Semua Bab The Prosecutor Secret Lust: Bab 11 - Bab 20

64 Bab

Ch.10 Xavion Darling

Pertanyaan yang menggelembung dalam pikiran Xavion. Dia tidak pernah melihat sahabatnya tertegun sampai seperti ini.Sorot tajam sang jaksa tampan beralih bergantian dari Ezra menuju Hanae yang masih tertunduk. Lalu, ia kembali menatap rekan kerjanya dan memilih untuk segera mengakhiri drama pagi ini. “EZRA!” bentaknya kencang.Yang dibentak terkejut sampai pundaknya melompat. “A-apa?” engah Ezra, terbangun dari lamunannya.“Aku mau sidang! Kamu mau apa kemari pagi-pagi?” geleng Xavion. Ia mulai berjalan menuju ruang kerjanya karena tahu sang sahabat akan segera mengekor. Ezra memang mengikuti gerakan Xavion, meski sesekali wajahnya menoleh ke belakang dan menatap Hanae teramat sendu. Masuk ke dalam ruangan khusus milik Xavion, keduanya duduk di kursi berseberangan.“Ada apa?” tanya Tuan Muda Young setelah mereka merasa nyaman di kursi masing-masing.“Chaiden nanti sore datang dari Mexico. Bagaimana kalau sepulang kerja kita ke bar yang biasa dan mengobrol di sana? Aku ingin tahu p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Ch.11 Satu Lagi Orang Kejam

Seorang wanita cantik berdiri di depan pintu dengan pose seperti peragawati nan anggun menghadang langkah Xavion. Padahal, lelaki itu sudah ada janji makan siang dengan jaksa agung untuk membicarakan kasus mafia yang sedang ia tangani.“Kenapa terburu-buru sekali, Darling? Janji makan siang dengan siapa?” senyum wanita itu mengandung unsur kecurigaan yang tidak pada tempatnya.Tuan Muda Young hanya tersenyum angkuh dan mendengkus, “Berhenti memanggilku Darling. Semua akan mengira kita berpacaran, yang mana kita tidak sedang melakukannya!”Acuh akan keberadaan sang wanita cantik dan seksi, langkah gagahnya kembali terayun ke depan. Akan tetapi, makhluk berbibir merah terang tidak mau minggir.“Move, Jessica!” bentak Xavion tidak terlalu keras.“Ayolah, mau sampai kapan kamu mengacuhkan aku seperti ini? Kedua ibu kita sudah setuju untuk menjadikan kita suami istri. Mereka sedang membicarakan pertunangan kita, Xavion.”Perempuan kelas atas bernama Jessica Mendoza adalah teman sejak Xavio
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Ch.12 Sejak Kapan Merepotkan

‘Shit! Jessica menamparnya?’ pekik Xavion dan ia berlari menuju pertikaian yang tidak seimbang tersebut. ‘Crazy Bitch!’ makinya dalam hati pada sang mantan teman tidur.Sampai di antara berkas pengadilan yang berserakan, mata Xavion terbelalak ketika melihat pipi Hanae benar-benar merah bekas tangan Jessica.“Apa kamu sudah gila, hah! Kenapa kamu menamparnya!” teriak Xavion melotot pada Jessica dengan napas menderu panas. “Dia merusak Prada-ku! Dia tidak mau menggantinya! Sebuah tamparan adalah harga yang masih terlalu murah untuknya!” jawab Jessica, justru kini menjambak rambut Hanae.“Sakiit! Sakiiit!” pekik Nona Tan memegangi kepalanya yang sedang dijambak.Xavion kembali berteriak, “Jangan mentang-mentang pamanmu adalah pejabat penting di menteri kehakiman, lalu kamu merasa bebas berbuat semaumu di sini! Lepaskan dia sekarang juga!”“Kenapa kamu begitu peduli dengannya! Apa urusannya denganmu kalau aku mau mencekiknya sekalipun, hah!” balas Jessica sama berteriaknya.“Dia karyawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Ch.13 Beberapa Hal Tak Berubah

