Semua Bab Terjerat Daun Muda : Bab 51 - Bab 60

70 Bab

Bab 51

51Hari berganti hari. Pagi itu, Jauhari baru keluar dari sel bersama keempat rekannya, ketika kelompok Rupert muncul di ruangan petugas jaga. Kendatipun sudah berdamai, tetapi ketegangan masih terasa. Sang petugas memerintahkan kelompok Jauhari meneruskan langkah menuju ruang tamu. Namun, Rupert telanjur menyambangi Jauhari dan mengajaknya berbincang berdua. "Pengacaramu harus menahan diri. Jangan menekan Nona Avreen. Karena jika keluarganya marah, perjanjian kita batal!" tegas Jauhari. Dia sama sekali tidak takut, meskipun badan Rupert jauh lebih besar darinya."Sku sudah memprotesnya. Kamu jangan cemas, dia tidak akan berani lagi mendesak nonamu," bujuk Rupert. Dia membutuhkan bantuan rekan-rekan Jauhari, karena itu dia mau bekerjasama dengan mereka. "Kalau di sidang nanti dia berulah lagi, bagaimana?" "Kupastikan tidak akan begitu. Kamu bisa pegang janjiku." "Aku bisa memercayaimu, tapi Pak Sultan dan Pak Tio, belum tentu." "Tolong yakinkan mereka. Kamu pasti bisa." Jauhari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Bab 52

52Jauhari menonton video yang dikirimkan Avreen, melalui ponselnya yang dibawakan Beni, yang sore itu datang menjenguknya bersama Dedi, Jafan, Chatur dan Angga. Jauhari menelan ludah untuk mendorong sesuatu yang membuat tenggorokannya tercekat. Dia menonton video itu tiga kali, sebelum memutuskan untuk menghubungi kekasihnya. Jauhari mengambil ponsel dari meja, lalu berpindah ke sudut kanan ruang tamu. Dia mengusap wajah dengan tisu, lalu menyugar rambutnya yang lembap, karena telah dikeramas saat mandi tadi. Detik demi detik menunggu panggilannya tersambung, dijalani Jauhari dengan sabar. Dia spontan tersenyum ketika panggilan video itu diangkat dan wajah Avreen muncul di layar ponsel. "Assalamualaikum," sapa Jauhari. "Waalaikumsalam," balas Avreen. "Abang baru potong rambut, ya?" tanyanya. "Iya, tadi dicukur di barber shop-nya Koko Yìchèn." "Tambah cakep. Aku suka." Jauhari kembali tersenyum. Dia menyukai gaya bicara Avreen yang selalu jujur. "Lagi di mana, Reen?" desaknya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Bab 53

53Lagu berjudul Selamat Ulang Tahun, bergema di ruang tamu lapas kejaksaan, sesaat setelah Jauhari memasuki ruangan itu.Pria berkaus biru tua, menyunggingkan senyuman menyaksikan para sahabat dan keluarga bos, tengah berkumpul untuk merayakan hari jadinya yang ke-31. Jauhari maju tiga langkah. Namun, langsung dihalangi Beni yang merentangkan kedua tangannya di depan Jauhari. Pria bermata sipit itu hendak bertanya, tetapi diurungkan saat Beni menunjuk ke pintu samping kanan. Jauhari menoleh dan seketika membulatkan matanya. Avreen memasuki ruangan sambil membawa kue berhiaskan lilin. Di belakang Avreen, keempat petinggi PBK menyusul bersama Yusuf, Hisyam, Nanang, dan Aditya. Jauhari terperangah kala Jasmine juga turut memasuki ruangan bersama Tyas, Viviane, Aisyah, dan beberapa pengawal muda lainnya. "Selamat ulang tahun, Abang," ujar Avreen sembari memandangi kekasihnya lekat-lekat. "Makasih," jawab Jauhari. "Speechless aku. Beneran nggak nyangka kamu akan ikut tim-nya Yusuf,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Bab 54

