Semua Bab Terjerat Daun Muda : Bab 41 - Bab 50

70 Bab

Bab 41

41Tepat jam 7 pagi di hari Rabu, Jauhari dan rekan-rekannya berangkat menuju Port Stephens dengan menumpang di bus polisi. Beberapa mobil MPV turut dalam konvoi itu. Jauhari memandangi sekeliling sambil mengucap syukur dalam hati. Dia senang bisa melihat dunia luar, meskipun hanya beberapa jam. Jauhari yang duduk berdampingan dengan Yusuf, meminta untuk divideokan oleh sahabatnya tersebut. Jauhari mengoceh bak Youtuber untuk menceritakan pengalamannya dalam perjalanan itu. Setelahnya, video tersebut diunggah Yusuf ke akun IG Jauhari yang telah dia ambil alih sebagai admin. Tanpa dinyana, banyak orang memberikan respons positif dan mereka mendoakan Jauhari, agar selalu sehat serta bisa segera bebas. Video itu dibagikan ulang oleh semua pegawai PBK dan anak buah Jauhari di EMERALD. Dalam waktu singkat, video itu menjadi viral dan terus dibagikan banyak orang. Jasmine yang turut membagikan postingan itu, mengirimkan pesan pada Yusuf. Tidak berselang lama ponsel Jasmine berdering da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 42

42Rabu minggu berikutnya, giliran Avreen, Tyas dan Viviane yang memberikan keterangan dalam persidangan Owen dan Truman, versus kelompok Billy. Ketiga gadis tersebut melakukan tele conference dari ruang kerja Tio di kantor PG. Selain mereka, juga ada tim pengacara dan semua komisaris serta petinggi PBK. Avreen yang memberikan keterangan pertama, menjelaskan semuanya dengan runut, sesuai dengan peran Jauhari yang diubah untuknya. Avreen sudah berlatih sejak lama agar bibirnya tidak tergelincir menyebutkan perannya, yang sesungguhnya dalam peristiwa itu. Sebab nantinya semua akan makin rumit. Setelah Avreen, Tyas dan Viviane juga memberikan kesaksian serupa dengan yang diberikan mereka saat diperiksa penyidik hampir tiga bulan silam. Puluhan menit berlalu, tele conference pun usai. Namun, mereka masih menonton persidangan itu melalui sambungan video jarak jauh dengan Anzac, yang turut menghadiri persidangan di Port Stephens. Selain Anzac dan tim kuasa hukum, serta Aswin, Nasir, K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 43

43Mobil-mobil yang saling menyalip di jalanan tepi kota, menjadikan banyak orang penasaran. Namun, bila terdengar bunyi tembakan, pengguna jalan lainnya segera menyingkir. Akses menuju jalan raya utama Kota Sydney ditutup petugas. Mereka mengarahkan mobil-mobil yang hendak ke luar kota, untuk melewati jalur lain. Belasan kilometer mendekati Kota Sydney, Harper meminta sopirnya melakukan manuver putar balik. Sedangkan dia dan ketiga penumpang lainnya menembaki mobil-mobil yang masih mengekor, untuk menghentikan mereka di sana. Dedi dan Harzan yang telah berhasil mendahului sisa kendaraan lawan, ikut memutar balik dan berhenti di kanan serta kiri mobil Harper. Taylor dan Bunji sama-sama membidik lawan masing-masing. Begitu pula dengan Harper yang mengintai dari kaca samping kiri. Tiga letusan terdengar seiring dengan pecahnya kaca mobil kiri milik lawan, dan berputarnya mobil kanan, akibat bannya pecah. Mobil tengah juga terlihat kehilangan kendali, sebelum sang sopir benar-benar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 44

