Semua Bab The Sugar Baby of Uncle Blue: Bab 51 - Bab 60

122 Bab

Bab 51: Tamparan 1

Apa, sih, yang ada di pikiran Blue sampai dia mengizinkan wanita murahan itu kembali ke rumah ini? batin Talia penuh emosi. Pikirannya bergejolak, membayangkan siapa yang dimaksud Amara sebagai mommy. Bagaimana Talia tidak emosi jika ia menduga bahwa yang dimaksud mommy adalah ibu kandung Amara—wanita yang sangat ia benci. “Aunty?” Suara lembut Amara menyentak lamunan Talia. Bocah itu menyentuh tangannya dengan lembut, menatapnya sambil mengernyit bingung. “Aunty kenapa?” tanyanya polos. Talia tersadar dan buru-buru mengubah ekspresinya. Ia mengulas senyum tipis, menutupi kegelisahan hatinya. “Tidak, Sayang, Aunty tidak apa-apa,” jawab wanita itu, berbohong. Lalu, derap langkah terdengar dari dalam rumah. Blue keluar dari pintu utama, melangkah dengan santai, diikuti oleh Emely yang berjalan di sampingnya. Tangan pria itu melingkar mesra di pinggang ramping wanita tersebut. Melihat kehadiran Talia, Blue tampak terkejut. “Talia?” u
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 52: Tamparan 2

Namun, Blue tiba-tiba berdeham singkat, menarik perhatian semua orang. Pria itu menunduk sedikit, menatap Amara dengan lembut. “Sayang, ke mobil dulu sama Mommy dan Nanny, ya? Daddy mau bicara sebentar dengan Aunty,” ujarnya sambil mengusap kepala putrinya. Amara mengangguk antusias. “Iya, Daddy!” Bocah itu lalu menggandeng tangan Gina untuk pergi bersama menuju mobil. Blue kemudian beralih pada Emely. “Aku tidak akan lama,” katanya dengan nada meyakinkan. Emely mengangguk pelan. “Oke,” balasnya. Suaranya pelan, nyaris seperti bisikan. Sebelum pergi, ia menatap Talia dengan senyum sopan. “Permisi, Kak Talia, kami duluan.” Talia tertegun sejenak. Jarang sekali ia bertemu dengan wanita muda yang bersikap sopan seperti ini. Biasanya, wanita yang mendekati Blue cenderung angkuh atau penuh kepura-puraan. Siapa sebenarnya wanita ini? pikir Talia, mulai penasaran. “Sebentar,” tahan Talia tiba-tiba, menghentikan langkah Emely. Ia mengarahka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 53: Tamparan 3

Keduanya menyusuri koridor menuju toilet yang letaknya tidak terlalu jauh. Begitu tiba di sana, Emely mendorong pintu dan masuk lebih dulu. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti hanya dua langkah dari pintu. Matanya menatap lurus ke arah wastafel dan sorotnya langsung berubah tajam. Di sana, berdiri seorang wanita dengan rambut tergerai, sibuk mencuci tangan di wastafel. Wanita itu—Petra—langsung membeku saat menyadari keberadaan Emely. Tatapan mereka bertemu. Petra jelas terlihat gugup. Matanya membelalak sejenak lalu ia buru-buru menunduk. Tangannya gemetar dan ia tanpa sadar menelan saliva dengan kasar. Wajahnya memucat, sementara gerak-geriknya yang canggung menunjukkan rasa takut yang kini menguasainya. Emely, yang sebelumnya berniat tidak memperpanjang masalah kejadian di club, tiba-tiba saja kehilangan kendali saat tatapannya bertemu dengan mata Petra. Rasa marah dan pengkhianatan yang ia pendam seolah-olah membara, menyeruak tanpa bisa dihentikan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 54: Uncle Blue Cemburu? 1

