30 Hari Mengejar Sang Milyarder

30 Hari Mengejar Sang Milyarder

last updateLast Updated : 2024-10-15
By:  Adrienne Hera  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
15Chapters
122views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Jadi, kau sudah memiliki seorang anak?” Aiden pikir, Joanna akan berhenti mengejarnya setelah mengetahui fakta itu. Aiden pikir, Joanna akan menyerah dan berhenti membuatnya goyah. Tapi, ternyata tidak. Joanna tetap melanjutkan usahanya untuk mengobrak-abrik perasaan Aiden, membuat pria dingin tak tersentuh itu akhirnya tunduk di hadapannya, menyerah untuk menahan perasaan yang mencuat tidak terkendali. Pada akhirnya, Aiden jatuh. Pria itu meruntuhkan segala tembok pertahanan yang telah ia bangun. Aiden jatuh cinta pada Joanna Stephanie, seorang perempuan yang telah berhasil merenggut sisa-sisa kewarasannya. Namun, masa bahagia yang Aiden kira akan datang ternyata harus kacau balau, tepat ketika mantan istirnya kembali dan saat dimana Aiden mengetahui segala fakta tentang Joanna yang selama ini tersembunyi. Akankah mereka tetap bertahan untuk bersama? Atau Aiden akan membangun kembali dinding pertahanannya yang telah runtuh?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1 : Kejadian Malam Itu

Musik yang berdentum keras, para manusia yang menari-nari di atas dance floor mengikuti alunan musik, aroma alkohol, aroma parfum mahal yang menyebar kemana-mana, dan pemandangan percumbuan yang terlihat di beberapa sudut. Semuanya terlihat normal, termasuk seorang perempuan yang telah berada di ambang batas kesadarannya, hanyut dalam efek alkohol yang ia teguk secara berlebihan di depan meja bartender. “Berengsek, bajingan. Aku mengutukmu!” “Kau benar-benar pria bajingan! Dasar sialan!” Mulutnya terus meracau dengan nada yang mulai terdengar tidak jelas. Satu tangannya masih menggenggam gelas yang kemudian kembali ia teguk isinya. Di depannya, sudah ada beberapa botol alkohol kosong yang benar-benar ia habiskan sendirian. Keadaannya tampak sangat kacau. Mata hinga wajahnya memerah. Rambutnya tak lagi bisa disebut rapi. Untungnya, dress hitam masih membungkus tubuhnya dengan baik. Belum ada pria hidung belang yang mencoba mendekati dan menggerayangi wanita mabuk sepertinya.

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
15 Chapters

Bab 1 : Kejadian Malam Itu

Musik yang berdentum keras, para manusia yang menari-nari di atas dance floor mengikuti alunan musik, aroma alkohol, aroma parfum mahal yang menyebar kemana-mana, dan pemandangan percumbuan yang terlihat di beberapa sudut. Semuanya terlihat normal, termasuk seorang perempuan yang telah berada di ambang batas kesadarannya, hanyut dalam efek alkohol yang ia teguk secara berlebihan di depan meja bartender. “Berengsek, bajingan. Aku mengutukmu!” “Kau benar-benar pria bajingan! Dasar sialan!” Mulutnya terus meracau dengan nada yang mulai terdengar tidak jelas. Satu tangannya masih menggenggam gelas yang kemudian kembali ia teguk isinya. Di depannya, sudah ada beberapa botol alkohol kosong yang benar-benar ia habiskan sendirian. Keadaannya tampak sangat kacau. Mata hinga wajahnya memerah. Rambutnya tak lagi bisa disebut rapi. Untungnya, dress hitam masih membungkus tubuhnya dengan baik. Belum ada pria hidung belang yang mencoba mendekati dan menggerayangi wanita mabuk sepertinya.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 2 : Sebuah Kecelakaan Kecil

“Oh, Astaga! Sial!” Berbagai umpatan keluar dari bibir manis Joanna, terburu-buru mengenakan heels tujuh senti yang tadi ia pilih secara asal. Persetan. Ia sudah tidak ada waktu lagi. Berlari keluar dari apartemen dan memesan taksi secepat mungkin, memilih merias diri di dalam mobil. Kakinya mulai terasa sakit dan nyeri. Berlari dengan mengenakan heels memang ide yang buruk. “Pak, lebih cepat, ya.” Bodoh. Joanna bodoh. Perempuan itu hanya bisa berdoa agar dirinya tidak dipecat di hari pertama bekerja. Salahnya sendiri karena menonton film berjam-jam semalam hingga ia tidur larut. Suara alarm yang nyaring bahkan tidak kuasa membangunkannya. Joanna tidak berhenti merutuki dirinya sendiri. Mood-nya juga buruk karena ia tidak menata rambut panjang nan indahnya dengan benar. Double sial. Setelah memberi supir taksi tip, Joanna langsung keluar dengan terburu-buru. William Company Building, at the lobby. Joanna tidak punya waktu untuk sekadar mengagumi gedung pencakar langit
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 3 : Permintaan Maaf