44Hari berganti hari. Sekelompok orang keluar dari gedung kejaksaan. Mereka bergegas menaiki dua mobil MPV yang telah menunggu di dekat tangga depan lobi utama. Kedua mobil hitam itu bergerak menuju kantor polisi pusat. Mereka harus segera tiba di sana, karena telah ditunggu banyak orang. Puluhan menit terlewati, Jauhari tertegun ketika didatangi Gilbert, Paul dan Harper. Geoff dan Cayden juga turut menemui lelaki muda yang tengah mengerjakan laporan PBK wilayah New Zealand, di laptopnya. Kala Gilbert menerangkan maksud kedatangannya, Jauhari sempat termamgu. Dia masih mengerjap-ngerjapkan mata ketika Yusuf berseru sambil berjoget gembira. Jauhari langsung mendekap Gilbert sambil mengucapkan terima kasih berulang kali. Kemudian dia berpindah mendekap Paul dan Harper. Sebelum merayakan kebebasannya bersama Yusuf, Geoff dan Cayden. Puluhan menit berlalu, Jauhari keluar dari selnya. Dia menemui semua petugas yang telah menunggu di aula, kemudian Jauhari menyalami mereka satu per sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 45

45*Grup Pahlawan Bertopeng*Wirya : Welcome, @Jauhari. Jauhari : Alhamdulillah. Hai, semuanya! Hugo : Hello, My Brother. Carlos : Nice to see you, @Ari. Gwenyth : @Bang Ari, aku kangen! Syuja : Nggak kangen sama aku, @Gwenyth? Gwenyth : Aku bingung mau jawab apa. Hasbi : Jawab aja, emoh! Dimas : Ora sudi! Beni : Ogah. Lazuardi : Malas. Yusuf : Siape elu bagi gue? Jeffrey : Langsung patah hati Syuja. Nanang : Dadanya terbelah. Fawwaz : Jantungnya remuk. Ibrahim : Syuja megap-megap. Chairil : Lalu dikasih napas buatan sama Anwar. Syuja : Najis! Qadry : Syuja langsung pingsan. Sunardi : Aku malah ketawa ngebayangin Syuja dipeluk Anwar. Sudrajat : Anwar masih gay? Hisyam : Mana berani dia. Bisa-bisa dikeroyok pasukan London. Dedi : @Bang W, kloter lima, jadi berangkat besok? Wirya : Ya. Nyampe bandara Sydney sekitar jam 5 sore. Dedi : Aku jemput pakai berapa mobil? Wirya : Tiga. Yang satu khusus barang. Banyak yang mau diangkut. Zulfi : Pinjam mobil van hotel, @
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 46

46Kabar mengejutkan datang dari Allambee pagi itu. Rogan dan Hudson langsung berangkat menuju bangunan apartemen di kota sebelah, untuk memastikan berita tentang kematian Stacy. Kakak Billy tersebut ditemukan petugas keamanan gedung apartemen, yang menerobos masuk bersama pengelola. Setelah mendapatkan laporan adanya bau menyengat dari kamar itu. Allambee yang menyebar banyak anak buahnya untuk mencari Stacy, akhirnya mendapatkan informasi tersebut beberapa jam silam. Dia langsung berangkat ke tempat kejadian untuk melihat sendiri orang yang dicari. Akan tetapi, jenazah Stacy telah diangkut ke rumah sakit. Allambee menyusul ke sana. Namun, karena masih dibutuhkan penyelidikan, Allambee tidak bisa melihat langsung jenazah itu. Selama puluhan menit berikutnya, Stanford dan Gordon tetap diam di kamar. Mereka belum berani menyampaikan berita itu pada Baylon, dan menunggu kepastian dari Rogan serta Hudson. Ponsel Stanford berdering dan dia langsung menyambar benda itu dari meja. Sete
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 47

47Hari berganti. Pagi itu, gedung pengadilan Kota Sydney dipenuhi banyak orang. Para warga dan media dari berbagai wilayah berdatangan, untuk melihat langsung persidangan perdana kasus Rupert melawan Jauhari. Akan tetapi, demi alasan keamanan, persidangan itu berlangsung tertutup. Hanya keluarga dan kerabat kedua belah pihak serta tim pengacara, yang diizinkan berada di dalam ruangan. Selebihnya di lobi utama, di mana disediakan layar televisi besar yang menayangkan langsung jalannya acara itu. Jauhari memasuki ruang sidang bersama Harzan, Chalid, Nuriel dan Irham, dengan diantar kedua petugas pengadilan. Mereka berhenti di tengah-tengah ruangan, lalu merunduk sedikit untuk memberi hormat pada kelima hakim. Setelahnya, para pengawal tersebut memutar badan ke kanan. Mereka memberi hormat pada sekelompok orang yang bertindak sebagai juri. Kemudian mereka berbalik untuk menempati kursi khusus di dekat meja tim kuasa hukum. Rupert dan keempat belas anak buahnya memasuki ruangan. Sep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 48

