Share

03

Author: _Gaguna
last update Last Updated: 2021-08-17 04:39:52

HAPPY READING!!!!

Daripada percuma cuma dikata. Mending sekalian gue lakuin.

*

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan santai di tengah lapangan sekolahnya. Berbeda dengan murid-murid lain yang kalau datang melewati koridor kelas. Ia lebih memilih memotong jalan lewat lapangan agar lebih cepat sampai ke kelasnya.

Dia menekan tombol 'PLAY' Pada ponselnya dan mulai terdengar alunan musik yang didengarnya lewat headset yang sedari tadi sudah terpasang di telinganya.

Beberapa murid yang sudah tiba disana hanya melihat dan sesekali berbisik diam-diam saat melihat Ana yang baru saja datang.

'liat dandanannya. Udah kayak laki banget.'

'cuma bedanya, dia pake hijab haha'

'ya... Namanya juga preman sekolah.'

'Suttt! Woy! Kalian mau dihajar sama dia?'

Ana memutar bola matanya malas saat mendengar sedikit bisikan itu dan didalam hatinya ia berkata 

'Daripada percuma cuma dikata. Mending sekalian gue lakuin.' 

Dia sedikit menoleh ke beberapa murid perempuan yang sedang menggosipkan nya ternyata tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia tersenyum manis dan langsung membuat mereka berlari kalang kabut.

11 IPS 6. Kelas yang ditempati Ana saat ini. Berada di lantai 2 dan bangunan tengah. Tepat didepan ruang guru. Dia masuk kedalam kelasnya dan langsung melangkah kearah kursinya yang berada di pojok paling belakang.

Drrt...drrt..

Sesaat setelah ia mendudukkan dirinya di kursi. Dering ponsel membuatnya berdecak kesal saat sedang asik mendengarkan musik malah diganggu dengan telepon masuk. Ia langsung mengangkatnya setelah melihat nama kontak sang penelpon.

"Ya? Orang sibuk disini."

"...."

"Nape ncing?"

"...."

"Ya."

Tut. Sambungan teleponnya terputus. Ana mengalihkan pandangannya kearah jendela yang berada disebelahnya. Ia sedikit melirik ke arah lain saat merasakan ada seseorang yang memegang pundaknya tiba-tiba.

"Wo-"

BUGH!

Tanpa melihat orang itu, Ana langsung menarik tangannya dan memberi Bogeman mentah ke wajah orang didepannya itu.

"Si- Anj- Alfi goblog! Gue pikir siapa?!" Desis Ana kesal sambil menendang kaki orang bernama Alfi itu. "Udah berapa kali gue bilang? Jangan suka dateng tiba-tiba!"

"Ya.. sorry. Anjir,muka gue! Pagi-pagi dah kena Bogeman aja," Ringisnya.

"Mampus!" Umpat Ana. "Gue paling benci orang yang suka dateng tiba-tiba!" Batinnya.

Alfian Rizaldy seorang Cowok berperawakan kurus tinggi dan berkulit sawo matang. Dan jangan lupa dengan jambulnya yang selalu menjadi kebanggaannya. 

Bisa dibilang, dia satu-satunya teman dikelasnya  Atau bisa dibilang sahabat dekatnya, entah sejak kapan. Jika orang orang melihat mereka, mungkin mereka disebut-sebut sebagai pasangan. Tapi tidak dengan mereka. Alih-alih terlihat akrab. Mereka justru lebih sering bertengkar.

"Maaf." Kata Alfi.

"Hm."

Alfi duduk ditempatnya. Tepat disebelah Kanan Ana lalu ia menengok ke arah temannya itu dengan terus memperhatikannya.

"Apa sih?!" Ketus Ana.

"Gara-gara Lo nih. Gue hampir telat. Udah gitu, pagi-pagi gue udah kena Bogeman mentah. Bah! Sial bener pagi gue hari ini."

"Nyokap Lo bilang, kalo lo nya masih ngebo. Yaudah gue tinggal. Males kalo harus ke rumah Lo dulu cuma buat bangunin Lo."

(*Note: ngebo= Tidur)

"Parah! Parah! Parah bener tuh emak gue."

Ana mengangkat bahunya gak tau. 

"Emak Lo. Bukan emak gue." Katanya yang membuat Alfi menautkan alisnya.

