Share

8

Author: Dinda Minkha
last update Last Updated: 2021-09-27 17:07:17

" Bibi perhatiin, sejak pulang dari seminar kemarin mbak Rinda kok jadi pendiam sih."

" Perasaan bibi aja kali. Orang biasanya Rinda juga selalu diem."

" Mbak Rinda, bibi kerja disini bukan dua bulan yang lalu, tapi udah hampir lima tahun. Bibi sudah hafal bagaimana sikap mbak Rinda sehari-hari. Kebiasaannya mbak Rinda, makanan yang mbak Rinda suka ataupun nggak, bahkan bibi sampai tau selera fashion nya mbak Rinda. "

Aku masih fokus mengupas kentang yang sudah direbus untuk dibuat perkedel pagi ini. Sudut mataku bisa menangkap kalau bibi kini tengah memperhatikan ku. Tapi aku berusaha untuk terlihat sesantai mungkin.

" Oh ya? Coba, Rinda suka fashion yang kaya apa?"

" Kaya Princes kan? Yang bajunya besar besar terus pakai mahkota?"

Ucapnya sembari memperagakan layaknya model internasional.

" Bener sih, tapi kan itu beda ceritanya bibi..."

" Emang beda ya?"

" Iya lah, masa Rinda pake baju kaya Princes sama mahkota buat sehari-hari sih.."

" Bibi tau."

Bibi Sumi kembali duduk di kursi nya dan tampak sedang memikirkan sesuatu untuk diucapkan.

" Apa?"

" Mbak Rinda suka warna pastel, sukanya pake rok dan gak suka pake celana, suka pake aksesoris. Dan..."

" Dann???"

" Dan paling suka kalau rambutnya dikepang."

" Ishhh, gak adil. Bagaimana bisa bibi tau semua itu? Padahal kan Rinda gak pernah bilang."

" Ngga bilang bukan berarti bibi nggak memperhatikan. Mbak Rinda satu-satu nya orang yang bibi paling sayangi. Mana mungkin bibi nggak tau semua itu. "

" Perasaan ngupas kentang bukan bawang, tapi kok keluar air mata ya? Aneh.."

Aku langsung beranjak menuju wastafel untuk mencuci tanganku yang sedikit lengket.

" Apa ada lagi yang perlu Rinda kerjakan?"

" Udah... mending mbak Rinda nonton tv aja. Nanti kalau semuanya udah siap pasti bibi panggil."

" Oke.."

***

Saat usiaku menginjak 6 tahun aku sangat menyukai Cinderella, terutama baju dan sepatu kacanya. Bahkan aku bermimpi saat dewasa nanti aku ingin menjadi Cinderella, bertemu pangeran berkuda dan tinggal di istana. Aku tidak suka dengan cerita si cantik dan si buruk rupa. Karena wajahnya menyeramkan, tidak seperti pangeran yang ada dicerita Cinderella. Semudah itu dulu aku membandingkan keduanya. Aku bahkan memutar berkali-kali beberapa film princess yang aku sukai, kecuali si cantik dan si buruk rupa.

" Dasar gadis bodoh ."

Gadis berusia dua puluh tahun itu tersenyum saat mengingat kejadian itu.

***

Sudah hampir 2 jam aku duduk di sofa sembari menonton televisi yang menayangkan film kartun asal negeri tetangga kesukaanku. Film kartun yang selalu ditayangkan dari pagi sampai malam, tapi aku tidak pernah merasa bosan dengan semua episode yang terbilang selalu diulang ulang.

" Permisi mbak, ada tamu didepan, katanya temenya mbak Rinda."

" Siapa?"

" Emm, bapak juga kurang tau, tapi bapak inget salah satunya pernah kesini. "

" Ooh, suruh masuk aja pak."

" Tapi mereka datengnya rombongan mbak."

" Iya nggak papa suruh masuk aja."

Aku langsung beranjak dari sofa tanpa mematikan televisi yang sedari tadi aku tonton. Terdengar suara bising kendaraan motor dari arah luar, dan terdengar seperti suara beberapa orang yang tengah bercakap-cakap.

