Share

ARINDA
ARINDA
Penulis: Dinda Minkha

1

Penulis: Dinda Minkha
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-24 19:24:23

" Gimana sekarang? "

" Sepi gak ada kamu "

" Jangan gitu Rin, kapan kapan aku main kesitu sekalian bawain novel yang menurut ku bagus buat kamu baca "

" Aku selalu ngrepotin kamu yah??"

" Hey heyy ngomong apa sih kamu ini Rinda "

" Maaf yah, aku bukan temen yang baik buat kamu "

Kita akan selalu bertemu dengan orang yang bisa membuat kita menjadi diri sendiri. Menerima kita apa adanya walaupun menurut orang lain kita terlihat tidak baik di matanya. Tapi siapa mereka berhak membenci orang lain tanpa alasan ? Siapa juga mereka yang berhak mencampuri urusan orang lain tanpa tahu pasti kebenaran nya ? Terbuat dari apa sebenarnya hati mereka ? Atau Tuhan tidak memberikan hati kenapa mereka ?

*****

" Udah jam berapa sekarang vin? " Teriakku dari dapur yang tengah sibuk menggoreng omelatte untuk sarapan. Bentar bentar, bukan omelette tapi tepatnya Darmi atau dadar mie. Kurang lebih begitulah orang orang di desaku menyebut makanan satu ini.

" Jam 6 kurang 15 menit " Teriak vina dari dalam kamar yang tengah sibuk berdandan. Padahal jarak keduanya tidak jauh tapi memang begitulah kebiasaan kami berdua, suka berteriak teriak mengganggu seluruh penghuni kos - kosan. Wajar saja, mahasiswa baru semester 2 yang masih diselimuti semangat yang menggebu gebu.

Kami berdua punya kebiasaan yang sama. Suka tiba-tiba lapar setelah bangun tidur. Makanya hal pertama yang sering kali ditanyakan ketika bangun tidur adalah " Kamu laper gak? ". Haha, Sungguh sebuah berkah ketika kita hidup di kota orang dan bertemu dengan teman yang memiliki kebiasaan yang sama. Setidaknya kita jadi gak ngerasa kesepian, walaupun cuman satu teman yang kita punya.

Seperti biasanya, pagi pagi sekali lebih tepatnya jam 6 pagi kami berdua sudah keluar dari kos kosan yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer dari Kampus. Kami berdua berjalan menyusuri jalan yang berkelok kelok dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit. Mungkin satu pertanyaan terbesit dalam benak kalian kenapa gak pake naik gojek aja sekarang kan udah banyak? Ya karena mahal. Bayangin aja pake gojek selama satu semester buat pulang pergi. Kalau di itung itung bisa buat beli ayam geprek sama es teh selama satu semester penuh. Tapi tenang, pas sampe jalan raya kita berdua naik angkutan umum kok. Cukup bayar 2000 sekali naik walaupun harus jalan sampe ngos ngosan dulu buat sampe jalan.

Pagi itu ada acara seminar bahasa yang harus kami berdua ikuti. Sebenarnya gak wajib sih, cuman itung itung dapet nasi kotak gratis sama sertifikat buat gaya gayaan jadi kami berdua memutuskan buat daftar aja. Itung itung buat kegiatan di hari libur, pasalnya seminar itu diadakan dua hari di hari sabtu dan minggu.

" Berhenti dulu di taman yah, capek banget nih " Pintaku yang sudah sangat berkeringat. Kalian tau sendiri lah ya gimana panasnya Kota Semarang walaupun masih pagi buta begini.

