Home / Romansa / The Sugar Baby of Uncle Blue / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The Sugar Baby of Uncle Blue: Chapter 41 - Chapter 50

112 Chapters

Bab 41: Pertengkaran 3

Zara menarik napas panjang, berusaha tetap tenang meski hatinya terasa pedih. “Apa kamu tidak lelah, Ronan? Blue adalah putramu satu-satunya, dan kamu tidak pernah bisa akur dengannya,” ucapnya pelan. Suaranya bergetar, mencerminkan campuran antara rasa sedih dan kecewa. “Setiap keputusan yang Blue ambil selalu salah di matamu ...,” lanjut wanita itu. Namun, belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Ronan memotong dengan nada tinggi. “Jelas itu salah!” seru pria itu. Matanya memelotot penuh amarah. “Dia meninggalkan keluarga ini selama bertahun-tahun hanya untuk bekerja dengan orang lain? Dia adalah seorang Sinclair! Putra mahkota! Dia adalah pewaris keluarga ini! Tidakkah kau mengerti, Zara?” Ronan berdiri, menatap istrinya dengan intens. “Dan, lihatlah apa yang dia lakukan selama ini! Dia mengotori nama Sinclair dengan bergabung bersama mafia? Hah! Anak itu benar-benar bodoh!” “Blue sudah berhenti, Ronan, bahkan dia sudah mengambil alih perusahaa
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 42: Aksi Nakal Blue 1

“Blue, are you okay?” Suara Emely terdengar lembut, berbeda dari biasanya. Wanita itu sedikit memiringkan tubuh sehingga wajahnya ikut condong ke arah pria yang tengah fokus mengendalikan kemudi. Blue melirik sekilas ke arahnya lalu mengulas senyum tipis. “Aku baik-baik saja,” jawab pria itu tenang sebelum kembali memusatkan perhatian pada jalan raya yang membentang di depannya. Namun, Emely tidak puas. Ia tetap menatap Blue dengan intens. Keningnya berkerut kecil dan bibirnya sedikit tergigit, menandakan bahwa ia tengah memikirkan sesuatu. Setelah beberapa detik, wanita itu akhirnya bersuara lagi. “Aku kepikiran sama yang tadi, Blue,” katanya, hati-hati. “Lupakan saja, itu tidak penting,” balas Blue datar, tanpa menoleh. Emely mengerucutkan bibir, tanda tak setuju. “Dan, tidak perlu mencari tahu apa pun,” lanjut pria itu, seolah-olah tahu apa yang ada di pikiran wanita di sebelahnya. Emely menghela napas. “Mana bisa
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 43: Aksi Nakal Blue 2

Blue mengangkat sebelah alis, tidak sepenuhnya yakin dengan jawaban wanita itu. Beberapa detik berlalu sebelum Emely kembali bersuara. “Nanti malam bantu aku kerjakan tugas,” katanya dengan suara yang lebih ringan. “Kamu pasti bisa, kan? Soalnya jurusan yang aku ambil itu bisnis.” Blue melirik sekilas sambil tersenyum tipis. “Hem, oke. Tapi, setelah itu, apakah ada imbalan untukku?” tanyanya dengan nada menggoda. Senyum nakal tercetak di bibirnya. Emely memutar mata dengan malas. “Iya, ada,” jawabnya tanpa ragu. “Apa?” tanya Blue antusias. Ekspresinya tiba-tiba berubah penuh harap. “Semangkuk mi,” jawab Emely santai, tanpa sedikit pun memedulikan nada nakal dalam suara Blue sebelumnya. “What?” Blue spontan memprotes. Ia menoleh sekilas ke arah Emely, matanya melebar seperti tidak percaya dengan jawaban itu. Emely hanya mendengkus kecil sambil menyilangkan tangan di dada. Ia sengaja tidak memberikan tanggapan
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 44: Aksi Nakal Blue 3