" Assalamualaikum, Arinda.."

Suara ketukan pintu terdengar diiringi dengan suara seseorang yang tidak asing lagi di telinga ku.

" Waa... Astaghfirullah"

" Sejak kapan salam kita berubah?"

" Sejak Lo mencintai dia yang berbeda tuhan."

Seperti biasa, candaan Bintang dan Bagas mengawali kendatangan mereka ke rumahku untuk pertama kalinya.

" Heh, gw telpon berkali-kali tapi gak diangkat, gw kirim beribu-ribu chat tapi nggak dibales bales. Lo tau gakk.."

" Eh Nur, mending kita masuk dulu, gw pengen duduk nih."

Ucap Dimas dengan memasang wajah kusut.

" Dari tadi lo naik motor emang ngapain? Kayang? Jungkir balik?"

" Oh iya, masuk dulu ayo."

Mereka semua masuk dengan membawa keributan yang tidak pernah ketinggalan.

" Lo tau gakk?"

" Eh Rin, sumur di rumah Lo lagi kosong ya?"

" Hah?"

" Bilang aja Lo mau minum, kagak usah kebanyakan ngeles deh."

" Nah, pinter juga Lo Nur."

" Kalian mau minum apa emang?"

" Jus Leci"

Bintang tiba-tiba menyerobot pembicaraan

" Oke"

" Eh beneran?"

" Ya ngga sepenuhnya asli jus Leci sih."

" Ahahah, gw becanda Rin, jus Leci artinya air putih"

" Udah gapapa Rin, keluarin aja apa yang ada. Gw siap menampung semuanya kok "

" Nah bener tuh."

" Ngga usah dengerin mereka Rin, mereka emang rakus."

" Idih, tuan rumahnya aja mau kok. Kok malah Lo yang sewot sih nur."

Nur melotot ke arah bintang. Seperti biasa, mereka selalu berkelahi tanpa mengenal tempat.

Sebelum aku pergi ke dapur untuk mengambil minuman, bi Sumi sudah datang membawa 5 gelas minuman beserta beberapa kue basah dan jajanan kering.

Satu persatu dari mereka menyalami bi Sumi dan sesaat setelah bi Sumi kembali ke dapur mereka langsung melahap makanan yang sudah disediakan. Pemandangan seperti ini sudah biasa aku lihat ketika berkumpul di markas.

" Gw mau ngomong, dan gw mohon untuk tidak memotong apa yang akan gw omongin "

Nur mengambil napas panjang berusaha menetralkan detak jantungnya.

" Kita suruh bikin demo ekstra."

" Eh? Lo udah tau?"

" Bintang gitu loh."

" Iya bener, kita disuruh bikin demo ekstra buat adik kelas baru. Masalahnya, Kaka kelas menyerahkan semuanya ke kita. Artinya.."

" Kita kudu buat semuanya sendiri."

" Nah, bener apa kata bintang. Kita kudu buat semuanya sendiri, sedangkan waktu kita udah mepet banget."

Bagas dan Dimas terlihat mengangguk angguk sembari memegangi toples berisi kue kering di salah satu tangannya.

" Gw inget, demo ekstra Kaka kelas kita waktu itu cuman PBB variasi doang sama mengenalkan ekstra nya kan? Ada yang pake baju lapangan sama pake PDU. Udah gitu doang."

" Betul tuh."

Kini Dimas dan Bagas mulai bergabung kedalam pembicaraan.

" Tapi gw ada berita gembira"

" Apa?"

Kami semua bertanya serempak dan otomatis menoleh ke arah Nur.

" Sabar, gw minum dulu."

Kami semua masih menatap Nur yang tengah meminum es teh manis buatan bi sumi.

" Kak Bara mau bantuin kita."

" Serius Lo ?

" Iya Bagas, dia bilang sendiri ke gw kemaren. Sebenernya gw yang cerita duluan sih ke dia kalau kita suruh bikin demo ekstra. Dan dia punya rencana yang bagus buat kita katanya. Terus besok, kita semua suruh kumpul di sekolah untuk pembagian tugasnya."