" Oke "

Aku heran kenapa hidup ku selalu dihadapkan dengan jalan jalan yang nanjak. Aku sedikit di rugikan dengan tubuh ku yang cukup berisi. Sedangkan vina badan nya lebih ringan di banding aku jadi dia jalan nya lebih cepet dan keliatan gak terlalu capek walaupun sama sama ngos ngosan. Haha

" Minta minum dong Rin "

" Nih "

" Hp ku dong Rin tolong "

" Nihhh "

Vina adalah orang yang sangat simple. Sangking simple nya kemana-mana gak pernah bawa tas, selalu di titipkan ke tas ku. Dan yang lebih parah lagi dia gak pernah peduli sama penampilan nya. Menurutnya yang penting tertutup dan tidak lecek walaupun warnanya tidak senada. Ya, vina adalah duta menyetrika baju. Setiap pagi dia akan menyetrika baju nya yang sudah disetrika sampai tidak ada lecek sedikitpun. Tapi itulah yang aku suka dari vina, orang nya apa adanya dan tidak pernah mengada-ada.

" Kurang 10 menit lagi, mau ke aula sekarang gak??"

Ucapnya tiba-tiba ketika aku masih sibuk mengipas ngipas wajahku yang panas menggunakan tangan. ya walaupun gak berasa apa apa.

" Boleh deh "

Belum habis perjalanan panjang ini, kita berdua harus naik ke lantai 2 untuk bisa sampai ke tempat seminar yang kita tuju. Selain itu, Vina adalah orang yang paling kepo dalam setiap hal. Setiap beli bakso pasti celingukan ke dalam dandang bakso nya. Setiap beli Es pasti celingukan ke dalam tong es nya. Bahkan setiap mau masuk kelas dia celingukan dulu di depan pintu. Ya tapi gapapa, ada gunanya juga disaat saat kayak gini. Pasalnya, aula seminar yang kita tuju terlihat masih di tutup. Padahal sudah hampir jam 7 tapi belum ada satupun panitia yang terlihat. Kalau peserta nya tidak usah ditanya lagi yah, kalian udah tau sendiri gimana jam di Indonesia. Ngaret.

" Rin, masih sepi "

**ceklek**

" Astagfirullah kagettt"

Terlihat seorang lelaki muncul dari balik pintu yang sedari tadi tertutup rapat. Lelaki berkulit putih, tinggi, dan berkacamata. Dia tersenyum kepada kami berdua sembari menunjukkan giginya yang putih dan rapih. Dalam sekejap aku terpana oleh senyuman lelaki itu sehingga membuat mataku diam terpaku memandanginya.

" Masuk aja "

" Eh?? "

" Masuk aja gapapa "

" Oh "

Vina langsung menarik tanganku untuk masuk ke dalam karena dia sadar aku tengah dibuat hilang akal oleh lelaki satu ini.

" Sadar woy, sadar "

" Ganteng banget gasi tadi "

" Gantengan juga jungkook "

" Cukup yahh"

Aku sampai hafal karena setiap malam vina selalu membahas tentang jungkook. Dalam hidup nya tidak ada yang ganteng selain jungkook.

" Duduk situ aja "

Aku menggangguk menyetujui arahan vina. pasalnya ia memilih kursi yang ada dibelakang dan dekat dengan Ac. Seperti yang aku kira tempat ini masih sepi dan kita berdua adalah peserta pertama yang datang. Didalamnya ada beberapa panitia yang tengah menyiapkan peralatan untuk acara. Kami berdua juga sudah membuat janji dengan beberapa teman kelas yang ikut serta dalam acara ini. Sehingga bisa duduk berdampingan dan ngobrol bersama.

Tak selang berapa lama aula mulai ramai diisi oleh peserta lain, para peserta yang rata-rata tidak aku kenal. Para panitia pun mulai membagikan snack untuk cemilan selama acara berlangsung. Teman kami pun sudah mulai berdatangan satu persatu dan duduk berdampingan di kursi yang sudah aku 'cup' sebelumnya.

" Kamu tau gak itu namanya siapa? " Tunjukku kepada lelaki yang tadi bertemu di depan pintu.

" Ohh, ghibran?? Masa gak tau sih " Jawab teman ku yang bernama Fira.