Hanae memandangi Ezra. Matanya menelisik pada tiap detail ketampanan lekaki di hadapan. Kata-kata yang terlontar seperti menyiratkan sesuatu. Sebuah kejadian di masa lampau. “Aku tidak mengerti perkataanmu,” ucap Hanae lirih, menyorot sendu. Ezra mengambil lembaran terakhir di atas lantai, membaca sekilas dengan cepat, lalu memasukkan ke dalam file yang tepat. “Tidak mengerti di bagian mananya?” “Tuan bilang, sejak kapan saya dianggap merepotkan? Apa saya sudah pernah merepotkan Tuan sebelumnya?” Ezra tertegun, terhentak dalam hati mendengar jawaban Hanae. Baru sadar kalau dia sudah salah berbicara. Baru sadar kalau dia membiarkan masa lalu muncul begitu saja. Menoleh, lalu berdiri. Ia kemudian menarik lengan Hanae agar ikut berdiri bersamanya. “Berikan berkas itu padaku,” ucapnya menunjuk berkas-berkas berantakan di tangan Hanae dengan dagunya. “Saya akan mengembalikannya ke gudang. Tuan justru harus memberikan berkas yang di tangan Tuan kepada saya.”Ezra menghela panjang, lal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Ch.14 Apa Aku Terlihat Buta?

Bagi Ezra, bersama Hanae seperti ini bukan sesuatu yang asing. Ia memang tidak sering pergi dengan rekan kerja wanita, semua juga sudah tahu akan hal ini."Iyakah? Kamu tidak pernah pergi dengan teman wanita?" tanya Hanae berbisik, menatap dengan mata bundar menggemaskan. Ezra hanya tersenyum datar mendengarnya. Ia tak ingin berbincang lebih lama, kemudian melangkah keluar dari gudang arsip dengan Hanae berusaha mengikuti langkah panjangnya."Kita pergi makan siang sekarang, Hanae." Suara datar sang pemuda terdengar tegas. “Ezra, Ezra!” panggil Hanae. Telapak kakinya kembali melangkah cepat guna menyamai posisi berjalan mereka. Tubuh Ezra yang tinggi dengan kaki panjang membuatnya harus berjalan ekstra cepat jika ingin menjejeri. Langkah Ezra sontak terhenti. Suara itu kenapa seakan tidak berubah sama sekali sejak 15 tahun lalu ? Nada panggilan yang sama kepadanya. Ada nuansa manja, ada nuansa bergantung, dan ada nuansa sayang.Atau dia yang terlalu terbawa suasana? Atau dia yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Ch.15 Perkara Kacamata

Terkejut setengah mati, Fanty dan Deasy cepat menoleh karena mereka hafal luar kepala siapa pemilik suara berat dan seksi tersebut.“E-Ezra?” lirih keduanya menahan napas.“Aku yang mengajak Hanae makan siang. Apa aku terlihat buta bagi kalian?” ulang Ezra menatap dingin, sangat dingin.“Ti-tidak! Kamu tidak buta! Kamu sangat tampan dan tidak buta!” geleng Fanty sambil berkali-kali menelan salivanya. Deasy pun melakukan hal yang sama. “Matamu sangat indah, Ezra. Kamu tidak buta!”“Hmm,” desis Tuah Muda Wu. Ia kemudian berjalan di antara Fanty dan Deasy hingga dua wanita laknat itu tak lagi berjejeran. “Ayo,” ucap Ezra tersenyum hangat pada Hanae. Wajah yang dingin mendadak berubah total. Bahkan, ia menggandeng tangan sang gadis dan menariknya perlahan.Ketika melintas di sebelah Fanty serta Deasy, ia berdesis sekali lagi, “Kalau aku sampai tahu kalian merundungnya lagi, akan kusuruh Xavion memecat kalian berdua. Paham?”Tak bisa menjawab, Fanty dan Deasy bagai disambar petir hingga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

Ch.16 Hanae yang Malang

Kenapa pula Xavion harus marah-marah hanya perkara kacamata?Hanae menunduk. Seperti biasa, menautkan jemarinya dan meremas kencang setiap bentakan bosnya itu hadir di telinga. Di balik meja, tangannya menahan gemetar. Kenapa jadi begini? Kenapa semua yang dia lakukan selalu salah?Ada batin tak habis berpikir seolah diri hidup hanya untuk disakiti. “Kamu mengerti tidak apa yang kuucapkan!” Teriakan ini nyaris mencapai oktaf tertinggi. Mata yang meneriakkannya pun melotot, seolah ingin menelan hidup-hidup gadis mungil di depannya. Tak menjawab, Hanae hanya mengangguk sambil menahan napas berkali-kali. Mulai ujung kepala hingga ujung kaki terasa lemas karena dibentak dan terus dibentak. Untung dia sedang terduduk, kalau sambil berdiri mungkin sudah pingsan saking lemasnya. “Sana! Pergi saja ikut dengan Ezra! The fuck do you think I am!” ulang sang jaksa mengusir dengan hentak kesal.Pandang yang menatap lantai di depan meja bisa melihat sepatu hitam mengkilat Xavion bergerak menjau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Ch.17 Antara Perhatian dan Amukan

