Semua Bab Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan: Bab 51 - Bab 60

61 Bab

Bab 51

“Permisi. Saya mau cek kondisi, nyonya,” ucap perawat itu. Jantung Markus masih berdetak kencang, dia takut kalau perawat ini melihat kegiatan panas yang mereka lakukan barusan. Andaikan dirinya mengunci ruang rawat inap itu, dia tak punya alasan untuk melakukannya. Sebab Sophia bukanlah istrinya.“Silahkan suster,” jawab Sophia.Markus memilih duduk di sofa, kursus di samping box bayi. Dia menatap putrinya dengan penuh kebahagiaan. Tak menyangka dirinya sudah memiliki anak dari perempuan yang bukan istrinya. “Kapan saya boleh pulang, sus?” tanya Sophia.Suster yang mengecek tekanan darah Sophia pun menjawab, “kemungkinan besok setelah kunjungan dokter sudah boleh pulang, nyonya,” jawabnya.Sophia hanya mengangguk.Setelah selesai lakukan pemeriksaan, suster tersebut mohon izin untuk keluar dan melanjutkan tugasnya memeriksa pasien yang lain. Markus menarik napas lega.“Untung saja tidak ketahuan,” ucapnya.“CK! Kamu sih, rakus amat,” kata Sophia.Markus kembali duduk di samping ran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Bab 52

Suaranya datar, tanpa emosi. Namun, tiap katanya memuat amarah lama yang belum padam. Ia melemparkan kemeja ke atas koper terbuka dan mengibaskan tangan, seolah enggan melanjutkan topik yang selalu membuatnya kesal.“Bukan cuma nggak bisa diatur, Pa. Dia itu keras kepala, egois, sok tahu. Dia nuduh Markus macem-macem, padahal Markus itu yang paling peduli sama keluarga ini.” sahut Nyonya Abigail, nadanya meninggi sedikit. Pipinya memerah karena emosi, dan napasnya terasa lebih berat dari biasanya.Ia masih belum lupa malam ketika Alex datang membawa tuduhan soal Markus—tuduhan yang ia anggap tak masuk akal. Menurutnya, Alex hanya iri, hanya ingin menjatuhkan orang yang lebih ia percaya, seseorang yang selama ini setia menemani dan membantu keluarga mereka.Tuan Maximus merebahkan diri di tempat tidur. Matanya memandang ke langit-langit, seperti menghitung bekas luka batin yang selama ini ia simpan. Tak ada yang boleh menyakiti Amelia, mereka akan sangat marah meskipun orang itu adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

Bab 53

“Dokter... doook!” teriak Alex memanggil petugas medis.Otak cerdasnya seolah tidak berfungsi dengan baik karena terlalu senang mendengar suara Olivia yang memanggilnya dengan sebutan Papa. Padahal, ada tombol di dekat ranjang pasien ruang ICU yang bisa ia tekan untuk memanggil petugas medis, namun hal itu tak ia lakukan.Sebaliknya, ia justru membuka pintu ruang ICU dan berteriak sekencang-kencangnya hingga dokter akhirnya masuk ke dalam karena terkejut oleh teriakan tersebut.Sementara itu, Angelica menangis sambil menggenggam tangan putrinya yang kini terbebas dari jarum infus.Pintu ruang ICU kembali terbuka. Seorang dokter bersama dua perawat masuk dengan langkah tergesa setelah mendengar teriakan Alex yang menggema di lorong rumah sakit. Napas sang dokter masih tersengal, tapi matanya segera menyapu ke arah Olivia yang terbaring lemah di ranjang.Monitor detak jantung menunjukkan grafik yang masih stabil, namun tak ada tanda-tanda Olivia membuka mata atau kembali bersuara. Ange
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 54