" Ngga..."

" Iya itu namanya ghibran "

" Ohhh ghibran " batinku

Seminar bahasa dimulai setelah kurang lebih mengalami penguluran waktu selama satu jam. Acara berjalan dengan lancar dengan diselingi game berhadiah di akhir acara. Walaupun aku sempat dibuat tidak fokus oleh ghibran yang menjadi MC dalam acara tersebut.

" Mau main ke kontrakan ku dulu gak??" Tanya Lael setelah acara seminar itu selesai.

" Gimana vin?" Tanyaku

" Boleh deh, baru jam 11 juga kann? "

" OK "

*****

" Kamu suka ghibran??? Ghibran kan punya Meila kamu gaboleh suka sama ghibran "

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ARINDA    2

    " Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipau

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • ARINDA    3

    " Katanya suruh bayar DP minimal 400.000 buat satu kamar biar gak ditempatin orang lain. " " Yaudah pake uang ku dulu aja. " " Gapapa rin? Maaf loh, soalnya bapak ku belum ngasih uang " " Iya gapapa Vin, mau dibayar kapan ?" " Ibunya sih minta besok soalnya banyak yang tanya juga, jadi cepet cepetan. " " Yaudah hari ini aku bayar " " Beneran Rin?? Bapak ku belum punya uang. " " Santai aja sihh, udah gausah dipikirin "" Maaf yah aku selalu ngrepotin kamu " " Apaan sih. Udah cepetan beres beres. Besok kan mau pulang..." Nggak berasa udah mau semester 3 aja. Padahal rasanya baru kemarin aku duduk dibangku kuliah dengan jurusan yang tidak ku inginkan. Tapi hidup dengan orang yang bisa ngerti kita dengan baik ternyata menyenangkan. Yang awalnya terasa berat ternyata perasaan itu pergi tanpa disadari. Entah ini sebuah berkah atau jebakan tapi yang pasti aku bersyukur atas apa yang terjadi sekarang. " Udah liburan ya mba ?" " Iya pak... " " Semester berapa ??" " Semester 2 " "

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • ARINDA    4

    " Aku gabisa lanjutin semua ini Rin. Aku pengen tapi aku gabisa " " Maksudnya?" " Bapak gak punya uang buat bayar UKT. Jadi aku kayaknya gak bisa lanjut kuliah. Bapak udah berusaha tapi uang 2 juta buat keluarga ku itu susah. Aku juga gamau kalau ibuku harus ngutang lagi padahal kemarin baru ditagih sama orang bank karena telat bayar " " Iya vin gapapa. Jangan dipaksa kalau gitu. " " Kamu jangan marah ya Rin. Aku pengen banget kuliah tapi gak ada uang nya. " " Iya Vin gapapa kalau emang memberatkan keluarga kamu jangan diterusin. " " Iya, tapi nanti kamu sendiri, Kita juga udah dp kos. " " Gampang itu mah, gausah di pikirin. " " Maaf banget ya Rin, padahal wacana kita masih banyak tapi aku gabisa lanjutin ini. " " Ngga vin, aku gak marah. Mungkin ini jalan yang terbaik buat kamu. " Aku langsung mematikan ponsel ku setelah percakapan kami selesai. Ada sedikit perasaan kecewa di dalam diriku. Entah lah, tapi berita itu membuat ku merasa sangat sedih. Aku masih belum terlalu de

