Share

147 Intuisi Cinta

"Kok manyun sih, Sayang?" tanya Naren.

Rhea mengedikkan bahu, masih mempertahankan wajahnya yang cemberut menahan kekesalan.

"Duuuuh masih pengantin baru kok berantem? Performa Mas Naren kurang memuaskan ya? Tapi ... ngelihat bekas yang ditinggalin Mas Naren kayaknya aman terkendali," ledek Endra yang ternyata masih ada di restoran.

Padahal Naren dan Rhea sengaja turun lebih siang agar tidak berpapasan dengan keluarga mereka yang menginap di hotel, sayangnya harapan mereka pupus saat melihat Endra yang mulutnya tidak ada remnya.

"Apaan sih, Ndra? Udah sana naik ke kamarmu lagi!" usir Naren.

"Iya deh iya. Ini sarapan yang ke berapa?" tanya Endra dengan tampang serius.

"Pertama lah," jawab Naren kesal.

"Bukan yang kedua? Nggak ada sarapan pertama di kamar?" tanya Endra sambil mengerlingkan matanya, memberikan kode kalau yang ia maksud 'sarapan pertama di kamar' adalah 'sarapan' sebagai suami istri.

"Endra! Kulaporin mami ya!" bentak Naren.

"Ampun ampun." Endra kemudian pergi dari hadapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status