Duk!
“Aduuuuuuh sakit! Woy kalo jalan pelan-pelan dong!”
Pria gempal dengan tas biru cerah itu berlari sambil berlalu.
“Aduduuuuh sakit banget ini! Santai aja kali lagian masih ada waktu juga.” Nika berkata lirih sambil mengusap pundaknya.
Setelah diam sebentar di ujung tangga, ia pun melanjutkan perjalanan ke gedung balai. Di sudut gedung, sudah ada Ana dan Rani.
“Nikaaaaaa, Nikaaaaaaaa, siniiiiiiiii!”
“Oh itu mereka! Hoooooy!”
“Kenapa sih kamu pagi-pagi udah mesem gitu?” tanya Ana padaku.
“Sebel banget tau masa tadi pas naik tangga ada cowok yang nabrak aku?! Mana ga minta maaf lagi! Ini bahu aku sakit banget soalnya ketabrak sama dia huhuhu.”
“Dia buru-buru kali?”
“Iya emang dia keliatan buru-buru. Tapi ga gitu juga sih! Santai aja kan masih ada waktu juga.”
“Hahahaha dasar Nika. Ini tuh udah mepet waktu tauuuu. Ini aja kamu nyampe 5 menit sebelum orientasi dimulai kan?”
“Hahahaha iya juga sih.”
***
“Asiiiik kita bertiga sekelas! Kita ada di kelas A.” Nika berkata dengan girang.
“Ah iya kita sekelas dong!” Ana menambahkan.
“Aku penasaran cowok biologi di kelas kita ada berapa orang ya? Hahaha.” Ucap Rani dengan nada menyelidik serta senyum Ana yang jahil.
“Hahahaha emang dasar ih kalian konyol banget.”
“Tau lah ya kan biologi udah terkenal spesies cowoknya langka. Hahaha.”
Rani dan Ana mulai menghitung laki-laki yang ada di dalam kelas. Lalu, Nika tanpa sengaja melihat sosok pria gempal itu duduk di pojok depan seberang meja dosen. Nika pun langsung berbisik pada Ana dan Rani.
“Ana, Rani, itu dia cowok gendut yang waktu itu nabrak aku di tangga!” Nika mengarahkan matanya menuju tempat yang dimaksud.
“Oh yang pake kacamata sama tas biru persib itu bukan?” Sahut Ana dan Rani sambil mengikuti gerak mata Nika.
“Ah iya iya bener yang itu!” Ujar Nika membenarkan.
“Hahahahaha ketemu lagi ya kalian.”
“Ih apaan sih kalian, aku masih sebel tau!”
Saat maju untuk perkenalan mahasiswa, pria itu maju duluan dan memperkenalkan dirinya. “Perkenalkan, nama saya Aldi Swastamita, biasa dipanggi Aldi. Asal saya dari Jakarta. Oh iya, status saya saat ini single loh.” Sontak aku dan teman satu kelas tercengang mendengar ucapannya. Rani kemudian berbisik pada Nika.
“Ini orang kenapa sih? Kuliah kok jadi ajang cari jodoh lah.”
“Biasalah, mungkin dia kesepian butuh wanita. Butuh dimanja hahaha.” Begitu ucap Nika pada Rani. Ana yang duduk di belakang kami pun menambahkan “Ini orang emang kegatelan. Awas ah kita jangan deket-deket sama dia!” Lalu perkenalan pun berlanjut sampai akhirnya tiba giliran Nika yang maju ke depan. Saat baru saja memperkenalkan diri, tiba-tiba Aldi memotong pembicaraan.
“Wah, kamu kan cewek judes yang waktu itu papasan di tangga kan? Iya, kan?”
“Oh jadi ternyata kita sekelas ya. Jangan judes nanti cowok pada takut. Hahaha”
Sontak saat itu Nika langsung geram dan berujar “Apaan sih lo, baru kenal juga udah bilang judes-judes.”
“Kita kan baru aja kenal, ga usah sok tau deh sama kepribadian gue.”
“Hahaha ampun – ampun bercanda ko. Yaudah salam kenal ya. Semoga kita akur ke depannya.” Begitu ujarnya. Saat Nika kembali ke tempat duduknya, Rani dan Ana berbisik
“Gila kamu ngegas banget!”
“Sebel gue baru juga ketemu sekilas udah bilang gue jutek hidiiih!”
“Hahaha mungkin dia pengen kenalan dan deket sama lo kali ya, Nika?”
“Meneketehe dah ga peduli gue.”