" Gw mah selalu bisa "

" Betul "

" Kalau gw harus minta izin dulu ke pengawas pesantren."

" Okee, gw juga bisa. Lo Rin?"

" Kalau yang lain berangkat gw pasti berangkat."

" Oke berarti setuju ya? Biar gw langsung bilang sama kak bara kalau kita semua mau di latih sama dia. "

Kami semua mengangguk angguk secara bersamaan.

" Eh langsung dibales "

" Apa katanya?"

Tanya bintang dengan wajah yang penasaran

" Kita disuruh bawa kain jarit katanya. Bawa 3 aja cukup."

" Buat apa?"

" Ya gw juga ngga tau Dimas. "

" Buat mandi kembang kali."

Celetuk Bagas tiba-tiba membuat suasana bergemuruh dengan suara tawa yang begitu menggelegar.

" Eh tapi bener loh, dia juga nyuruh kita bawa kembang sama bakul. "

" Jangan jangan, mau ada yang ditumbalin nih "

Kata bintang menyelidik.

" Udah lah yang penting kita nurut aja sama apa yang dia suruh. "

Rasanya matahari hari ini tenggelam lebih cepat dari biasanya. Mereka semua memutuskan untuk segera pulanjg sebelum hari menjadi lebih gelap. Mengakhiri semua pembicaraan yang begitu menyenangkan hari ini.

Related chapters

  • ARINDA    9

    " Idih, coba salah satu hubungin kak Bara kek. Ini waktunya udah molor hampir satu jam! Janjinya jam 8, gw juga ada keperluan lain di pesantren." " Sabar sih, orang gw udah coba hubungin dari tadi tapi gak ada jawaban." Aku bisa mendengar suara berisik yang bercampur dengan lagu yang kini tengah aku dengarkan. Entah apa yang terjadi tapi hari ini perasaan ku tidak karuan. Resah, senang, sedih dan, tegang bercampur aduk menjadi satu. Biasanya aku menetralkan suasana hati ku dengan mendengarkan lagu yang aku sukai. Tapi kini semuanya malah menjadi tambah tidak karuan. Suara bising yang dihasilkan oleh orang orang yang kini tengah duduk tak jauh dariku membuat ku tidak bisa merasakan ketenangan yang aku inginkan. " Eh udah dibales. Katanya kita suruh latihan PBB dulu." " Ayok guys, cepetan latihan. Biar cepet pulang." Langkah kaki semua anggota kami bergemuruh diatas tanah, menimbulkan sedikit getaran yang membuat ku ikut beranjak mendekati sumber suara. Ditengah lapangan, hanya ad

    Last Updated : 2022-08-06
  • ARINDA    10

    " Aduh bisa ngga sih paginya di undur dulu? Gw masih ngantuk nih." Sembari mencari posisi yang nyaman aku kembali menutupi wajahku dengan selimut tebal yang menghangatkan tubuh. Tirai jendela kamar ku sudah terbuka, pasti bi Sumi yang membukanya. Tapi pagi itu tetesan air hujan tampak muncul dibalik kaca jendela, membuat ku ingin kembali tidur lebih lama. Apalagi dengan udara dingin yang membuat kedua kakiku menolak untuk turun ranjang. Ditambah hari-hari pertama datang bulan yang membuat seluruh tubuhku terasa begitu pegal. Lengkap sudah bagiku untuk berleyeh leyeh diatas tempat tidur sesuka hati. Aku melirik jam beker yang menunjukkan masih pukul 06.35 pagi. Aku kembali memejamkan mataku dan berusaha tidur kembali, tapi belum ada satu menit mataku kembali terbuka lebar. " Hoamm.... " Aku akhirnya memutuskan untuk segera bangun dan duduk bersila di atas kasur. Sembari sesekali mengusap ngusap kedua mataku karena penglihatan ku masih buram. Aku memandang keluar jendela, melihat ri

