Semua pejabat bergidik ketika mendengar hukuman irisan pelan-pelan.Berdasarkan aturan, kejahatan mereka tidak sebesar itu.Sandi dan William sangat ketakutan dan tercengang.Tidak! Vincent hanya diberhentikan dari jabatan waktu itu. Mengapa mereka malah diberi hukuman irisan pelan-pelan?"Kaisar, mohon ampun! Kaisar, mohon ampun ...."Sandi merangkak menuju Vincent dan memeluk pahanya."Vincent, Saudara Vincent, tolonglah aku. Kita dulunya adalah saudara sehidup semati ...."Sandi yang begitu sombong kemarin, kini menjadi seperti anjing penjilat.Vincent sangat membenci Sandi dan William. Dia ingin sekali membunuh mereka secara pribadi.Mendengar permohonan Sandi, Vincent berkata dengan ekspresi dingin."Saat kamu mengkhianati saudara-saudara dan menukar nyawa mereka untuk kariermu, kenapa kamu tidak kepikiran kita adalah saudara?""Sandi, kamu lebih pantas mati dibanding Tuan William!"Sandi menjadi putus asa. "Tidak, tidak! Kamu tidak boleh berpangku tangan .... Vincent, apa kamu lu
Selir Terhormat pingsan dan dibawa pulang ke Paviliun Dharma Senja.Setelah diberi terapi akupunktur oleh tabib kekaisaran, Selir Terhormat tidak kunjung siuman.Yohan tampak khawatir. Tabib kekaisaran berkata, "Kaisar, Nyonya belum sembuh dari luka yang begitu parah. Wajar kalau kekurangan darah. Itu bukan masalah besar, hanya perlu istirahat ...."Di Istana Rubi.Nabila duduk di depan cermin perunggu dan melepas tusuk konde satu per satu.Sambil melayani Nabila, hati Sifa tetap cemas."Yang Mulia ... Yang Mulia benaran tidak terluka?""Kudo itu terlalu kuat. Yang Mulia benaran tidak perlu memanggil tabib kekaisaran?"Detik berikutnya, Sifa menyadari kesalahannya.Jika benar-benar memanggil tabib kekaisaran dan menemukan ada luka, bukankah Ratu ketahuan?Ekspresi Nabila tenang. Kedinginan menghiasi matanya."Jangan beri tahu siapa-siapa tentang keikutsertaanku dalam duel."Sifa segera mengangguk."Baik! Yang Mulia!"Sifa tahu apa yang seharusnya dikatakan dan tidak.Tak lama kemudian,
Di dalam penjara, Sandi dikurung dalam sel terpisah.Begitu melihat Vincent, Sandi berlutut dan memohon."Vincent, keluarkan aku dari sini! Kumohon, aku benar-benar sadar akan kesalahanku. Kita sudah menjadi saudara selama bertahun-tahun. Bebaskanlah aku!""Kalau ... kalaupun kamu tidak bisa menyelamatkanku, berilah aku ketenangan!""Irisan pelan-pelan terlalu mengerikan. Aku tidak mau!"Orang yang dulunya menghinanya malah berlutut dan memohon kepadanya saat ini. Alih-alih merasa senang, Vincent merasa sedih."Kamu tidak ingin diiris pelan-pelan, tidak ingin mati. Memangnya Dito dan yang lain ingin mati?""Apa salah mereka? Kalau aku membebaskanmu, bagaimana aku bisa memberi pertanggungjawaban kepada mereka?""Sandi, kamu telah membunuh saudara-saudaramu demi karier. Apakah itu benar-benar sepadan?""Kita dulunya begitu dekat.""Aku pikir kita saling menghargai satu sama lain.""Kenapa kamu melakukan itu? Kenapa?"Vincent mencengkeram pintu sel. Matanya memerah.Begitu banyak saudara
Di dalam Ruang Kerja Istana, Yohan memancarkan aura yang berwibawa dan agresif. Matanya sedingin es. Salinan surat pengakuan Sandi diletakkan di atas meja di depannya.Yohan menatap lurus pada Nabila. Lalu, dia memerintahkan Dafka."Bawa Sandi ke sini. Aku ingin menanyainya secara langsung."Tak lama kemudian, Sandi dikawal ke Ruang Kerja Istana.Begitu melihat Kaisar, Sandi langsung berlutut dengan gemetar."Hamba ... Sandi, hormat pada Kaisar dan Yang Mulia Ratu!"Nabila berdiri di samping dengan tatapan mata cuek.Yohan bertanya."Kamu sendiri yang menuliskan surat pengakuan ini?"Surat pengakuan itu tidak hanya memuat tentang perbuatannya yang telah menuduh Vincent pada dua tahun lalu dan penyogokan terhadap William, tetapi juga berkaitan dengan Selir Terhormat.Selama dua tahun sejak menjadi letnan jenderal, Sandi telah meraup sejumlah besar harta. Separuhnya digunakan untuk menyogok William, separuhnya lagi dikirim ke Paviliun Dharma Senja.Detail alokasinya tertera pada buku keu