Mereka bertiga akhirnya duduk di sofa. Amara duduk di tengah, diapit oleh Emely di satu sisi dan Blue di sisi lain. Percakapan pun mengalir meskipun hanya antara Emely dan Amara. Blue memilih diam, mendengarkan keduanya sambil sesekali melirik putri kecilnya yang tampak ceria. “Mommy, nanti malam tidur di kamar aku saja, ya? Aku mau tidur bareng Mommy. Boleh, kan? Mommy mau, kan?” pinta Amara dengan mata berbinar penuh harap. Namun, sebelum Emely sempat menjawab, Blue langsung menyela, “Ranjangmu kecil, Nak, tidak muat. Tidur di kamar Daddy saja.” Ia berujar dengan santai, hanya melirik sekilas pada Amara sebelum kembali fokus ke layar TV. Emely sontak menoleh ke arah Blue, memandang pria itu dengan tatapan tajam penuh arti. Sementara itu, Amara terlihat begitu senang mendengar ucapan ayahnya. “Kita akan tidur bertiga, ya, Daddy? Daddy juga ikut, kan?” tanya Amara polos. “Tentu, Nak,” jawab Blue tanpa ragu. Suaranya terdengar ri
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab 45: Desahan Kamar Sebelah 1

Kepalang kesal, Emely menoleh tajam ke belakang, menatap Blue dengan sorot mata penuh peringatan. “Kamu bisa diam tidak?” geramnya dengan nada rendah. Hampir berbisik, tetapi jelas mengandung nada protes yang tidak bisa disembunyikan. Tangannya refleks mencengkeram pergelangan tangan Blue yang berada di dadanya, berusaha menghentikan sentuhan pria itu yang mulai terasa makin lancang. Meremas-remas buah dadanya hingga membuat tubuhnya meremang. Blue, bukannya merasa bersalah, malah menyeringai kecil. Ia menarik wajahnya sedikit ke belakang, cukup untuk bisa menangkap ekspresi Emely dengan jelas. Senyuman tipis muncul di sudut bibirnya—menggoda—ketika ia melihat kemarahan sekaligus kekalutan dalam tatapan wanita itu. “Aku nggak tahu caranya diam. Kalau kau bisa, coba ajarkan aku,” balas pria tersebut santai. Suaranya rendah tetapi penuh ironi. Emely mendengkus kesal. “Kamu, ya, tua-tua tapi kelakuannya menyebalkan!” desisnya tajam. Blue ter
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 46: Desahan Kamar Sebelah 2

Tatapan pria itu kini terfokus sepenuhnya pada pemandangan di hadapannya. Lekuk indah tubuh Emely terlihat begitu memikat dalam cahaya redup kamar. Matanya menyala penuh kekaguman menatap squishy bulat dan kenyal itu. Ia menelan ludah berulang kali, berusaha menenangkan diri dari gairah yang makin memuncak. “Blue, kamu gila,” bisik Emely. Ia mencoba menyembunyikan rasa gugup yang mulai merambat. Tangannya refleks menarik selimut, berusaha menutupi dirinya. Namun, Blue dengan tegas menghentikan gerakan Emely. Tangan kokohnya memegang tangan wanita itu, menariknya lebih dekat. Wajahnya mendekat, ia mengalihkan perhatian Emely dari segala sesuatu di sekeliling mereka. Tanpa banyak bicara, Blue membawa pucuk dada wanita itu ke dalam mulutnya yang hangat. Menciptakan sensasi yang menggigilkan sekujur tubuhnya. Tubuh Emely seketika menggelinjang, merasakan aliran rasa yang begitu hangat dan menggelitik. Matanya terpejam rapat, seolah-olah berusaha menyerap s
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 47: Desahan Kamar Sebelah 3

Sejenak, waktu seakan-akan berhenti. Mata Emely terbuka lebar, menatap kosong ke arah langit-langit kamar yang temaram. Sensasi asing yang menyusup ke dalam dirinya membuat tubuhnya menegang sesaat sebelum kembali lemas. Di sisi lain, Blue juga terdiam, membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan yang menyelimuti jari tengahnya. Untuk beberapa detik, keduanya terjebak dalam momen tanpa kata, hanya dihiasi oleh tarikan napas yang berat dan suasana kamar yang sunyi. Beberapa saat kemudian, Blue menjauhkan wajahnya dari dada Emely, mengangkat kepala perlahan hingga mata mereka bertemu dalam tatapan yang penuh gairah. Sementara itu, tangannya yang berada di dalam liang kenikmatan Emely tetap bergerak lembut. Jari-jarinya menusuk masuk dan keluar dengan irama yang menggoda, menciptakan gelombang sensasi yang terus menghantam tubuh Emely tanpa henti. “Shhh ....” Emely mendesah pelan, suaranya hampir tenggelam dalam deru napasnya sendiri.
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 48: Kedatangan Talia 1