    Last Updated : 2022-08-07
  • ARINDA    11

    Kedua mataku masih memandangi gelang manik-manik dengan bandul berbentuk kupu-kupu yang tergeletak di atas meja belajar. Hujan kembali turun pagi itu, kali ini lebih deras dari yang kemarin, kabut juga tampak menyelimuti seluruh kota. Aku melirik keluar jendela memperhatikan awan hitam yang terlihat seolah-olah berjalan mengelilingi seluruh kota. Menumpahkan semua isi nya secara bersamaan. Walaupun tidak ada petir yang menyambar dibalik awan hitam, tetapi tetap saja suasana nya terasa begitu mencekam untuk keluar rumah. " Huhhh..." Aku menghembuskan nafas panjang berusaha membuang semua pikiran yang berlalu lalang tidak jelas di kepalaku. *** " Kamu marah sama Kaka?" Kedua kakiku seketika langsung berhenti setelah mendengar ucapan lelaki itu " Oh ngga kok " Kataku sembari sedikit tersenyum dan menghadap ke arah nya. Memang benar, wanita akan lebih sensitif saat mengalami datang bulan. Perasaan ku sedang tidak karuan waktu itu ditambah seluruh badanku yang rasanya pegal linu. M

    Last Updated : 2022-08-08
  • ARINDA    12

    Banyak sekali yang berubah dalam hidupku selama libur semester kali ini. Keluarga, Cinta, bahkan teka-teki bunga mawar yang datang dalam mimpi. Ibu dan Ayah sesekali pulang ke rumah ditengah kesibukan pekerjaan mereka. Entah itu dihari libur atau sengaja pulang hanya untuk menemui kami walaupun hanya untuk satu hari. Hal itu membuat hidupku terasa lebih berwarna. Adiku yang dulunya selalu mengunci diri didalam kamar setelah pulang sekolah atau keluyuran pada malam hari membuat nya bisa lebih terbuka kepada kami semua. Termasuk kepada Bi Sumi dan Pak Andi, bahkan sekarang ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan pergi berolahraga disetiap sore hari. Seperti nya aku juga menemukan cinta di dalam diri seseorang yang selama ini aku benci. Lucu memang, sekarang aku percaya untuk tidak membenci seseorang terlalu dalam. Karena benci bisa menjadi cinta. Apakah ini kebahagiaan yang orang itu maksud? Entahlah, tapi kali ini aku mulai menyukai bunga mawar merah, membelinya dito

    Last Updated : 2022-08-20
  • ARINDA    13

    " Bunga mawar merah itu bisa diartikan sebagai cinta. Tapi tidak semua cinta itu indah, jadi kamu harus berhati-hati dengan durinya. " Lagi-lagi hujan deras, payung hitam milik lelaki misterius itu kembali aku gunakan. Ditepi danau, dibangku yang sama, yang selalu aku datangi setiap waktu. Lelaki itu tersenyum memandangku diantara butiran hujan yang turun di antara kami. " Siapa kamu sebenarnya? " Lelaki itu memalingkan wajahnya dari ku dan terdengar suara helaan nafas nya yang lembut. " Aku hanya berharap semoga kamu baik baik saja." Lelaki itu langsung beranjak dari duduknya dan pergi menggunakan payung hitam miliknya yang lain. " Tunggu!! " Aku berusaha mengejarnya, tapi seseorang memanggil ku diantara suara gemericik air hujan yang begitu deras. *** " Arindaa..." " Arindaaa...." Badanku terasa digoncangkan oleh seseorang dengan ritme yang begitu kencang. " Apa sih!!??" " Bangun cepetan! Gila Lo udah jam 10 masih molor aja!" " Serah gw lah..." Aku kembali menutupi wa