***
“Oke, untuk tugas akhirnya kalian harus melakukan simulasi mengajar. Buat 3 kelompok, terus sebelum simulasi ke sekolah wajib konsul ke saya!” kata Pak Rahmat saat memberikan pengumuman di kelas.“Siap Pak, nanti saya buatkan kelompoknya.” sahut Tia, sebagai ketua kelas kami.Usai kuliah, Tia memberikan pengumuman di kelas.“Oke, sekarang kita bagi kelompok secara acak ya!”“Ana, bantu aku buat ngocok nama kelompok ya.”“Oke siap.”Saat pengumuman kelompok 3, keluarlah namaku dan juga namanya. Aku pun bergumam dalam hati ‘Ah, kenapa juga aku harus sekelompok dengannya sih?!’“Hah, aku jadi guru model?! Kenapa bukan orang lain aja?”. Nika berkata dengan lirih. Ana dan Rani pun mendengarnya “Tak apa Nika, siapa tau kan bisa jadi pengalaman juga buat kamu.” Ana dan Rani berusaha menenangkanku yang sejak tadi gemetar.Saat kumpul kelompo
“Oke, agar teman-teman lebih memahami materi yang kelompok kami sampaikan, kami sudah menyiapkan sebuah film.” Ana berkata saat presentasi masih berlangsung.“Asyiiiiik film apa nih?” Tia menanggapi.“Nah ini ya teman-teman, judulnya Free Writer. Film ini menceritakan tentang seorang guru yang berusaha mengubah mindset muridnya mengenai isu SARA dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari muridnya.”Ana pun langsung memutar film tersebut dan kami semua asyik menonton film tersebut. Saat adegan seru diputar, Aldi langsung maju ke depan.“Awas ih ngalangin tau! Lagi asyik-asyik juga nonton film malah ngalangin.”“Salah sendiri pendek, jadi aja ketutupan.”“Oh kamu yang gede badannya jadi kayak gerhana. Nutupin yg lain tau! Pindah ke belakang ih lagian kamu kan tinggi.”“Yaelah makanya aku pindah ke depan tuh ya karena ga keliatan. Kamu liat kan ini aku
Saat menjelang tidur, Nika menerima pesan WA dari Ana.Ana - Nika, sabtu kosong engga?Nika - Iya. Kenapa gitu?Ana - Hayu maiiiiiiin.Nika - Kemana?Ana - Ciwidey. Hayu kita main ke Situ Patenggang.Nika – Hayuuuuuu. Siapa aja yang ikut ke sana?Ana – Rani, Aldi, Indri, Dian, Tari. Kuy ikut yaaaaa.Nika – Okeeeee. Kumpul di mana? Jamber?Ana – Kumpul di depan gerbang tol bubat ya jam 8.Nika – Okeeeee.Nika bergumam dalam hati ‘Huaaah besok gue ketemu dia lagi! Gimana gue harus bersikap? Sedangkan gue masih marah dan kesal sama dia.’ Ia lalu menarik selimutnya dan tidur.Besoknya, Ana mengirim pesan pada Nika jam setengah 8 pagi.Ana – Nika, cepetan siap-siap hayu kita main.Nika – Iyaaaaa An. Emang kalian udah di mana?Ana – Kita otw bentar lagi nyampe depan gerbang tol bubat. Cepetaaaaan!Nika – Iyaaa iya
Setelah membayar tiket masuk, Nika dan teman-temannya berjalan menyusuri jalan setapak menuju kawahnya. Saat sampai di kawasan kawah, Rani melihat Aldi menyusuri kawasan kawah sampai ke area bawahnya. Rani berkata pada Nika.“Nika, hayu kita ke sana nyusul Aldi.”“Hayu hayu Ran. Kamu penasaran ya?”“Hahaha iya nih. Kuuuuuy!”Nika dan Rani pun menyusul Aldi ke bawah kawasan kawah. Aldi yang melihat Nika dan Rani menyusulnya seketika memanggil “Ayoooo siniiii! Hati-hati jalannya.”Sesampainya di bawah, Aldi berusaha mengajak Nika dan Rani ke tengah-tengah kawah. Namun, Rani enggan karena takut. Akhirnya, Nika sendiri yang menghampiri Aldi.“Nikaaaaaa siniiiiiii.” Ajak Aldi.“Ih aku takut jatoh. Gak mau ah!” Ujar Nika.“Engga kok gak akan. Liat pijakannya. Sini pegangan sama aku.” Aldi berkata dengan nada jahil.“Gak, gak usah makasih.
Setelah membayar tiket masuk, Nika dan teman-temannya berjalan menyusuri jalan setapak menuju kawahnya. Saat sampai di kawasan kawah, Rani melihat Aldi menyusuri kawasan kawah sampai ke area bawahnya. Rani berkata pada Nika.“Nika, hayu kita ke sana nyusul Aldi.”“Hayu hayu Ran. Kamu penasaran ya?”“Hahaha iya nih. Kuuuuuy!”Nika dan Rani pun menyusul Aldi ke bawah kawasan kawah. Aldi yang melihat Nika dan Rani menyusulnya seketika memanggil “Ayoooo siniiii! Hati-hati jalannya.”Sesampainya di bawah, Aldi berusaha mengajak Nika dan Rani ke tengah-tengah kawah. Namun, Rani enggan karena takut. Akhirnya, Nika sendiri yang menghampiri Aldi.“Nikaaaaaa siniiiiiii.” Ajak Aldi.“Ih aku takut jatoh. Gak mau ah!” Ujar Nika.“Engga kok gak akan. Liat pijakannya. Sini pegangan sama aku.” Aldi berkata dengan nada jahil.“Gak, gak usah makasih.