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-30
  • ARINDA    5

    " Gila kirain dapet yang sekamar dua orang, taunya empat orang! Mana kayak pesantren lagi kasurnya tingkat. " " Iyaa waktu di chat ibunya bilang satu kamar berdua kok. Eh ternyata pas dateng dapet nya begitu " " Kita cari kos sekitar sini aja kali yah?" " Boleh " " Lael, ada kos Ngga sebelah sini?" " Kalian ini yah, baru dateng langsung marah marah" Potong Fira disela sela pembicaraan ku dengan Meila yang terdengar menggebu gebu sampai belakang rumah. " Iyaa, sabar dulu kenapa sih. Makan dulu tuh mie nya keburu dingin nanti malah menggumpal " Tambah Lael yang berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang ini. Setelah kedatangan Meila tanpa berpikir panjang kami berdua langsung pergi ke kontrakan Lael dan Fira dengan semua barang barang kami yang di tinggal disana. " Tapi ini udah sore lohh, Kalian mending pulang aja " Ucap Fira setelah kami semua selesai memakan seporsi mie yang kami beli persis seperti yang dimakan oleh mbak mbak yang ada dikamar nomor 11 tadi. " Males mau

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • ARINDA    6

    Libur sekolah akhirnya tiba, selama 2 Minggu kedepan aku bisa sedikit bersantai dan menjernihkan semua pikiran ku dari hal-hal yang memusingkan. Untuk memulai hari pertama libur sekolah aku memutuskan untuk lebih banyak membaca buku, menyiram tanaman, dan duduk santai sambil menonton film kesukaan. Tidak ada jadwal bangun siang karena Bi Sumi akan mengetok pintu kamarku tepat setelah adzan subuh berkumandang. Biasanya ibu yang akan melakukan semua itu, sembari berteriak-teriak membangunkan semua anggota keluarga untuk segera sarapan. Sarapan akan dimulai ketika adik ku yang sangat susah di bangunkan berhasil bergabung dimeja makan dengan mata yang masih setengah menutup dan rambut yang acak-acakan. Ya, tapi itu dulu. Sekarang semuanya berubah begitu bisnis ayahku dikabarkan naik diangka yang tidak pernah terbayangkan. Membuat ibuku juga tiba-tiba ikut mengurus semua bisnis yang membutuhkan campur tangan banyak orang, bisnis properti. Sedangkan adiku, kini ia lebih sering keluyuran seh

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-10
  • ARINDA    7

    " Idih mana sih, kok lama banget." Sudah hampir 10 menit aku menunggu di gang depan komplek. Berdiri dipinggir jalan dengan sinar matahari yang semakin menyengat dikulit. Sudah jam 8 lebih 5 menit, aku pikir aku yang sudah terlambat tapi nyatanya manusia satu itu belum juga muncul diantara pengendara motor yang lain. Sudah aku chat dia berkali-kali tapi belum kunjung dibalas padahal sejauh ini terpantau hp nya tengah online. " Apa gw dikerjain ya? Lagian mauan sih gw! Kenal aja kaga, bisa bisanya langsung setuju diajak jalan. Mana acaranya nggak jelas lagi. " Ponsel yang ada di tanganku tiba-tiba bergetar pertanda ada sebuah pesan masuk. Kak Bara: Kamu dimana? Arinda : Didepan gang lahKak Bara: Pake baju warna apa? Arinda : Biru muda Satu menit setelah pesan dariku yang tidak dibalas seseorang yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang. " Lama!" Ucapku tepat dihadapannya dan langsung duduk di jok belakang motor. " Berangkat?" " Heem..." Roda sepeda motor itu mulai bergerak me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • ARINDA    8

    " Bibi perhatiin, sejak pulang dari seminar kemarin mbak Rinda kok jadi pendiam sih." " Perasaan bibi aja kali. Orang biasanya Rinda juga selalu diem." " Mbak Rinda, bibi kerja disini bukan dua bulan yang lalu, tapi udah hampir lima tahun. Bibi sudah hafal bagaimana sikap mbak Rinda sehari-hari. Kebiasaannya mbak Rinda, makanan yang mbak Rinda suka ataupun nggak, bahkan bibi sampai tau selera fashion nya mbak Rinda. " Aku masih fokus mengupas kentang yang sudah direbus untuk dibuat perkedel pagi ini. Sudut mataku bisa menangkap kalau bibi kini tengah memperhatikan ku. Tapi aku berusaha untuk terlihat sesantai mungkin." Oh ya? Coba, Rinda suka fashion yang kaya apa?" " Kaya Princes kan? Yang bajunya besar besar terus pakai mahkota?" Ucapnya sembari memperagakan layaknya model internasional. " Bener sih, tapi kan itu beda ceritanya bibi..." " Emang beda ya?" " Iya lah, masa Rinda pake baju kaya Princes sama mahkota buat sehari-hari sih.." " Bibi tau." Bibi Sumi kembali duduk d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • ARINDA    9