"Gue denger, katanya besok ada film baru di bioskop. Mau nonton?" Tawar Alfi.

"Traktir?"

Alfi mengangguk." Ya. Berhubung gue lagi baik."

"Biar gue liat jadwal dulu."

"Ciaah! Sok sibuk mbak nya." Cibir Alfi membuat Ana tertawa sombong.

"Emang sibuk." Sahutnya dengan nada sombong.

Ana melirik ke arah pintu kelas yang baru saja dimasuki beberapa orang. Ia tersenyum senang saat melihatnya lalu beranjak dari tempatnya.

"Mau kemana Lo?" Tanya Alfi menahan tangan Ana.

"Nagih utang. Kayak biasa." Sahutnya lalu sedikit membungkukkan badannya ke arah Alfi. "Gue pinjem nama Lo." Lanjutnya sembari tersenyum lebar lalu melangkah pergi dari sana menghampiri beberapa orang yang baru saja datang.

PLAK!

Alfi menepuk jidatnya kencang. "mulai lagi dah tuh bocah." Gumamnya

*

Ana berdiri di belakang gadis yang berada didepannya. Dengan terus memasang senyuman diwajahnya, lalu ia memanggil orang didepannya itu.

"Talita." Panggil Ana, tersenyum ramah.

Orang yang dipanggil Talita itu menoleh pelan saat mendengar namanya dipanggil. Dia yang tadinya memasang wajah kesal langsung berubah seketika saat melihat Ana yang berada dibelakangnya sembari tersenyum manis.

"A-ada apa Na?" Sahutnya berusaha Santai dengan tersenyum kaku.

Ana menyodorkan secarik kertas berwarna kuning ke hadapan Talita lalu berkata, "Alfi nitip ini buat Lo. Katanya dia mau ngajak Lo jalan, tapi dianya malu." Bisiknya pelan yang langsung membuat pipi Talita seketika memerah.

Ya, sebenarnya Alfi itu lumayan ganteng. Memang tidak seganteng most wanted yang ada di novel-novel, ataupun film-film. Tapi disini wajah dan auranya dapat menarik perempuan mana pun langsung bisa menyukainya. Kecuali satu, Ana. ><

"Ya-yang bener Lo?" Tanyanya sembari menerima kertas itu yang bertuliskan pesan.

'pulang sekolah, tunggu gue di rooftop' ><

-Fi.

"Bener. Liat tuh," Ana menunjuk ke arah Alfi yang tadinya melihat ke arah mereka langsung membuang wajahnya kearah jendela. "Tuh kan, dia malu-malu."

"Ah! Y-yaudah. Makasih Na!" Ana Tersenyum lebar melihatnya. Ia mengangguk pelan dan berkata. " Gak usah dipikirin." Katanya.

"Nanti juga gue yang bakal Seneng kok," Batin Ana seraya berbalik dan tersenyum miring, kembali ke tempat duduknya.

*

BEL PULANG SEKOLAH BERBUNYI

Ana masih terduduk di kursinya. Ia sedikit melirik saat melihat Talitha yang sedang terburu-buru memasukkan barang-barangnya kedalam tas, lalu melangkah pergi keluar kelas.

"Dah, gue duluan." Ana beranjak dari tempatnya sembari menggendong tasnya disalah satu pundaknya.

"Mau kemana?" Tanya Alfi

"Rumah ncing Ipeh. Biasalah." Alis Alfi bertaut lalu tersenyum miring ke arah Ana. "Yakin? Tuh anak mau Lo apain?"

"Cuma nagih utang doang. Tenang. Nanti gue bilang, gak bawa-bawa nama lo kok." Sahutnya lalu melangkah pergi dari sana

"Nagih utang versi Lo itu serem woy." Batin Alfi lalu beranjak dari tempatnya dan diam-diam mengikuti Ana dari belakang.

*

Ana berhenti sebentar dan masuk kedalam toilet perempuan. Setelah selesai, seseorang dengan Hoodie hitam bergambar elang dan tengkorak dibelakangnya. 

Saat tiba didepan pintu rooftop. Orang itu mengangkat kupluk Hoodienya dan memakai topeng yang berada ditangannya. "Udah lama ya?" Batinnya. Lalu membuka pintu didepannya.

