Semua Bab The Prosecutor Secret Lust: Bab 41 - Bab 50

64 Bab

Ch.39 Hari Pertama Sebagai Pelayan

“Hanae!” teriak Xavion segera melesat dua meter ke depan dan menangkap tubuh karyawan magangnya tersebut.Hanae pingsan!Bibir Tuan Muda Young mengeluarkan sumpah serapah, tetapi sorot matanya memperlihatkan kekhawatiran. Ia gendong Hanae dengan kedua lengan kekarnya. Satu tangan di bawah punggung, satu tangan di balik lutut. Tak terlihat ada beban sedikit pun di lengan berotot tersebut ketika terus melaju melalui pintu rumah menuju lantai dua, tempatnya biasa tidur dan beristirahat.‘Shit! Baru datang sudah membawa masalah! Bukankah kamu harusnya datang untuk meringankan masalahku, Bodoh!’ gerutu Xavion membatin.Sambil menaiki tangga, ia sesekali memandangi wajah Hanae yang benar-benar pucat tak berwarna. Dari bibir yang membiru bisa diduga kalau gadis itu pingsan karena kedinginan. Entah dia sadari atau tidak, tetapi rengkuhan tangannya menjadi lebih erat, mendekap lebih ketat seolah ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Hanae. Langkah kakinya dipercepat hingga sedikit berl
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Ch.40 Pakai CD atau Tidak?

“Haaah!” pekik Hanae tertahan saat Xavion mengatakan kalimat tersebut. Wajahnya sontak bersemu merah muda karena rasa malu. Membayangkan dia telanjang dan berjalan di sekitar rumah bosnya bukanlah sebuah khayalan yang menenangkan. Sebaliknya, cukup meresahkan. Tertawa kecil, meletakkan handuk dan baju di atas wastafel, lalu Xavion melangkah keluar. Sambil berjalan ia berucap, “Segera mandi dan ganti pakaian. Setelah itu, turun ke dapur dan buatlah makan malam untuk kita berdua.” Ia berhenti melangkah, membalikkan tubuh gagah, bertanya sesuatu yang sepertinya sangat penting, “Kamu bisa masak, ‘kan?” “Bisa ...,” angguk Hanae. Sejak bayi di panti asuhan tentu saja dia bisa masak. Ma’am Lilac adalah juru masak yang handal di panti asuhan tersebut dan semua ilmu memasak diturunkan kepadanya. “Good, aku sudah lapar. Segera buatkan aku makan malam dan kopi. Aku akan lembur malam ini, berlatih untuk sidang besok pagi. Sidang pertamaku melawan Maurice Zambrota.” Hanae mengangguk. Ia ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Ch.41 Kopi dan Khayalan Panas

Lucu memang. Kalau kaos itu dipakai Xavion akan press body hingga memperlihatkan pundak lebar dengan liuk otot kekar di tangan. Bagian pinggang pun terlihat ketat, dan panjangnya sampai tengah paha ke atas sedikit. Akan tetapi, kalau Hanae yang memakainya bisa sekedodoran itu. Bagai tubuh mungil itu tenggelam di dalamnya. Lengan menjuntai sampai nyaris sesiku. Panjang baju nyaris menyentuh lutut. Sudah mana sekarang otak jaksa itu traveling ke sebuah pertanyaan menggelitik rasa kelaki-lakian. ‘Dia pakai celana dalam atau tidak? Kenapa celana panjang dariku tidak dipakai? Apa terlalu besar pinggangnya?’ “Aku mengantarkan kopi untukmu. Makan malamnya sebentar lagi sudah jadi. Mau saya bawakan ke kamar juga atau kamu turun ke bawah?” tanya Hanae lirih. Raut wajah wanita itu masih memperlihatkan gurat kelelahan. Akan tetapi, ia berusaha memenuhi perjanjian mereka. Yaitu, menjadi pelayan atau masuk penjara. “Masuk!” perintah sang pemilik rumah dengan datar, bersama mata menatap tajam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Ch.42 Big Bad Wolf

