Share

05

Author: _Gaguna
last update Last Updated: 2021-08-17 04:40:55

HAPPY READING!!!

'Kita semua sama. Gak ada yang dibeda-bedain! Ngerti?'

*

"MAKSUD LO APA HAH?!"  Teriak Ana Langsung mencengkeram kerah baju Kafi.

"Mereka tau. Tapi bonyok Lo enggak. Santai dikit Napa." Kekehnya.

"Lo ngasih tau mereka?" Tanya Ana.

"Domino. Lo tau perkumpulan itu?" Tanya balik Kafi.

"Perkumpulan? Perkumpulan apaan itu?" 

"Febriana Aurelie. Seorang leader. Atau pendiri dari Domino yang baru aja dibentuk satu tahun yang lalu. Perkumpulan yang suka membantu masyarakat dan juga kadang membuat masalah. Dan yang dikira orang-orang semua anggota itu cowok. Ternyata leadernya itu cewek. Lo tertutup sama orang lain. Tapi Lo terbuka dengan anggota Lo, dengan bilang kalo Lo itu cewek." Ujar Kafi panjang lebar.

"Lah? Apaan njir? Udah kayak cerita novel aja?" Tawanya pelan.

"Tapi itu bener, kan?" Ana terdiam dan terlihat sedikit ragu untuk menjawabnya. Tak lama, ia mengangguk pelan menyahutinya. "Ya, begitu."

"Lo tau dari mana?" Tanyanya seraya  melepaskan cengkraman di kerah baju Kafi.

"Apa Lo lupa, kalo baru aja Nerima tiga anggota baru?" Kafi menengok ke arah Ana dengan Tersenyum sombong. "Salah satu dari mereka, itu gue." Ujarnya.

"Kenapa gak bilang dari awal woy!!!?" Kesal Ana.

"Gue pikir Lo tau." Tawanya.

"Jangan-jangan yang dua orang itu..."

"Ya..."

"JIDAT! EDAN!" Panggil Ana ke dua orang yang sedang merebahkan tubuhnya dibawah pohon rindang tak jauh dari tempatnya berada.

Kedua lelaki kembar itu, saat mendengar teriakan Ana Langsung membuka matanya yang tadinya tertutup dan mendengus kesal mendengarnya.

"APA?" Sahut Keduanya tanpa berniat beranjak dari tempatnya.

"Sini dulu." Sahut Ana.

Zidane  Fadlan Albani. Salah satu anak kembar lelaki dari pasangan Ica dan Angga. Jidan, nama panggilannya. Ia memiliki wajah tirus. Rahang yang tegas. Bulu mata pendek dan alisnya yang tipis. 

Zeldan Fadlan Albani. Edan, nama panggilannya. Dia juga Kembaran dari Jidan yang beda waktu lahirnya hanya lima belas menit. 

Mereka sama persis. Namun yang biasa dilihat orang agar bisa membedakannya adalah. Tinggi badan mereka. Zidane yang memiliki badan tinggi, dan Zeldan yang memiliki badan sedikit lebih pendek dari Jidan. Dan juga wajah mereka. Jika wajah Zidane tirus seperti Angga. Maka, Zeldan memiliki wajah sedikit chubby seperti Ica— Ibunya.

Walaupun malas, mereka tetap beranjak dari tempatnya menghampiri Ana yang sedang menunggu. Daripada mereka dicuekin dalam waktu yang lama, lebih baik mereka mengikuti saja ucapan perempuan itu.

"Apaan?" Tanya mereka bersamaan sambil menguap dan duduk lesehan diatas rumput-rumput disana.

"Kalian gabung ke Domino?" Tanya Ana.

"Domino, kah? Ah iya!" Sahut Jidan masih dengan setengah sadar, sembari menggaruk kepalanya.

Zeldan ikut menggaruk kepalanya dan ia sedikit berpikir saat Ana bertanya. "Domino?" Gumamnya. Dia langsung membuka matanya dan mengeplak belakang kepala kembarannya itu.

PLAK!

"Domino, bego! Ana." Katanya saat baru teringat sesuatu yang penting.

"Ah iya!" Sahut Jidan. "Leader?" Tunjuknya ke arah Ana yang berada didepannya

Ana menghela nafasnya dan menggeleng. "Gue ingetin ke kalian. Disana, gak ada leader-leaderan. Semuanya sama. Gak ada yang dibeda-bedain. Sampe sini paham?"

