Semua Bab Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris: Bab 61 - Bab 70

220 Bab

Bab 61 Bayangan yang Belum Sirna

Angin bertiup kencang, membawa debu dan sisa-sisa energi gelap yang masih berputar di udara. Arka menatap Raksa dengan penuh kewaspadaan. Matanya yang kini hitam pekat memancarkan sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya. Azura berdiri di samping Arka, napasnya masih berat setelah pertempuran sebelumnya. "Ini buruk, Arka. Dia masih memiliki kekuatan yang belum kita pahami." Genta mengepalkan belatinya lebih erat. "Apakah kita benar-benar bisa menghancurkannya?" Raksa menyeringai. "Kalian bodoh jika berpikir bisa menyingkirkanku dengan mudah." Dari tubuh Raksa, bayangan mulai berkumpul, membentuk sosok-sosok tanpa wajah yang berbisik dengan suara mengerikan. Isvara memperhatikan dengan ekspresi serius. "Itu bukan Raksa lagi. Sesuatu telah mengambil alih dirinya." Arka mengambil langkah maju, tubuhnya kembali bersinar dengan cahaya emas dan biru. "Kalau begitu, kita harus mengakhirin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 62 Kepulangan yang Tak Tenang

Hembusan angin malam menusuk kulit saat Arka dan teman-temannya berdiri di tepi portal bercahaya biru. Jakarta menanti mereka di balik cahaya itu, tetapi bukan sebagai rumah yang aman. Kota itu kini mungkin menjadi medan perang yang sesungguhnya. Azura melirik Arka yang berdiri paling depan. "Kau yakin kita siap?" Arka mengepalkan tangannya, matanya penuh tekad. "Kita tidak punya pilihan lain. Raksa ada di sana. Keluargaku dalam bahaya." Genta menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Baiklah. Semoga kita tidak berakhir dalam perangkap lain." Isvara menatap portal dengan tajam. "Raksa tidak akan menunggu lama. Dia akan mencari celah untuk menghancurkan pewaris keluarga Wijaya. Kita harus lebih cepat darinya." Tanpa membuang waktu, Arka melangkah ke dalam portal. Tubuhnya terselimuti cahaya biru, sebelum menghilang ke dalam pusaran cahaya. Yang lain mengikuti di belakangnya, bersiap menghadapi apa pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 63 Bayangan di Balik Tahta

Setelah ledakan dalam gedung tersebut keadaan seperti tidak pernah terjadi sesuatu. Arka menatap layar di hadapannya, penuh dengan laporan keuangan dan strategi bisnis yang kompleks. Di sekelilingnya, ruang rapat Wijaya Corp dipenuhi para petinggi perusahaan yang menunggu keputusannya. Azura berdiri di sudut ruangan, mengamati mereka satu per satu. "Kau yakin bisa menangani ini, Arka?" Arka menghela napas panjang, lalu mengangguk. "Aku harus. Ini bukan hanya tentang bisnis. Ini tentang keluarga." Seorang pria paruh baya berkacamata, salah satu dewan direksi, bersuara. "Tuan muda, semua pihak menanti keputusan Anda. Apakah kita akan melanjutkan ekspansi ke sektor energi atau mempertahankan fokus pada properti?" Arka menyandarkan punggungnya, berpikir keras. "Kami akan melanjutkan ekspansi. Tetapi bukan dalam skala besar. Kita harus mengamankan aset yang ada sebelum melangkah lebih jauh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 64 Bayangan di Balik Kekuasaan

Jakarta tampak seperti biasa—padat, sibuk, dan penuh hiruk-pikuk kehidupan. Namun, bagi Arka, kota ini tidak lagi sama. Ledakan yang terjadi beberapa hari lalu di gedung Wijaya Corp seolah tidak pernah ada. Tidak ada puing-puing, tidak ada korban, bahkan tidak ada berita mengenai kejadian itu. Arka berdiri di lantai tertinggi gedungnya, menatap kota yang membentang luas di bawahnya. Azura berjalan mendekat. "Kau masih memikirkannya?" Arka tidak menoleh. "Tentu saja. Ledakan itu nyata. Aku melihatnya. Kita semua ada di sana. Tapi sekarang… semuanya kembali seperti semula." Isvara menyandarkan punggungnya di dinding. "Ada sesuatu yang tidak beres. Ini bukan hanya manipulasi media. Ini sesuatu yang lebih besar." Genta mengangguk. "Pertanyaannya, siapa yang cukup kuat untuk menghapus kejadian itu dari dunia nyata?" Arka mengepalkan tangannya. "Hanya satu orang yang bisa melakukannya… Raksa."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 65 Bayangan Selalu Mengintai

Arka berdiri diam di tengah kegelapan yang meliputi ruang kantornya. Matanya menyipit, mencoba mencari sumber suara yang barusan terdengar. Azura menghunus pedangnya, tubuhnya menegang. "Itu suara Raksa, bukan?" Genta menggenggam belatinya. "Tidak mungkin… Dia seharusnya sudah lenyap setelah ledakan itu." Sebuah suara tawa kecil terdengar, menggema di seluruh ruangan. "Arka, kau benar-benar masih terlalu naif." Arka mengepalkan tangannya. "Tunjukkan dirimu, Raksa! Kalau kau ingin melawan, hadapilah secara langsung!" Tiba-tiba, cahaya merah samar muncul di sudut ruangan. Dari kegelapan, Raksa berjalan perlahan, mengenakan jubah hitam dengan mata yang menyala tajam. "Aku tidak datang untuk bertarung kali ini." Arka menatapnya penuh curiga. "Lalu untuk apa kau di sini?" Raksa menyeringai. "Untuk memperingatkanmu… Jangan mengira bahwa karena kau sudah duduk di tahta in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 66 Kembalinya Seorang Sahabat