    Last Updated : 2022-08-22
  • ARINDA    2

    " Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipa

    Last Updated : 2024-01-05
  • ARINDA    1

    " Gimana sekarang? " " Sepi gak ada kamu " " Jangan gitu Rin, kapan kapan aku main kesitu sekalian bawain novel yang menurut ku bagus buat kamu baca " " Aku selalu ngrepotin kamu yah??" " Hey heyy ngomong apa sih kamu ini Rinda " " Maaf yah, aku bukan temen yang baik buat kamu " Kita akan selalu bertemu dengan orang yang bisa membuat kita menjadi diri sendiri. Menerima kita apa adanya walaupun menurut orang lain kita terlihat tidak baik di matanya. Tapi siapa mereka berhak membenci orang lain tanpa alasan ? Siapa juga mereka yang berhak mencampuri urusan orang lain tanpa tahu pasti kebenaran nya ? Terbuat dari apa sebenarnya hati mereka ? Atau Tuhan tidak memberikan hati kenapa mereka ? ***** " Udah jam berapa sekarang vin? " Teriakku dari dapur yang tengah sibuk menggoreng omelatte untuk sarapan. Bentar bentar, bukan omelette tapi tepatnya Darmi atau dadar mie. Kurang lebih begitulah orang orang di desaku menyebut makanan satu ini. " Jam 6 kurang 15 menit " Teriak vina dari d

    Last Updated : 2021-08-24
  • ARINDA    2

    " Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipau

    Last Updated : 2021-08-24

Latest chapter

  • ARINDA    2

    " Kamu gak mau nonton Rin?? " " Gak ah, takut kalau film begituan mah " " Ngga serem kok, sini " " Ngga mau ah " Vina, Lael, dan Meila nampak tengah serius menonton film dokumenter yang Fira rekomendasikan. Sembari memakan nasi kotak yang tadi diberikan aku hanya sesekali melirik ke arah mereka karena teriakan yang mereka buat. Kalian tau sendiri kan gimana cewek kalau udah ngumpul sambil nonton film?. Sudah pasti di penuhi oleh teriakan teriakan yang menghebohkan seluruh penghuni rumah. Pasalnya, Lael dan Fira merupakan teman sekamar di kontrakan yang mereka sewa. Jadi, ada ruang tamu yang sangat luas untuk bisa bersantai sambil rebahan atau nonton film kayak sekarang. " Btw, Ghibran ganteng yah " " Iya emang, tapi aneh banget dia mah orang nya. Jokes nya jarang ada yang nyambung kalau sama dia." " Ohhh " Fira cukup tahu banyak tentang Ghibran pasalnya mereka berdua tergabung dalam UKM yang sama dikampus. Jadi wajar saja kalau dia tahu tentang Ghibran. " Kenapa sih? Kok dipa

  • ARINDA    13

    " Bunga mawar merah itu bisa diartikan sebagai cinta. Tapi tidak semua cinta itu indah, jadi kamu harus berhati-hati dengan durinya. " Lagi-lagi hujan deras, payung hitam milik lelaki misterius itu kembali aku gunakan. Ditepi danau, dibangku yang sama, yang selalu aku datangi setiap waktu. Lelaki itu tersenyum memandangku diantara butiran hujan yang turun di antara kami. " Siapa kamu sebenarnya? " Lelaki itu memalingkan wajahnya dari ku dan terdengar suara helaan nafas nya yang lembut. " Aku hanya berharap semoga kamu baik baik saja." Lelaki itu langsung beranjak dari duduknya dan pergi menggunakan payung hitam miliknya yang lain. " Tunggu!! " Aku berusaha mengejarnya, tapi seseorang memanggil ku diantara suara gemericik air hujan yang begitu deras. *** " Arindaa..." " Arindaaa...." Badanku terasa digoncangkan oleh seseorang dengan ritme yang begitu kencang. " Apa sih!!??" " Bangun cepetan! Gila Lo udah jam 10 masih molor aja!" " Serah gw lah..." Aku kembali menutupi wa

