Semua Bab The Prosecutor Secret Lust: Bab 31 - Bab 40

64 Bab

Ch.29 Little Rabbit

Xavion dan Hanae menemui Fanty di ruang panitia. Ketika dia terlihat melangkah memasuki ruangan, semua yang tadinya sedang bersenda gurau dan bergosip riang sontak terdiam. Tak ada satu pun yang berbicara, wajah menjadi tegang. Tuan Muda Young selalu memiliki aura menyeramkannya tersendiri yang membuat seluruh karyawan di lantai dua sontak tegang jika dia datang. Apalagi, datang dengan wajah penuh jengkel seperti saat ini.Di belakangnya ada Hanae. Berjalan seperti anak kecil yang menunduk ketakutan. Sejak keluar dari kabin 02 hingga sampai di ruang pertemuan ini terus menerus mendengar bosnya mengomel. Iya, Xavion itu jengkel sendiri kenapa bisa ada wanita -yang menurutnya sangat bodoh- seperti Hanae. Mau saja dikerjai berkali-kali dan terima tanpa ada keinginan untuk melawan.Xavion tak paham bahwa bagi orang miskin yang berasal dari panti asuhan adalah lebih baik diam saja dan tak melawan. Mereka tumbuh tanpa orang tua atau pun keluarga. Tak ada yang melindungi, tak ada yang memp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Ch.30 Badut & Api Pt.1

“Hai, Hanae! Sudah siap untuk acara persiapan api unggun? Kami akan mengadakannya sebentar lagi. Apa kamu mau membantuku mempersiapkan kayu bakar?” Margie sedang mendatangi Hanae, mereka bertemu tepat saat karyawan magang tersebut sedang berjalan menuju lapangan sekitar 100 meter dari kabin. Langkah Hanae terhenti, “Aku? Kamu memintaku membantu mempersiapkan kayu bakar?”Margie tertawa. Wajah wanita itu terlihat sangat bersahabat. “Yes, aku ingin mengajakmu untuk berpastisipasi mencari kayu bakar di hutan. Kenapa? Kamu tidak ingin membantuku?”Hanae cepat menggeleg. Margie adalah karyawan di lantai dua yang bekerja di timnya Chaiden. Kata orang, wanita itu sangat pintar dalam membantu Chaiden memenangkan kasus. Ia berpikir kalau bisa berteman baik dengan Margie, mungkin akan ada banyak ilmu baru yang bisa diserap.Pemikiran yang selalu saja terlalu polos dan naif. Iya, memang Margie adalah salah satu bintang di gedung kejaksaan tersebut. Akan tetapi, apa Hanae tidak melihat selama pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Ch.31 Badut & Api Pt.2

Teriakan Hanae kembali terdengar karena mendadak ada badut lain yang tidak kalah menyeramkan keluar dari balik pepohonan di depannya. Jantung sang gadis sudah serasa akan berhenti akibat rasa takut luar biasa.Mungkin terkesan sesederhana itu, badut! Akan tetapi, tidak bagi Hanae yang memiliki trauma ketakutannya tersendiri. Ia menangis kencang, meraung meminta tolong, tetapi sepertinya tidak ada yang mendengar suara jeritannya.Kaki terus berlari dan tanpa sengaja tersandung akar pohon. Ia tersungkur ke atas tanah hingga seluruh pakaiannya terkena lumpur cokelat dan kotor tidak karuan.Tak peduli meski bajunya kotor, Hanae cepat berdiri, menyambar obor, dan terus berlari. Dalam batin traumatisnya, kehadiran badut sama saja dengan mengancam nyawa. Ia bergerak cepat, tetapi kembali tersandung bebatuan dan sekali lagi tersungkur mencium tanah.Kacamata yang dibelikan Xavion seharga seribu Dollar lebih terlepas dari matanya. Ia menjerit ketakutan! Air mata panik mulai menuruni pipi. Tang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Ch.32 Jerit Trauma

