangat aneh.Ternyata tebakan Nabila benar.Orang yang datang tidak hanya Permaisuri Agung seorang, tapi juga terdapat seorang pelayan.Pelayan itu sedang memegang nampan kayu berwarna hitam yang dipernis dengan indah, tapi benda yang diletakkan di atas nampan itu terlihat sangat mengerikan.Kain putih, segelas arak dan sebilah belati.Terdapat ekspresi ketakutan di wajah Sifa dan tidak bisa menahan diri untuk melebarkan tatapannya.Apakah Permaisuri Agung ingin ... menyuruh Ratu untuk bunuh diri?!Sifa segera menoleh untuk menatap Nabila.Nabila berdiri untuk memberi hormat, dia mengenakan pakaian yang sederhana tapi tidak bisa menyembunyikan temperamennya.Nabila juga telah melihat benda-benda itu, tapi dia tetap bersikap dengan tenang meskipun terdapat gunung yang runtuh di depannya."Aku memberi salam pada Permaisuri Agung."Permaisuri Agung mengabaikan Nabila dan berjalan ke tempat duduk utama dengan perlahan

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 310

    "Panas sekali!""Ah! Panas sekali!"Satu per satu prajurit menjatuhkan senapan bambu di pundak mereka.Semua peluru dari senapan bambu tidak sengaja terbang ke arah panggung."Lindungi Kaisar!" Dafka segera bertindak dengan cepat dan mengangkat meja makan sebagai tameng.Yohan duduk dengan tenang dan alisnya berkerut.Sepertinya senapan bambu ini tidak sepenuhnya sempurna.Pejabat yang lain segera mencari tempat untuk bersembunyi.Suasana menjadi kacau pada saat ini.Para pejabat baru menjulurkan leher mereka dan mencari tahu setelah semua peluru selesai ditembakkan.Elsa juga tertegun pada saat ini.Kenapa bisa sepanas ini?Jelas-jelas terdapat papan insulasi di dalam kertas rancangannya!Pengawas yang lain juga sudah memeriksa senapan ini dan semuanya merasa senapan ini sangat sempurna!Yohan berdiri dan sosok tubuhnya yang tinggi menghalangi sinar matahari.Yohan menatap kejadian di depannya dan tatapannya tertuju pada Elsa.Semua orang bergidik meskipun Yohan tidak menanyakan apa p

DMCA.com Protection Status