    " Idih, coba salah satu hubungin kak Bara kek. Ini waktunya udah molor hampir satu jam! Janjinya jam 8, gw juga ada keperluan lain di pesantren." " Sabar sih, orang gw udah coba hubungin dari tadi tapi gak ada jawaban." Aku bisa mendengar suara berisik yang bercampur dengan lagu yang kini tengah aku dengarkan. Entah apa yang terjadi tapi hari ini perasaan ku tidak karuan. Resah, senang, sedih dan, tegang bercampur aduk menjadi satu. Biasanya aku menetralkan suasana hati ku dengan mendengarkan lagu yang aku sukai. Tapi kini semuanya malah menjadi tambah tidak karuan. Suara bising yang dihasilkan oleh orang orang yang kini tengah duduk tak jauh dariku membuat ku tidak bisa merasakan ketenangan yang aku inginkan. " Eh udah dibales. Katanya kita suruh latihan PBB dulu." " Ayok guys, cepetan latihan. Biar cepet pulang." Langkah kaki semua anggota kami bergemuruh diatas tanah, menimbulkan sedikit getaran yang membuat ku ikut beranjak mendekati sumber suara. Ditengah lapangan, hanya ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06

Bab terbaru

  • ARINDA    2

    " Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipa

  • ARINDA    13

    " Bunga mawar merah itu bisa diartikan sebagai cinta. Tapi tidak semua cinta itu indah, jadi kamu harus berhati-hati dengan durinya. " Lagi-lagi hujan deras, payung hitam milik lelaki misterius itu kembali aku gunakan. Ditepi danau, dibangku yang sama, yang selalu aku datangi setiap waktu. Lelaki itu tersenyum memandangku diantara butiran hujan yang turun di antara kami. " Siapa kamu sebenarnya? " Lelaki itu memalingkan wajahnya dari ku dan terdengar suara helaan nafas nya yang lembut. " Aku hanya berharap semoga kamu baik baik saja." Lelaki itu langsung beranjak dari duduknya dan pergi menggunakan payung hitam miliknya yang lain. " Tunggu!! " Aku berusaha mengejarnya, tapi seseorang memanggil ku diantara suara gemericik air hujan yang begitu deras. *** " Arindaa..." " Arindaaa...." Badanku terasa digoncangkan oleh seseorang dengan ritme yang begitu kencang. " Apa sih!!??" " Bangun cepetan! Gila Lo udah jam 10 masih molor aja!" " Serah gw lah..." Aku kembali menutupi wa

  • ARINDA    12

    Banyak sekali yang berubah dalam hidupku selama libur semester kali ini. Keluarga, Cinta, bahkan teka-teki bunga mawar yang datang dalam mimpi. Ibu dan Ayah sesekali pulang ke rumah ditengah kesibukan pekerjaan mereka. Entah itu dihari libur atau sengaja pulang hanya untuk menemui kami walaupun hanya untuk satu hari. Hal itu membuat hidupku terasa lebih berwarna. Adiku yang dulunya selalu mengunci diri didalam kamar setelah pulang sekolah atau keluyuran pada malam hari membuat nya bisa lebih terbuka kepada kami semua. Termasuk kepada Bi Sumi dan Pak Andi, bahkan sekarang ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan pergi berolahraga disetiap sore hari. Seperti nya aku juga menemukan cinta di dalam diri seseorang yang selama ini aku benci. Lucu memang, sekarang aku percaya untuk tidak membenci seseorang terlalu dalam. Karena benci bisa menjadi cinta. Apakah ini kebahagiaan yang orang itu maksud? Entahlah, tapi kali ini aku mulai menyukai bunga mawar merah, membelinya dito

