Tous les chapitres de : Chapitre 51 - Chapitre 60

214

Bab 51 Kebangkitan yang Tak Terduga

Arka menatap sosok di hadapannya—Isvara, atau setidaknya tubuhnya. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Mata merah itu bersinar dingin, penuh dengan kekuatan yang tak dikenal. Azura menggenggam belatinya erat. "Isvara...? Apa itu benar-benar kau?" Tidak ada jawaban. Sosok itu hanya berdiri diam, menatap mereka dengan ekspresi yang kosong. Raka melangkah maju. "Kalau kau bisa mendengar kami, lawan pengaruh itu! Kau bukan musuh kami!" Tiba-tiba, angin di sekitar mereka berputar dengan dahsyat. Isvara mengangkat satu tangan, dan bayangan mulai menjalar dari kakinya, membentuk lingkaran rune di tanah. Genta tersentak. "Mundur! Ada sesuatu yang akan terjadi!" Sebelum mereka sempat bereaksi, ledakan energi gelap meledak dari tubuh Isvara, menghempaskan mereka ke segala arah. Arka jatuh berguling ke tanah, kepalanya berdenging. Ketika ia membuka matanya, Isvara sudah melayang di udara, dike
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 52 Bayangan di Antara Dua Dunia

Angin kencang berputar liar saat tangan raksasa itu keluar dari lubang hitam yang terbuka di tengah kuil. Sisiknya berwarna obsidian, memancarkan kilauan merah saat terkena cahaya kristal yang berpendar di dinding. Arka menggenggam pedangnya erat, merasakan tekanan luar biasa yang memenuhi udara. "Kita tidak bisa membiarkannya keluar sepenuhnya!" seru Genta. Raka mengangguk. "Jika dia bangkit sepenuhnya, kita tidak akan punya kesempatan untuk menang." Azura menatap sosok berjubah hitam yang masih berdiri di sudut ruangan. "Kau yang melakukan ini, bukan?" Sosok itu hanya tertawa pelan. "Aku hanya mempercepat takdir. Lagipula, kalian sudah terlalu lama menghalangi jalan kami." Tanpa peringatan, tangan raksasa itu menghantam lantai, menciptakan gelombang kejut yang menghempaskan mereka ke berbagai arah. Arka terhuyung, tetapi dengan cepat menancapkan pedangnya ke tanah untuk menjaga
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 53 Pewaris Takdir yang Terlupakan

Arka merasakan tubuhnya melayang dalam kehampaan. Tidak ada cahaya, tidak ada suara—hanya kesunyian mutlak yang menelannya bulat-bulat. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tetapi seakan-akan gravitasi yang tak terlihat menahannya di tempat. Tiba-tiba, sebuah bisikan bergema di telinganya. "Kenapa kau datang ke sini?" Arka menoleh ke segala arah, mencari sumber suara itu. "Aku datang untuk menghentikanmu." Terdengar tawa rendah, dingin, dan menghantui. "Menghentikanku? Kau bahkan tidak tahu siapa aku." Sebuah cahaya redup mulai muncul di hadapannya. Dari dalam kegelapan, sosok tinggi dengan mata merah menyala melangkah maju. Jubah hitamnya berkibar seiring gerakannya, dan dari tubuhnya terpancar aura yang begitu kuat hingga membuat dada Arka sesak. "Aku adalah bayangan dari sesuatu yang telah lama terlupakan… sesuatu yang bahkan keluargamu sembunyikan darimu." Arka mengepalkan tanga
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 54 Gerbang Kegelapan

