Share

08

Penulis: _Gaguna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

HAPPY READING!!!!

"Gak usah liat-liat gue. Ganggu!"

*

"Ana, Pesen makan." Suruh Kafi, yang membuat Ana baru saja mau duduk di kursi kantin, Langsung merengut kesal menatapnya.

"Gue--"

"Sut... Anak kecil gak usah banyak bacot. Pesen sana." Potong Alfi cepat yang membuat Ana tambah kesal saat melihat sifat tengilnya.

"Awas Lo Fi!" Ancam Ana tajam. Orang yang diancamnya itu hanya tersenyum meledek kearahnya

"Jidan, Edan. Temenin." Pinta Ana dengan memasang wajah memelas kehadap dua orang kembar yang justru menghiraukannya dan asik mengobrol.

"Oh.. gitu?! Biarin aja. Gue pesen buat gue sendiri. Males. Awas aja pada minta!" Putus Ana lalu pergi dari sana. Lalu disambut gelak tawa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meilinda Yunita
yg kmren dptomg jarinya gimana masa diem aja sih ga ngelapor gitu atau apa.itu kan tindak kekerasan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • 23.14   09

    HAPPY READING!!!"Saya suka kok,"*"EGAS?" Panggil Ana yang menghentikan langkahnya."Ya." Sahut Egas singkat.Ana mendekat kearah Egas yang berada didepannya. Ia mendekatkan telinganya ke arah lelaki itu. Dia tersenyum miring lalu menatap kearah lelaki dihadapannya itu. "Lo bohong." Katanya enteng."Bohong?" Gumam Egas."Ini. Lo pasti tau. Ini obat maag." Kata Ana menunjuk ke obat hijau kecil yang berada ditangannya. "Tapi gue tau, Lo mau minum ini bukan karena lo sakit maag." Tebaknya."Enggak " elak Egas."Lo gak sakit maag. Tapi Lo Laper! Makanya Lo mau minum obat itu biar Lo tahan kalo g

  • 23.14   10

    HAPPY READING!!!'Gue baru sehari kenal sama dia 'kan, ya?'*MEREKA menyelesaikan makannya. Mamah Ana membereskan piring-piring kotor, sedangkan Ana, Nata dan Egas masih duduk diam di ruang makan.Ana yang merasa bosan pun memainkan ponselnya dengan meletakkan kepalanya diatas meja makan. Yang secara tidak langsung kepalanya menghadap ke arah Egas yang duduk disebelahnya.Drrt....drrt...Ponsel Ana berdering yang membuatnya seketika terkejut dan mendengus kesal saat melihat nama kontak di layar ponselnya.ALFI 🤡 CALLING..."apaan?" Sewot Ana."Lah, situ yang sewot. Kemana Lo woy?" Sahut Alfi yang membu

  • 23.14   11

    HAPPY READING!!!'Besok Ana kesini lagi kok, pak.'»«PEREMPUAN berhijab itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dengan Cengiran lebar diwajahnya saat berhadapan dengan sang mamah yang sudah menunggunya sedari tadi."Dari mana aja, hm?" Tanya mamahnya menatap kearah Ana sembari bersedekap dada."A--""Udah. Marahnya dilanjut nanti. Sekarang jadi pergi gak?" Potong Papahnya sebelum Ana menyelesaikan ucapannya."Kamu ke kamar, Ganti baju." Titah Mamahnya."Asiap!" Ana segera berlari masuk kedalam kamarnya.»«Setelah mencabuti rumput-rumput liar yang

  • 23.14   12

    HAPPY READING!!!'Sesuai janji, Gue bebasin Lo. Dan biarin Lo pergi ke neraka.'»«BRUK...! Terdengar suara punggung seseorang yang menabrak tembok dibelakangnya. Orang itu gemetar ketakutan, matanya membesar saat melihat orang didepannya berjalan santai kearahnya dan sedikit membungkukkan badannya ke arahnya."A-ampun. Sa-saya ng-ngaku. S-sa-saya salah! Saya pelakunya!" Katanya dengan nada gemetar ketakutan dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Lelaki didepannya ini terdiam, lalu beberapa saat kemudian ia tersenyum lebar. "Begitu?" Sahutnya."Shit! Harusnya dari tadi Lo ngakuny

