“Daddy, jangan lupa, ya, jangan biarkan Mommy pergi. Harus tunggu aku pulang sekolah. Oke, Daddy?” Untuk yang kesekian kalinya, Amara memohon pada sang ayah dengan mata berbinar penuh harap. Gadis kecil itu memandang pria di hadapannya dengan raut wajah serius, seolah-olah janjinya adalah harga mati yang tak bisa dilanggar.Blue menghela napas pelan. Ia membungkuk sedikit hingga tubuhnya sejajar dengan gadis kecil itu, lalu menatapnya dengan tatapan penuh kelembutan. Bibirnya melengkung dalam, membentuk senyuman lembut. “Ya, Daddy janji. Mommy tidak akan pergi tanpa menunggumu pulang,” katanya. Ia lalu mengecup puncak kepala Amara dengan penuh kasih sayang. “Belajar yang rajin, ya, dan jangan lupakan pesan-pesan Daddy.”Amara mengangguk antusias, wajah cerianya tak terbendung. Senyuman yang terpancar di wajah gadis kecil itu berbeda dari biasanya. Lebih lepas, lebih hidup. Semua itu karena Emely, wanita yang Amara percayai sebagai ibunya. Namun, Blue tahu kebenarannya. Wanita itu buk
Terakhir Diperbarui : 2025-02-27 Baca selengkapnya