Pertemuan tak terduga antara Nika dan Aldi berubah menjadi cerita tersendiri. Persahabatan yang rumit di antara mereka, ditambah kehadiran Sri dan Rifan menambah cerita baru dalam romansa mereka. Akankah Nika dan Aldi jujur dengan perasaan masing-masing?
Lihat lebih banyakSetelah membayar tiket masuk, Nika dan teman-temannya berjalan menyusuri jalan setapak menuju kawahnya. Saat sampai di kawasan kawah, Rani melihat Aldi menyusuri kawasan kawah sampai ke area bawahnya. Rani berkata pada Nika.“Nika, hayu kita ke sana nyusul Aldi.”“Hayu hayu Ran. Kamu penasaran ya?”“Hahaha iya nih. Kuuuuuy!”Nika dan Rani pun menyusul Aldi ke bawah kawasan kawah. Aldi yang melihat Nika dan Rani menyusulnya seketika memanggil “Ayoooo siniiii! Hati-hati jalannya.”Sesampainya di bawah, Aldi berusaha mengajak Nika dan Rani ke tengah-tengah kawah. Namun, Rani enggan karena takut. Akhirnya, Nika sendiri yang menghampiri Aldi.“Nikaaaaaa siniiiiiii.” Ajak Aldi.“Ih aku takut jatoh. Gak mau ah!” Ujar Nika.“Engga kok gak akan. Liat pijakannya. Sini pegangan sama aku.” Aldi berkata dengan nada jahil.“Gak, gak usah makasih.
Saat menjelang tidur, Nika menerima pesan WA dari Ana.Ana - Nika, sabtu kosong engga?Nika - Iya. Kenapa gitu?Ana - Hayu maiiiiiiin.Nika - Kemana?Ana - Ciwidey. Hayu kita main ke Situ Patenggang.Nika – Hayuuuuuu. Siapa aja yang ikut ke sana?Ana – Rani, Aldi, Indri, Dian, Tari. Kuy ikut yaaaaa.Nika – Okeeeee. Kumpul di mana? Jamber?Ana – Kumpul di depan gerbang tol bubat ya jam 8.Nika – Okeeeee.Nika bergumam dalam hati ‘Huaaah besok gue ketemu dia lagi! Gimana gue harus bersikap? Sedangkan gue masih marah dan kesal sama dia.’ Ia lalu menarik selimutnya dan tidur.Besoknya, Ana mengirim pesan pada Nika jam setengah 8 pagi.Ana – Nika, cepetan siap-siap hayu kita main.Nika – Iyaaaaa An. Emang kalian udah di mana?Ana – Kita otw bentar lagi nyampe depan gerbang tol bubat. Cepetaaaaan!Nika – Iyaaa iya
“Oke, agar teman-teman lebih memahami materi yang kelompok kami sampaikan, kami sudah menyiapkan sebuah film.” Ana berkata saat presentasi masih berlangsung.“Asyiiiiik film apa nih?” Tia menanggapi.“Nah ini ya teman-teman, judulnya Free Writer. Film ini menceritakan tentang seorang guru yang berusaha mengubah mindset muridnya mengenai isu SARA dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari muridnya.”Ana pun langsung memutar film tersebut dan kami semua asyik menonton film tersebut. Saat adegan seru diputar, Aldi langsung maju ke depan.“Awas ih ngalangin tau! Lagi asyik-asyik juga nonton film malah ngalangin.”“Salah sendiri pendek, jadi aja ketutupan.”“Oh kamu yang gede badannya jadi kayak gerhana. Nutupin yg lain tau! Pindah ke belakang ih lagian kamu kan tinggi.”“Yaelah makanya aku pindah ke depan tuh ya karena ga keliatan. Kamu liat kan ini aku
“Oke, untuk tugas akhirnya kalian harus melakukan simulasi mengajar. Buat 3 kelompok, terus sebelum simulasi ke sekolah wajib konsul ke saya!” kata Pak Rahmat saat memberikan pengumuman di kelas.“Siap Pak, nanti saya buatkan kelompoknya.” sahut Tia, sebagai ketua kelas kami.Usai kuliah, Tia memberikan pengumuman di kelas.“Oke, sekarang kita bagi kelompok secara acak ya!”“Ana, bantu aku buat ngocok nama kelompok ya.”“Oke siap.”Saat pengumuman kelompok 3, keluarlah namaku dan juga namanya. Aku pun bergumam dalam hati ‘Ah, kenapa juga aku harus sekelompok dengannya sih?!’“Hah, aku jadi guru model?! Kenapa bukan orang lain aja?”. Nika berkata dengan lirih. Ana dan Rani pun mendengarnya “Tak apa Nika, siapa tau kan bisa jadi pengalaman juga buat kamu.” Ana dan Rani berusaha menenangkanku yang sejak tadi gemetar.Saat kumpul kelompo
Duk!“Aduuuuuuh sakit! Woy kalo jalan pelan-pelan dong!”Pria gempal dengan tas biru cerah itu berlari sambil berlalu.“Aduduuuuh sakit banget ini! Santai aja kali lagian masih ada waktu juga.” Nika berkata lirih sambil mengusap pundaknya.Setelah diam sebentar di ujung tangga, ia pun melanjutkan perjalanan ke gedung balai. Di sudut gedung, sudah ada Ana dan Rani.“Nikaaaaaa, Nikaaaaaaaa, siniiiiiiiii!”“Oh itu mereka! Hoooooy!”“Kenapa sih kamu pagi-pagi udah mesem gitu?” tanya Ana padaku.“Sebel banget tau masa tadi pas naik tangga ada cowok yang nabrak aku?! Mana ga minta maaf lagi! Ini bahu aku sakit banget soalnya ketabrak sama dia huhuhu.”“Dia buru-buru kali?”“Iya emang dia keliatan buru-buru. Tapi ga gitu juga sih! Santai aja kan masih ada waktu juga.”“Hahahaha dasar Nika. Ini tuh udah mepet waktu
Duk!“Aduuuuuuh sakit! Woy kalo jalan pelan-pelan dong!”Pria gempal dengan tas biru cerah itu berlari sambil berlalu.“Aduduuuuh sakit banget ini! Santai aja kali lagian masih ada waktu juga.” Nika berkata lirih sambil mengusap pundaknya.Setelah diam sebentar di ujung tangga, ia pun melanjutkan perjalanan ke gedung balai. Di sudut gedung, sudah ada Ana dan Rani.“Nikaaaaaa, Nikaaaaaaaa, siniiiiiiiii!”“Oh itu mereka! Hoooooy!”“Kenapa sih kamu pagi-pagi udah mesem gitu?” tanya Ana padaku.“Sebel banget tau masa tadi pas naik tangga ada cowok yang nabrak aku?! Mana ga minta maaf lagi! Ini bahu aku sakit banget soalnya ketabrak sama dia huhuhu.”“Dia buru-buru kali?”“Iya emang dia keliatan buru-buru. Tapi ga gitu juga sih! Santai aja kan masih ada waktu juga.”“Hahahaha dasar Nika. Ini tuh udah mepet waktu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen