Share

Bab 45

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-09 11:35:12

45

*Grup Pahlawan Bertopeng*

Wirya : Welcome, @Jauhari.

Jauhari : Alhamdulillah. Hai, semuanya!

Hugo : Hello, My Brother.

Carlos : Nice to see you, @Ari.

Gwenyth : @Bang Ari, aku kangen!

Syuja : Nggak kangen sama aku, @Gwenyth?

Gwenyth : Aku bingung mau jawab apa.

Hasbi : Jawab aja, emoh!

Dimas : Ora sudi!

Beni : Ogah.

Lazuardi : Malas.

Yusuf : Siape elu bagi gue?

Jeffrey : Langsung patah hati Syuja.

Nanang : Dadanya terbelah.

Fawwaz : Jantungnya remuk.

Ibrahim : Syuja megap-megap.

Chairil : Lalu dikasih napas buatan sama Anwar.

Syuja : Najis!

Qadry : Syuja langsung pingsan.

Sunardi : Aku malah ketawa ngebayangin Syuja dipeluk Anwar.

Sudrajat : Anwar masih gay?

Hisyam : Mana berani dia. Bisa-bisa dikeroyok pasukan London.

Dedi : @Bang W, kloter lima, jadi berangkat besok?

Wirya : Ya. Nyampe bandara Sydney sekitar jam 5 sore.

Dedi : Aku jemput pakai berapa mobil?

Wirya : Tiga. Yang satu khusus barang. Banyak yang mau diangkut.

Zulfi : Pinjam mobil van hotel, @
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
ya ampuuuun kok sedih banget sih hiks
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Daun Muda    Bab 46

    46Kabar mengejutkan datang dari Allambee pagi itu. Rogan dan Hudson langsung berangkat menuju bangunan apartemen di kota sebelah, untuk memastikan berita tentang kematian Stacy. Kakak Billy tersebut ditemukan petugas keamanan gedung apartemen, yang menerobos masuk bersama pengelola. Setelah mendapatkan laporan adanya bau menyengat dari kamar itu. Allambee yang menyebar banyak anak buahnya untuk mencari Stacy, akhirnya mendapatkan informasi tersebut beberapa jam silam. Dia langsung berangkat ke tempat kejadian untuk melihat sendiri orang yang dicari. Akan tetapi, jenazah Stacy telah diangkut ke rumah sakit. Allambee menyusul ke sana. Namun, karena masih dibutuhkan penyelidikan, Allambee tidak bisa melihat langsung jenazah itu. Selama puluhan menit berikutnya, Stanford dan Gordon tetap diam di kamar. Mereka belum berani menyampaikan berita itu pada Baylon, dan menunggu kepastian dari Rogan serta Hudson. Ponsel Stanford berdering dan dia langsung menyambar benda itu dari meja. Sete

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Terjerat Daun Muda    Bab 47

    47Hari berganti. Pagi itu, gedung pengadilan Kota Sydney dipenuhi banyak orang. Para warga dan media dari berbagai wilayah berdatangan, untuk melihat langsung persidangan perdana kasus Rupert melawan Jauhari. Akan tetapi, demi alasan keamanan, persidangan itu berlangsung tertutup. Hanya keluarga dan kerabat kedua belah pihak serta tim pengacara, yang diizinkan berada di dalam ruangan. Selebihnya di lobi utama, di mana disediakan layar televisi besar yang menayangkan langsung jalannya acara itu. Jauhari memasuki ruang sidang bersama Harzan, Chalid, Nuriel dan Irham, dengan diantar kedua petugas pengadilan. Mereka berhenti di tengah-tengah ruangan, lalu merunduk sedikit untuk memberi hormat pada kelima hakim. Setelahnya, para pengawal tersebut memutar badan ke kanan. Mereka memberi hormat pada sekelompok orang yang bertindak sebagai juri. Kemudian mereka berbalik untuk menempati kursi khusus di dekat meja tim kuasa hukum. Rupert dan keempat belas anak buahnya memasuki ruangan. Sep