Ketika Hanae memanggil dari depan pintu, memberitahu kalau makan malam sudah siap, raga maskulinnya keluar dari balik meja kerja dan segera turun menuju meja makan. Satu piring ayam panggang beserta kentang goreng dan salad segar tersedia di atas meja. Melirik sesaat pada Hanae yang nampak sedang mencuci berbagai peralatan masak di dapur, memerhatikan bagaimana bokong wanita itu bergerak sintal saat bergerak menggelinjang dalam tiap gerakan. Ia duduk, mulai memotong dada ayam yang baunya terasa sangat harum menggoda perut keroncongan tersebut. ‘Fuck! Ternyata dia sungguh bisa memasak. Ayam panggang ini lebih enak daripada masakan Maria!’ Batin sang lelaki terkejut. Mencoba salad sayur segar di mangkok kecil, ‘Hmm, salad ini enak juga! Baguslah! Aku tidak terlalu suka beli makan malam di luar, dan dia bisa seperti Maria menyediakan makanan untukku.’ Saat Xavion sedang menikmati makan malam yang dibuat Hanae beserta satu gelas besar berisi air jeruk hangat, mendadak terdengar bunyi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Ch.45 Debar Ketakutan

Hanae berlari sangat kencang menuju kamar tidurnya begitu Xavion melepaskan kurungan serta berhenti menyentuhnya dengan cara yang sangat mendebarkan. Ia segera menutup pintu dan menguncinya secepat kilat.Jangan sampai serigala besar di ruang makan tadi bisa mengejar kemari. Mungkin itu yang ada di pikiran sang karyawan magang yang kini telah resmi menjadi pelayan. Otak gadis itu masih dipenuhi dengan kehororan yang baru saja terjadi. Dia adalah wanita yang polos dan tak pernah disentuh, tak pernah dijamah oleh lelaki mana pun!Tuan Muda Young adalah orang pertama yang menyentuh paha bagian dalam milik Hanae. Lelaki pertama serta satu-satunya yang pernah melakukan hal mendebarkan tersebut dalam 22 tahun kehidupan sang karyawan magang.‘Tuhan, Tuhanku ... apa yang barusan terjadi? Kenapa aku bisa sampai terlibat sejauh ini dengannya?’‘Kenapa dia bisa menyentuhku seperti itu? Apa dia pikir aku wanita murahan?’Hanae kemudian teringat sekilas pembicaraan teman-teman karyawan wanita di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Ch.46 Tak Sudi Melepaskan

Betapa terkejutnya Hanae mendengar Ezra akan datang menemuinya. Bukan ini yang ia inginkan. Masalahnya dengan Xavion sudah cukup banyak. Kedatangan lelaki itu hanya akan semakin menambah runcing kesulitan yang ada.“Jangan!” cegah Hanae berteriak kencang secara reflek. “Jangan kemari! Aku baik-baik saja! Aku ... tadi, aku ... uhm, aku hanya baru memecahkan sebuah piring saat mencucinya.”“Mungkin aku terlalu lelah hingga piring itu terlepas dari genggamanku. Aku hanya merasa bersalah pada Xavion karena sudah memecahkan piringnya. Tidak ada apa pun, aku hanya gugup karena belum mengatakan padanya soal piring itu.”Dusta, sang gadis terpaksa berdusta. Ia bisa membayangkan apa yang terjadi kalau ia menceritakan apa yang barusan terjadi. Ezra pasti sungguhan datang ke tempatnya sekarang dan membuat perhitungan dengan Xavion. Kedua lelaki itu akan saling pukul lagi seperti saat di Yellow Valley kemarin. Nona Tan hanya tidak tega jika Ezra harus menerima pukulan dan terluka karena membela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Ch.47 Pagi Menegangkan di Dapur

Pagi menyapa dan Xavion keluar dari kamar tidur langsung menuju dapur. Ada keharuman masakan khas orang jaman dulu menyerbak di hidung. ‘Hmm, dia benar-benar bisa masak.’Melangkah pelan nyaris tak terdengar, tubuh tinggi gagahnya berdiri di pintu masuk dapur. Hanya diam di sana memerhatikan Hanae bekerja dari belakang. Menatap mulai atas sampai bawah dan menemukan sesuatu yang aneh.‘Kenapa dia memasak dengan memakai baju kantor? Hmm, mungkin menghemat waktu agar tidak usah berganti baju?’ pikirnya menebak.Tak hanya itu yang ia pikirkan, sebenarnya pikiran Xavion memang sudah tidak pada tempatnya lagi semenjak ia melihat tubuh polos Hanae tempo hari. Seringainya bahkan terbit meski hanya di ujung bibir. Ada bayangan tersendiri yang sedang menari-nari di benaknya.Berkhayal bagaimana kalau Hanae bekerja di dapur dengan tanpa memakai ....Mendadak sang gadis menoleh dan, “Ya, ampun! Kamu membuatku terkejut!” teriak Hanae dengan tubuh melonjak kaget.Ia sedang membawa satu panci berisi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Ch.48 Rahasiakan Semuanya