Para peserta malam keakraban mulai berdatangan, berkumpul di tengah lapangan untuk mengikuti acara api unggun. Tiga jaksa yang paling digandrungi kaum hawa terlihat berjalan bersamaan, membuat senyum manis muncul di wajah setiap wanita.Tak terkecuali wajah Margie yang ternyata sudah duduk manis di pinggir lapangan bersama teman-temannya. Menanti kedatangan atasan mereka, yaitu Chaiden.Fanty dan Deasy tidak terlihat. Tentu saja tidak terlihat. Dua wanita psycho yang terus membuat Hanae kesulitan sedang cosplay jadi badut IT, menakut-nakuti hingga sesuatu yang buruk terjadi.Ezra berjalan menuju timnya sendiri karena memang namanya saja malam keakraban. Tentu masing-masing harus bersama tim mereka sendiri, bukan tim lain. Akan tetapi, matanya jelas mencari satu sosok yang tidak terlihat duduk di antara karyawan tim Xavion. ‘Di mana Hanae?’ pikir Ezra sambil terus memerhatikan, siapa tahu yang dicari sebenarnya ada di sana, tetapi tidak terlihat.Sementara sang pemimpin justru cuek sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Ch.33 Kesialan Demi Kesialan

Suara Chaiden terdengar jelas di telinga Xavion yang masih terus meraung penuh kesedihan. “Ayolah! Mundur dari sini dan biarkan petugas memadamkannya! Fuck you! Aku tidak mau melihatmu terbakar!” Tubuh besar Chaiden mulai menggeret sahabatnya ke belakang. Dengan dibantu karyawan lain, akhirnya Xavion berhasil dijauhkan dari garasi.***Di atas tanah berumput hijau segar, sekitar 70 meter dari kabin yang sedang terbakar tersebut, di sanalah Hanae duduk dalam pelukan Ezra. Tubuhnya gemetar hebat! Tangis tidak bisa berhenti terdengar bersama napas tersengal seperti orang sedang tenggelam.“Badut ... badut! Badut ...!” tangis Hanae, menggeleng ketakutan dalam pelukan Ezra. Ia peluk lelaki itu sangat erat bersama tubuh meggigil ketakutan.Ezra tersengal pula saat mendengarnya, “Badut? Kamu melihat badut?”Anggukan Hanae menjadi jawaban sebelum kalimat pilu kemudian menyusul, “Mereka mengejarku! Dua badut mengejarku! Mereka mau menculikku! Mereka mau menyakitiku! Takut! Aku takut!” tangisn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Ch.34 Saling Hajar

Xavion memperlihatkan sisi terburuk dirinya. Ia mendengkus buas ketika jemari mencekik leher Hanae. Setiap tekanan yang diberikan pada otot leher sang gadis dan membuat udara makin sulit diraih menghadirkan kesenangan tersendiri padanya.“This is a fucking redemption, Bitch!” bisiknya bengis di telinga Hanae, mengatakan ini adalah waktunya pembalasan. Bahkan, saking murkanya mobil sang ayah dibakar, ia memaki wanita itu dengan sebutan yang sangat merendahkan.“Kkkhh ... kkkhhh!” Mata Hanae mulai merah dan berair. Sepuluh jemari mencengkeram lima jemari Xavion yang sedang mencekik lehernya. Ia berusaha melepaskan diri dari rengkuhan mematikan tersebut.Kesadaran wanita itu sepertinya menjelang sirna karena pandangan mulai terlihat buram. Suara di sekitar pun menjadi hanya seperti dengung lebah. Selain syok berat, kelelahan, ia juga menghirup cukup banyak gas beracun dari kebakaran di dalam garasi tadi.Ditambah sekarang dicekik hingga udara bersih makin mustahil diraih, Hanae pasrah da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Ch.35 Jadilah Pelayanku

Ezra merebahkan Hanae di atas ranjang periksa di klinik kecil sederhana milik Yellow Valley. Satu orang petugas kesehatan sudah ada di sana dan membantunya membersihkan luka serta mengobati goresan perih di sekujur tubuh sang gadis.Saat kotoran sedang dibersihkan menggunakan berbagai alat medis, perlahan mata Hanae mengerjap. Suara lirihnya terdengar, “A-aku di ... aku di ma-mana?”Ezra segera mendekatkan diri pada wajah lusuh dan kumal wanita tersebut. “Aku membawamu ke klinik. Tenanglah, aku di sini bersamamu. Tak ada yang bisa menyakitimu.”Sambil meringis menahan sakit di lutut yang terluka cukup dalam, Hanae melihat sekeliling. “Kita masih di malam keakraban? Aku ... tadi ada mobil terbakar. Aku tidak sengaja! Aku ketakutan!”Ezra cepat memeluk dan mengusap punggung Hanae. “Ssshh, tenanglah, tenanglah. Sudah, jangan dipikirkan. Aku tahu kamu tidak berniat membakar mobil Xavion.”“Ada badut! Dua badut! Mereka mengejarku!” tangis Hanae terisak dalam pelukan seniornya. Jemari wanit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Ch.36 Keputusan Terakhir