Olivia benar-benar membuka matanya. Pelan. Perlahan. Bola matanya yang basah tampak bergerak, seperti mencari sesuatu di ruang itu. Napasnya masih berat, naik turun dengan ritme yang belum stabil, namun wajah pucatnya kini menunjukkan tanda-tanda kehidupan.Angelica tak mampu menahan luapan emosinya. Ia menjatuhkan diri di kursi di sisi ranjang, menggenggam dan mencium tangan kecil itu berulang kali. Air matanya jatuh deras tanpa bisa dihentikan. “Nak… Mama di sini… Mama di sini, Sayang… Terima kasih sudah kembali,” isaknya lirih, penuh syukur dan rasa tak percaya.Tangisnya bukan hanya karena haru, tapi juga karena rasa bersalah, cemas, dan sayang yang menumpuk begitu lama. Tubuh kecil itu telah berjuang keras, dan kini, membuka matanya seperti mukjizat nyata.Alex berdiri di samping ranjang, terdiam. Tubuhnya kaku, seperti tak mampu bergerak. Matanya menatap lekat pada Olivia yang kini menoleh pelan ke arahnya. Tatapan gadis kecil itu menembus pertahanannya, membuat dadanya sesak.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 55

“Kami hanya izinkan satu orang yang menemani pasien di ruangan ini. Keluarga bisa bergantian menjaga pasien, tapi kami akan memberikan obat penenang dengan dosis rendah agar pasien bisa beristirahat,” ucap dokter Andreas sebelum meninggalkan ruang ICU.Sang dokter tampan sudah memastikan kalau Olivia benar-benar melewati masa kritisnya dan kesehatannya sudah mulai stabil. “Baik dok. Biarkan Mamanya dulu yang di sini menemani Olivia,” jawab Alex.Dokter Andreas mengangguk, lalu menatap ke arah Olivia untuk menanyakan keadaan gadis itu. “Nak, kalau Om Dokter tanya jawab dengan anggukan dan gelengan ya?” pintanya. Olivia yang cerdas sejak lahir pun mengangguk. Sebetulnya Angelica sudah menyadari kalau sang anak mewarisi kejenius sang papa. Namun rasa sabar dan kebaikan Olivia, Angelica merasa itu diwarisi dari dirinya. Sementara wajah 90% mirip dengan Alex dan Mamanya. Karena memang wajah Alex sangat mirip dengan mamanya.“Ini sakit tidak?” tanya dokter menyentuh bekas operasi di dada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 56

Alex tak bisa berkutik ketika Angelica menolak untuk membahas mengenai hubungan mereka ke depan. Wajah wanita itu terlihat tenang, namun sorot matanya jelas memendam banyak luka yang belum sembuh. Dalam diamnya, Angelica sedang merasakan kebahagiaan yang tak bisa diukur oleh apapun—sebuah perasaan yang tak tergantikan ketika akhirnya ia bisa memeluk kembali anak yang selama hidup dalam bantuan alat jantung. Semua yang telah ia lalui—rasa sakit, kehilangan, hingga ketidakberdayaan—seolah luruh saat Olivia kembali ke pelukannya, dan berhasil melewati masa kritisnya.Alex hanya menarik napas panjang, menahan ribuan kalimat yang ingin ia sampaikan, lalu berkata pelan, “Ya sudah, nanti kita bahas. Sebaiknya kamu makan dulu. Habiskan makanan ini.” Suaranya terdengar seperti perintah, tetapi nada di baliknya menyimpan ketulusan yang tak bisa disembunyikan.Angelica hanya menatapnya sejenak, lalu menunduk. Keheningan itu nyaris utuh, hingga suara lembut bertanya, “Kenapa Anda tidak makan?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 57

Setelah membuka pintu ruang rawat inap Olivia, ternyata suster yang ada di balik pintu itu."Ada apa, Suster?" tanya Alex."Saya ingin menyampaikan pesan dari Dokter Andreas agar Ibu Angelica menemui beliau di ruang kerjanya yang ada dua lantai di bawah ruangan ini," ucap suster."Baik, Suster. Sebentar lagi Angelica akan ke sana. Terima kasih atas informasinya," ucapnya sopan."Sama-sama, Tuan. Kalau begitu, saya permisi dulu."Alex pun menjawab dengan anggukan.***"Silakan masuk, Ibu Angelica, Tuan Alex. Dokter sudah menunggu," ucap suster sambil tersenyum lalu meninggalkan mereka.Dokter Andreas yang masih mengenakan jas putihnya tampak sedang membaca berkas medis. Saat mendengar pintu terbuka, ia segera berdiri dan menyambut keduanya."Silakan duduk," ucapnya ramah, lalu mempersilakan mereka duduk di sofa kecil yang tersedia di ruangannya.Keduanya duduk berdampingan."Saya minta maaf memanggil kalian malam-malam begini," ucap dokter Andreas membuka pembicaraan. "Tapi saya pikir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 58