Saat menjelang tidur, Nika menerima pesan WA dari Ana.Ana - Nika, sabtu kosong engga?Nika - Iya. Kenapa gitu?Ana - Hayu maiiiiiiin.Nika - Kemana?Ana - Ciwidey. Hayu kita main ke Situ Patenggang.Nika – Hayuuuuuu. Siapa aja yang ikut ke sana?Ana – Rani, Aldi, Indri, Dian, Tari. Kuy ikut yaaaaa.Nika – Okeeeee. Kumpul di mana? Jamber?Ana – Kumpul di depan gerbang tol bubat ya jam 8.Nika – Okeeeee.Nika bergumam dalam hati ‘Huaaah besok gue ketemu dia lagi! Gimana gue harus bersikap? Sedangkan gue masih marah dan kesal sama dia.’ Ia lalu menarik selimutnya dan tidur.Besoknya, Ana mengirim pesan pada Nika jam setengah 8 pagi.Ana – Nika, cepetan siap-siap hayu kita main.Nika – Iyaaaaa An. Emang kalian udah di mana?Ana – Kita otw bentar lagi nyampe depan gerbang tol bubat. Cepetaaaaan!Nika – Iyaaa iya
“Oke, agar teman-teman lebih memahami materi yang kelompok kami sampaikan, kami sudah menyiapkan sebuah film.” Ana berkata saat presentasi masih berlangsung.“Asyiiiiik film apa nih?” Tia menanggapi.“Nah ini ya teman-teman, judulnya Free Writer. Film ini menceritakan tentang seorang guru yang berusaha mengubah mindset muridnya mengenai isu SARA dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari muridnya.”Ana pun langsung memutar film tersebut dan kami semua asyik menonton film tersebut. Saat adegan seru diputar, Aldi langsung maju ke depan.“Awas ih ngalangin tau! Lagi asyik-asyik juga nonton film malah ngalangin.”“Salah sendiri pendek, jadi aja ketutupan.”“Oh kamu yang gede badannya jadi kayak gerhana. Nutupin yg lain tau! Pindah ke belakang ih lagian kamu kan tinggi.”“Yaelah makanya aku pindah ke depan tuh ya karena ga keliatan. Kamu liat kan ini aku
“Oke, untuk tugas akhirnya kalian harus melakukan simulasi mengajar. Buat 3 kelompok, terus sebelum simulasi ke sekolah wajib konsul ke saya!” kata Pak Rahmat saat memberikan pengumuman di kelas.“Siap Pak, nanti saya buatkan kelompoknya.” sahut Tia, sebagai ketua kelas kami.Usai kuliah, Tia memberikan pengumuman di kelas.“Oke, sekarang kita bagi kelompok secara acak ya!”“Ana, bantu aku buat ngocok nama kelompok ya.”“Oke siap.”Saat pengumuman kelompok 3, keluarlah namaku dan juga namanya. Aku pun bergumam dalam hati ‘Ah, kenapa juga aku harus sekelompok dengannya sih?!’“Hah, aku jadi guru model?! Kenapa bukan orang lain aja?”. Nika berkata dengan lirih. Ana dan Rani pun mendengarnya “Tak apa Nika, siapa tau kan bisa jadi pengalaman juga buat kamu.” Ana dan Rani berusaha menenangkanku yang sejak tadi gemetar.Saat kumpul kelompo
Duk!“Aduuuuuuh sakit! Woy kalo jalan pelan-pelan dong!”Pria gempal dengan tas biru cerah itu berlari sambil berlalu.“Aduduuuuh sakit banget ini! Santai aja kali lagian masih ada waktu juga.” Nika berkata lirih sambil mengusap pundaknya.Setelah diam sebentar di ujung tangga, ia pun melanjutkan perjalanan ke gedung balai. Di sudut gedung, sudah ada Ana dan Rani.“Nikaaaaaa, Nikaaaaaaaa, siniiiiiiiii!”“Oh itu mereka! Hoooooy!”“Kenapa sih kamu pagi-pagi udah mesem gitu?” tanya Ana padaku.“Sebel banget tau masa tadi pas naik tangga ada cowok yang nabrak aku?! Mana ga minta maaf lagi! Ini bahu aku sakit banget soalnya ketabrak sama dia huhuhu.”“Dia buru-buru kali?”“Iya emang dia keliatan buru-buru. Tapi ga gitu juga sih! Santai aja kan masih ada waktu juga.”“Hahahaha dasar Nika. Ini tuh udah mepet waktu