  • ARINDA    12

    Banyak sekali yang berubah dalam hidupku selama libur semester kali ini. Keluarga, Cinta, bahkan teka-teki bunga mawar yang datang dalam mimpi. Ibu dan Ayah sesekali pulang ke rumah ditengah kesibukan pekerjaan mereka. Entah itu dihari libur atau sengaja pulang hanya untuk menemui kami walaupun hanya untuk satu hari. Hal itu membuat hidupku terasa lebih berwarna. Adiku yang dulunya selalu mengunci diri didalam kamar setelah pulang sekolah atau keluyuran pada malam hari membuat nya bisa lebih terbuka kepada kami semua. Termasuk kepada Bi Sumi dan Pak Andi, bahkan sekarang ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan pergi berolahraga disetiap sore hari. Seperti nya aku juga menemukan cinta di dalam diri seseorang yang selama ini aku benci. Lucu memang, sekarang aku percaya untuk tidak membenci seseorang terlalu dalam. Karena benci bisa menjadi cinta. Apakah ini kebahagiaan yang orang itu maksud? Entahlah, tapi kali ini aku mulai menyukai bunga mawar merah, membelinya dito

  • ARINDA    11

    Kedua mataku masih memandangi gelang manik-manik dengan bandul berbentuk kupu-kupu yang tergeletak di atas meja belajar. Hujan kembali turun pagi itu, kali ini lebih deras dari yang kemarin, kabut juga tampak menyelimuti seluruh kota. Aku melirik keluar jendela memperhatikan awan hitam yang terlihat seolah-olah berjalan mengelilingi seluruh kota. Menumpahkan semua isi nya secara bersamaan. Walaupun tidak ada petir yang menyambar dibalik awan hitam, tetapi tetap saja suasana nya terasa begitu mencekam untuk keluar rumah. " Huhhh..." Aku menghembuskan nafas panjang berusaha membuang semua pikiran yang berlalu lalang tidak jelas di kepalaku. *** " Kamu marah sama Kaka?" Kedua kakiku seketika langsung berhenti setelah mendengar ucapan lelaki itu " Oh ngga kok " Kataku sembari sedikit tersenyum dan menghadap ke arah nya. Memang benar, wanita akan lebih sensitif saat mengalami datang bulan. Perasaan ku sedang tidak karuan waktu itu ditambah seluruh badanku yang rasanya pegal linu. M

  • ARINDA    10

    " Aduh bisa ngga sih paginya di undur dulu? Gw masih ngantuk nih." Sembari mencari posisi yang nyaman aku kembali menutupi wajahku dengan selimut tebal yang menghangatkan tubuh. Tirai jendela kamar ku sudah terbuka, pasti bi Sumi yang membukanya. Tapi pagi itu tetesan air hujan tampak muncul dibalik kaca jendela, membuat ku ingin kembali tidur lebih lama. Apalagi dengan udara dingin yang membuat kedua kakiku menolak untuk turun ranjang. Ditambah hari-hari pertama datang bulan yang membuat seluruh tubuhku terasa begitu pegal. Lengkap sudah bagiku untuk berleyeh leyeh diatas tempat tidur sesuka hati. Aku melirik jam beker yang menunjukkan masih pukul 06.35 pagi. Aku kembali memejamkan mataku dan berusaha tidur kembali, tapi belum ada satu menit mataku kembali terbuka lebar. " Hoamm.... " Aku akhirnya memutuskan untuk segera bangun dan duduk bersila di atas kasur. Sembari sesekali mengusap ngusap kedua mataku karena penglihatan ku masih buram. Aku memandang keluar jendela, melihat ri

  • ARINDA    9

    " Idih, coba salah satu hubungin kak Bara kek. Ini waktunya udah molor hampir satu jam! Janjinya jam 8, gw juga ada keperluan lain di pesantren." " Sabar sih, orang gw udah coba hubungin dari tadi tapi gak ada jawaban." Aku bisa mendengar suara berisik yang bercampur dengan lagu yang kini tengah aku dengarkan. Entah apa yang terjadi tapi hari ini perasaan ku tidak karuan. Resah, senang, sedih dan, tegang bercampur aduk menjadi satu. Biasanya aku menetralkan suasana hati ku dengan mendengarkan lagu yang aku sukai. Tapi kini semuanya malah menjadi tambah tidak karuan. Suara bising yang dihasilkan oleh orang orang yang kini tengah duduk tak jauh dariku membuat ku tidak bisa merasakan ketenangan yang aku inginkan. " Eh udah dibales. Katanya kita suruh latihan PBB dulu." " Ayok guys, cepetan latihan. Biar cepet pulang." Langkah kaki semua anggota kami bergemuruh diatas tanah, menimbulkan sedikit getaran yang membuat ku ikut beranjak mendekati sumber suara. Ditengah lapangan, hanya ad