Talita menengok saat mendengar suara pintu rooftop yang dibuka. Ia memasang wajah kaget dan takut saat melihat orang yang datang ternyata bukan orang yang diharapkannya. "L-lo siapa?"

"Saya manusia," sahut Orang itu enteng.

"Ma-maksud gue, Lo siapa? Emang kita kenal?" Cicit Talita.

"Mungkin saja,"

"Ma-mau apa, Lo..?!" 

"Santai aja. Saya cuma mau nagih hutang kamu." Jawab orang itu dengan suara yang membuat Talita bingung karena tidak mengenalinya SMA sekali.

*

-TO BE CONTINUE-

Related chapters

  • 23.14   04

    HAPPY READING!!!'Gak usah ngelarang. Kalo Lo Sendiri gak suka dilarang-larang.'*Orang itu mulai melangkah maju. Sedangkan Talita terus mundur sampai ke tepi rooftop dan hampir saja terjatuh kalau bukan ditahan dengan orang yang tidak dikenalnya itu."Tenanglah. Jangan kesini. Nanti kau jatuh terus mati, itu sangat merepotkan nantinya. Duduk saja." Katanya dengan bahasa baku menyuruh Talita duduk di sofa usang yang berada disana. Mau tak mau Talita menurutinya dan duduk disofa itu.Orang itu berjongkok dihadapan Talita. Dengan tangan yang dilapisi sarung tangan lateks berwarna hitam, ia memegang tangan Talita dan mengelusnya lembut. "Tanganmu sungguh lembut sekali nona. Apa tangan ini digunakan untuk berbuat hal jahat seperti membully orang lemah?" Tanyanya lalu menggenggam tangan Talita erat sampai merintih kesakitan.Orang itu tersenyum dibalik topeng yan

    Last Updated : 2021-08-17
  • 23.14   05

    HAPPY READING!!!'Kita semua sama. Gak ada yang dibeda-bedain! Ngerti?'*"MAKSUD LO APA HAH?!" Teriak Ana Langsung mencengkeram kerah baju Kafi."Mereka tau. Tapi bonyok Lo enggak. Santai dikit Napa." Kekehnya."Lo ngasih tau mereka?" Tanya Ana."Domino. Lo tau perkumpulan itu?" Tanya balik Kafi."Perkumpulan? Perkumpulan apaan itu?""Febriana Aurelie. Seorang leader. Atau pendiri dari Domino yang baru aja dibentuk satu tahun yang lalu. Perkumpulan yang suka membantu masyarakat dan juga kadang membuat masalah. Dan yang dikira orang-orang semua anggota itu cowok. Ternyata leadernya itu cewek. Lo tertutup sama orang lain. Tapi Lo terbuka dengan anggota Lo, dengan bilang kalo Lo itu cewek." Ujar Kafi panjang lebar."Lah? Apaan njir? Udah kayak cerita novel aja?" Tawanya pelan.&nb

    Last Updated : 2021-08-17
  • 23.14   06

    HAPPY READING!!!*Tok.... Tok...tok..Pintu rumah diketuk. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan seorang perempuan berhijab yang membukakan pintunya."Ananya kecapean nih Tan. Biasa." Kata Zeldan menunjuk ke arah Ana yang berada dipunggung Jidan."Langsung bawa masuk ke kamarnya aja." Suruh Okta mempersilahkan semua remaja itu masuk kedalam rumahnya.Setelah membaringkan Ana di kasurnya, Jidan keluar dari kamar temannya itu dengan menutup pintu kamarnya perlahan dan melangkah menghampiri teman-temannya yang lain sedang menunggu di ruang tamu."Tidur dia?" Jidan mengangguk menyahutinya.Mereka semua berkumpul diruang tamu. Sembari menonton dan memakan cemilan-cemilan yang disediakan. Atau lebih tepatnya, mereka ngambil sendiri tanpa perlu disuruh.Beberapa menit kemudian. Pintu kamar

    Last Updated : 2021-09-10
  • 23.14   07

    HAPPY READING!!!Kalau satu orang dapat hukuman, semuanya juga akan ikut dihukum.*Ana mengerem Motor Vespa putih kesayangannya itu saat sudah sampai tepat didepan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.Tin...tin..Ana membunyikan klakson Motornya sampai penjaga sekolah keluar berada di posnya. "Mang, bukain gerbangnya mang!" Teriak Ana yang membuat beberapa orang yang juga telat disana melihat kearahnya."Neng Ana lagi?" Gumam penjaga sekolah itu menggaruk kepalanya. "Saya gak bisa bukain gerbangnya. Tunggu aja Bu Wenda kesini. Tunggu bareng yang lainnya tuh," Lanjutnya sembari menunjuk ke beberapa orang yang juga telat sepertinya."Urgent nih mang. Gak bisa nunggu, saya." Desak Ana."Gak bisa." Kekeuh penjaga gerbang itu.