Suara Xavion menderu berat saat bibirnya sedang menjalari kulit lembut dan mulus sang wanita. Ada keharuman sederhana dari sana, sesuatu yang membuatnya kian membayangkan macam-macam. “Rahasiakan semuanya, terutama dari satria berkuda putihmu yang bernama Ezra Wu. Keluargaku memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada keluarganya.”Bersama satu sesapan panjang di leher Hanae, suara berat Xavion terdengar menyeramkan. “Jika kamu bercerita pada Ezra, jangan salahkan aku bila kemudian karirnya hancur.”“Jangan salahkan aku pula kalau kamu terpaksa kumasukkan dalam ruang persidangan pribadiku!” “Dan percayalah, saat aku berkata akan menghukummu, aku sungguh akan melakukannya. Sekali lagi, rahasiakan semua yang terjadi di rumah ini. Mengerti semua yang kukatakan padamu, hah?”Masih tak bisa menjawab, mengangguk pun sulit. Tubuh Hanae membeku akibat bibir Xavion yang mendarat di lehernya, menghadirkan sensasi tersendiri.Dalam hati ia menjerit, ‘Apa yang dimaksud dengan ruang sidang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Ch.49 Dipermalukan di Ruang Sidang

Dua lelaki bertitel jaksa saling tatap dengan sorot setajam ujung mata pisau. Setiap membahas Hanae maka akan ada kejadian ini di antara Xavion dan Ezra. “Kalau aku tidak mau melepaskan Hanae dari menjadi pelayanku, kamu mau apa, hah?” desis Tuan Muda Young tersenyum dingin, acuh.“Mau sampai kapan kamu menyiksanya?” Ezra pun memberi pertanyaan dengan suara yang dingin, marah.“Suka-suka aku! Mau sampai minggu depan, bulan depan, tahun depan, apa urusannya denganmu? Sudah kukatakan! Jangan ikut campur antara aku dan Hanae!” jawab Xavion dengan mimik angkuhnya. “Kecuali kamu mau kita bermusuhan, jangan urusi Hanae. Kamu tahu sendiri, mereka yang bermusuhan denganku berakhir tidak baik-baik saja di kantor ini!”Ezra terdiam walau bibir ingin menyemburkan kata-kata makian pada sahabatnya ini. Akan tetapi, teringat suatu waktu dulu memang pernah ada seorang jaksa yang bermusuhan dengan Xavion dan berakhir dengan dipindahtugaskan ke sebuah lokasi terpencil. Maka, di detik ini ia sadar ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Ch.50 Solusi Intim Mengatasi Kemarahan

“FUCK!” makinya entah pada siapa di dalam ruang kerja. Membanting tumpukan berkas yang tadi malam ia kerjakan dengan seksama ke atas meja sambil terengah. Sudah tiga kali ini bertemu Nardo Jensen di ruang sidang dengan terdakwa yang berbeda. Akan tetapi, baru kali ini merasa sungguh dipermalukan hanya karena masalah sepele. Siapa yang harus disalahkan kalau sudah begini? Ia merasa dibantai habis-habisan hanya dalam satu atau dua pertanyaan saja. Kejadian yang sungguh melukai ego setinggi langit miliknya.“Shit!” umpatnya sekali lagi. Wajah terasa panas hingga ia merasa perlu memercikkan air untuk mendinginkan. Oleh karena itu, ia kembali keluar dari ruang kerja dan bergegas menuju kamar mandi.Saat melintasi meja Hanae, ia melihat wanita itu sedang memandanginya dengan bingung. Akan tetapi, ia tidak punya waktu untuk menjelaskan kenapa diri bak orang kebakaran jenggot.Saat melangkah di lorong menuju kamar mandi, mata Xavion menangkap sosok Ezra yang sedang berjalan ke arahnya denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status