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Terjerat Daun Muda    Bab 48

    48Perpisahan selalu menyakitkan bagi siapa pun yang mengalaminya. Begitu pula dengan Pujiyanti, yang siang itu tengah berpamitan pada Jauhari, di ruang tamu khusus penghuni lapas kejaksaan. Perempuan berjilbab hitam itu berulang kali terisak-isak, karena sedih harus berpisah kembali dengan putra sulungnya. Meskipun Jauhari sudah membujuknya, Pujiyanti tetap terus menangis. Bryan yang turut berkunjung, akhirnya membujuk Pujiyanti dengan berbagai janji. Terutama jika dirinya, seluruh keluarga dan kerabat Arvasathya, akan selalu menjaga Jauhari. "Kalau Ibu mau, bulan puasa nanti bisa ke sini lagi. Bersama keluarga tentunya. Untuk merayakan lebaran bersama Ari di sini," tutur Bryan yang mengejutkan Pujiyanti. "Boleh, Pak?" tanya Pujiyanti sembari memandangi lelaki berkumis tipis dengan saksama. "Ya, nanti aku dan teman-teman yang membiayai tiket kalian pergi dan pulang," balas Bryan. Pujiyanti spontan tersenyum. "Alhamdulillah. Terima kasih banyak atas bantuannya." "Sama-sama, Bu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Terjerat Daun Muda    Bab 49

    49Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan kecepatan maksimal. Musim penghujan di Jakarta telah mencapai puncaknya, bertepatan dengan pergantian tahun. Siang itu, Avreen dan kedua sahabatnya tengah berada di koridor depan ruang sidang. Ketiga gadis tersebut saling berpegangan tangan untuk menguatkan hati. Avreen, Tyas dan Viviane, lebih banyak diam sambil memerhatikan sekeliling. Rekan-rekan mereka juga sama teganghya, karena mereka masih menunggu pengumuman seusai melakukan sidang skripsi. Puluhan menit terlewati, Avreen dan teman-temannya berlarian di sepanjang koridor. Mereka berseru kegirangan untuk meluapkan kegemberaan, karena semuanya telah berhasil dengan tugas akhir. Setibanya di tempat parkir, Avreen langsung memberitahukan keberhasilannya pada Marley dan Panglima, yang menjemputnya bersama kedua ajudan. Panglima berjoget bersama Tyas dan Viviane. Sementara Marley mendekap Adik sepupunya dan memutar Avreen yang spontan memekik takut jatuh. Setelah berpamita

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Terjerat Daun Muda    Bab 50

    50Sekelompok orang tengah berkumpul di kediaman Keven malam itu. Mereka membahas isi perbincangan antara Jauhari dan Rupert, yang berlangsung sore tadi. Bryan, Keven, Jourell dan Hansel menyambut baik tawaran dari Rupert. Mereka akan meneruskan hal itu pada Timothy, yang menjadi penjamin terbesar tim PBK. Geoff telah menelepon Alvaro dan menerangkan tawaran Rupert. Semua petinggi PBK menyerahkan keputusan itu pada tim kuasa hukum kelompok Jauhari. Sementara itu di Jakarta, Alvaro dan teman-temannya juga tengah membahas hal yang sama di ruang kerja di rumahnya. Selain ketujuh Power Rangers, beberapa pengawal lapis tiga juga berada di sana. "Suf, Nang, tugas kalian bertambah," ujar Alvaro. "Ya, Bang," jawab Yusuf dan Nanang nyaris bersamaan. "Aku nggak bisa ngasih tugas penting ini ke Mukti atau Fikri. Jadi kalian berdua, Beni dan Taylor yang harus mengatur semuanya di sana," imbuh Alvaro. "Dedi, kerjaannya sudah banyak. Dia juga harus bagi waktu dengan persidangan. Jadi, aku ngg