    Last Updated : 2021-09-11
  • 23.14   08

    HAPPY READING!!!!"Gak usah liat-liat gue. Ganggu!"*"Ana, Pesen makan." Suruh Kafi, yang membuat Ana baru saja mau duduk di kursi kantin, Langsung merengut kesal menatapnya."Gue--""Sut... Anak kecil gak usah banyak bacot. Pesen sana." Potong Alfi cepat yang membuat Ana tambah kesal saat melihat sifat tengilnya."Awas Lo Fi!" Ancam Ana tajam. Orang yang diancamnya itu hanya tersenyum meledek kearahnya"Jidan, Edan. Temenin." Pinta Ana dengan memasang wajah memelas kehadap dua orang kembar yang justru menghiraukannya dan asik mengobrol."Oh.. gitu?! Biarin aja. Gue pesen buat gue sendiri. Males. Awas aja pada minta!" Putus Ana lalu pergi dari sana. Lalu disambut gelak tawa

    Last Updated : 2021-09-12
  • 23.14   09

    HAPPY READING!!!"Saya suka kok,"*"EGAS?" Panggil Ana yang menghentikan langkahnya."Ya." Sahut Egas singkat.Ana mendekat kearah Egas yang berada didepannya. Ia mendekatkan telinganya ke arah lelaki itu. Dia tersenyum miring lalu menatap kearah lelaki dihadapannya itu. "Lo bohong." Katanya enteng."Bohong?" Gumam Egas."Ini. Lo pasti tau. Ini obat maag." Kata Ana menunjuk ke obat hijau kecil yang berada ditangannya. "Tapi gue tau, Lo mau minum ini bukan karena lo sakit maag." Tebaknya."Enggak " elak Egas."Lo gak sakit maag. Tapi Lo Laper! Makanya Lo mau minum obat itu biar Lo tahan kalo g

    Last Updated : 2021-09-13
  • 23.14   10

    HAPPY READING!!!'Gue baru sehari kenal sama dia 'kan, ya?'*MEREKA menyelesaikan makannya. Mamah Ana membereskan piring-piring kotor, sedangkan Ana, Nata dan Egas masih duduk diam di ruang makan.Ana yang merasa bosan pun memainkan ponselnya dengan meletakkan kepalanya diatas meja makan. Yang secara tidak langsung kepalanya menghadap ke arah Egas yang duduk disebelahnya.Drrt....drrt...Ponsel Ana berdering yang membuatnya seketika terkejut dan mendengus kesal saat melihat nama kontak di layar ponselnya.ALFI 🤡 CALLING..."apaan?" Sewot Ana."Lah, situ yang sewot. Kemana Lo woy?" Sahut Alfi yang membu

    Last Updated : 2021-09-14
  • 23.14   11

    HAPPY READING!!!'Besok Ana kesini lagi kok, pak.'»«PEREMPUAN berhijab itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dengan Cengiran lebar diwajahnya saat berhadapan dengan sang mamah yang sudah menunggunya sedari tadi."Dari mana aja, hm?" Tanya mamahnya menatap kearah Ana sembari bersedekap dada."A--""Udah. Marahnya dilanjut nanti. Sekarang jadi pergi gak?" Potong Papahnya sebelum Ana menyelesaikan ucapannya."Kamu ke kamar, Ganti baju." Titah Mamahnya."Asiap!" Ana segera berlari masuk kedalam kamarnya.»«Setelah mencabuti rumput-rumput liar yang

