Semua Bab Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan: Bab 11 - Bab 20

61 Bab

Bab 11

“Angeeeeeel!” teriak Alex dari lantai bawah dengan suara yang sangat keras dan terdengar penuh amarah.“Ya, Tuan,” jawab Angel sambil berlari menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Napasnya sedikit terengah karena ia benar-benar tidak ingin membuat pria itu semakin marah.Tadi saat Alex buru-buru berjalan melewati ruang tamu menuju arah halaman depan, kakinya tak sengaja menyenggol guci besar yang berada di pojokan ruangan dekat pintu utama. Guci itu pun goyah lalu jatuh ke lantai dan langsung pecah berantakan. Suara pecahannya terdengar sangat keras sampai menggema ke seluruh penjuru rumah.“Bersihkan ini,” ucap Alex datar namun tajam, saat sudah berdiri tidak jauh darinya. “Baik, Tuan,” jawab Angel lirih sambil buru-buru membungkuk dan mulai memunguti pecahan guci satu per satu.“Besok kau tidak boleh datang terlambat. Kalau sampai itu terjadi, maka aku akan memecatmu, dan meminta uang satu miliar itu kembali... saat itu juga,” ucapnya dengan suara dingin, tak butuh jawaban, lal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 12

Angelica berlutut di depan Alex, memuaskan pria itu dengan mulutnya. Beruntung ruang kerja Alex dilengkapi dengan alat kedap suara sehingga desahan keras pria itu tidak akan terdengar sampai keluar. Alex juga sudah memberitahu William untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke dalam ruang kerjanya. “Lebih dalam lagi, Angel. Please, ini enak banget,” ucapnya. Tangan Alex menyentuh kepala Angel, untuk membuat miliknya masuk lebih dalam lagi ke dalam mulut sang wanita. “Ooooh yesss,” rancau Alex. Alex merasakan getaran yang berbeda setiap kali bersentuhan dengan Angelica. Mungkin ini karena selama 4 tahun lebih miliknya tak bisa bangun seperti orang normal. Dan sekarang seakan sudah menemukan pawangnya. “Berdiri,” ucapnya. Angel segera berdiri persis di depan pria yang masih duduk di kursi kebesarannya. “Buka bajumu,” ucapnya lagi. Tak ingin membantah, Angel pun segera melepaskan pakaiannya hingga tubuh bagian atasnya saat ini sudah polos tanpa satu helai benang pun sebagai penutup.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 13

Sebelum pergi menemui seseorang, Alex menghubungi Angelica melalui pesan singkat. Dia mengizinkan wanita itu untuk pulang lebih awal, sebab hari ini dia akan pulang larut malam karena ada urusan bisnis.Suasana malam di pusat kota New Capitol memang tidak pernah sepi. Lampu-lampu gedung pencakar langit berkelap-kelip seperti tak pernah lelah menyala, seakan jadi saksi bisu berbagai kesepakatan besar yang terjadi di kota ini. Salah satunya malam ini.Alex, CEO Golden Gate Corporation, melangkah masuk ke dalam sebuah tempat hiburan malam kelas atas yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pebisnis dan investor papan atas. Setelan jasnya rapi. Rambut disisir ke belakang. Dia tidak banyak bicara, tapi sorot matanya tajam. Dia tahu betul apa yang dia lakukan dan apa yang dia incar malam ini.Di salah satu area VIP, seorang pria paruh baya dan asistennya sudah menunggu. Namanya Mr. Henry Whitmore, investor asing yang tertarik membuka bisnis perhotelan di beberapa kota besar di New Cap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