"Ya."

Ana mengambil tasnya dan Langsung mengubungi nomor seseorang di ponselnya.

Drrt...drrt...

Tak lama berdering, panggilan telepon Langsung diterima.

"Bilang ke anggota yang lain. Batu ataupun lama. Kalo gue itu bukan leader! Kita semua sama. Gak ada yang dibeda-bedain! Ngerti?" Kata Ana Langsung ke intinya. Setelah mengatakan itu, dia langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

"Gak mau dianggep leader, tapi—" mata Ana melotot tajam saat mendengar gumaman Kafi yang berada disebelahnya. "Apa?" Tanyanya galak.

"Oh ya! Selesai dari sini kita ke—"

"Gak mau. Ngantuk. Mau tidur!" Sahut Ana memotong ucapan Zeldan yang sedang berbicara.

"Tidur mulu. Lagi cosplay jadi kebo, Lo?" Canda Jidan

"Jidat bacot!" Cibir Ana

"Lo—"

"Yok! Semuanya kumpul! Kita mulai latihannya sekarang."  Ucap seorang perempuan  berhijab yang sudah memakai seragam olahraganya walaupun terlihat jelas perutnya yang membesar karena sedang hamil.

Mereka semu yang ada disana berkumpul dihadapan Ipeh, yang mengajarkan mereka semua teknik bela diri dari dasarnya. Ipeh meregangkan tubuhnya sembari semua yang ada disana berkumpul dihadapannya. Kecuali Alfi dan Anta yang sedang Mabar tak jauh dari tempat mereka berada 

"Bumil makin aktif aja,"

"Inget. Diperut ada isinya tuh."

"Kalo tente Ipeh mah perutnya sekarang isinya bayi. Kalo Lo isinya tai."

"Goblog! Haha," tawa mereka semua yang ada disana.

"Tante?" Cibir Ana yang menarik perhatian Ipeh. "Ncing kali," Kekehnya.

"Emangnya. Emak Ama anak sama ae Lo berdua," Kata Ipeh sembari mengelus perutnya.

"Inget. Lagi bunting tuh, Jan gerak-gerak mulu ncing. Takut kenapa-napa." Ucap Ana memperingati.

"Bunting?  Dikira gue hewan kali ya?" Gumam Ipeh.

"Udah, udah." Seorang lelaki dengan pakaian santainya datang dari belakang Ipeh dan berdiri tepat disebelahnya.

Aidinal tersenyum kearah istrinya itu dan menunjuk kearah kursi yang berada tak jauh dari tempat mereka berada. "Kamu duduk aja. Mulai hari ini, biar aku aja yang ngelatih mereka." Katanya.

"Yakin?" 

"Ya."

Mereka semua yang ada Disana entah sejak kapan sudah duduk dibawah dengan tangan yang menopang dagu melihat kemesraan Aidinal dan Ipeh didepan sana.

"Kapan gue kayak gitu?"

"Mulai... Mulai.."

"Drama pun dimulai bung."

"Udah." Aidinal tersenyum kearah Ipeh yang duduk dan menurutinya agar tak usah melatih keempat remaja yang berada dihadapannya itu. "Bangun! Kita mulai latihannya sekarang!" Katanya dengan Tegas, membuat keempat remaja itu langsung berdiri.

Latihan pun dimulai sampai sore tiba dengan cepat. Keempat remaja itu meluruskan kakinya dan merebahkan tubuh mereka diatas rumput-rumput sembari menatap langit orange yang mulai gelap.

"Kalo udah istirahatnya, terserah kalian mau masuk, makan dulu. Atau langsung pulang ." Kata Ipeh melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

"Baik!"

"Pulang?" Tanya Kafi.

"Pulang!" Sahut mereka semua lalu bangkit dari tidurnya, kecuali Ana yang menutup matanya dengan lengannya.

"Ana! Wey. Mau pulang kagak Lo?" Tanya Zeldan.

"Capek. Mau tidur," Sahut Ana pelan. 

"Mau gendong?" Tanya Jidan.

"Hm." Gumam Ana pelan lalu tak lama kemudian ia tertidur saat Jidan menggendongnya dipunggungnya.