  • 23.14   13

    HAPPY READING!!!'Andai reinkarnasi itu benar-benar ada.'»«SETELAH Hampir dua jam dites dengan berbagai tes yang diberikan oleh Ana, Rendy dan juga beberapa anggota lainnya. Kini, Zidan, Zeldan dan Kafi menghembuskan nafasnya lega saat tesnya ternyata sudah selesai.Mereka menyeka keringat, lantas menerima minuman yang diulurkan oleh Ana dan Rendy. Mereka menerimanya dengan senang hati, lalu meneguknya sampai habis tak tersisa. Saking hausnya."Boleh juga ya, kalian?" Puji Rendy seraya bersedekap dada.'Iyalah! Temen-temen gue!' balas Ana dalam hatinya, bangga.

  • 23.14   14

    HAPPY READING!!!'Ah! Si pisau bedah?'»«"HALLO?""Bang, Lo atau kirim anggota ke jalan Oscar 5. Kampung Deket perempatan lampu merah. Lo cari yang namanya Bu Dahlia, ibunya Langit. Beliau lagi sakit. Ajak ke rumah sakit, tolong." Ujar Ana "Siap!"TUT....Sambungan telepon terputus.Rendy orang yang tadi di telpon Ana. Saat Ana sudah memberi perintah, Tanpa berniat untuk bert

  • 23.14   15

    HAPPY READING!!!-Ia kembali melangkah kearah Piel dengan Tersenyum lebar-»«PINTU ruangan terbuka. Terlihat, Ana yang masuk dengan membawa sebuah tentengan ditangannya."Kak Ana." Langit berlari kearahnya."Kamu--""Saya Ana, salam kenal Bu." Ujar Ana tersenyum ramah memperkenalkan dirinya."Ini Bu, kak Ana yang aku ceritain tadi. Kakak ini baik banget loh Bu," ujar Langit bersemangat mengajak Ana agar lebih dekat dengan ibunya"Iya? Terima kasih, ya. Maaf sudah menyusahkan," Kata Ibu Langit"Gak papa bu," senyum Ana."Langit mau jajan? Jajan sama bang Jidat, mau?" Zidan berjongkok di hadapan Langit yang mengangguk cepat menyahutinya. "MAU!"

  • 23.14   16

    HAPPY READING!!!-INFORMASI DIBATASI, UNTUK KEAMANAN PRIBADI.-»«KARENA rasa kepo dan bosannya sudah tercampur menjadi satu, melakukan kebiasaan yang kadang dilakukannya, yaitu menjadi stalker. Ana tersenyum kecil dengan jari-jemarinya menari-nari diatas keyboard mengetikkan sesuatu disana.Ana menekan tombol 'enter' dan mulai menatap fokus ke layar laptopnya. "Gak tau kenapa, gue malah kepo sama lo, Fabregas Argantara." Gumam Ana seraya memakan coklat yang entah sejak kapan sudah berada ditangannya.Menjadi stalker merupakan suatu hal yang baru untuk Ana. Walaupun baru, kemampuannya mencari tahu tentang seseorang tidak bisa diragukan lagi. yang pasti, dia bukan stalker abal-abal. Bukan sekedar mencari tahu lewat media sosial. Dia akan terus mencari tahu tentang orang yang sedang dicarinya me

Bab terbaru

  • 23.14   53

    HAPPY READING!!!!"Kamu diam, jangan teriak, sekarang kita pergi dari sini,"★Egas menahan pundak Ana, agar perempuan itu berhenti berjalan,dan kini menatap kearahnya. "are you okey?" tanyanya, khawatir.Ana tersenyum tipis, "im okey," jawabnya."Kesini naik apa?" tanya Egas, lagi."Motor,"Ana berjalan ke arah motornya, kebetulan mereka kini sudah berada di parkiran depan sekolah, Ana segera menaiki motor pespa putih kesayangannya itu, memakai helmnya lalu berpamitan. "Duluan," pamitnya, sebelum ditahan Egas."Yakin bisa? Gak bakal jatuh, kan?" Egas terlihat khawatir. "Kuat, gue duluan, dah," Ana menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, pergi dari area sekolah.★