54Dua unit mobil SUV hitam berhenti di depan mess pegawai PBK di tepi Kota Sydney. Semua penumpangnya turun dan bergegas memasuki rumah besar dua lantai. Sekelompok orang menyambut mereka dengan pelukan, kemudian semuanya berpindah ke ruang santai di lantai dua, yang lebih luas. Alvaro dan rekan-rekannya mendengarkan penjelasan Chyou, Kakak sepupu Dante, yang bermukim di Taiwan.Cheung Chyou Jaden, adalah pemilik CJC, yang merupakan anak perusahaan PBK, yang mengelola jasa pengamanan di seluruh wilayah RRC. Chyou datang bersama adiknya, Jianzhen, dan kelima sepupunya, yakni To Mu, Yuze, Shen, Xiuhuan dan Xander, Adik Delany, alias iparnya Wirya. Selain mereka, keempat supervisor PBK khusus wilayah Asia, juga ikut datang. Loko, Michael, Cedric dan Gibson, tidak mau ketinggalan untuk menyukseskan rencana buatan Wirya serta Alvaro. Ketujuh ajudan keluarga Cheung, Vong, dan Zheung, yang juga ikut menemani para bos mereka, turut mendengarkan percakapan yang sepenuhnya menggunakan bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Bab 55

55Ruang sidang yang semula hening, berubah menjadi ribut dengan tepuk tangan dan suitan hadirin, sesaat setelah kelompok saksi yang dihadirkan tim pengacara Jauhari memasuki ruangan. Avreen melenggang dengan santai bersama Jasmine, Tyas, Viviane, Hisyam, Beni, Yusuf, Nanang, Dedi, Jafan, Chatur dan Angga. Mereka berhenti dan berbaris di depan meja hakim, kemudian mereka serentak membungkuk sedikit untuk memberi hormat, pada kelima orang berjubah hitam khas pengadilan. Setelahnya, Avreen dan rekan-rekannya menempati kursi kosong di dekat tempat para juri. Sedangkan Hisyam meneruskan langkah menuju podium khusus saksi. Selama belasan menit berikutnya, Hisyam dicecar banyak pertanyaan oleh jaksa penuntut umum. Pria bertubuh tinggi tersebut, menjawab semuanya dengan lancar dan terlihat tenang. Setelah Cayden menanyai Hisyam sesuai kapasitasnya sebagai sahabat Jauhari, kelima hakim turut mengajukan pertanyaan yang dijawab Hisyam dengan lugas Selanjutnya, giliran Yusuf, Beni, Nanang,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Bab 56

56Selama 5 hari berikutnya, Avreen tetap bertahan tinggal di caravan satu. Dia bolak-balik sesering mungkin untuk menjenguk Jauhari atau Nuriel, sambil membawa buah tangan. Terkadang Avreen memasuki ruangan petugas bersama kelima perempuan lainnya, sembari mengantarkan buah-buahan ataupun makanan, yang disambut para penjaga dengan gembira. Jumat pagi, Avreen terpaksa menurut untuk dipindahkan ke apartemen yang baru dibeli Alvaro. Sang nona muda Gahyaka, tinggal di sana bersama Aisyah, Tyas, Viviane, Mizan, dan Shahid. Sore harinya, Avreen dan rekan-rekannya melepas keberangkatan tim Alvaro yang hendak pulang ke Indonesia. Avreen manggut-manggut saat dinasihati Alvaro, Yanuar, Wirya dan Zulfi. Namun, ketika bersalaman dengan Jasmine, Avreen seketika menangis sambil memeluk Adik Jauhari tersebut. "Kamu harus kuat, Reen. Abang butuh dukunganmu," bisik Jasmine sembari mengurai dekapan. "Ya. Aku akan berusaha tegar di depannya, dan hanya akan menangis di sini," cicit Avreen. "Sebel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Bab 57

57Allambee mengemudikan mobil miliknya sembari mengumpat. Dia kesal, karena ternyata Mason telah bergabung dengan kelompok Graciano, yang tengah bersinggungan dengan orang-orang seputar Rupert. Allambee telah melaporkan berita itu pada Baylon melalui Monti. Namun, sang bos tidak melakukan apa pun. Kadung emosi, Allambee nekat menyusul kelompok Mason yang tengah bergerak menuju lapas kejaksaan. Berend dan Nelson yang berada di kursi tengah, sibuk menyiapkan berbagai senjata bersama kedua ajudan Allambee, yang menempati kursi belakang. Sementara Iggy yang duduk di samping kiri sopir, menghubungi rekan-rekan lainnya agar menyusul ke lapas. "Itu sepertinya mobil polisi," cakap Iggy sambil menunjuk ke beberapa mobil di depan. "Semoga saja benar," balas Allambee sembari menambah laju kendaraannya. "Kamu pantau. Kalau melihat Harper, kasih kode ke dia, jika kita ikut dalam tim-nya," lanjutnya. Iggy mengamati mobil-mobil yang dilewati. Ketika melihat orang yang dimaksud, dia berteriak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Bab 58

