Semua Bab The Prosecutor Secret Lust: Bab 51 - Bab 60

64 Bab

Ch 51 Bercinta Denganku, Akan Kumaafkan

“Xavion ...,” panggil Hanae dengan suara lirih. “Hmm,” tanggap yang dipanggil dengan cuek, tak menoleh atau menatap. Sekadar mengingatkan pada bab sebelumnya, jaksa tampan dan sedikit gila itu mengatakan mereka akan ke hotel. Bahwa dia kesal dengan persidangan yang tidak berjalan lancar, dan bahwa Hanae akan membuatnya lebih rileks saat mereka sudah berada di kamar hotel. “Katanya kita ke hotel?” lanjut Hanae kebingungan. Sebuah pertanyaan polos yang entah kenapa ditanyakan olehnya. Akan tetapi, yang jelas pertanyaan tersebut memantik reaksi dari Xavion. Tangannya sedang memegang sebuah map. Di dalam map itu ada berbagai jenis makanan serta harga. Rupanya, mereka tidak ke hotel seperti yang dikatakan di awal. Rupanya, mereka ada di sebuah restoran sesuai tujuan awal sang jaksa. Ia mendengar malam itu kalau Ezra akan makan siang dengan Hanae, bukan? Dan dia tidak rela jika wanita pelayannya makan siang atau bersama siapa pun, selain dia. Xavion menggeser map menu makanan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Ch 52 Bertemu Musuh Genit

“APAAA!” pekik Hanae sontak mendongakkan wajah. Xavion langsung terbelalak saat karyawan magangnya itu berteriak terkejut. Ia menatap sekitar dengan salah tingah dan tersenyum malu pada orang-orang yang memandanginya aneh. "Are you fucking crazy? Mau apa berteriak begitu! Bikin malu saja! Ini bukan cafe kecil di mana kamu bisa berteriak sesukamu!” bentak lelaki itu sambil berbisik. Hanae terengah dan wajahnya pucat pasi. “Kamu yang membuatku berteriak dengan mengatakan kita akan bercinta di hotel!” Keinginan Xavion saat ini adalah mencekik Hanae yang benar-benar tidak tahu kapan dia sedang bergurau dan kapan dia sedang serius. “Pokoknya, jangan berteriak lagi! Ini restoran mahal! Yang datang ke sini adalah orang-orang terhormat! Jangan membuatku malu!” pungkasnya menegaskan. Nona Tan mengangguk. Ia cepat membuka botol minum plastik berisi air mineral dan meneguknya beberapa kali. Percakapan dengan Xavion siang ini membuatnya merasa panas di sekujur tubuh. Pelayan data
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Ch. 53 Tatap Memohon Bantuan

Nasib orang yang miskin memang kadang direndahkan tanpa alasan yang jelas. Sepertinya menyenangkan saja bagi mereka dengan strata sosial tinggi untuk mengganggu dan merendahkan siapa yang ada di bawah mereka. Seperti saat ini Jessica dan Fanty bekerja sama dengan sangat epic untuk menghina, merendahkan, serta menyakiti Hanae. Tak cukup dengan membuang barang-barang sang gadis dari dalam tas, dilanjut dengan mendorong berkali-kali hingga jatuh terhempas menubruk meja, sekarang ia dilaporkan ke 911 atas tuduhan pencurian. “Aku tidak mencuri tas itu! Ada yang memberikannya padaku!” jerit Hanae ketakutan karena dilaporkan ke 911. Kalau sampai polisi menangkapnya sungguh, bagaimana ia mau lepas dari penjara. Meski tahu tidak ada kasus tanpa barang bukti, di mana tak akan ada bukti kalau dia mencuri, tetapi bisa saja ia tetap dimasukkan penjara karena bukankah orang kaya bisa berbuat apa pun yang mereka inginkan? “Kembalikan tasku! Kembalikan! Aku tidak mencurinya! Kembalikan!” Ia te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Ch. 54 Pelukan dan Kalimat yang Sama