Cahaya matahari pagi menerobos tirai jendela, memancarkan sinar lembut yang menerangi kamar Blue. Udara segar yang mengalir melalui celah-celah jendela menciptakan suasana yang tenang. Di atas ranjang besar berseprai putih bersih, Blue, Emely, dan Amara terlelap dalam kehangatan. Amara menggeliat pelan di tempat tidurnya. Matanya masih terpejam, tetapi tubuh kecilnya mulai bergerak, seolah-olah ingin membangunkan diri dari mimpi indahnya. Dengan gerakan lucu, gadis kecil berusia empat tahun itu memutar posisi tubuh hingga menghadap Emely. Ketika ia membuka matanya perlahan, senyum kecil terukir di wajah polosnya saat melihat sang mommy tertidur nyenyak dalam pelukan daddy-nya. “Mommy,” panggil Amara dengan suara serak. Tangannya yang mungil terulur lembut menyentuh bahu Emely, mencoba membangunkan wanita itu dengan hati-hati. Emely yang berada dalam pelukan Blue mulai menggeliat ketika merasakan sentuhan kecil itu. Dengan perlahan, ia membuka matanya d
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 49: Kedatangan Talia 2

Emely melirik tajam ke arah Blue, sudah memahami sepenuhnya maksud tersembunyi dari kalimat pria itu. “Tidak usah macam-macam,” gumamnya dengan nada datar. Membuat Blue tertawa kecil dalam hati. Tak lama kemudian, mereka bertiga bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Emely sibuk menyiapkan air hangat di bathtub, menambahkan beberapa tetes essential oil lavender untuk menciptakan suasana relaks. Aroma harum yang menenangkan perlahan memenuhi ruangan. Ketika semuanya sudah siap, ketiganya pun masuk ke bathtub bersama. Amara tertawa ceria sambil mencipratkan air, menikmati waktu menyenangkan itu. Di sisi lain, Blue duduk di belakang tubuh Emely, membiarkan wanita itu bersandar padanya. Kedua tangannya melingkar di pinggang Emely, memberikan kehangatan di tengah air yang menenangkan. Sesekali Blue mengecup lembut bahunya, membuat wanita itu melirik ke arahnya dengan senyum tipis bercampur rasa geli. Beberapa saat setelah mandi, Blue dan Emely kini be
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 50: Kedatangan Talia 3

Kata-kata Blue menyentak Emely, membuatnya berpikir ulang. Ia memang sudah berniat memberikan pelajaran kepada temannya yang memberikan minuman itu, yakin bahwa wanita tersebut bersekongkol dengan Delon, pemuda yang terus-menerus mencoba mendekatinya. Namun, Blue benar, konsekuensinya akan jauh lebih besar daripada yang ia duga. Setelah menghela napas panjang, Emely akhirnya mengangguk pelan. “Baiklah, aku tidak akan melakukannya,” ujarnya, meski masih ada sedikit rasa kesal yang tertahan di hatinya. Wanita itu bangkit dari kursi, bersiap melangkah pergi. Namun, Blue dengan cepat menahan pinggang rampingnya, menariknya kembali ke dalam dekapannya. “Blue, jangan rusak makeup-ku!” seru Emely. Ia mencoba menahan dada bidang pria itu dengan kedua tangannya ketika Blue mendekatkan wajah, seolah-olah hendak mencium bibirnya. Blue tertawa pelan, matanya memancarkan rasa geli. “Kau sudah hafal semua gerak-gerikku, hmm?” candanya sebelum mengecup bibir
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status