  • ARINDA    11

    Kedua mataku masih memandangi gelang manik-manik dengan bandul berbentuk kupu-kupu yang tergeletak di atas meja belajar. Hujan kembali turun pagi itu, kali ini lebih deras dari yang kemarin, kabut juga tampak menyelimuti seluruh kota. Aku melirik keluar jendela memperhatikan awan hitam yang terlihat seolah-olah berjalan mengelilingi seluruh kota. Menumpahkan semua isi nya secara bersamaan. Walaupun tidak ada petir yang menyambar dibalik awan hitam, tetapi tetap saja suasana nya terasa begitu mencekam untuk keluar rumah. " Huhhh..." Aku menghembuskan nafas panjang berusaha membuang semua pikiran yang berlalu lalang tidak jelas di kepalaku. *** " Kamu marah sama Kaka?" Kedua kakiku seketika langsung berhenti setelah mendengar ucapan lelaki itu " Oh ngga kok " Kataku sembari sedikit tersenyum dan menghadap ke arah nya. Memang benar, wanita akan lebih sensitif saat mengalami datang bulan. Perasaan ku sedang tidak karuan waktu itu ditambah seluruh badanku yang rasanya pegal linu. M

  • ARINDA    10

    " Aduh bisa ngga sih paginya di undur dulu? Gw masih ngantuk nih." Sembari mencari posisi yang nyaman aku kembali menutupi wajahku dengan selimut tebal yang menghangatkan tubuh. Tirai jendela kamar ku sudah terbuka, pasti bi Sumi yang membukanya. Tapi pagi itu tetesan air hujan tampak muncul dibalik kaca jendela, membuat ku ingin kembali tidur lebih lama. Apalagi dengan udara dingin yang membuat kedua kakiku menolak untuk turun ranjang. Ditambah hari-hari pertama datang bulan yang membuat seluruh tubuhku terasa begitu pegal. Lengkap sudah bagiku untuk berleyeh leyeh diatas tempat tidur sesuka hati. Aku melirik jam beker yang menunjukkan masih pukul 06.35 pagi. Aku kembali memejamkan mataku dan berusaha tidur kembali, tapi belum ada satu menit mataku kembali terbuka lebar. " Hoamm.... " Aku akhirnya memutuskan untuk segera bangun dan duduk bersila di atas kasur. Sembari sesekali mengusap ngusap kedua mataku karena penglihatan ku masih buram. Aku memandang keluar jendela, melihat ri

  • ARINDA    9

    " Idih, coba salah satu hubungin kak Bara kek. Ini waktunya udah molor hampir satu jam! Janjinya jam 8, gw juga ada keperluan lain di pesantren." " Sabar sih, orang gw udah coba hubungin dari tadi tapi gak ada jawaban." Aku bisa mendengar suara berisik yang bercampur dengan lagu yang kini tengah aku dengarkan. Entah apa yang terjadi tapi hari ini perasaan ku tidak karuan. Resah, senang, sedih dan, tegang bercampur aduk menjadi satu. Biasanya aku menetralkan suasana hati ku dengan mendengarkan lagu yang aku sukai. Tapi kini semuanya malah menjadi tambah tidak karuan. Suara bising yang dihasilkan oleh orang orang yang kini tengah duduk tak jauh dariku membuat ku tidak bisa merasakan ketenangan yang aku inginkan. " Eh udah dibales. Katanya kita suruh latihan PBB dulu." " Ayok guys, cepetan latihan. Biar cepet pulang." Langkah kaki semua anggota kami bergemuruh diatas tanah, menimbulkan sedikit getaran yang membuat ku ikut beranjak mendekati sumber suara. Ditengah lapangan, hanya ad