Angin malam berhembus dingin saat Azura, Raka, Genta, dan Isvara berdiri di depan gerbang besar kediaman keluarga Wijaya. Pintu besi tua itu menjulang tinggi dengan ukiran lambang keluarga yang kini tampak memudar, seperti rahasia yang sudah terlalu lama terkubur. Genta melirik Isvara. “Jadi, di sinilah semua jawaban berada?” Isvara mengangguk. “Ya… dan mungkin juga bahaya yang lebih besar dari yang kita duga.” Azura mengetuk pintu gerbang, suaranya menggema di dalam keheningan. Tidak ada jawaban. Raka mundur selangkah, memandang rumah tua itu dengan keraguan. “Kita benar-benar akan masuk?” Genta menghela napas. “Tidak ada jalan lain. Jika ini satu-satunya cara untuk menemukan Arka, maka kita harus melakukannya.” Tiba-tiba, pintu gerbang berderit terbuka sendiri, seakan mengundang mereka masuk. Mereka saling berpandangan sebelum akhirnya melangkah ke dalam, tanpa menyadari bahwa
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 55 Pintu Menuju Takdir

Arka menatap pria di hadapannya, tubuhnya kaku, pikirannya dipenuhi pertanyaan. Mata perak pria itu bersinar samar dalam kegelapan ruangan, memancarkan aura misterius yang membuat udara seolah membeku. “Leluhurku?” Arka mengulang kata-kata itu dengan suara gemetar. “Apa maksudmu?” Pria itu tersenyum tipis. “Aku adalah pewaris pertama perjanjian keluarga Wijaya. Namaku Raksa.” Arka merasa jantungnya berdegup lebih kencang. “Perjanjian? Perjanjian apa?” Raksa berjalan mengitari Arka, tatapannya penuh penilaian. “Sesuatu yang membawamu ke titik ini… sesuatu yang tidak bisa kau hindari.” Arka mengepalkan tangannya. “Kalau begitu, katakan saja apa yang sebenarnya terjadi!” Raksa berhenti, matanya menatap lurus ke dalam jiwa Arka. “Kau adalah kunci terakhir dari perjanjian ini. Jika kau menerima takdirmu, kau akan memperoleh kekuatan yang bahkan para dewa pun takut
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 56 Kehancuran yang Semakin Dekat

Arka merasakan tubuhnya jatuh tanpa henti. Angin kencang menerpa wajahnya, dan di bawahnya hanya ada kegelapan tanpa dasar. Dadanya berdebar keras, pikirannya berpacu mencari cara untuk menghentikan kejatuhan ini. “Tidak! Aku tidak bisa berakhir di sini!” Tiba-tiba, cahaya di telapak tangannya berpendar. Sebuah simbol bercahaya muncul, dan seketika tubuhnya melambat. Ia mendarat di lantai batu dengan keras, tetapi tidak cukup untuk membuatnya kehilangan kesadaran. Arka bangkit perlahan, mengamati sekelilingnya. Ia berada di sebuah ruangan luas yang dipenuhi pilar-pilar hitam menjulang. Di tengahnya, ada sebuah altar batu dengan simbol yang sama seperti yang muncul di tangannya. Sebuah suara menggema di seluruh ruangan. “Kau akhirnya sampai di sini.” Arka menoleh tajam. Dari bayangan di belakang altar, Raksa kembali muncul. “Apa yang kau inginkan dariku?” Arka bertanya, suaranya d
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 57 Terjebak di Antara Dua Dunia

Arka membuka matanya. Yang terlihat hanyalah kegelapan tanpa batas. Tubuhnya terasa ringan, seolah melayang tanpa arah. Ia mencoba menggerakkan tangan dan kakinya, tetapi seakan tak ada gravitasi yang menahannya. “Di mana aku…?” gumamnya. Dari kejauhan, terdengar bisikan-bisikan. Suara-suara asing, berbisik dalam bahasa yang tidak dimengertinya. Tiba-tiba, sesuatu muncul dari kegelapan—sepasang mata merah menyala, menatapnya dari kehampaan. “Akhirnya, kau datang juga.” Arka merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Suara itu begitu dalam dan menggetarkan jiwa. “Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?” tanyanya dengan suara penuh kewaspadaan. Sosok itu semakin mendekat, menampakkan wujudnya. Tingginya dua kali lipat dari Arka, tubuhnya dibalut kabut hitam pekat yang terus bergerak seolah hidup. “Aku adalah penjaga dimensi ini. Dan kau… adalah tamu yang tidak diundang
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