Akan tetapi, jaksa tersebut masih diam. Tidak ingin menimbulkan gosip atau skandal terbaru di gedung kejaksaan ini. Xavion tak mau mengatakan pada siapa pun kalau dialah yang membelikan tas itu. Namun, caranya menyelamatkan Hanae adalah, “Apa kamu bodoh, Fanty? Sudah berapa lama kamu bekerja di bidang hukum, hah!” bentaknya. “Apa kamu tidak tahu kalau mau menuduh seseorang itu harus minimal ada tiga barang bukti valid? Apa kamu tidak tahu kalau praduga tidak bisa dijadikan dasar pelaporan, stupid dumb shit!” maki Xavion pada anak buahnya. “Lama-lama aku pindah juga kamu ke gudang karena sudah menimbulkan keributan seperti ini!” “Lalu, memangnya kenapa kalau ada yang membelikan tas ini pada Hanae? Apa urusannya dengan kamu, Jessica? Bisa saja aku yang membelikannya! Bisa saja Ezra yang membelikannya! Mau apa kamu, hah!” Sekarang ia ganti membentak wanita yang terus mengejarnya tanpa lelah selama bertahun-tahun. Ezra mengangguk, “Ya, bisa saja aku yang membelikannya! Kamu k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Ch. 55 Mengikuti Jejak sang Ayah

Ezra segera menggeleng, lalu tertawa gugup menutupi momen di mana ia terlihat sedemikian rapuh serta pilu. “Aku tidak apa-apa. Mataku tadi kemasukan serbuk bedakmu yang pecah, jadi agak sedikit gatal dan memerah.” Alasan yang masuk akal. Toh, memang sepolos itu Hanae hingga percaya saja apa yang diucap dan tidak ingin menelisik lebih jauh. “Kamu sepertinya sangat menyayangi kakak angkatmu di panti asuhan, Hanae?” lirih Ezra kembali memandang pilu tanpa melepas genggaman tangannya. Nona Tan mengangguk, kemudian bercerita dengan suara sedikit bersemangat. Siapa sangka bercerita tentang Raze membuat tangisnya berhenti. “Aku sangat menyayanginya karena dia juga sangat menyayangiku.” “Dia sepertimu, Ezra. Dia selalu menghiburku saat aku menangis akibat dirundung anak lain di panti asuhan. Ketika aku pulang sekolah dan menangis, dia memelukku, mengusap punggungku, dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Sama seperti yang kamu lakukan tadi, bukan?” tawanya mengenang, lalu menghapus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Ch. 56 Mengatur Perjodohan

Pergi dari kantor Xavion dengan kesal, sekarang Jessica sudah ada di rumah masa kecil sang jaksa. “Aunty Gladys, aku mulai berpikir kalau wanita miskin dan jelek itu meracuni otak putramu.” Ibunda Xavion yang sedang ada di dapur mencicipi kue buatan pelayannya. Mata sipit Gladys menoleh dan memandang terkejut. “Meracuni otak Xavion bagaimana?” Lalu, ia mengajak Jessica pergi ke ruang tamu khusus keluarga agar pembicaraan mereka tidak didengar oleh pelayan dan menjadi gosip nasional. Sepanjang jalan menuju ruang tamu tersebut Jessica terus berkeluh kesah dengan resah. “Wanita brengsek itu pencuri, Aunty. Namanya Hanae. Dia adalah orang miskin. Bajunya itu seperti baju nenek-nenek!” “Setiap aku melihatnya sejak pertama, aku tahu kalau dia datang dari tingkat kemiskinan yang paling bawah! Dan maksudku sangat-sangat palint bawah!” dengkusnya menggeleng kesal. Gladys mempersilakan wanita yang dianggapnya sebagai putri sendiri itu untuk duduk. Dengan suara lembut keibuan, ia bertan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Ch 57 Jangan Sakiti Dia

Di kantor kejaksaan, dua orang lelaki sedang berbincang dingin. Mereka sama-sama berdiri di depan kaca jendela ruang kerja Xavion, menatap ke tengah jalan, bagian depan gedung tersebut. “Kenapa kamu tidak mengatakan pada orang-orang kalau kamu yang membelikan tas Gucci itu? Kamu bisa saja membuat Jessica dan Fanty bungkam, tapi kamu tidak melakukannya.” Ezra memandang sahabatnya dengan kekecewaan. “Apa kamu tidak punya rasa kasihan dengan Hanae?” “Kalau aku tidak punya rasa kasihan, aku tidak akan menyuruh semua bubar dan pergi. Aku tidak akan mengancam fanty pindah ke gudang. Aku juga tidak akan mengancam Jessica untuk menutup semua pintu keluargaku,” sahut Xavion sambil menyeringai, tetap menatap ke luar jendela. “Lalu, kenapa kamu tidak mengatakan kalau kamu yang membelikan tas Gucci itu?” Tuan Muda Young terkekeh ketus. “Aku punya reputasi untuk dijaga. Kalau orang tahu aku membelikan tas itu, mereka akan bergosip. Aku tidak suka dijadikan bahan gosip.” “Mau sampai kap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Ch 58 Hentakan di Atas Sofa