Arka duduk di ruang rapat dengan ekspresi tegang. Grafik saham Wijaya Corp terpampang di layar besar, menunjukkan garis menurun yang mengkhawatirkan. Genta menghela napas. "Kita berhasil menahan laju penurunan, tapi belum cukup untuk memulihkan kepercayaan investor." Azura melipat tangannya. "Mereka masih takut. Raksa mungkin tidak muncul, tapi jejaknya masih terasa di sini." Isvara menatap Arka. "Kita butuh strategi baru sebelum perusahaan ini benar-benar runtuh." Tiba-tiba, pintu ruang rapat terbuka. Seorang pria dengan jas hitam melangkah masuk dengan percaya diri. "Mungkin aku bisa membantu?" Arka terkejut. "Raka?" Pria itu tersenyum tipis. "Sudah lama, Arka." Arka berdiri dan menghampirinya. "Bagaimana kau bisa tahu situasi ini?" Raka menepuk bahunya. "Aku selalu memantau. Dan sepertinya kau butuh bantuan." Genta mengangkat alis.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 67 Strategi dan Kekuatan

Arka duduk di depan layar laptopnya, menatap kode-kode digital yang berantakan. Di sampingnya, Isvara terus mengetik dengan cepat, berusaha melacak jejak peretas yang mencuri dokumen penting perusahaan. Azura berdiri di dekat jendela, menatap ke luar dengan ekspresi serius. "Sudah berhari-hari, tapi kita masih belum menemukan siapa pelakunya." Genta menendang kursi dengan frustrasi. "Ini bukan sekadar peretasan biasa. Mereka benar-benar ahli dalam menghapus jejaknya." Isvara menghela napas dalam. "Aku sudah menelusuri beberapa server bayangan dan ada pola yang menarik. Pelaku tidak hanya menghapus dokumen, tapi juga mengalihkan jejak ke beberapa alamat IP yang tersebar di luar negeri." Arka menyipitkan mata. "Jadi mereka ingin kita percaya bahwa ini ulah pihak luar?" Raka, yang baru saja masuk ke ruangan, menyeringai. "Aku punya firasat bahwa orang dalam terlibat. Pergerakan ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 68 Strategi, Penghianat dan Ancaman Baru

Arka berdiri di depan layar besar di ruang rapat utama Wijaya Corp. Di sampingnya, Isvara menampilkan hasil investigasi mereka mengenai peretasan dokumen yang hilang. "Setelah menelusuri jejak digital yang kita temukan, akhirnya kita mendapatkan bukti yang tak terbantahkan," kata Isvara sambil menampilkan rekaman akses ilegal ke dalam sistem perusahaan. Di layar, tampak seorang pria paruh baya, yang tak lain adalah salah satu petinggi di Wijaya Corp, Pak Herman. Raka menyilangkan tangannya. "Jadi, ini dalangnya?" Pak Herman tampak pucat. "Kalian salah paham! Aku hanya…" Arka menatapnya tajam. "Jangan mencoba berbohong. Kami punya semua bukti yang menunjukkan bahwa kau bekerja sama dengan pihak luar untuk melemahkan perusahaan ini." Pak Herman menelan ludah. "Aku… Aku hanya menjalankan perintah. Aku tidak tahu siapa yang sebenarnya ada di balik ini!" Azura, yang berdiri di sudut r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 69 Ujian Tanpa Akhir

Malam itu, Arka duduk di ruang kantornya yang mewah di lantai tertinggi Wijaya Corp, menatap layar komputer yang menampilkan grafik pertumbuhan perusahaannya. Bisnisnya berkembang pesat, bahkan lebih cepat dari perkiraan siapa pun. Namun, dalam kesuksesan ini, Arka tahu ancaman selalu mengintai. Tiba-tiba, telepon kantornya berdering. Isvara yang berdiri di dekatnya mengangkatnya. "Ya?" suara Isvara tajam dan waspada. Dari seberang telepon, terdengar suara yang dalam dan dingin. "Aku harap kalian siap. Karena malam ini, ujian sesungguhnya akan dimulai." Seketika, lampu di gedung tiba-tiba meredup. Alarm berbunyi, menandakan ada penyusup. Arka berdiri. "Mereka datang lebih cepat dari dugaanku." Azura melangkah ke depan, menggenggam pedangnya. "Siapa pun mereka, aku siap." Genta menatap layar CCTV yang menunjukkan beberapa pria berpakaian hitam memasuki gedung dari b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 70 Musuh Dalam Bayangan

Malam itu, Arka berdiri di balkon kantornya, menatap lampu-lampu kota Jakarta yang berkilauan. Pikirannya masih tertuju pada kartu hitam yang ia temukan kemarin. "Selamat atas kemenanganmu. Tapi ini baru permulaan." Siapa pun yang mengirim kartu ini, mereka pasti memiliki rencana besar. Isvara berjalan mendekat. "Kau terlihat gelisah." Arka menoleh. "Aku merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang disiapkan untukku." Azura yang berdiri di sudut ruangan menyilangkan tangan. "Kau benar. Aku baru saja mendapatkan informasi bahwa seseorang telah menyewa petarung yang lebih kuat dari Takeda." Arka mengepalkan tangannya. "Mereka tidak akan berhenti sampai aku kalah." Genta menatap serius. "Jadi, apa rencanamu?" Arka menghela napas. "Aku akan menunggu mereka datang. Dan kali ini, aku akan mencari tahu siapa dalang di balik semua ini." Beberapa hari kemudian,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
22
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status