Permintaan Xavion seaneh deru napasnya yang berubah mendadak saat bibir didekatkan pada leher dan telinga Hanae. Berawal dari ingin wanita itu membayar perbuatan membakar mobil kesayangannya, ada sesuatu lebih yang kemudian mengekor di belakang permintaan itu.“Kepu-kepuasan ... kepuasan fi-fisik?” gagap Hanae tak mengerti. Namanya saja gadis panti asuhan yang culun dan polos. Dijauhi semua orang, tak pernah memiliki kekasih, mana dia tahu makna kepuasan fisik?Xavion terkekeh sinis, “Tentu saja! Dan kalau kamu tidak tahu bagaimana melayani kepuasan fisikku, maka aku akan mengajarinya!” bisik sang jaksa tampan bak bisikan setan mengerikan di telinga Hanae.“You see, pelayanku baru saja berhenti bekerja tadi pagi. Kamu gantikan dia, atau aku akan menjebloskanmu ke penjara!” ulangnya satu kali lagi.Jemari kokoh dan besar Xavion merayap turun dari leher Hanae. Ia pandangi gadis polos seiring memori terus memutar ulang pemandangan indah di kamar mandi sore tadi. Ia tak bisa berhenti meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Ch.37 Sepucuk Surat Usang

Sepulang dari acara malam keakraban, Hanae merapikan barang-barangnya di kamar tidur panti asuhan Blessed Mother Marry. Ia terisak sangat pelan. Sebuah amplop surat yang sudah terlihat cukup usang dikeluarkan dari laci meja. Ia tersenyum getir melihat amplop surat tersebut. Tertulis di bagian depan, “To: Hanae. From: Raze Chi.” Bisik Hanae terdengar seiring air mata diusap oleh jarinya yang sedikit gemetar menahan kesedihan. Baru kali ini ia harus meninggalkan kamar panti asuhan yang sudah ia tinggali sejak masih bayi. "Apa kamu masih hidup, Raze? Apa kamu baik-baik saja? Apa hidupmu bahagia? Kenapa kamu tidak pernah kembali untuk menengokku seperti janjimu?” Ingatannya kembali ke masa lalu. Meski semua wajah yang ada teringat secara samar, tetapi ia terus menyimpan memori tersebut. Seorang anak remaja laki-laki duduk bersamanya di teras panti asuhan. “Aku akan pergi besok. Simpan terus surat ini supaya kamu tidak lupa padaku, ya?” Remaja lelaki itu berucap dengan nada lembut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Ch.38 Tertimpa Hujan Deras

Menaiki taksi berwarna kuning, Hanae menuju rumah Xavion. Semenjak rombongan kejaksaan kembali menuju Los Angeles, ia sudah diberi alamat rumah bos angkuhnya itu. Di luar sedang hujan deras sejak 20 menit lalu hingga bahkan jarak pandang sopir taksi terbatas. Hal ini membuatnya berjalan pelan di laju jalan tol. Hanae melirik jam di tangan. Xavion mengharuskan ia datang sebelum pukul tujuh malam. Karena hujan dan kendaraan melaju lambat, sekarang justru sudah pukul tujuh malam.‘Semoga dia tidak marah karena aku terlambat,’ keluh Hanae membatin. Ingin meminta sopir berjalan lebih cepat lagi, tetapi sepertinya tidak aman mengingat banyak truk berlalu lalang di sekitar. Akhirnya, 30 menit kemudian baru Hanae sampai di sebuah rumah tingkat dua. Tidak terlalu besar, tetapi kesan mewah jelas ada di sana. Setelah membayar sopir taksi, ia turun dari kendaraan dan mengambil koper di bagasi.Sialnya, dia tidak membawa payung sehingga ketika sopir taksi kembali masuk ke dalam mobil dan melaju
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status