Bab 58 Kekuatan yang Bangkit

Angin berputar liar saat Arka berdiri di tengah medan perang. Jubahnya berkibar, auranya berpendar dalam warna biru dan hitam yang saling bertabrakan. Tatapannya kosong, tetapi ada sesuatu yang mengintimidasi dalam sorot matanya. Azura melangkah maju dengan hati-hati. “Arka… ini aku. Kau baik-baik saja?” Namun, Arka tidak merespons. Raksa, yang sejak tadi menunjukkan ekspresi percaya diri, kini tampak waspada. “Ini bukan Arka yang kalian kenal.” Genta menelan ludah. “Maksudmu apa?” Raksa menyipitkan matanya. “Dia sudah menyatu dengan kekuatan leluhurnya. Tapi… sesuatu tidak beres.” Tiba-tiba, Arka mengangkat tangannya, dan tanpa peringatan, sebuah gelombang energi meledak dari tubuhnya. Tanah retak. Udara bergetar. Azura, Raka, dan Genta terdorong ke belakang, hampir kehilangan keseimbangan. Isvara menatapnya dengan mata melebar. “Arka… ini aku! Inga
last updateDernière mise à jour : 2025-03-15
Read More

Bab 59 Bayangan Masa Lalu

Langit bergetar. Angin berputar liar, menciptakan pusaran energi yang menyelimuti medan pertempuran. Portal raksasa yang dibuka Raksa semakin melebar, memperlihatkan sosok yang baru saja muncul dari dalamnya—sesosok makhluk dengan mata merah menyala dan tubuh berselimutkan bayangan pekat. Arka merasakan hawa dingin menusuk kulitnya. Ia tahu makhluk itu bukan sekadar musuh biasa. "Kita harus menghentikannya sebelum dia sepenuhnya bangkit!" seru Azura, matanya menajam. "Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan," gumam Genta, tangannya mengepal kuat. Tiba-tiba, makhluk itu mengangkat satu tangannya. Dari bayangannya, muncul puluhan makhluk kecil berwujud seperti kesatria tanpa wajah, masing-masing menggenggam senjata berlapis aura gelap. "Bersiaplah!" Raka berteriak. Mereka semua langsung bergerak. Azura mengayunkan pedangnya, menciptakan gelombang energi biru yang menebas beberapa kesatria bayang
last updateDernière mise à jour : 2025-03-15
Read More

Bab 60 Kekuatan yang Tak Terbendung

Ledakan dahsyat dari portal yang terbuka mengguncang seluruh medan pertempuran. Angin berhembus liar, menciptakan pusaran debu yang menutupi pandangan semua orang. Dari dalam portal, makhluk raksasa dengan tubuh hitam pekat dan mata merah menyala muncul, memancarkan aura yang begitu menakutkan hingga tanah di bawahnya mulai retak. Arka berdiri di garis depan, tangannya masih berpendar dengan cahaya emas. Ia bisa merasakan tekanan luar biasa dari makhluk itu, sesuatu yang tidak pernah ia hadapi sebelumnya. Azura melangkah mendekat, wajahnya serius. "Makhluk ini… bukan sesuatu yang bisa kita hadapi dengan kekuatan biasa." Genta menghunus belatinya, meski tangannya sedikit gemetar. "Lalu, apa yang kita lakukan? Lari?" "Tidak mungkin." Raka maju, petir di sekeliling tubuhnya semakin intens. "Kita bertarung. Tidak ada jalan lain." Isvara, yang masih lemah setelah penyekapan sebelumnya, menatap makhluk itu dengan e
last updateDernière mise à jour : 2025-03-15
Read More
Dernier
1
...
45678
...
22
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status