48Perpisahan selalu menyakitkan bagi siapa pun yang mengalaminya. Begitu pula dengan Pujiyanti, yang siang itu tengah berpamitan pada Jauhari, di ruang tamu khusus penghuni lapas kejaksaan. Perempuan berjilbab hitam itu berulang kali terisak-isak, karena sedih harus berpisah kembali dengan putra sulungnya. Meskipun Jauhari sudah membujuknya, Pujiyanti tetap terus menangis. Bryan yang turut berkunjung, akhirnya membujuk Pujiyanti dengan berbagai janji. Terutama jika dirinya, seluruh keluarga dan kerabat Arvasathya, akan selalu menjaga Jauhari. "Kalau Ibu mau, bulan puasa nanti bisa ke sini lagi. Bersama keluarga tentunya. Untuk merayakan lebaran bersama Ari di sini," tutur Bryan yang mengejutkan Pujiyanti. "Boleh, Pak?" tanya Pujiyanti sembari memandangi lelaki berkumis tipis dengan saksama. "Ya, nanti aku dan teman-teman yang membiayai tiket kalian pergi dan pulang," balas Bryan. Pujiyanti spontan tersenyum. "Alhamdulillah. Terima kasih banyak atas bantuannya." "Sama-sama, Bu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Bab 49

49Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan kecepatan maksimal. Musim penghujan di Jakarta telah mencapai puncaknya, bertepatan dengan pergantian tahun. Siang itu, Avreen dan kedua sahabatnya tengah berada di koridor depan ruang sidang. Ketiga gadis tersebut saling berpegangan tangan untuk menguatkan hati. Avreen, Tyas dan Viviane, lebih banyak diam sambil memerhatikan sekeliling. Rekan-rekan mereka juga sama teganghya, karena mereka masih menunggu pengumuman seusai melakukan sidang skripsi. Puluhan menit terlewati, Avreen dan teman-temannya berlarian di sepanjang koridor. Mereka berseru kegirangan untuk meluapkan kegemberaan, karena semuanya telah berhasil dengan tugas akhir. Setibanya di tempat parkir, Avreen langsung memberitahukan keberhasilannya pada Marley dan Panglima, yang menjemputnya bersama kedua ajudan. Panglima berjoget bersama Tyas dan Viviane. Sementara Marley mendekap Adik sepupunya dan memutar Avreen yang spontan memekik takut jatuh. Setelah berpamita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Bab 50

50Sekelompok orang tengah berkumpul di kediaman Keven malam itu. Mereka membahas isi perbincangan antara Jauhari dan Rupert, yang berlangsung sore tadi. Bryan, Keven, Jourell dan Hansel menyambut baik tawaran dari Rupert. Mereka akan meneruskan hal itu pada Timothy, yang menjadi penjamin terbesar tim PBK. Geoff telah menelepon Alvaro dan menerangkan tawaran Rupert. Semua petinggi PBK menyerahkan keputusan itu pada tim kuasa hukum kelompok Jauhari. Sementara itu di Jakarta, Alvaro dan teman-temannya juga tengah membahas hal yang sama di ruang kerja di rumahnya. Selain ketujuh Power Rangers, beberapa pengawal lapis tiga juga berada di sana. "Suf, Nang, tugas kalian bertambah," ujar Alvaro. "Ya, Bang," jawab Yusuf dan Nanang nyaris bersamaan. "Aku nggak bisa ngasih tugas penting ini ke Mukti atau Fikri. Jadi kalian berdua, Beni dan Taylor yang harus mengatur semuanya di sana," imbuh Alvaro. "Dedi, kerjaannya sudah banyak. Dia juga harus bagi waktu dengan persidangan. Jadi, aku ngg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status