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjerat Daun Muda    Bab 51

    51Hari berganti hari. Pagi itu, Jauhari baru keluar dari sel bersama keempat rekannya, ketika kelompok Rupert muncul di ruangan petugas jaga. Kendatipun sudah berdamai, tetapi ketegangan masih terasa. Sang petugas memerintahkan kelompok Jauhari meneruskan langkah menuju ruang tamu. Namun, Rupert telanjur menyambangi Jauhari dan mengajaknya berbincang berdua. "Pengacaramu harus menahan diri. Jangan menekan Nona Avreen. Karena jika keluarganya marah, perjanjian kita batal!" tegas Jauhari. Dia sama sekali tidak takut, meskipun badan Rupert jauh lebih besar darinya."Sku sudah memprotesnya. Kamu jangan cemas, dia tidak akan berani lagi mendesak nonamu," bujuk Rupert. Dia membutuhkan bantuan rekan-rekan Jauhari, karena itu dia mau bekerjasama dengan mereka. "Kalau di sidang nanti dia berulah lagi, bagaimana?" "Kupastikan tidak akan begitu. Kamu bisa pegang janjiku." "Aku bisa memercayaimu, tapi Pak Sultan dan Pak Tio, belum tentu." "Tolong yakinkan mereka. Kamu pasti bisa." Jauhari

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjerat Daun Muda    Bab 52

    52Jauhari menonton video yang dikirimkan Avreen, melalui ponselnya yang dibawakan Beni, yang sore itu datang menjenguknya bersama Dedi, Jafan, Chatur dan Angga. Jauhari menelan ludah untuk mendorong sesuatu yang membuat tenggorokannya tercekat. Dia menonton video itu tiga kali, sebelum memutuskan untuk menghubungi kekasihnya. Jauhari mengambil ponsel dari meja, lalu berpindah ke sudut kanan ruang tamu. Dia mengusap wajah dengan tisu, lalu menyugar rambutnya yang lembap, karena telah dikeramas saat mandi tadi. Detik demi detik menunggu panggilannya tersambung, dijalani Jauhari dengan sabar. Dia spontan tersenyum ketika panggilan video itu diangkat dan wajah Avreen muncul di layar ponsel. "Assalamualaikum," sapa Jauhari. "Waalaikumsalam," balas Avreen. "Abang baru potong rambut, ya?" tanyanya. "Iya, tadi dicukur di barber shop-nya Koko Yìchèn." "Tambah cakep. Aku suka." Jauhari kembali tersenyum. Dia menyukai gaya bicara Avreen yang selalu jujur. "Lagi di mana, Reen?" desaknya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjerat Daun Muda    Bab 53

    53Lagu berjudul Selamat Ulang Tahun, bergema di ruang tamu lapas kejaksaan, sesaat setelah Jauhari memasuki ruangan itu.Pria berkaus biru tua, menyunggingkan senyuman menyaksikan para sahabat dan keluarga bos, tengah berkumpul untuk merayakan hari jadinya yang ke-31. Jauhari maju tiga langkah. Namun, langsung dihalangi Beni yang merentangkan kedua tangannya di depan Jauhari. Pria bermata sipit itu hendak bertanya, tetapi diurungkan saat Beni menunjuk ke pintu samping kanan. Jauhari menoleh dan seketika membulatkan matanya. Avreen memasuki ruangan sambil membawa kue berhiaskan lilin. Di belakang Avreen, keempat petinggi PBK menyusul bersama Yusuf, Hisyam, Nanang, dan Aditya. Jauhari terperangah kala Jasmine juga turut memasuki ruangan bersama Tyas, Viviane, Aisyah, dan beberapa pengawal muda lainnya. "Selamat ulang tahun, Abang," ujar Avreen sembari memandangi kekasihnya lekat-lekat. "Makasih," jawab Jauhari. "Speechless aku. Beneran nggak nyangka kamu akan ikut tim-nya Yusuf,"