"Kebiasaan Lo kalo kecapean. Pasti tidur." Kata Jidan.

Alfi yang baru saja selesai Mabar dengan Anata beranjak dari tempatnya saat melihat Ana yang tertidur dan digendong di punggung Jidan. "Kecapean, dia?" Tanyanya.

"Ya."

"Biar gue anter. Bawa ke mobil gue. Kalian Langsung balik aja." Titah Anta

"Kami ikut!" 

"Terserah. Yaudah ayo."

Setelah memasukkan Ana kedalam mobil Anta, mereka semua berpamitan ke Ipeh dan Aidinal yang sedang berdiri didepan pintu.

"Yaudah kita balik. Assalamualaikum."

"Walaikumussalam." Sahut Ipeh dan Aidinal secara bersamaan. 

"Aku anter Ana pulang dulu." Kata Anta menyalami tangan Mamah dan bapaknya itu.

"Iya. Hati-hati. Jagain Ananya. Jagan diapa-apain anak orang. Jangan sampe lecet."

"Siap!"

'Lo beruntung... Banyak orang yang sayang sama Lo, Na' Batin Anta Tersenyum senang.

*

—TO BE CONTINUE—

Related chapters

  • 23.14   06

    HAPPY READING!!!*Tok.... Tok...tok..Pintu rumah diketuk. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampakkan seorang perempuan berhijab yang membukakan pintunya."Ananya kecapean nih Tan. Biasa." Kata Zeldan menunjuk ke arah Ana yang berada dipunggung Jidan."Langsung bawa masuk ke kamarnya aja." Suruh Okta mempersilahkan semua remaja itu masuk kedalam rumahnya.Setelah membaringkan Ana di kasurnya, Jidan keluar dari kamar temannya itu dengan menutup pintu kamarnya perlahan dan melangkah menghampiri teman-temannya yang lain sedang menunggu di ruang tamu."Tidur dia?" Jidan mengangguk menyahutinya.Mereka semua berkumpul diruang tamu. Sembari menonton dan memakan cemilan-cemilan yang disediakan. Atau lebih tepatnya, mereka ngambil sendiri tanpa perlu disuruh.Beberapa menit kemudian. Pintu kamar

    Last Updated : 2021-09-10
  • 23.14   07

    HAPPY READING!!!Kalau satu orang dapat hukuman, semuanya juga akan ikut dihukum.*Ana mengerem Motor Vespa putih kesayangannya itu saat sudah sampai tepat didepan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.Tin...tin..Ana membunyikan klakson Motornya sampai penjaga sekolah keluar berada di posnya. "Mang, bukain gerbangnya mang!" Teriak Ana yang membuat beberapa orang yang juga telat disana melihat kearahnya."Neng Ana lagi?" Gumam penjaga sekolah itu menggaruk kepalanya. "Saya gak bisa bukain gerbangnya. Tunggu aja Bu Wenda kesini. Tunggu bareng yang lainnya tuh," Lanjutnya sembari menunjuk ke beberapa orang yang juga telat sepertinya."Urgent nih mang. Gak bisa nunggu, saya." Desak Ana."Gak bisa." Kekeuh penjaga gerbang itu.

    Last Updated : 2021-09-11
  • 23.14   08

    HAPPY READING!!!!"Gak usah liat-liat gue. Ganggu!"*"Ana, Pesen makan." Suruh Kafi, yang membuat Ana baru saja mau duduk di kursi kantin, Langsung merengut kesal menatapnya."Gue--""Sut... Anak kecil gak usah banyak bacot. Pesen sana." Potong Alfi cepat yang membuat Ana tambah kesal saat melihat sifat tengilnya."Awas Lo Fi!" Ancam Ana tajam. Orang yang diancamnya itu hanya tersenyum meledek kearahnya"Jidan, Edan. Temenin." Pinta Ana dengan memasang wajah memelas kehadap dua orang kembar yang justru menghiraukannya dan asik mengobrol."Oh.. gitu?! Biarin aja. Gue pesen buat gue sendiri. Males. Awas aja pada minta!" Putus Ana lalu pergi dari sana. Lalu disambut gelak tawa

