Semua Bab The Prosecutor Secret Lust: Bab 21 - Bab 30

64 Bab

Ch.20 Memori Kelam Mengerikan

Xavion mengamuk, selalu saja mengamuk. Kali ini ia mengomel perkara tas dari Ezra. Sesumbar akan membelikan yang lebih mahal karena mengira Hanae diam akibat terus memikirkan tas Kate Spade. Akan tetapi, kalau Xavion yang sedang menyombongkan diri entah kenapa justru terlihat keren meski wajahnya jadi lebih menyebalkan dari biasa. Hanae tetap terdiam, kali ini menggeleng. “Kamu ini kenapa tidak bicara? Lidahmu hilang separuh? Apa susahnya bersuara?” bentak Xavion. Menelan salivanya satu kali, Hanae kemudian berkata gugup, “Ta-tadi kamu ... tadi kamu bilang aku jangan bicara apa-apa lagi?” Mendadak, kaki Xavion menginjak pedal rem. Selain karena memang di depan adalah lampu merah. Akan tetapi, ia sangat kesal. “Haaa!” pekik Hanae terkejut hingga jantung berdebar kencang saat tubuhnya nyaris terlempar menubruk dashboard. Untung saja memakai sabuk pengaman. Xavion menjadikan matanya satu garis, memandang jengah. “Maksudku tadi itu jangan banyak mengoceh lagi soal kacamata! B
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Ch.21 Apakah Mereka Akan Berkelahi?

Keesokan hari, Hanae datang kerja dengan menggunakan sebuah tas Gucci berwarna hitam-cokelat yang sangat indah, memukau pula. Terlalu memukau karena kemudian disandingkan dengan baju lusuh yang ia kenakan.“Kasihan sekali, kamu memang hanya mampu membeli barang palsu!” ejek Fanty saat melewati meja Hanae dan melihat tas baru mengkilat. “Gucci yang palsu saja terlihat tidak cocok denganmu! Paling cocok memang tasmu yang bolong kemarin!”Sekali hinaan tentu tidak cukup bagi Fanty. Ia kembali menyuarakan adegan merundung yang dilakukan penuh kesadaran. "Aku terkadang berpikir apa kamu tidur di kolong jembatan? Kenapa pakaianmu sama sekali tidak ada yang bagus?""Daripada membeli tas Gucci palsu seperti itu, lebih baik kamu membeli baju. Paling tidak wajahmu yang jelek dan kusam itu bisa sedikit tertolong jika bajumu tidak kumal bau lemari nenek-nenek seperti itu! Hahaha!"Yang diejek hanya tersenyum biasa, tidak ingin melawan atau memperpanjang masalah. Peduli apa dituduh tas palsu semen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Ch.22 Perdebatan Dua Jaksa Pt.1

Xavion memasuki ruangan. Tatap langsung tertuju pada Ezra yang sedang berdiri di depan meja Hanae. Kemudian, ia menyorot lebih tajam pada paper bag. Yakin kalau di dalamnya ada tas Kate Spade yang semalam sudah dihempas kembali ke security.“Apa Officer Jackson tidak mengatakan padamu bahwa Hanae tidak mau menerimanya?” Suara berat, tegas, mengintimidasi menguar di udara. Hanae menahan engah. Wajah Xavion seperti hendak memakan Ezra detik itu juga. Ia ganti memandang pada pria yang kemarin membantunya membereskan berkas berceceran. Membantunya lolos pula dari bully-an Fanty dan Deasy.Merasa bersalah sangat pada Ezra. Ia perhatikan bagaimana sahabat Xavion tersebut tetap tenang meski menghadapi sorot mata serta suara intimidasi dari bosnya.“Lain kali kalau mau memberi sesuatu pada anak buahku, tanya terlebih dahulu!” desis Xavion sambil memberikan seringai sinis. “Hmm,” gumam Ezra, tersenyum datar dan membalas tatap tajam sahabatnya dengan tatap yang juga datar. Ia tidak tampak ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Ch.23 Perdebatan Dua Jaksa Pt.2