Di sebuah gedung pencakar langit yang menjulang megah di pusat Manhattan, kantor pusat Sinclair Ocean Technologies berdiri gagah sebagai salah satu landmark modern kota. Pada lantai teratas, ruang kerja Blue Sinclair memancarkan kemewahan dan profesionalisme seorang CEO sekaligus Direktur Utama. Ruangannya luas dengan dinding kaca yang menawarkan pemandangan panorama Kota New York, termasuk Empire State Building yang terlihat di kejauhan. Meja kerja besar dari kayu mahoni gelap yang dihiasi aksen logam berkilauan berdiri kokoh di tengah-tengah ruangan. Di belakangnya, sebuah kursi eksekutif berlapis kulit hitam menegaskan wibawa sang pemimpin. Di sudut ruangan, ada minibar dengan pilihan minuman premium; di sisi lain terdapat rak buku tinggi yang dipenuhi literatur tentang teknologi kelautan, manajemen, dan beberapa penghargaan prestisius perusahaan. Karpet tebal dengan motif abstrak berwarna abu-abu dan biru melapisi lantai, menambah kesan elegan pada ruangan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 55: Uncle Blue Cemburu? 2

Blue meraih ponsel yang masih berdering, membawanya ke depan wajah untuk memastikan nama yang tertera sebelum menjawab panggilan itu. Ia menekan ikon hijau dan menempelkan perangkat tersebut ke telinga. “Halo,” sapanya dengan suara berat. “Lagi sibuk?” Suara Emely terdengar lembut di seberang, membuat Blue melirik sekilas ke jam tangannya tanpa sadar. “Tidak terlalu,” jawab Blue. Tubuhnya bersandar ke kursi dengan posisi santai. “Ada apa?” “Aku mau izin. Malam ini aku ada acara di luar,” jawab Emely. Suaranya terdengar sedikit tergesa-gesa. “Seminar penting. Aku mewakili kampus untuk bertemu dengan pembicara utama. Ini tugas kuliahku, Blue.” Blue, yang duduk di kursinya sambil memandang Kota New York dari balik jendela kaca besar di kantornya, mengerutkan kening. “Apa benar ini bagian dari studimu?” tanyanya. “Iya, ini bagian dari tugas kelompokku, tapi aku yang ditunjuk sebagai perwakilan,” jelas Emely. Ia menarik napas sebelum me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 56: Godaan Emely 1

“Emely, kamu kenapa kelihatan kesal begitu?” Suara Arwen tiba-tiba terdengar, membuat Emely sedikit terkejut. Tanpa disadari, sahabatnya itu sudah berdiri di belakangnya. Sebelum menjawab, Emely menoleh ke arah Arwen. Wajahnya masih menunjukkan ekspresi kesal. “Blue nyuruh aku datang ke kantornya,” jawabnya dengan nada datar. Arwen berjalan mendekat lalu menjatuhkan tubuhnya di kursi tepat di depan meja Emely. Keningnya berkerut mendengar penuturan itu. “Kenapa dia nyuruh kamu ke kantornya? Ada apa?” tanyanya penasaran. Emely mengangkat bahu santai, meski nada suaranya menyiratkan amarah yang ditahan. “Aku nggak tahu. Padahal aku mau buru-buru pulang untuk persiapan acara malam ini, eh, dia malah nyuruh aku ke kantornya. Menyebalkan!” Keluhan itu diakhiri dengan decakan yang menandakan betapa sebalnya ia saat ini. Arwen menghela napas pelan, mencoba menenangkan sahabatnya. “Mungkin dia mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu. Cobalah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 57: Godaan Emely 2

Saat melangkah masuk, Emely langsung disambut dengan kemewahan lobi Sinclair Ocean Technologies. Lantainya terbuat dari marmer hitam yang mengilap, sementara dindingnya dihiasi panel kayu beraksen emas. Di tengah ruangan, berdiri patung abstrak besar yang tampak artistik, memberikan sentuhan modern. Lampu gantung kristal berbentuk spiral tergantung di atasnya, memancarkan pencahayaan yang sempurna. Mata Emely bergerak cepat, menyerap setiap detail kemewahan itu. Elegan sekali. Tidak ada yang berlebihan, tapi semua terasa mewah. Tipikal Blue, batinnya—meski tak rela memuji pria itu terang-terangan. Porter melangkah dengan sigap, membimbingnya menuju lift eksekutif. Sepanjang jalan, Emely menyadari beberapa pasang mata karyawan di lobi tertuju padanya. Ada rasa penasaran di wajah mereka, bahkan beberapa terlihat mengagumi sosoknya. Gaun formal kasual tampak pas di tubuhnya, membuatnya terlihat seperti tamu VIP yang bukan orang biasa. “Silakan, Nona,” ujar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 58: Godaan Emely 3