“Suruh dia keluar, David.” Suara berat itu berhasil menambah kesan mencekam di ruangan itu. David yang tengah berdiri di sisi Aiden pun berdehem kecil, melirik ke arah Joanna yang sedari dua puluh menit yang lalu terus berdiri empat langkah di depan meja Aiden, menundukkan kepala dengan kedua kakinya yang gemetar. Keringatnya menetes di tengah ruangan yang dingin dan jantungnya tidak berhenti berdetak kencang. Telapak tangannya juga berkeringat, merematnya kuat di sisi tubuh. Tenggorokannya juga terasa kering. Situasi ini mengingatkan Joanna bertahun-tahun lalu saat ia lupa mengerjakan tugas dari dosen. Tapi, ini versi yang lebih parah. Joanna merasa ingin buang air kecil saking takutnya. Joanna ingin menertawakan nasibnya sendiri. Siapa dirinya? Cinderella abad ini yang baru beberapa saat lalu salah melempar sepatu kacanya? “Joanna, kau bisa keluar. Aku akan memanggilmu jika ada hal yang harus kau kerjakan,” ucap David akhirnya ketika Joanna sama sekali tidak mengangkat kepal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 4 : Hukuman

Kehausan, kelaparan, kelahan, dan kesialan yang menimpanya bertubi-tubi—termasuk kejadian dimana kakinya terjerembab ke dalam lubang lumpur, membuat kaki, celana, dan sepatunya kotor. Entah yang keberapa kali Joanna mengelap peluh yang mengucur di pelipisnya karena cuaca yang sangat terik.“Joanna! Cepatlah, nanti kita tertinggal!”Sialan.Joanna tidak tahu harus melampiaskan kemana rasa kesalnya yang tersimpan selama dua hari ini karena ia tahu ini disebabkan oleh kecerobohannya sendiri. Joanna menatap punggung Aiden dan David yang sudah beberapa langkah di depannya, ditemani oleh pengelola proyek yang dan satu orang lelaki yang senantiasa memegang payung untuk Aiden. Joanna mencebikkan bibir. Perempuan itu seratus persen yakin bahwa Aiden sengaja melakukan ini. Sebagai hukuman untuknya, Aiden sengaja memberinya penderitaan beruntun selama ia ikut meninjau proyek selama dua hari di tempat antah berantah ini. Tidak tahu pastinya dimana, tetapi tempat ini seolah tidak punya peradaba
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 5 : Target Joanna

Aiden memang harus melewati satu-satunya jalan yang ada di tepi hutan untuk bisa keluar dari area proyek dan memenuhu urusannya. Namun, siapa sangka jika sekarang ia malah menemukan sesuatu yang tidak diduga.Joanna.Sekretaris ceroboh dan menyebalkannya itu ada di depan matanya. Tidak, bukan itu yang membuat Aiden nyaris melompat keluar dari mobil begitu melihatnya, melainkan karena beberapa orang bersenjata yang ada di sekeliling perempuan itu. Tidak perlu penasaran mengapa Aiden tidak melangsungkan niatnya untuk keluar dari mobil—malah diam di dalam dengan jarak beberapa meter, mengamati keadaan di depannya.Sepertinya justru para begal itu yang tengah membutuhkan bantuan.Aiden menajamkan mata, yakin betul bahwa yang tengah bertarung di depan sana benar-benar Joanna. Perempuan itu dengan tangan kosong berhasil menumbangkan tiga dari lima orang begal. Ah, tidak. Sekarang perempuan itu bahkan mencuri senjata mereka sebagai alat perlindungannya. Tidak ada yang menyangka bahwa Joa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 6 : Hari Pertama Misi

“Astaga, kau tidak apa-apa?”Joanna kembali ke penginapan dengan keadaan yang tidak terlalu buruk. Baju kotornya sudah diganti dengan kaus dan jeans. Ia juga sudah membersihkan diri. Namun, ternyata itu tidak cukup baik di mata David. Setelah menghilang selama beberapa jam, tentu saja laki-laki itu tidak tahan untuk tidak bertanya.“Saya tidak apa-apa.”“Tidak apa-apa bagaimana? Dahimu lebam.”Ah, benarkah? Joanna meraba dahinya, meringis kecil ketika merasakan sedikit sakit. Namun, itu bukan apa-apa. Ia sendiri bahkan belum menyadari adanya luka lebam ini jika saja David tidak menyadarinya lebih dulu.Joanna terdiam sejenak, melirik Aiden yang sudah menghilang di balik lift. Laki-laki itu lebih dulu pergi ke kamarnya, sementara David tetap bersama Joanna di lobby. Joanna membiarkannya saja. Anggap saja ini adalah hari terakhir ia memberi David Cairo William kelonggaran. Joanna pastikan setelah ini laki-laki angkuh itu tidak akan bisa hidup tenang. Aiden tidak akan bernapas lega
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 7 : Misi