Bab 14

Sementara itu, Angelica sama sekali tidak tahu kalau sang majikan mengirimnya pesan karena ponsel Angelica sengaja dimatikan saat wanita itu ada di rumah sakit menemani putrinya. Sejak sore, ia memang tak ingin diganggu siapa pun. Tidak oleh panggilan kerja, tidak oleh urusan lain. Fokusnya hanya satu: Olivia. Sudah sejak pukul pulang dari rumah Alex, Angelica duduk di kursi di sebelah ranjang Olivia. Tangannya tak lepas menggenggam tangan mungil putrinya yang semakin dingin. Matanya terus memandangi wajah pucat itu, mengingat-ingat senyuman ceria yang dulu selalu menyapanya setiap hari. Tapi sekarang, anak itu hanya diam. Bernapas lewat selang, dengan tubuh lemas tak bergerak. Baru lima belas menit yang lalu, seorang dokter datang memeriksa kondisi Olivia. Tapi Angelica tahu, ada yang tidak beres dari cara dokter itu menatap layar monitor. Dan kekhawatirannya terbukti saat perawat tiba-tiba memintanya datang ke ruang dokter. Angelica bangkit cepat, tapi langkahnya terasa berat. J
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 15

“Sakit, Ma... hiks, hiks…” suara lirih itu nyaris tak terdengar, hanya seperti bisikan yang patah di tengah malam sunyi. Tapi bagi Angelica, itu lebih tajam dari sembilu. Ia merasakan tubuhnya lemas seketika, seakan seluruh kekuatan yang ia kumpulkan untuk tetap tegar runtuh hanya karena satu kalimat lemah dari putri kecilnya.Angelica langsung merengkuh Olivia dalam pelukan, membiarkan tangannya membungkus tubuh mungil yang terasa begitu rapuh. Tapi Olivia menggeliat pelan, seolah tak sanggup lagi menahan rasa perih yang menjalari sekujur tubuhnya.Angelica segera mengurai pelukannya, menatap wajah sang putri dengan mata nanar."Apanya yang sakit, Sayang?" tanyanya dengan suara serak, penuh gentar. Tangannya terulur mengusap sudut mata Olivia yang basah oleh air mata. Ia tak kuasa menahan perih di dadanya melihat raut kesakitan anak yang paling ia cintai."Semua sakit, Ma... hiks... semuanya..."Jawaban Olivia membuat dada Angelica terasa seperti dihantam palu. Kalimat sederhana itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

Bab 16

Ting. Ting. Ting.Tiga notifikasi masuk bersamaan saat Angelica menyalakan ponselnya. Ia reflek menoleh ke dinding. Jam sudah menunjukkan pukul 03.30. Dia menghela napas pelan.Belum satu menit pun ia sempat memejamkan mata. Ia memilih tetap terjaga, duduk di sisi ranjang Olivia, karena ketakutan kalau sesuatu terjadi saat ia tertidur. Pemeriksaan dokter baru dijadwalkan pukul lima, masih satu setengah jam lagi.Mata Angelica kembali ke layar ponsel. Tiga pesan dari Alex. Semuanya bernada marah. Ia tak perlu membuka satu per satu untuk tahu isinya."Astaga... dia pasti marah besar," gumamnya pelan.Tangannya gemetar saat membuka pesan pertama. Kata-kata kasar, perintah, dan kalimat umpatan penuh emosi. Angelica tidak membalasnya langsung. Dia diam. Tatapannya kosong. Kepalanya berat, pikirannya lelah."Aku minta maaf kalau aku tidak bisa setiap saat mengabulkan permintaanmu," katanya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. "Aku bukan robot. Aku sedang berjuang untuk kesembuhan anakku."M
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 17

Alex menutup pintu kamar perlahan. Tak ada suara. Tak ada langkah kaki dari arah tangga. Sophia masih di bawah dan tak menyadari permainan panas suaminya.Begitu pintu terkunci rapat, pria itu berbalik cepat dan kembali menghampiri Angelica. Tatapannya sulit dijelaskan. Marah, rindu, kesal, semuanya bercampur.“Tuan, ini gak benar,” bisik Angel. Sebagai seorang perempuan jika dia memiliki suami pasti juga akan merasa sakit bila suaminya berhubungan dengan perempuan lain. Dan rasanya Angel ingin menghentikan niat Alex untuk menyentuhnya. “Kau hanya boleh patuh pada perintahku,” bisiknya tepat di wajah Angelica. “Apa kau sudah tak butuh uang lagi, hmmmm?” tanya Alex. Angel terdiam. Dia tentu saja sangat membutuhkan upah dari pria ini. Meski Angel tahu ini salah, tapi dia tak punya pilihan lain.Tanpa berkata apa pun, Alex kembali mencium Angelica. Tapi kali ini tidak lagi terburu-buru. Tidak sekasar tadi. Ciumannya melambat, dalam, dan panas. Angelica tak menolak. Bibir mereka saling
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