    Last Updated : 2021-09-12
  • 23.14   09

    HAPPY READING!!!"Saya suka kok,"*"EGAS?" Panggil Ana yang menghentikan langkahnya."Ya." Sahut Egas singkat.Ana mendekat kearah Egas yang berada didepannya. Ia mendekatkan telinganya ke arah lelaki itu. Dia tersenyum miring lalu menatap kearah lelaki dihadapannya itu. "Lo bohong." Katanya enteng."Bohong?" Gumam Egas."Ini. Lo pasti tau. Ini obat maag." Kata Ana menunjuk ke obat hijau kecil yang berada ditangannya. "Tapi gue tau, Lo mau minum ini bukan karena lo sakit maag." Tebaknya."Enggak " elak Egas."Lo gak sakit maag. Tapi Lo Laper! Makanya Lo mau minum obat itu biar Lo tahan kalo g

    Last Updated : 2021-09-13
  • 23.14   10

    HAPPY READING!!!'Gue baru sehari kenal sama dia 'kan, ya?'*MEREKA menyelesaikan makannya. Mamah Ana membereskan piring-piring kotor, sedangkan Ana, Nata dan Egas masih duduk diam di ruang makan.Ana yang merasa bosan pun memainkan ponselnya dengan meletakkan kepalanya diatas meja makan. Yang secara tidak langsung kepalanya menghadap ke arah Egas yang duduk disebelahnya.Drrt....drrt...Ponsel Ana berdering yang membuatnya seketika terkejut dan mendengus kesal saat melihat nama kontak di layar ponselnya.ALFI 🤡 CALLING..."apaan?" Sewot Ana."Lah, situ yang sewot. Kemana Lo woy?" Sahut Alfi yang membu

    Last Updated : 2021-09-14
  • 23.14   11

    HAPPY READING!!!'Besok Ana kesini lagi kok, pak.'»«PEREMPUAN berhijab itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dengan Cengiran lebar diwajahnya saat berhadapan dengan sang mamah yang sudah menunggunya sedari tadi."Dari mana aja, hm?" Tanya mamahnya menatap kearah Ana sembari bersedekap dada."A--""Udah. Marahnya dilanjut nanti. Sekarang jadi pergi gak?" Potong Papahnya sebelum Ana menyelesaikan ucapannya."Kamu ke kamar, Ganti baju." Titah Mamahnya."Asiap!" Ana segera berlari masuk kedalam kamarnya.»«Setelah mencabuti rumput-rumput liar yang

    Last Updated : 2021-09-14
  • 23.14   12

    HAPPY READING!!!'Sesuai janji, Gue bebasin Lo. Dan biarin Lo pergi ke neraka.'»«BRUK...! Terdengar suara punggung seseorang yang menabrak tembok dibelakangnya. Orang itu gemetar ketakutan, matanya membesar saat melihat orang didepannya berjalan santai kearahnya dan sedikit membungkukkan badannya ke arahnya."A-ampun. Sa-saya ng-ngaku. S-sa-saya salah! Saya pelakunya!" Katanya dengan nada gemetar ketakutan dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Lelaki didepannya ini terdiam, lalu beberapa saat kemudian ia tersenyum lebar. "Begitu?" Sahutnya."Shit! Harusnya dari tadi Lo ngakuny

    Last Updated : 2021-09-16
  • 23.14   13

    HAPPY READING!!!'Andai reinkarnasi itu benar-benar ada.'»«SETELAH Hampir dua jam dites dengan berbagai tes yang diberikan oleh Ana, Rendy dan juga beberapa anggota lainnya. Kini, Zidan, Zeldan dan Kafi menghembuskan nafasnya lega saat tesnya ternyata sudah selesai.Mereka menyeka keringat, lantas menerima minuman yang diulurkan oleh Ana dan Rendy. Mereka menerimanya dengan senang hati, lalu meneguknya sampai habis tak tersisa. Saking hausnya."Boleh juga ya, kalian?" Puji Rendy seraya bersedekap dada.'Iyalah! Temen-temen gue!' balas Ana dalam hatinya, bangga.