Joanna sedang menjalankan tugasnya sebagai notulen sekarang, mendengarkan jalannya rapat dengan seksama. Di depan sana—tepat di depan layar proyektor, sudah ada presentator yang tengah menyampaikan rancangan ide baru, ini terkait dengan sektor perhotelan yang juga berada di bawah naungan William Company. Salah satu hotel terbesar dengan kemajuan terpesat mereka akan membuka cabang baru di wilayah lain. Sesekali, Joanna mencuri pandang ke arah Aiden yang duduk di kursi paling ujung sebagai pemimpin rapat, tampak memperhatikan layar proyektor dengan wajah seriusnya. Ah, memangnya sejak kapan Aiden si pria kaku itu menanggalkan raut seriusnya? Wajahnya jarang sekali menampakkan ekspresi, tetapi perintah-perintah menyebalkan selalu sukses keluar dari mulutnya. Tapi, sekali pun sedang kesal Joanna tidak bisa mengabaikan kesempurnaan wajah Aiden bahkan dalam kondisi apa pun. Dari tempatnya duduk saat ini—di deretan kursi sebelah kanan—Joanna bisa melihat dengan jelas rahang dan struktur waj
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 8 : Ciuman Pipi

Joanna tidak lagi bisa bersembunyi atau mencari-cari alasan lagi. Mau tidak mau suka tidak suka pada akhirnya ia harus bertemu dengan Andrew Jefferson—mantan kekasihnya. Seakan tidak pernah terjadi apa pun, seakan tidak pernah saling mengenal, Joanna memasang raut datar, tidak bereaksi lebih selama duduk di meja yang sama dengan Aiden dan Andrew. Perempuan itu menjalankan tugasnya sebagai sekretaris, menyiapkan keperluan berkas dan mengeluarkan suara jika Aiden bertanya. Namun, Joanna tidak bodoh bahwa selama berada di ruang VIP ini, Andrew selalu mencuri pandang ke arahnya beberapa kali. Joanna memilih untuk bersikap tidak peduli dan berharap pertemuan ini akan cepat berakhir. Tetapi, sepertinya tidak bisa secepat itu. Dari yang ia lihat, hubungan antara Andrew dan Aiden tidak hanya sebagai rekan kerja. Sepertinya mereka teman.“Nona Joanna, berikan berkas revisi kontraknya pada Mr. Jefferson.”Dengan tetap bersikap profesional, Joanna menuruti ucapan Aiden, tentunya tanpa menatap
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 9 : Tuntutan Untuk Menikah

“Hai, Lily. Kemarilah.”Joanna memutuskan untuk memanfaatkan jeda makan siang untuk menjemput Lily ke sekolahnya, membawanya ke apartemen beserta Bibi May yang akan menyusul. Panggilan Joanna membuat seorang anak perempuan yang tengah berdiri di depan gerbang lantas menoleh. Lalu, senyumnya terpasang lebar.“AUNTY!”“Hey, jangan berlari! Nanti kau jatuh!”Joanna terkekeh kecil ketika Lily tidak mengindahkan ucapannya, terus berlari hingga sampai ke pelukannya. Joanna sudah bersimpuh untuk menyambut anak itu. “Kau sangat merindukanku, ya?”“Sangat! Sangat! Sangat! Mama bilang aunty sangat sibuk sekarang!”“Hm, kau benar. Aku sangat sibuk. Tapi, untuk beberapa hari ke depan kau akan melihatku setiap hari. Apa kau senang?”Lily mengurai pelukannya, lantas mengangguk antusias dan tersenyum lebar hingga menampakkan deretan giginya. Ah, anak itu sangat manis. Namun, baru beberapa saat senyumannya memudar. “Kapan mama dan papa akan pulang?”“Tidak akan lama. Jangan sedih. Katanya kau
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 10 : Latar Belakang Aiden Yang Tersembunyi

Kali ini, Joanna menyempatkan diri untuk mengantar Lily ke sekolah. Sebenarnya ada Bibi May, tetapi Joanna memilih untuk mengantar gadis kecil itu sendiri mengingat sekolahnya searah dengan kantornya. “Besok weekend dan aunty libur. Kau mau pergi jalan-jalan, Lily?” Lily tersenyum lebar. “Tentu!” Joanna terkekeh, mengusap pelan puncak kepala Lily. “Baiklah. Besok kita jalan-jalan sepuasnya.” Joanna lalu mengulurkan kotak bekal yang pagi-pagi tadi ia buat. “Ini makan siangmu. Jangan lupa dihabiskan, okay? Di dalamnya juga ada cookies yang aunty buat kemarin.” Lily mengangguk, menerima kotak bekal itu. “Ruby!” Lily yang tidak sengaja melihat Ruby berjalan memasuki gerbang pun langsung memanggil dengan nada cerianya, membuat Ruby yang di sana lantas menoleh dan ikut tersenyum dan menghampiri. “Ah, kebetulan sekali.” Joanna tersenyum cerah, mengulurkan paperbag berisi cookies. “Aunty juga membuatkan cookies untuk Ruby. Kalian bisa memakannya bersama nanti.” Ruby tersen
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
DMCA.com Protection Status