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13

Bab terbaru

  • Terjerat Daun Muda    Bab 76

    76Kedatangan para petugas polisi kantor pusat pada Sabtu pagi menjelang siang, menjadikan Jauhari gembira, karena Gilbert, Paul dan Harper juga mengajak keluarga mereka berkunjung ke lapas kejaksaan. Keempat bocah serentak mengangguk, ketika diajak Yusuf untuk melihat isi caravan. Sedangkan kedua anak Gilbert yang sudah remaja, justru sibuk berbincang dengan Jauhari. Nicoline dan Lenard, bergantian bertanya pada Jauhari tentang kasus yang menimpa pria berlesung pipi terpaksa. Kedua remaja berambut pirang gelap, bahkan mencatat dan merekam penjelasan Jauhari. Gilbert meringis ketika Lenard berkata bila dirinya ingin berkaries sebagai pengawal. Menurut Lenard, karier sebagai bodyguard lebih menantang dibandingkan menjadi polisi, seperti daddy-nya. "Berapa usiamu?" tanya Jauhari. "16 tahun," jawab Lenard. "Kalau kamu?" desaknya. "31.""Apa kamu sudah menikah?" "Belum, tapi aku tengah merencanakan pernikahan dengan kekasihku." "Yang itu, bukan?" Nicoline menunjuk Avreen yang teng

  • Terjerat Daun Muda    Bab 75

    75Bulan Mei berganti menjadi Juni. Musim gugur telah berakhir dan hawa musim dingin mulai terasa. Orang-orang mengeluarkan jaket tebal dan berbagai atribut lainnya, untuk bersiap-siap menghadapi musim paling sejuk di Australia. Pagi itu, Avreen tengah berias, ketika Aisyah memasuki kamarnya dengan raut wajah tegang. Sang ajudan tidak mengatakan apa pun dan langsung menarik tangan kanan nonanya menuju luar kamar. Avreen membeliakkan mata, ketika melihat Jauhari telah berada di ruang tamu. Dia masih terperangah, ketika pria berjaket abu-abu tebal itu menyambanginya sambil membawa kotak kue kecil. "Happy birthday, Sayang," ucap Jauhari seraya tersenyum. "Ehm, ya, makasih," sahut Avreen. "Abang, kenapa bisa ada di sini?" tanyanya. "Aku diminta jadi saksi kasus penyerbuan Mason ke lapas, tempo hari. Kebetulan, Bang Harper yang ngawal, dan aku minta diantarkan ke sini dulu. Sebelum ke kantor pengadilan." "Abang bikin aku kaget." "Sukses berarti kejutannya." "Hu um." "Tiup dulu lil

  • Terjerat Daun Muda    Bab 74

    74Hari berganti menjadi minggu. Pasukan pengganti telah tiba dan ditempatkan di unit apartemen, di sebelah kanan unitnya Avreen. Seusai beristirahat selama beberapa jam, Qadry, Jeffrey dan ketujuh pengawal muda, berangkat menuju kediaman Keven, untuk melaporkan wajah-wajah pengawal baru angkatan 18. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Keven, Aruna, Bryan, Sekar, Jourell, Vlorin, Cayden dan Geoff yang berkumpul di sana sejak sore tadi. Begitu pula dengan Dedi dan rekan-rekannya yang kebetulan tengah off. "Sudah siap serah terima jabatan, Dhif?" tanya Dedi sambil memandangi pengawal lapis 7 tersebut. "Siap," balas Nadhif. "Walaupun aku deg-degan harus mimpin pasukan besar, tapi insyaallah, aku bisa meneruskan kerja keras Abang selama 3 tahun terakhir di sini," lanjutnya. "Petugas pengganti, namanya siapa saja?" Nadhif menunjuk pria muda di sebelah kanannya. "Ini, Yovhi. Seterusnya, Firman, Banyu, Singgih, Zakaria dan Nurikmas," jelasnya. "Banyu, wajahmu mirip sama Eros," sela