58Wirya tertegun, sesaat setelah mendengarkan penjelasan Geoff melalui sambungan video jarak jauh. Alvaro memijat pelipisnya. Sedangkan Zulfi mengusap wajahnya dengan tangan kanan. Yoga mengambil alih pembicaraan, karena ketiga sahabatnya tengah syok, dengan berita penyerangan lapas kejaksaan kemarin malam waktu Sydney. "Semua tahanan dipindahkan ke beberapa sel khusus di kantor polisi pusat," jelas Geoff menjawab pertanyaan Yoga. "Termasuk tim kita dan kelompok Rupert. Mereka bahkan disatukan sel-nya, karena sudah berdamai dan bekerjasama kemarin," lanjutnya. "Apa ada anggota kita yang terluka?" desak Yoga. "Tidak ada. Semuanya sehat." "Tim Yusuf, di mana sekarang?" "Di sini juga. Kelompok sinshe lagi bekerja keras menyembuhkan semua orang yang terkilir. Termasuk Ari." "Ngapain dia?" "Nembakin tenaga dalam. Sama Rahman, Mizan dan Shahid." "Oke, makasih infonya. Kami akan segera ke sana." "Tidak perlu, Ga. Situasi sudah kondusif." "Kalau nggak lihat langsung, aku nggak bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Bab 59

59Kloter 7 tiba sore itu waktu setempat. Mereka dijemput Chatur dengan menggunakan bus kecil, yang dipinjam dari hotel Arvasathya Grup, beserta sopirnya. Sepanjang jalan menuju kantor polisi pusat, Chatur menerangkan situasi teraktual. Yoga dan Haryono bergantian bertanya, sedangkan para junior tetap diam mendengarkan dengan serius. Setibanya di tempat tujuan, mereka disambut tim Yusuf. Seusai melepas rindu, mereka memasuki ruang tamu lapas1 untuk bertemu regu Jauhari. Puluhan orang tersebut berbincang dengan suara pelan. Sebab telah masuk bulan Ramadhan dan hampir semuanya berpuasa, tidak ada hidangan yang disuguhkan. "Suf, apa sudah dibagi, siapa saja yang bertugas mulai besok?" tanya Yoga."Ya, Bang," jawab Yusuf sambil membuka buku catatannya. "Caravan satu, ditempati Riaz, Ruben, Gumilang, Faidhan, Eijaz dan Abizar. Caravan dua, Jafan, Angga, Nadeem, Girish, Raffan, dan Zidni," lanjutnya. "Hari berikutnya, senior di caravan satu digantikan Samuel dan Bunji. Caravan dua, Dedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Bab 60

60Matahari baru naik sepenggalah, ketika Jauhari dan teman-temannya diantarkan petugas jaga ke ruang kerja Gilbert. Kelima pria yang sama-sama menggunakan kaus krem, terkejut melihat banyak orang di ruangan kepala polisi. Termasuk Elfman dan dua koleganya. Tidak berselang lama, tim Rupert muncul. Mereka duduk berdampingan di bangku panjang yang baru dipindahkan dari depan, supaya semua orang di ruangan itu bisa duduk. Gilbert menerangkan hasil keputusan pihak kejaksaan, yang akan kembali memindahkan beberapa tahanan ke lapas mereka. Namun, hanya Jauhari dan Rupert yang akan dijemput kembali, sedangkan yang lainnya tetap di kantor polisi.Hal itu tentu saja diprotes Cayden dan tim kuasa hukum tim PBK. Harzan juga menyampaikan keberatan, karena dia khawatir dengan keselamatan Jauhari. "Izinkan satu orang lagi menempati sel di sana. Apalagi tim kami sedang berpuasa. Akan terasa sangat berat menjalani ibadah bila hanya sendirian," ungkap Cayden. Gilbert mengalihkan pandangan pada ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status