Xavion mendengkus, “Are you fucking crazy? Apa kata orang kalau aku menamparnya? Kamu ingin aku diusir dari gedung ini, hah? Dia menjambak Hanae dan aku sudah menghentikannya, apa Hanae tidak menceritakan ini padamu?”Wajah tampan Ezra mengangguk. “Ya, dia sudah menceritakannya. Tapi, kamu meninggalkan dia untuk membereskan sekian banyak berkas seorang diri. Dia ditertawakan orang-orang yang lewat. Apa kamu tidak merasa kasihan padanya?”“Kamu sendiri kenapa merasa kasihan padanya? Kamu tidak pernah terlihat peduli pada wanita mana pun. Kamu juga tidak terlihat peduli pada petugas kebersihan atau security yang sudah tua merana hidupnya!” desis Xavion tersenyum malas. “Kenapa tiba-tiba sedemikian peduli pada Hanae? Apa ada sesuatu antara kamu dan dia yang tidak aku ketahui?” tuduhnya, menatap lebih dalam lagi.Hati Ezra bergemuruh mendengar pertanyaan itu. Apa ada sesuatu antara dia dan Hanae yang tidak diketahui oleh Xavion? Ya, tentu saja ada. Sesuatu yang tidak boleh diketahui oleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Ch.23 Menuju Camping Ground

Sontak wajah Xavion melongo dan ia bisa merasakan ada gejolak panas di dalam dada. Sejak tadi menuduh sahabatnya jatuh cinta. Setelah diiyakan kenapa mengamuk sendiri?Xavion memang adalah makhluk yang aneh!“The fuck? Siapa bilang kamu boleh mengencani dia, hah! Dia anak buahku! Dia sedang magang untuk bisa lulus kuliah! Kalau kamu mengencani dia, nanti kerjanya tidak beres! Aku akan memberi ulasan yang sangat buruk sehingga dia tidak bisa lulus!” ancam Tuan Muda Young dengan ekspresi teramat serius,Chaiden menghela kasar, lalu menggeleng. “Aku pikir kalian berdua sudah gila! Kalau kalian memperebutkan Kendall Jenner, aku akan merasa wajar. Tapi, gadis di luar itu, siapa tadi namanya? Hanggar? Handal? Aku bahkan tidak mengingat namanya!”“HANAE!” seru Xavion dan Ezra bersamaan. Seruan yang sangat kencang dengan tatap kesal pada Chaiden. “Iya, iya, Hanae! Goddamn, Guys! Apa-apaan! Kenapa kalian sekarang jadi marah padaku! Aku tidak bersalah di sini!” sahut Chaiden makin terbelalak d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Ch.24 Ditinggal Pelayan Setia

“Apa maksudmu berhenti bekerja, hah?” Xavion menatap kesal pada pelayan yang sudah bekerja padanya selama 10 tahun terakhir. “Apa kamu sudah bicara pada ibuku mengenai ini?”Seorang wanita berdarah Mexico mengangguk. “Saya sudah berbicara pada Nyonya Gladys kemarin, dan beliau mengerti keputusan saya ini memang harus diambil. Ibu saya sakit di desa, dan dia tidak bisa lagi bangun dari ranjang. Seseorang harus ada di sana untuk menjaganya.”“Fuck!” desis Xavion menggeleng, mengusap bagian bawah wajahnya bersama napas terengah. “Apa kamu tahu susahnya mencari pelayan yang bisa dipercaya sekarang ini, Maria? Aku bisa saja mencari pelayan baru, tapi bagaimana kalau dia ternyata pencuri! Atau, bagaimana kalau dia ternyata kiriman musuh untuk memata-mataiku!”“Kamu sudah bekerja pada keluargaku sejak aku masih kuliah1 ibuku menaruhmu di sini untuk menjadi pelayanku karena kami mempercayaimu, goddamn it!” protesnya masih berharap sang pelayan tidak akan berhenti bekerja dan pulang kampung.W
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Ch.25 Tiga Ranjang Siap Pakai

Di lokasi camping ground bernama Yellow Valley rombongan kejaksaan sudah sampai dan semua turun dari atas bus. Fanty yang didapuk oleh panitia sebagai pembagi kamar mulai menjalankan rencana busuknya dengan penuh semangat.“Jorge, Matt, dan Clark, kalian ada di kamar 07!” seru Fanty, lalu memberi kunci pada salah satu teman lelakinya.“Aku, Deasy, dan Margie akan berada di kamar nomor 09!” Hanae berdiri seorang diri sambil memanggul tas ransel di punggung serta tas Gucci dari Xavion yang ia peluk di depan dadanya. Menunggu kamar nomor berapa yang akan dia dapatkan dan dengan siapa yang menjadi teman sekamar.“Hanae Liason Tan! Kamu ada di kamar nomor 02!” senyum Fanty, lalu memberikan kunci kamar pada sang junior. Senyum penuh kelicikan tiada tara. Deasy dan yang bernama Margie menahan tawa di belakang Fanty. Keduanya sungguh ingin terbahak saat Hanae dengan polosnya melangkah maju dan menerima kunci tersebut.“Aku sekamar dengan siapa?” tanya gadis panti asuhan itu dengan polos.Fa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Ch.26 Kabin 02 dan Pintu Kamar Mandi yang Rusak