    Last Updated : 2021-09-14

Latest chapter

  • 23.14   53

    HAPPY READING!!!!"Kamu diam, jangan teriak, sekarang kita pergi dari sini,"★Egas menahan pundak Ana, agar perempuan itu berhenti berjalan,dan kini menatap kearahnya. "are you okey?" tanyanya, khawatir.Ana tersenyum tipis, "im okey," jawabnya."Kesini naik apa?" tanya Egas, lagi."Motor,"Ana berjalan ke arah motornya, kebetulan mereka kini sudah berada di parkiran depan sekolah, Ana segera menaiki motor pespa putih kesayangannya itu, memakai helmnya lalu berpamitan. "Duluan," pamitnya, sebelum ditahan Egas."Yakin bisa? Gak bakal jatuh, kan?" Egas terlihat khawatir. "Kuat, gue duluan, dah," Ana menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, pergi dari area sekolah.★

  • 23.14   52

    HAPPY READING!!!"Lo itu pembunuh, Na," ★Ana mengenakan jaketnya, dan tidak lupa mengambil masker dari laci nakas, memakainya, lalu keluar dari kamar.10.35 WibAna melihat jam di pergelangan tangannya, "huh," ia menghela nafas."Kamu mau kemana, Ana, heum?" tanya mamahnya dari ruang tamu, menghampiri Ana dengan tergesa-gesa. "Kamu masih sakit, masuk kamar lagi sana," suruhnya.Ana tak kunjung menjawab, mamahnya berkacak pinggang dan berkata,"jawab, Febriana Aurelie,"Ana menggaruk kepalanya pelan, lalu nyengir lebar dibalik maskernya kearah mamahnya. "Hehe," cengirnya."Ana mau ke sekolah, ada urusan bentarrrr doang, boleh kan mah?" ijinnya"Gak boleh," jawab mamahnya cepat.A

  • 23.14   51

    HAPPY READING!!!'Ekspektasinya terlalu tinggi'★Ana menengok, kemudian menunjuk dirinya sendiri, seakan berkata, 'ngomong sama gue?'Cowok itu mengangguk, "iya, elo." katanya, menghampiri Ana.Ana mengangkat sebelah alisnya. 'kenapa?'"Thanks buat yang tadi, lain kali pasti bakal gue ganti," ujarnya, tulus. "Gue Indra," Indra mengulurkan tangannya kehadapan Ana."Dia Arka," lanjutnya menunjuk kearah temannya disebelahnya.Ana mengangguk paham. "Santai." hanya kata itu yang keluar dari mulut Ana."Nama Lo?" tanya Arka, membuat Ana menengok kearahnya.Belum juga Ana menjawab, tetesan air hujan sudah lebih dulu jatuh ketanah. Membuat kedua lelaki disana segera melindungi kepala mereka dengan tanga

  • 23.14   50

    HAPPY READING!!!'jelas-jelas berbohong, karena memang kenyataannya tidak seperti yang diucapkannya.'*Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.Didalam kamarnya, Ana hanya menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong, entah ingin melakukan apa, dia sendiri merasa malas melakukan apapun.Sore tadi, setelah acara pemakaman Zidan selesai, Ana langsung pulang kerumah. Walaupun hanya bisa melihat dari kejauhan, dia sudah merasa cukup. Karena tak ingin membuat keributan karena Zeldan tak ingin ia ada disana, Ana lebih mencari aman."Maafin gue, Dat."batin Ana, lirih."Apa lo marah sama gue, Dat?""Maaf.. maaf... Maaf,"Lagi. Ana lagi-lagi kembali menangis dalam diam. Kembali merasakan sesaknya menahan tangisnya, agar tidak membuat kedua oran

  • 23.14   49

    HAPPY READING!!!'Dia pergi...:»«Anta berlari ke arah salah satu suster yang berjalan keluar dari ruangan operasi, beberapa suster yang lainnya pergi begitu saja dari sana. "Sus," panggilnya."Maaf, ada apa ya?" Tanya susternya."Pasien yang korban kecelakaan, yang tadi dioperasi. Atas nama Zidan Fadlan Albani, dia dimana ya? Gimana keadaannya?" Tanyanya beruntut.Suster itu terdiam, lalu menjawab. "Korban kecelakaan kereta tadi sore?" Mereka semua yang ada diantara mengangguk."Korban sudah dibawa ke ruang jenazah,ti—"Zeldan maju dengan emosi, namun dengan cepat di tahan dengan Kafi dan Alfi disana. "SUSTER KALO MAU BERCANDA JANGAN KELEWATAN, BISA GAK, HAH?!" Bentak Zeldan. "SEKARANG DIMANA ZIDAN! DIMANA KEMBARAN SAYA, HAH?!"emosinya kalut."