    Last Updated : 2021-09-16

Latest chapter

  • 23.14   53

    HAPPY READING!!!!"Kamu diam, jangan teriak, sekarang kita pergi dari sini,"★Egas menahan pundak Ana, agar perempuan itu berhenti berjalan,dan kini menatap kearahnya. "are you okey?" tanyanya, khawatir.Ana tersenyum tipis, "im okey," jawabnya."Kesini naik apa?" tanya Egas, lagi."Motor,"Ana berjalan ke arah motornya, kebetulan mereka kini sudah berada di parkiran depan sekolah, Ana segera menaiki motor pespa putih kesayangannya itu, memakai helmnya lalu berpamitan. "Duluan," pamitnya, sebelum ditahan Egas."Yakin bisa? Gak bakal jatuh, kan?" Egas terlihat khawatir. "Kuat, gue duluan, dah," Ana menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, pergi dari area sekolah.★

  • 23.14   52

    HAPPY READING!!!"Lo itu pembunuh, Na," ★Ana mengenakan jaketnya, dan tidak lupa mengambil masker dari laci nakas, memakainya, lalu keluar dari kamar.10.35 WibAna melihat jam di pergelangan tangannya, "huh," ia menghela nafas."Kamu mau kemana, Ana, heum?" tanya mamahnya dari ruang tamu, menghampiri Ana dengan tergesa-gesa. "Kamu masih sakit, masuk kamar lagi sana," suruhnya.Ana tak kunjung menjawab, mamahnya berkacak pinggang dan berkata,"jawab, Febriana Aurelie,"Ana menggaruk kepalanya pelan, lalu nyengir lebar dibalik maskernya kearah mamahnya. "Hehe," cengirnya."Ana mau ke sekolah, ada urusan bentarrrr doang, boleh kan mah?" ijinnya"Gak boleh," jawab mamahnya cepat.A

  • 23.14   51

    HAPPY READING!!!'Ekspektasinya terlalu tinggi'★Ana menengok, kemudian menunjuk dirinya sendiri, seakan berkata, 'ngomong sama gue?'Cowok itu mengangguk, "iya, elo." katanya, menghampiri Ana.Ana mengangkat sebelah alisnya. 'kenapa?'"Thanks buat yang tadi, lain kali pasti bakal gue ganti," ujarnya, tulus. "Gue Indra," Indra mengulurkan tangannya kehadapan Ana."Dia Arka," lanjutnya menunjuk kearah temannya disebelahnya.Ana mengangguk paham. "Santai." hanya kata itu yang keluar dari mulut Ana."Nama Lo?" tanya Arka, membuat Ana menengok kearahnya.Belum juga Ana menjawab, tetesan air hujan sudah lebih dulu jatuh ketanah. Membuat kedua lelaki disana segera melindungi kepala mereka dengan tanga

  • 23.14   50

    HAPPY READING!!!'jelas-jelas berbohong, karena memang kenyataannya tidak seperti yang diucapkannya.'*Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.Didalam kamarnya, Ana hanya menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong, entah ingin melakukan apa, dia sendiri merasa malas melakukan apapun.Sore tadi, setelah acara pemakaman Zidan selesai, Ana langsung pulang kerumah. Walaupun hanya bisa melihat dari kejauhan, dia sudah merasa cukup. Karena tak ingin membuat keributan karena Zeldan tak ingin ia ada disana, Ana lebih mencari aman."Maafin gue, Dat."batin Ana, lirih."Apa lo marah sama gue, Dat?""Maaf.. maaf... Maaf,"Lagi. Ana lagi-lagi kembali menangis dalam diam. Kembali merasakan sesaknya menahan tangisnya, agar tidak membuat kedua oran

  • 23.14   49

    HAPPY READING!!!'Dia pergi...:»«Anta berlari ke arah salah satu suster yang berjalan keluar dari ruangan operasi, beberapa suster yang lainnya pergi begitu saja dari sana. "Sus," panggilnya."Maaf, ada apa ya?" Tanya susternya."Pasien yang korban kecelakaan, yang tadi dioperasi. Atas nama Zidan Fadlan Albani, dia dimana ya? Gimana keadaannya?" Tanyanya beruntut.Suster itu terdiam, lalu menjawab. "Korban kecelakaan kereta tadi sore?" Mereka semua yang ada diantara mengangguk."Korban sudah dibawa ke ruang jenazah,ti—"Zeldan maju dengan emosi, namun dengan cepat di tahan dengan Kafi dan Alfi disana. "SUSTER KALO MAU BERCANDA JANGAN KELEWATAN, BISA GAK, HAH?!" Bentak Zeldan. "SEKARANG DIMANA ZIDAN! DIMANA KEMBARAN SAYA, HAH?!"emosinya kalut."