Yohan mengarahkan tatapan mata dingin pada Sandi yang bersujud di lantai. "Jelaskan baik-baik. Bagaimana Selir Terhormat memerintahkanmu?"Sandi bergegas menjawab,"Kaisar, aku tidak dapat masuk ke istana bagian dalam. Apabila ada arahan, Selir Terhormat selalu menyuruh kasim untuk menyampaikan pesan padaku.""Aku tidak tahu namanya, tapi aku ingat tampangnya. Aku bisa mengenalinya."Yohan memberi perintah dengan suara tegas."Panggil semua kasim di Paviliun Dharma Senja.""Baik!"Selir Terhormat sangat disayangi oleh Kaisar. Totalnya ada 50 kasim di Paviliun Dharma Senja.Mereka memasuki Ruang Kerja Istana per sepuluh orang untuk dikenali oleh Sandi.Ketika kelompok kasim yang ketiga masuk, mata Sandi tiba-tiba berbinar. Dia menunjuk salah seorang kasim dengan penuh semangat."Itu dia! Dia orangnya!"Kasim yang ditunjuk tersentak kaget.Yohan mengernyit."Interogasi!"Hanya satu kata, tetapi sangat mencekam.Terlintas kilatan di mata Nabila saat melihat kasim itu dibawa pergi.Sepuluh
Nabila merapatkan bibirnya. Tersirat sedikit kedinginan dalam ketenangannya.Inilah kepintaran Selir Terhormat.Melvin memang telah menyogok Karlo untuk mendapatkan jabatan.Oleh karena itu, bahkan jika masalah ini terungkap, Karlo tidaklah berbohong. Karlo juga dapat melemparkan sebagian tanggung jawab kepada Melvin dan dia sang ratu ini.Jika bukan karena Nabila sudah menyuruh orang untuk menyelidiki hal tersebut, tak terpikirkan bahwa dalangnya adalah Selir Terhormat. Selir Terhormat membuat jebakan ini dengan memanfaatkan keinginan Melvin untuk memiliki jabatan.Seketika, Nabila tidak membantah."Mungkin aku kurang mendidiknya dengan baik sehingga adik tiriku ini sewenang-wenang.""Aku akui kesalahanku dan menerima semua hukuman dari Kaisar."Yohan justru tidak menyangka Nabila akan mengakui kesalahan dengan lugas.Akan tetapi, kata "mungkin" terlalu berlebihan, seolah-olah sedang mengeluh.Yohan menatap Nabila dengan ekspresi mata dingin."Pulang ke Istana Rubi dan introspeksi dir
Sambil menahan luka yang masih sakit, Selir Terhormat pergi ke Ruang Kerja Istana untuk memohon maaf.Yohan menatapnya dengan cuek."Lukamu belum sembuh, istirahat saja di Paviliun Dharma Senja."Mata Selir Terhormat berkaca-kaca."Aku tidak akan bisa tenang kalau tidak datang untuk menjelaskan pada Kaisar.""Sandi memang telah memberikan banyak barang padaku. Aku awalnya tidak mau terima ...."Tebersit kejengkelan dalam tatapan mata Yohan yang dingin."Cukup.""Kasus ini tidak penting.""Kamu tidak perlu menjelaskan apa-apa padaku. Pulang ke Paviliun Dharma Senja dan istirahat. Kamu harus banyak istirahat."Mendengar itu, Selir Terhormat mengira Kaisar tidak akan menyelidiki kasus Sandi lagi, serta mengkhawatirkan kondisinya.Selir Terhormat diam-diam menghela napas lega.Kelihatannya Kaisar tetap sangat peduli padanya.Benar juga. Memangnya kenapa jika selir menerima harta pemberian orang lain?Sebelumnya, Kaisar juga menutup sebelah mata saat mengetahui keluarga selir-selir yang lai
Melvin dipenjarakan, serta dilarang untuk mengikuti ujian akademi dan dilarang untuk menjabat di pemerintahan. Itu sama seperti merenggut separuh nyawa Lydia.Lydia berlutut di depan Mirna sambil menangis terisak-isak, tidak lagi sombong seperti biasanya."Nyonya, tolonglah Melvin!""Kami sama sekali tidak punya koneksi. Nyonya bisa masuk ke istana dan memohon Yang Mulia Ratu. Kaisar mungkin akan memberikan keringanan demi Yang Mulia .... Nyonya, kumohon!"Hati Mirna luluh, tetapi dia sadar diri.Kasus ini berkaitan dengan pejabat pemerintahan. Ratu harusnya menghindar, bagaimana bisa melibatkan diri dalam masalah?"Lydia, bangun dulu.""Masalah kali ini memang adalah kesalahan Melvin.""Bagaimana bisa Ratu menyelewengkan aturan demi kepentingan pribadi?""Untuk saat ini, sebaiknya utus orang untuk melakukan pendekatan dengan pihak penjara, agar Melvin tidak banyak menderita."Lydia merasa Mirna tidak berempati dengannya.Mirna bisa berkata seperti itu karena Melvin bukan putra kandung