  • 23.14   48

    HAPPY READING:):'Dia pasti baik-baik saja.'»«Kembali ke rumah Anta, tepatnya dikamar Anta--tempat semuanya berkumpul kini. Mata Anta dan Kafi tertuju pada Zeldan, saat mendengar ponselnya yang jatuh tiba-tiba ke lantai, dan lelaki itu meringis memegangi kepalanya, yang entah mengapa terasa sangat sakit.Zidan yang tadinya sibuk dengan ponselnya, kini memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit, lalu beberapa saat kemudian dia pingsan, membuat kedua temannya disana mulai panik dan berusaha untuk menyadarkannya."Oy, Dan!" Anta yang melihat Zeldan tergeletak di lantai mulai mendekatinya. "Kenapa,Lo?!" Tanyanya, terdengar dari nada suaranya, kalau Lelaki itu kini tengah khawatir, begitu juga dengan Kafi."Jangan bercanda, tolol! Bercandaan Lo gak lucu!" Sambung Kafi.

  • 23.14   47

    HAPPY READING!!!'Jangan tutup mata Lo, oke?'»«Zidan beranjak dari tempatnya sambil terus mengumpati Zeldan yang seenaknya saja menyuruhnya. "Punya kembaran gak ada akhlak emang." Kesalnya."Samanya kayak Lo anjir," sahut Kafi."Ya sama lah bedon! Kan mereka kembar!" Sewot Anta, lalu mengeplak kepala Kafi, kesal."Dahlah!" Zidan mengambil kunci motornya dan berjalan ke pintu. Ana ikut beranjak dari tempatnya menyusul Zidan, dengan Surya mengenakan Jaketnya. "Gue ikut." Pinta Ana."Dih, ngapain Lo?" Heran Zidan. "Disini aja, udah!" Suruhnya."Mau ikut. Bosen gue disini mulu." Sahutnya. "Apalagi sekarang udah sore, langitnya pasti lagi bagus!" Lanjutnya, menarik turunkan alisnya menatap Zidan agar mengijinkannya ikut.Zidan mengangguk pelan, lalu mencu

  • 23.14   46

    HAPPY READING!!!'Heee....'»«Rendy dan Ana kembali ke atas, ketempat semua teman-temannya berkumpul. Disaat mereka melewati salah satu kamar milik anggota Domino yang jaraknya lumayan dekat dengan ruangan bawah tanah, terdengar suara laknat dari dalam kamar yang membuat Rendy langsung menutup kedua telinga Ana dengan tangannya."Ada apaan dah, bang?" Tanya Ana heran.Rendy menggeleng, "gak ada apa-apaan. Udah sana balik. Masalah disini, biar gue yang beresin." Ujarnya, sambil membawa Ana pergi menjauh dari sana sampai tempat teman-temannya berada."Ayo pulang." Ajak Ana menarik tangan Kafi, dan lainnya pun mengikutinya dari belakang.Beberapa saat kemudian.Masih didalam Markas Domino. Rendy duduk santai didepan kamar yang tadi dilewatinya bersamaan Ana, dengan santa

  • 23.14   45

    HAPPY READING!!'Mulut Lo emang ngomong begitu. Tapi dihati Lo lain lagi, kan?'»«Selesai latihan, Ana sedikit menjauh dari teman-temannya, lalu menerima telpon yang masuk ke ponselnya."Ya?""Masalah satu anggota geng Derwis yang Lo tahan waktu itu..." Terdengar suara Rendy disebrang sana"Terus? Dia masih gak mau ngomong?""Ya begitu.. dia masih gak mau ngomong siapa leadernya. Gimana nih?""Biar gue aja. Nanti gue kesana." Ucapnya lalu menutup teleponnya Secara sepihak.Zidan menengok, "Kenapa?" Tanyanya."Gak ada." Jawabnya sambil beranjak dari tempatnya. "Abis ini gue mau ke markas, ada urusan."Egas ikut beranjak dari tempatnya, "gue... Duluan, ada urusan soalnya," pamitnya.

DMCA.com Protection Status