Suara angin yang mendorong ranting pohon hingga mengenai kaca jendela membuatnya terbangun. Terkejut karena hari sudah mulai gelap, ia segera melirik jam tangan. ‘Oh, syukurlah! Masih dua jam lagi sebelum persiapan api unggun!’ ucapnya lega sambil menggosok mata yang mengantuk.Merasa gerah dengan keringat di bis, ia memutuskan untuk menyegarkan diri sebelum mengikuti acara api unggun. Kaki berkulit seputih susu dan mulus itu turun dari atas ranjang. Ia berjalan menuju tas ransel berwarna merah bulukan di atas meja. Mengambil sebuah handuk, pakaian dalam, serta pakaian ganti, langkahnya kini bergerak menuju kamar mandi.“Eh, kenapa pintunya rusak begini?” engah Hanae saat pintu kamar mandi yang berbahan kayu dan terlihat lapuk sedemikian sulit untuk ditutup.Tidak usah dikunci, menutup sempurna saja susah. Ada celah sekitar 10 sentimeter antara pinggir pintu dengan pinggir kusen. “Hmm, untung aku di kamar ini sendirian. Coba ada teman lain sungguh aku akan malu karena pasti mereka b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Ch.27 Khayalan Xavion

Terkadang, penasaran membawa kita ke dunia yang tidak seharusnya kita lihat. Xavion terlalu penasaran siapa yang sedang mandi di dalam kamar mandinya. Berpikir sejak pertama, siapa yang dengan berani ada di kamar tidur yang seharusnya menjadi tempat dia untuk beristirahat, sebuah privacy. Kaki gagah berotot diayun ke depan ranjang, di mana ia kemudian berhadapan langsung dengan kamar mandi. Sejak pertama tidak tahu kalau ternyata pintu ruangan tersebut terbuka dengan celah sekitar 10 sentimeter. Pemandangan yang ia lihat ....Seorang wanita berkulit seputih susu. Demi segala terang di dunia ini, mata Xavion silau dengan kemilau kulit basah milik Hanae. Tak ada cela apa pun meski hanya setitik di sana. Di balik guyuran air hangat yang membasahi tiap jengkal raga molek tersebut, semua terlihat dengan jelas betapa mulus lembaran kulit pembungkus tubuh sang karyawan magang.Bibirnya digigit ketika Hanae mengusap tengkuk, gerakan itu kenapa terlihat sungguh menggairahkan baginya? Seola
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Ch.28 Kembali ke Kamar Asli

Hanae selesai mandi, rambut basahnya sedang disisir sambil ia duduk di kursi depan meja rias. Melirik jam tangan, kurang setengah jam lagi sudah harus sampai di lapangan untuk persiapan acara api unggun. “Hah!” pekik Hanae sontak menoleh ke belakang dan melihat Xavion masuk ke dalam kabin sambil memanggul tas ransel di punggung gagah.Biasanya melihat Xavion memakai jas lengan panjang. Kali ini, ia bisa melihat lelaki itu hanya memakai kaos berkerah lengan pendek. Cukup takjub mata Hanae melihat betapa ternyata badan bosnya sungguh bulky, berotot dan berisi. Lengan Xavion nampak besar berundak-undak mulai dari pundak hingga ke siku. Lalu, mulai dari siku sampai pergelangan ada urat-urat kekar yang membayang hingga ke pergelangan tangan.“The fuck you’re doing here?” desis Tuan Young. Sandiwara yang bagus, seolah dia terkejut dan bertanya kenapa Hanae ada di kabinnya.“Aku ... ini kabinku. Aku diberi kunci nomor 02,” jawab Hanae. Ia mengambil kunci di sebelah bedak murahan dan memper
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status