  • 23.14   48

    HAPPY READING:):'Dia pasti baik-baik saja.'»«Kembali ke rumah Anta, tepatnya dikamar Anta--tempat semuanya berkumpul kini. Mata Anta dan Kafi tertuju pada Zeldan, saat mendengar ponselnya yang jatuh tiba-tiba ke lantai, dan lelaki itu meringis memegangi kepalanya, yang entah mengapa terasa sangat sakit.Zidan yang tadinya sibuk dengan ponselnya, kini memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit, lalu beberapa saat kemudian dia pingsan, membuat kedua temannya disana mulai panik dan berusaha untuk menyadarkannya."Oy, Dan!" Anta yang melihat Zeldan tergeletak di lantai mulai mendekatinya. "Kenapa,Lo?!" Tanyanya, terdengar dari nada suaranya, kalau Lelaki itu kini tengah khawatir, begitu juga dengan Kafi."Jangan bercanda, tolol! Bercandaan Lo gak lucu!" Sambung Kafi.

  • 23.14   47

    HAPPY READING!!!'Jangan tutup mata Lo, oke?'»«Zidan beranjak dari tempatnya sambil terus mengumpati Zeldan yang seenaknya saja menyuruhnya. "Punya kembaran gak ada akhlak emang." Kesalnya."Samanya kayak Lo anjir," sahut Kafi."Ya sama lah bedon! Kan mereka kembar!" Sewot Anta, lalu mengeplak kepala Kafi, kesal."Dahlah!" Zidan mengambil kunci motornya dan berjalan ke pintu. Ana ikut beranjak dari tempatnya menyusul Zidan, dengan Surya mengenakan Jaketnya. "Gue ikut." Pinta Ana."Dih, ngapain Lo?" Heran Zidan. "Disini aja, udah!" Suruhnya."Mau ikut. Bosen gue disini mulu." Sahutnya. "Apalagi sekarang udah sore, langitnya pasti lagi bagus!" Lanjutnya, menarik turunkan alisnya menatap Zidan agar mengijinkannya ikut.Zidan mengangguk pelan, lalu mencu

  • 23.14   46

    HAPPY READING!!!'Heee....'»«Rendy dan Ana kembali ke atas, ketempat semua teman-temannya berkumpul. Disaat mereka melewati salah satu kamar milik anggota Domino yang jaraknya lumayan dekat dengan ruangan bawah tanah, terdengar suara laknat dari dalam kamar yang membuat Rendy langsung menutup kedua telinga Ana dengan tangannya."Ada apaan dah, bang?" Tanya Ana heran.Rendy menggeleng, "gak ada apa-apaan. Udah sana balik. Masalah disini, biar gue yang beresin." Ujarnya, sambil membawa Ana pergi menjauh dari sana sampai tempat teman-temannya berada."Ayo pulang." Ajak Ana menarik tangan Kafi, dan lainnya pun mengikutinya dari belakang.Beberapa saat kemudian.Masih didalam Markas Domino. Rendy duduk santai didepan kamar yang tadi dilewatinya bersamaan Ana, dengan santa

  • 23.14   45

    HAPPY READING!!'Mulut Lo emang ngomong begitu. Tapi dihati Lo lain lagi, kan?'»«Selesai latihan, Ana sedikit menjauh dari teman-temannya, lalu menerima telpon yang masuk ke ponselnya."Ya?""Masalah satu anggota geng Derwis yang Lo tahan waktu itu..." Terdengar suara Rendy disebrang sana"Terus? Dia masih gak mau ngomong?""Ya begitu.. dia masih gak mau ngomong siapa leadernya. Gimana nih?""Biar gue aja. Nanti gue kesana." Ucapnya lalu menutup teleponnya Secara sepihak.Zidan menengok, "Kenapa?" Tanyanya."Gak ada." Jawabnya sambil beranjak dari tempatnya. "Abis ini gue mau ke markas, ada urusan."Egas ikut beranjak dari tempatnya, "gue... Duluan, ada urusan soalnya," pamitnya.

DMCA.com Protection Status