  • Terjerat Daun Muda    Bab 73

    73Jalinan waktu terus bergulir. Bulan berganti dengan cepat, hingga nyaris tidak dirasakan oleh manusia di seluruh dunia. Jauhari dan tim Rupert, telah diizinkan untuk beraktivitas di luar sel. Setiap pagi hingga siang, mereka akan mengerjakan apa pun untuk membantu petugas. Jauhari lebih menyukai kegiatan bersih-bersih. Dia bisa berjam-jam di bagian laundry, ataupun menyapu halaman di sekitar bangunan. Tim Rupert yang cukup berbakat memasak, menjadikan para koki senang, karena mereka sanggup menjadi asisten andalan. Pagi itu, seperti biasa, Jauhari keluar dari pintu samping sambil membawa sapu bergagang panjang. Dia memulai rutinitas sembari mendengarkan musik dari earphone. Jauhari tidak menyadari jika tengah diperhatikan beberapa orang dari dalam bangunan. Dia meneruskan menyapu dan memindahkan sampah ke drum. Kemudian Jauhari mencuci tangannya di wastafel luar. "Apa dia pembunuh Daymion?" tanya pria bercambang, sambil memerhatikan Jauhari yang sedang mengusap wajahnya denga

  • Terjerat Daun Muda    Bab 72

    72Rombongan dari Hervey Bay tiba di Sydney siang itu. Mereka langsung menemui keluarga masing-masing yang menunggu di hotel milik keluarga Arvasathya. Seusai bersantap di restoran utama, mereka beranjak menuju kamar yang ditempati sejak 5 hari silam. Tim Yusuf dan tim Taylor juga diinapkan di sana, supaya mereka bisa beristirahat, sebelum bertugas kembali esok hari. Matahari bergerak cepat menuju barat. Langit perlahan menggelap, hingga sang surya benar-benar tenggelam di garis cakrawala. Malam harinya, seusai salat Magrib, tim PBK berangkat menuju kantor polisi pusat. Dua unit mobil MPV hitam melesat di jalan raya yang cukup lengang, karena hari itu merupakan penghujung minggu. Puluhan menit berlalu, kelompok Alvaro telah berada di ruang tunggu. Mereka berbincang dengan Jauhari dan Loko, yang turut menemani di dalam sel. "Jadi, aku nggak dipindahkan ke lapas umum?" tanya Jauhari. "Ya. Tim pengacaramu berhasil meyakinkan pihak kejaksaan, jika akan sangat berbahaya bila kamu dip

  • Terjerat Daun Muda    Bab 71

    71Peristiwa yang terjadi siang tadi di Hervey Bay, menjadi trending topic di semua media sosial. Pro dan kontra bermunculan. Banyak yang lebih mendukung perlawanan tim PBK, dan menganggap polisi setempat sangat lamban dalam menangani kasus tersebut. Cayden telah menghubungi temannya sesama pengacara yang bermukim di sana, untuk mendampingi tim PBK. Cayden dan Geoff juga sudah berangkat ke Hervey Bay bersama dua asisten mereka, serta Andrew, direktur operasional Arvasathya Grup. Andrew merupakan sahabat Keven semenjak beberapa tahun silam. Pria berbadan tinggi besar itu juga pernah mendekam di sel penjara kantor polisi Sydney, karena ikut berkelahi bersama Keven, melawan kelompok penjahat yang dikerahkan lawan bisnis mereka. Kelompok Cayden tiba saat hari sudah malam. Tanpa beristirahat, mereka langsung bergabung dengan teman-teman pengacara, yang tengah berusaha membebaskan para pengawal PBK dan semua bos yang terlibat dalam pertempuran tadi siang. "Kalian sudah makan?" tanya Cay