  • ARINDA    8

    " Bibi perhatiin, sejak pulang dari seminar kemarin mbak Rinda kok jadi pendiam sih." " Perasaan bibi aja kali. Orang biasanya Rinda juga selalu diem." " Mbak Rinda, bibi kerja disini bukan dua bulan yang lalu, tapi udah hampir lima tahun. Bibi sudah hafal bagaimana sikap mbak Rinda sehari-hari. Kebiasaannya mbak Rinda, makanan yang mbak Rinda suka ataupun nggak, bahkan bibi sampai tau selera fashion nya mbak Rinda. " Aku masih fokus mengupas kentang yang sudah direbus untuk dibuat perkedel pagi ini. Sudut mataku bisa menangkap kalau bibi kini tengah memperhatikan ku. Tapi aku berusaha untuk terlihat sesantai mungkin." Oh ya? Coba, Rinda suka fashion yang kaya apa?" " Kaya Princes kan? Yang bajunya besar besar terus pakai mahkota?" Ucapnya sembari memperagakan layaknya model internasional. " Bener sih, tapi kan itu beda ceritanya bibi..." " Emang beda ya?" " Iya lah, masa Rinda pake baju kaya Princes sama mahkota buat sehari-hari sih.." " Bibi tau." Bibi Sumi kembali duduk d

  • ARINDA    7

    " Idih mana sih, kok lama banget." Sudah hampir 10 menit aku menunggu di gang depan komplek. Berdiri dipinggir jalan dengan sinar matahari yang semakin menyengat dikulit. Sudah jam 8 lebih 5 menit, aku pikir aku yang sudah terlambat tapi nyatanya manusia satu itu belum juga muncul diantara pengendara motor yang lain. Sudah aku chat dia berkali-kali tapi belum kunjung dibalas padahal sejauh ini terpantau hp nya tengah online. " Apa gw dikerjain ya? Lagian mauan sih gw! Kenal aja kaga, bisa bisanya langsung setuju diajak jalan. Mana acaranya nggak jelas lagi. " Ponsel yang ada di tanganku tiba-tiba bergetar pertanda ada sebuah pesan masuk. Kak Bara: Kamu dimana? Arinda : Didepan gang lahKak Bara: Pake baju warna apa? Arinda : Biru muda Satu menit setelah pesan dariku yang tidak dibalas seseorang yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang. " Lama!" Ucapku tepat dihadapannya dan langsung duduk di jok belakang motor. " Berangkat?" " Heem..." Roda sepeda motor itu mulai bergerak me

  • ARINDA    6

    Libur sekolah akhirnya tiba, selama 2 Minggu kedepan aku bisa sedikit bersantai dan menjernihkan semua pikiran ku dari hal-hal yang memusingkan. Untuk memulai hari pertama libur sekolah aku memutuskan untuk lebih banyak membaca buku, menyiram tanaman, dan duduk santai sambil menonton film kesukaan. Tidak ada jadwal bangun siang karena Bi Sumi akan mengetok pintu kamarku tepat setelah adzan subuh berkumandang. Biasanya ibu yang akan melakukan semua itu, sembari berteriak-teriak membangunkan semua anggota keluarga untuk segera sarapan. Sarapan akan dimulai ketika adik ku yang sangat susah di bangunkan berhasil bergabung dimeja makan dengan mata yang masih setengah menutup dan rambut yang acak-acakan. Ya, tapi itu dulu. Sekarang semuanya berubah begitu bisnis ayahku dikabarkan naik diangka yang tidak pernah terbayangkan. Membuat ibuku juga tiba-tiba ikut mengurus semua bisnis yang membutuhkan campur tangan banyak orang, bisnis properti. Sedangkan adiku, kini ia lebih sering keluyuran seh

DMCA.com Protection Status