Menuju pintu keluar utama, mendadak seorang security menghentikan langkah mereka.Xavion melirik tajam, “Ada apa?” desisnya dingin.“Maaf, Tuan Young. Apakah anak buah Anda ini bernama Nona Hanae Tan?” tanya security sambil membaca tulisan di sebuah paket yang ada di tangannya.Sang jaksa melirik pada gadis di sebelah pundaknya. Gadis yang masih terus tertunduk ketakutan. Helaan panjang diembus kasar, lalu berucap satir. “Apa kamu sekarang juga bisu? Tidakkah kamu mau menjawab pertanyaan Officer Jacob?”Mendengar itu, barulah Hanae mendongakkan kepala. Suaranya jelas menunjukkan betapa ia sedang didera rasa takut, gemetar. “I-iya, s-saya ... sa-saya ... saya H-Hanae ... Hanae T-Tan.”Security mengangguk, “Oke, ini ada paket datang untuk Anda sekitar 20 menit lalu. Silakan dibawa.”“Paket untukku?” bingung Hanae menatap terkejut dengan mata bundarnya.“What? Kamu tidak memesan barang online apa pun?” Xavion melirik kian tajam penuh kecurigaan.“Tidak, aku tidak memesan apa pun,” jawab
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Ch.18 Tragedi Traumatis

Di sebuah rumah mewah, di perumahan elite tengah kota Los Angeles, ada dua orang wanita sedang berbincang. Salah satu darinya adalah Jessica Mendoza yang sudah membuat siang Hanae tadi seperti di neraka. Wanita satu lagi terlihat sudah memiliki kulit yang mengalami proses penuaan. Keriput mulai membayangi kening serta sudut mata, meski jelas ada pengaruh botox untuk memperlambat kerutan itu.“Aunty Gladys, tadi siang Xavion memarahiku.” Jessica mengadu dengan bibir cemberut.Yang bernama Gladys tertawa kecil, “Kenapa putraku memarahimu? Bukankah kamu datang untuk memberitahu undangan penting? Untuk mengajaknya pergi bersama?”Oh, ternyata Jessica sedang berbicara dengan ibunya Xavion. Tentu saja, keluarga mereka sudah bersahabat sejak tiga dekade lalu. Sangat wajar jika Jessica mengadu pada wanita yang melahirkan jaksa temperamen tersebut.“Ada seorang karyawan baru. Aku tidak ingat namanya, tidak perlu ingat juga, tidak penting!” desis Jessica, lalu meneguk anggur merah di dalam gel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Ch.19 Kacamata Seribu Dollar

Tempat pertama yang didatangi oleh Xavion adalah toko kacamata. Tak jauh dari kantor kejaksaan tempatnya bekerja. Sering melewatinya bila melintas hendak menuju pusat kota. “Pilih model mana pun yang mau kamu,” ucapnya setelah petugas selesai memeriksa ukuran minus di mata sang gadis cantik.Tak mau senang berlebihan. Bersama Xavion adalah definisi ditinggikan ke langit, lalu dijatuhkan hingga menembus lantai beton, masuk sampai ke kerak bumi. Mata Hanae memandangi sekian banyak kacamata dalam etalase mewah. Sesekali melihat banderol harga yang tertera dan kepalanya menjadi pusing seketika. Kemarin bersama Ezra, mereka hanya datang ke optik biasa saja. Tidak paham kenapa Xavion membawanya kemari? Kenapa harus di tempat yang mahal seperti ini?Sejak tadi ia tahu pramuniaga lain berbisik. Mungkin mempertanyakan kenapa gadis sekotor dirinya bisa masuk ke optik mewah seperti ini?Melirik pada Xavion. Yang dilirik sedang sibuk membalas pesan di layar ponsel. Mungkin sebuah pesan penting
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status