  • ARINDA    8

    " Bibi perhatiin, sejak pulang dari seminar kemarin mbak Rinda kok jadi pendiam sih." " Perasaan bibi aja kali. Orang biasanya Rinda juga selalu diem." " Mbak Rinda, bibi kerja disini bukan dua bulan yang lalu, tapi udah hampir lima tahun. Bibi sudah hafal bagaimana sikap mbak Rinda sehari-hari. Kebiasaannya mbak Rinda, makanan yang mbak Rinda suka ataupun nggak, bahkan bibi sampai tau selera fashion nya mbak Rinda. " Aku masih fokus mengupas kentang yang sudah direbus untuk dibuat perkedel pagi ini. Sudut mataku bisa menangkap kalau bibi kini tengah memperhatikan ku. Tapi aku berusaha untuk terlihat sesantai mungkin." Oh ya? Coba, Rinda suka fashion yang kaya apa?" " Kaya Princes kan? Yang bajunya besar besar terus pakai mahkota?" Ucapnya sembari memperagakan layaknya model internasional. " Bener sih, tapi kan itu beda ceritanya bibi..." " Emang beda ya?" " Iya lah, masa Rinda pake baju kaya Princes sama mahkota buat sehari-hari sih.." " Bibi tau." Bibi Sumi kembali duduk d

  • ARINDA    7

    " Idih mana sih, kok lama banget." Sudah hampir 10 menit aku menunggu di gang depan komplek. Berdiri dipinggir jalan dengan sinar matahari yang semakin menyengat dikulit. Sudah jam 8 lebih 5 menit, aku pikir aku yang sudah terlambat tapi nyatanya manusia satu itu belum juga muncul diantara pengendara motor yang lain. Sudah aku chat dia berkali-kali tapi belum kunjung dibalas padahal sejauh ini terpantau hp nya tengah online. " Apa gw dikerjain ya? Lagian mauan sih gw! Kenal aja kaga, bisa bisanya langsung setuju diajak jalan. Mana acaranya nggak jelas lagi. " Ponsel yang ada di tanganku tiba-tiba bergetar pertanda ada sebuah pesan masuk. Kak Bara: Kamu dimana? Arinda : Didepan gang lahKak Bara: Pake baju warna apa? Arinda : Biru muda Satu menit setelah pesan dariku yang tidak dibalas seseorang yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang. " Lama!" Ucapku tepat dihadapannya dan langsung duduk di jok belakang motor. " Berangkat?" " Heem..." Roda sepeda motor itu mulai bergerak me

  • ARINDA    6

    Libur sekolah akhirnya tiba, selama 2 Minggu kedepan aku bisa sedikit bersantai dan menjernihkan semua pikiran ku dari hal-hal yang memusingkan. Untuk memulai hari pertama libur sekolah aku memutuskan untuk lebih banyak membaca buku, menyiram tanaman, dan duduk santai sambil menonton film kesukaan. Tidak ada jadwal bangun siang karena Bi Sumi akan mengetok pintu kamarku tepat setelah adzan subuh berkumandang. Biasanya ibu yang akan melakukan semua itu, sembari berteriak-teriak membangunkan semua anggota keluarga untuk segera sarapan. Sarapan akan dimulai ketika adik ku yang sangat susah di bangunkan berhasil bergabung dimeja makan dengan mata yang masih setengah menutup dan rambut yang acak-acakan. Ya, tapi itu dulu. Sekarang semuanya berubah begitu bisnis ayahku dikabarkan naik diangka yang tidak pernah terbayangkan. Membuat ibuku juga tiba-tiba ikut mengurus semua bisnis yang membutuhkan campur tangan banyak orang, bisnis properti. Sedangkan adiku, kini ia lebih sering keluyuran seh

DMCA.com Protection Status