  • Terjerat Daun Muda    Bab 70

    70Khairani mendekap keluarganya satu per satu. Saat tiba di depan Benigno, keduanya saling menatap sesaat, sebelum pria berparas blasteran itu memeluk Adik iparnya, yang langsung terisak-isak Akrab sejak bertahun-tahun silam, menjadikan Benigno menganggap Khairani sebagai Adik kandungnya. Begitu pula sebaliknya. Bagi Khairani, Benigno adalah Kakak tertua sekaligus jadi panutannya dan semua saudara Falea. Benigno mencium puncak kepala Khairani dengan segenap rasa sayang. Dia tahu, jika gadis dalam dekapannya memang harus pergi menjauh, untuk mengobati hatinya yang terluka karena cinta. "Jangan keluyuran sendiri, Ran. Tunggu Novan atau Syafid datang ke Belanda, baru kamu bisa keliling tempat wisata," tutur Benigno seusai mengurai dekapan. "Syamsiah dan Abyaz itu junior, mereka belum tahu sikon. Jadi kamu yang harus lebih mengarahkan mereka dan para sekuriti serta junior lainnya di sana," tambah Benigno. "Kalau ada masalah, usahakan untuk diselesaikan sendiri. Nggak sanggup, seger

  • Terjerat Daun Muda    Bab 69

    69Berita tentang rencana pernikahan Jauhari dan Avreen, akhirnya sampai pada Khairani. Gadis tersebut memutuskan untuk menyendiri dan lebih banyak diam. Hal itu tentu saja membingungkan teman-teman satu mess. Sebab biasanya Khairani akan ceria. Terutama setelah mudik dari kampung halamannya. Andara yang tahu penyebab sepupunya murung, tidak bisa melakukan apa pun. Begitu pula dengan Falea. Andara yang baru tiba kemarin sore dari Sydney bersama orang tuanya, mengajak Khairani untuk menginap di rumah Falea. Namun, ditolak gadis berpipi tembam tersebut, dengan alasan tengah tidak enak badan. Andara mengajak Falea dan Benigno berbincang di ruang kerja. Supaya tidak terdengar keluarga lainnya yang tengah berkumpul di ruangan depan. "Dia sedang parah hati, Ra. Nggak bisa dinasihati. Mental semuanya," keluh Falea. "Wajar itu. Rani sedang dalam proses melupakan, lalu ada kabar kayak gini. Dia pasti kaget," sahut Benigno. "Kupikir ikut terapi bisa membuatnya cepat melupakan Bang Ari. T

  • Terjerat Daun Muda    Bab 68

    68*Grup Petinggi PBK New*Tio : @Jauhari, kamu bikin heboh keluarga di Malang.Yanuar : Ada apa, @Mas Tio? Aku nggak ngeh. Zulfi : What happen, aya naon? Yoga : Aku baru on. Andri : @Jauhari. Terangkanlah. Haryono : Aku masih menunggu artisnya muncul. Hisyam : Mungkin Ari sudah tidur. Di sana hampir jam 12 malam. Yusuf : Minal aidin wal faidzin, semuanya. Aditya : Mohon maaf lahir batin. Wirya : Sama-sama, @Yusuf dan @Aditya.Wirya : Di Taiwan malah sudah sepi. Aku bingung mau ngobrol sama siapa. Biasanya ada tim Loko, tapi mereka lagi stand by di Sydney. Mardi : Aku baru bangun. Habis salat isya, tepar. Capek keliling rumah keluarga. Said : Di rumah abi-ku, sepi. Kakak dan adikku lebaran di tempat mertua masing-masing. Mertuaku rumahnya dekat. Jadi nggak berasa lagi lebaran. Jaka : Aku baru kali ini lebaran di Yogyakarta. Enak juga. Ilyas : Aku tadinya pengen lebaran di Antartika, tapi takut nggak bisa napas. Jeffrey : @Bang Ilyas, aku ngakak dan dicubit istriku, karena

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status