Xavion terkekeh cuek mendengar ancaman sahabatnya. Ia hanya melirik sekilas, lalu membuang tatap ke angkasa, “Kamu pikir aku peduli dengan semua ucapanmu? Teruslah menggonggong dan kafilah tetap berlalu!” Ia merengkuh tepian jas, merapikan penampilan, lalu mulai berjalan. “Keluarlah dari ruanganku, karena aku juga mau pulang. Chaiden mengajakku bersenang-senang di klub malam untuk melupakan kejadian persidangan kemarin.” “Kejadian di mana saksimu dibantai oleh pengacaranya Maurice Zambrota? Kamu akan menemukan cara untuk membalasnya. You always do,” tukas Ezra. “Hmm, thanks,” gumam Xavion, mulai membuka pintu dan melangkah keluar dari kantornya. Unik memang persahabatan keduanya. Sedetik lalu mereka saling menaikkan nada bicara karena Hanae, detik berikutnya mereka saling bercerita dan mendukung dalam masalah pekerjaan. “Ingat untuk memakai pengaman, Xavion! Klub malam dengan Chaiden selalu berakhir dengan kamu meniduri wanita asing!” seru Ezra tertawa renyah. Tuan Muda Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Ch.59 Sedang Ingin Bercinta

Hanae mengerang tertahan ketika jari tengah Xavion yang besar dan panjang menelisik masuk ke celah di kewanitaannya. “Please ... ja-jangan, jangan ...,” engahnya berusaha menghentikan semua sentuhan mendebarkan luar biasa tersebut. Mengucapnya dengan engah hebat, mencoba untuk menahan segala sensasi panas mendebarkan yang tengah menjalari tubuhnya dini hari ini. Wajah Xavion terus terbenam di antara leher dan pundak. Bibir lelaki itu kian basah menjelajahi kulit putih mulus hingga ke telinga, juga tengkuk.Dan bersamaan dengan semua embusan panas napasnya, bersamaan dengan permintaan Hanae untuk berhenti, jari Xavion justru bergerak lebih intim.Ia tekan ke bawah jari tengahnya hingga terasa mengenai sebuah butiran kecil di antara dua dinding lembut yang lembab, hangat.“Kamu sungguh menggairahkan, Little Rabbit!” desah Xavion. “Sudah lama aku ingin melihatmu telanjang lagi,” kekeh lelaki setengah mabuk tersebut.Kagetlah Hanae. “Lagi? Lagi, bagaimana?Memang ya kamu pernah melihatku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Ch.60 Kamu Masih Perawan?

“Pl-please ... kamu sedang mabuk. Kamu ... auuhhh ... mmmhhh!” pekik Hanae menahan keinginan untuk menjerit sangat kencang.Ia reflek merapatkan dua paha saat jari tengah Xavion mulai bergerak pelan mengusap inti tubuh, butiran kecil yang mengandung jutaan syaraf nikmat. Sebuah G sp ot bagi wanita mana pun. Hanya saja, semakin ia merapatkan kakinya semakin lelaki itu bersemangat untuk terus membuat aliran darahnya mengalir lebih deras dari biasa. Semakin paha Hanae merapat, semakin jari Xavion bergerak lincah di tengah kewanitaan. Tak mau berhenti bergerak, terus mengusap dan menekan-nekan. Satu desahan meluncur dari bibir Hanae tanpa bisa ia tahan dan kendalikan. Di mana kemudian sang gadis cepat menggigit bibirnya karena malu telah mengeluarkan suara seperti itu.Xavion tertawa mengejek, "Sudah kubilang, kamu akan menikmatinya. ini baru jariku, belum anggota tubuhku yang lain, Little Rabbit!"“Xa-Xavion! H-hentikan ... please?” rintih Hanae didera rasa nikmat dan pikiran bahwa di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status