“Jangan bermain-main denganku, Emely,” Emely tampak tak menggubris hardikan Blue. Alih-alih terintimidasi, ia malah bergerak bangkit dari pangkuan pria itu. Gerakannya perlahan tetapi pasti, penuh keanggunan. Kini, ia mengubah posisi duduknya. Dari yang semula menyamping dengan sikap defensif, kini terbuka. Tubuhnya berhadapan langsung dengan Blue. Posisi itu membuatnya terlihat lebih berani dan menggoda, seolah-olah ia sengaja mengambil kendali atas situasi. Tatapan Blue terpaku. Emely menyapu rambut ke satu sisi, memperlihatkan leher jenjangnya yang memukau. Kedua tangannya perlahan bergerak ke belakang, mencari ritsleting gaunnya. Jemarinya memainkan ritsleting itu dengan tenang, seolah-olah ingin memberikan cukup waktu bagi Blue untuk menikmati pemandangan di depannya. Sepanjang aksi itu, tatapan Emely tak pernah lepas dari wajah pria di hadapannya. Ritsleting gaun itu akhirnya turun, memperlihatkan sebagian punggung Emely yang mulus dan tanpa cela. Udara ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 59: Godaan Emely 4

Blue hanya bisa memejamkan mata sesaat, mencoba mengendalikan diri meskipun sulit. Napasnya makin berat, tetapi pria itu tetap diam, membiarkan Emely melanjutkan apa yang ia mulai. Jemari lentik Emely bergerak perlahan tetapi pasti, mengikuti batang keperkasaan Blue yang kini ia genggam. Gerakannya penuh perhitungan, naik-turun dengan ritme yang memabukkan. Sesekali ia memberikan tekanan lembut, meremas dengan hati-hati, seperti memastikan Blue merasakan setiap sentuhannya. “Shhh!” Desisan penuh kenikmatan akhirnya lolos dari bibir Blue. Suara itu begitu dalam, seperti luapan emosi yang tak lagi bisa ditahan. Matanya terpejam erat, rahangnya mengeras, dan tubuhnya sedikit menegang di bawah kendali Emely. Emely hanya tersenyum tipis melihat reaksi Blue. Wanita itu tahu ia memegang kendali penuh sekarang, dan ia menikmatinya. “Sangat keras,” bisiknya ringan. Suaranya seperti embusan angin. Jemarinya masih bergerak, memberikan tekanan lembut di beberapa ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 60: Momen Panas Diruang Kerja 1

Emely mencengkram erat bahu kokoh Blue, jemarinya yang lentik seolah tak ingin melepaskan pegangan itu. Tubuh moleknya tersentak halus, mengikuti irama yang membuat setiap sarafnya berdenyut lembut. Dengan refleks, kepalanya terangkat, menengadah ke langit-langit ruangan mewah yang dihiasi lampu gantung kristal berkilauan.Bibir merah mudanya sedikit terbuka, membiarkan desahan penuh kenikmatan lolos begitu saja, sebelum akhirnya ia menggigit bibir bawahnya dengan gemas, menahan gejolak yang terasa mengiris setiap serat tubuhnya.Blue, pria dengan tatapan penuh hasrat, juga tak luput dari pesona keintiman itu. Erangan berat meluncur dari bibirnya, menggambarkan sensasi yang tak terlukiskan saat tubuh hangat Emely menyatu dengannya. Ia mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping sang gadis, jemarinya yang besar melingkar penuh kehangatan, menarik Emely lebih dekat ke tubuhnya yang kokoh.Blue membawa wajahnya semakin dekat, napas hangatnya menyapu kulit le
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status