  • 23.14   52

    HAPPY READING!!!"Lo itu pembunuh, Na," ★Ana mengenakan jaketnya, dan tidak lupa mengambil masker dari laci nakas, memakainya, lalu keluar dari kamar.10.35 WibAna melihat jam di pergelangan tangannya, "huh," ia menghela nafas."Kamu mau kemana, Ana, heum?" tanya mamahnya dari ruang tamu, menghampiri Ana dengan tergesa-gesa. "Kamu masih sakit, masuk kamar lagi sana," suruhnya.Ana tak kunjung menjawab, mamahnya berkacak pinggang dan berkata,"jawab, Febriana Aurelie,"Ana menggaruk kepalanya pelan, lalu nyengir lebar dibalik maskernya kearah mamahnya. "Hehe," cengirnya."Ana mau ke sekolah, ada urusan bentarrrr doang, boleh kan mah?" ijinnya"Gak boleh," jawab mamahnya cepat.A

  • 23.14   51

    HAPPY READING!!!'Ekspektasinya terlalu tinggi'★Ana menengok, kemudian menunjuk dirinya sendiri, seakan berkata, 'ngomong sama gue?'Cowok itu mengangguk, "iya, elo." katanya, menghampiri Ana.Ana mengangkat sebelah alisnya. 'kenapa?'"Thanks buat yang tadi, lain kali pasti bakal gue ganti," ujarnya, tulus. "Gue Indra," Indra mengulurkan tangannya kehadapan Ana."Dia Arka," lanjutnya menunjuk kearah temannya disebelahnya.Ana mengangguk paham. "Santai." hanya kata itu yang keluar dari mulut Ana."Nama Lo?" tanya Arka, membuat Ana menengok kearahnya.Belum juga Ana menjawab, tetesan air hujan sudah lebih dulu jatuh ketanah. Membuat kedua lelaki disana segera melindungi kepala mereka dengan tanga

  • 23.14   50

    HAPPY READING!!!'jelas-jelas berbohong, karena memang kenyataannya tidak seperti yang diucapkannya.'*Waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam.Didalam kamarnya, Ana hanya menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong, entah ingin melakukan apa, dia sendiri merasa malas melakukan apapun.Sore tadi, setelah acara pemakaman Zidan selesai, Ana langsung pulang kerumah. Walaupun hanya bisa melihat dari kejauhan, dia sudah merasa cukup. Karena tak ingin membuat keributan karena Zeldan tak ingin ia ada disana, Ana lebih mencari aman."Maafin gue, Dat."batin Ana, lirih."Apa lo marah sama gue, Dat?""Maaf.. maaf... Maaf,"Lagi. Ana lagi-lagi kembali menangis dalam diam. Kembali merasakan sesaknya menahan tangisnya, agar tidak membuat kedua oran

  • 23.14   49

    HAPPY READING!!!'Dia pergi...:»«Anta berlari ke arah salah satu suster yang berjalan keluar dari ruangan operasi, beberapa suster yang lainnya pergi begitu saja dari sana. "Sus," panggilnya."Maaf, ada apa ya?" Tanya susternya."Pasien yang korban kecelakaan, yang tadi dioperasi. Atas nama Zidan Fadlan Albani, dia dimana ya? Gimana keadaannya?" Tanyanya beruntut.Suster itu terdiam, lalu menjawab. "Korban kecelakaan kereta tadi sore?" Mereka semua yang ada diantara mengangguk."Korban sudah dibawa ke ruang jenazah,ti—"Zeldan maju dengan emosi, namun dengan cepat di tahan dengan Kafi dan Alfi disana. "SUSTER KALO MAU BERCANDA JANGAN KELEWATAN, BISA GAK, HAH?!" Bentak Zeldan. "SEKARANG DIMANA ZIDAN! DIMANA KEMBARAN SAYA, HAH?!"emosinya kalut."