Bab 18

“Di mana pelayanmu?” tanya Sophia pada Alex begitu ia berdiri di ambang pintu kamar suaminya.Untung saja Angelica tubuhnya mungil jadi saat dia mendengar langkah kaki semakin mendekat segera bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Dan berhasil hanya Alex yang dilihat ada di dekat ranjangnya oleh sang istri.“Lagi bersihin kamar mandi,” jawab Alex sambil membenarkan kerah kemejanya yang sedikit kusut. Menatap wajah wanita ini saja dia enggan. Sampai kapanpun dia masih sangat yakin belum pernah menyentuh Sophia, tapi perempuan itu punya bukti kalau mereka pernah menghabiskan malam di sebuah hotel. Alex bingung kenapa bisa berhubungan dengan Sophia sementara dengan perempuan lain dia sama sekali tidak pernah berhasrat selain dengan Angelica.Sophia menyipitkan mata. Tatapannya curiga. “Ngapain pintu pakai ditutup segala? Bikin curiga,” gumamnya.Alex berdecak, malas menanggapi nada bicara istrinya yang dari tadi sudah membuat pagi itu makin tak enak. “Karena aku lagi ganti baju, dan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 19

Pinggulnya bergerak maju mundur, sementara bibirnya terus mengeluarkan desahan penuh kenikmatan. Kedua tangan besarnya meremas dada sang mantan. “Apa kau menyukainya?” tanya Alex lagi.“Iya, Tuan,” jawab Angel.Tanpa diminta oleh Alex, Angelica memberikan goyangan terbaik karena jujur saja dia menikmati permainan panas mereka ini. Suara desahan di dalam kamar itu semakin membuat keduanya hangat dalam permainan yang tak pernah bosan mereka lakukan. Keringat mulai membanjiri tubuh Alex, dan itu artinya dia harus kembali membersihkan diri sebelum berangkat ke kantor. Badannya sedikit membungkuk agar bibirnya bisa menjangkau puncak dada Angel. Dia melahap dada besar itu dan menyusu seperti seorang bayi yang kehausan. Angel terus menggelinjang karena rasa nikmat yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.“Tuan, saya mau keluar,” ucapnya.Bukannya berhenti Alex justru merubah posisi. Pria itu menghentak Angelica dari arah belakang, sementara Angelica berdiri dengan posisi membungkuk di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

Bab 20

“Kamu nguping, ya?!” bentak Sophia lagi pada Angelica.Tangannya menarik kasar rambut panjang Angelica hingga wanita itu terhuyung ke belakang beberapa langkah.“Demi Tuhan, saya tidak nguping! Demi Tuhan, Nyonya, saya hanya membersihkan peralatan di sini, dan suara Anda tidak kedengaran sampai keluar. Demi Tuhan, tolong lepaskan tangan Anda dari rambut saya,” ucap Angelica penuh permohonan.Namun siapa sangka, suara ponsel Sophia berdering. Ia melihat nama Alex di layar ponselnya.Sebelum Sophia membuka suara, saat dia sudah menekan ikon hijau di ponselnya, suara Alex sudah membentaknya.“Lepaskan dia! Jangan seenaknya kau berbuat macam-macam pada pelayanku! Apa kau lupa, tiga orang pelayan sudah keluar dari pekerjaannya hanya karena kau selalu berbuat seenaknya pada mereka?! Kau pikir gampang cari pelayan di sini?! Lepaskan! Sebaiknya kau pergi dari rumahku!” usir Alex tanpa perasaan, membuat cengkeraman tangan Sophia di rambut Angelica mengendor.Alex mematikan ponsel sepihak.“Awa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status