Esok harinya, tepat pukul 08.30, Alex tiba di restoran sebagaimana diminta oleh kedua orang tuanya. Matanya menyapu seluruh sudut ruangan. Tempat itu tampak terlalu mewah untuk sebuah pertemuan yang ia tahu hanya akan berujung menyakitkan. Langkahnya mantap, namun batinnya sudah bersiap untuk ditikam oleh darah dagingnya sendiri.Ia duduk di meja yang sudah dipesan atas nama keluarga Maximus. Ketika seorang pelayan datang membawakan daftar menu, Alex hanya menggeleng pelan. “Nanti,” jawabnya singkat.Hatinya sekeras batu saat ini. Ia tahu, tidak akan ada yang bisa meluluhkan rasa perih di dadanya. Hubungan keluarga mereka sudah retak. Bukan karena harta, tapi karena ketidakpercayaan dan pengkhianatan. Semua ini berakar dari satu hal: mereka lebih memilih Markus—seorang pria asing—daripada dirinya sendiri, putra bungsu yang telah berjuang mati-matian menjaga martabat keluarga ini.Tak berselang lama, keempat orang itu tiba. Papa, Mama, Amelia, dan… Markus. Semua datang dalam satu romb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 59

Dua minggu telah berlalu. Olivia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menggembirakan. Bahkan, dokter sudah memutuskan bahwa besok gadis kecil itu boleh pulang. Infus di tangannya pun sudah dilepas sejak pagi tadi, meninggalkan bekas merah kecil yang tak seberapa dibanding penderitaan yang telah ia lalui. Angelica tersenyum penuh syukur, sementara Alex—meski tak pernah mengakuinya secara langsung—merasa dadanya sedikit lebih lapang setiap kali melihat Olivia tersenyum.Selama dua minggu terakhir, hidup Alex seperti berjalan di dua dunia yang bertolak belakang. Di satu sisi, hubungannya dengan Angelica membaik. Wanita itu tak lagi kaku dan menjaga jarak seperti sebelumnya. Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, Alex selalu menyempatkan diri mampir ke rumah sakit. Hanya sekadar menatap Olivia yang tengah tertidur, atau menyerahkan sekotak makanan ringan untuk Angelica yang selalu menolak bila diberi uang. Tanpa sadar, rutinitas itu menjadi pelepas lelahnya. Dan setiap kali ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Bab 60

Setelah berjuang hampir 3 jam lamanya akhirnya Alex dan Angelica akhirnya berhasil meyakinkan Olivia bahwa pria yang selama ini ia kenal sebagai “Paman Ganteng” adalah ayah kandungnya. Semua keraguan dan kebingungan di mata gadis kecil itu perlahan memudar, digantikan dengan sorot haru yang sulit dijelaskan.Olivia menerima kenyataan itu dengan hati terbuka, seolah semesta memang menyimpan rencana indah di balik semua luka yang pernah ia tanggung. Alex berjanji, di dalam hatinya sendiri, bahwa tak akan ada lagi air mata di wajah mungil putrinya. Tak akan ada lagi kehilangan, tak akan ada lagi penyesalan.Ikatan darah di antara mereka akhirnya menyatu dalam kesadaran yang tulus. Olivia begitu bahagia, bukan karena Alex adalah sosok penting atau kaya raya—melainkan karena ia tahu, mulai hari ini, ia tak lagi harus bertanya siapa papanya. Jawabannya kini jelas, nyata, dan memeluknya erat.*Hari yang dinanti oleh Olivia dan Angelica akhirnya tiba. Dokter Aurora sudah berada di ruang raw
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status