  • 23.14   48

    HAPPY READING:):'Dia pasti baik-baik saja.'»«Kembali ke rumah Anta, tepatnya dikamar Anta--tempat semuanya berkumpul kini. Mata Anta dan Kafi tertuju pada Zeldan, saat mendengar ponselnya yang jatuh tiba-tiba ke lantai, dan lelaki itu meringis memegangi kepalanya, yang entah mengapa terasa sangat sakit.Zidan yang tadinya sibuk dengan ponselnya, kini memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit, lalu beberapa saat kemudian dia pingsan, membuat kedua temannya disana mulai panik dan berusaha untuk menyadarkannya."Oy, Dan!" Anta yang melihat Zeldan tergeletak di lantai mulai mendekatinya. "Kenapa,Lo?!" Tanyanya, terdengar dari nada suaranya, kalau Lelaki itu kini tengah khawatir, begitu juga dengan Kafi."Jangan bercanda, tolol! Bercandaan Lo gak lucu!" Sambung Kafi.

  • 23.14   47

    HAPPY READING!!!'Jangan tutup mata Lo, oke?'»«Zidan beranjak dari tempatnya sambil terus mengumpati Zeldan yang seenaknya saja menyuruhnya. "Punya kembaran gak ada akhlak emang." Kesalnya."Samanya kayak Lo anjir," sahut Kafi."Ya sama lah bedon! Kan mereka kembar!" Sewot Anta, lalu mengeplak kepala Kafi, kesal."Dahlah!" Zidan mengambil kunci motornya dan berjalan ke pintu. Ana ikut beranjak dari tempatnya menyusul Zidan, dengan Surya mengenakan Jaketnya. "Gue ikut." Pinta Ana."Dih, ngapain Lo?" Heran Zidan. "Disini aja, udah!" Suruhnya."Mau ikut. Bosen gue disini mulu." Sahutnya. "Apalagi sekarang udah sore, langitnya pasti lagi bagus!" Lanjutnya, menarik turunkan alisnya menatap Zidan agar mengijinkannya ikut.Zidan mengangguk pelan, lalu mencu

  • 23.14   46

    HAPPY READING!!!'Heee....'»«Rendy dan Ana kembali ke atas, ketempat semua teman-temannya berkumpul. Disaat mereka melewati salah satu kamar milik anggota Domino yang jaraknya lumayan dekat dengan ruangan bawah tanah, terdengar suara laknat dari dalam kamar yang membuat Rendy langsung menutup kedua telinga Ana dengan tangannya."Ada apaan dah, bang?" Tanya Ana heran.Rendy menggeleng, "gak ada apa-apaan. Udah sana balik. Masalah disini, biar gue yang beresin." Ujarnya, sambil membawa Ana pergi menjauh dari sana sampai tempat teman-temannya berada."Ayo pulang." Ajak Ana menarik tangan Kafi, dan lainnya pun mengikutinya dari belakang.Beberapa saat kemudian.Masih didalam Markas Domino. Rendy duduk santai didepan kamar yang tadi dilewatinya bersamaan Ana, dengan santa

  • 23.14   45

    HAPPY READING!!'Mulut Lo emang ngomong begitu. Tapi dihati Lo lain lagi, kan?'»«Selesai latihan, Ana sedikit menjauh dari teman-temannya, lalu menerima telpon yang masuk ke ponselnya."Ya?""Masalah satu anggota geng Derwis yang Lo tahan waktu itu..." Terdengar suara Rendy disebrang sana"Terus? Dia masih gak mau ngomong?""Ya begitu.. dia masih gak mau ngomong siapa leadernya. Gimana nih?""Biar gue aja. Nanti gue kesana." Ucapnya lalu menutup teleponnya Secara sepihak.Zidan menengok, "Kenapa?" Tanyanya."Gak ada." Jawabnya sambil beranjak dari tempatnya. "Abis ini gue mau ke markas, ada urusan."Egas ikut beranjak dari tempatnya, "gue... Duluan, ada urusan soalnya," pamitnya.

DMCA.com Protection Status