Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40

214

Bab 31 Bayangan Masa Lalu

Kilatan pedang Arka membelah udara, memantulkan cahaya api kecil di dalam gua. Bayangan hitam yang mengelilingi mereka semakin mendekat, berdesis seperti makhluk tanpa wujud yang haus akan kehidupan. "Kita harus keluar dari sini!" seru Azura, matanya menyala dalam kegelapan. Genta melompat ke samping, menghindari serangan dari salah satu bayangan itu, lalu membalas dengan tusukan cepat. Namun, seperti asap, bayangan itu menghilang sebelum pedangnya mengenainya. "Serangan biasa tidak akan bekerja!" teriak Raka. "Kita harus mencari sumber mereka!" Isvara melangkah maju, mengangkat tangannya. Sebuah simbol berwarna merah darah berpendar di udara, lalu seketika bayangan-bayangan itu berteriak dan mundur. "Mereka bukan makhluk fisik," ucapnya. "Tapi mereka terikat dengan seseorang... atau sesuatu." Arka segera mengerti. Jika mereka terus bertarung, mereka hanya akan membuang tenaga. "Ayo pergi sekar
last updateDernière mise à jour : 2025-03-11
Read More

Bab 32 Nyala Perang

Ledakan mengguncang tanah, memaksa Arka dan yang lainnya mundur selangkah. Getaran itu menjalar hingga ke tulang, sementara debu dan asap memenuhi udara, menyamarkan pandangan mereka. Arka menyipitkan mata, merasakan panas yang menyengat di kulitnya. Isvara menoleh cepat, matanya tajam menatap ke arah barat. "Itu datang dari perbatasan barat!" serunya, suaranya nyaris tenggelam dalam gemuruh kehancuran. Azura segera melesat ke puncak bukit kecil, tangannya bergerak membentuk segel spiritual. Cahaya biru berpendar di sekitar tubuhnya, meningkatkan kejernihan penglihatannya. "Ada pasukan besar yang bergerak..." ucapnya sebelum terdiam sejenak. Lalu suaranya meninggi. "Tidak! Itu bukan pasukan biasa... Itu pasukan bayangan Agarthos!" Arka mengepalkan tangannya erat. "Dia bergerak lebih cepat dari yang kita kira," gumamnya dengan nada geram. Belum sempat mereka menyusun strategi, angin kencang tiba-tiba berputar di sekitar mere
last updateDernière mise à jour : 2025-03-11
Read More

Bab 33 Kebenaran yang Terungkap

Langit di atas mereka masih bergetar, retakan besar itu seolah-olah bisa menelan dunia kapan saja. Cahaya merah dari balik celah itu menyorot tajam ke arah Arka, membuat tubuhnya merasakan tekanan luar biasa. "Apa ini…?" bisik Azura dengan mata terbelalak. Isvara berusaha mempertahankan keseimbangannya. "Aku belum pernah merasakan energi sebesar ini sebelumnya…!" Arka memfokuskan pandangannya ke sepasang mata merah yang menatapnya dari balik celah di langit. Tatapan itu terasa begitu familiar, seakan memanggilnya, menuntunnya pada sesuatu yang telah lama ia lupakan. Lalu, suara berat dan dalam kembali bergema, memenuhi seluruh ruang. "Kau akhirnya sampai sejauh ini, anakku…" Arka terkejut. "Siapa… kau…?" Tiba-tiba, cahaya merah itu menyelimuti seluruh tubuhnya, menariknya ke dalam celah di langit. "Arka!" seru Genta, mencoba meraih tangannya, tapi terlambat.
last updateDernière mise à jour : 2025-03-11
Read More

Bab 34: Bayangan di Balik Gerbang

Suara gemuruh terdengar menggelegar dari atas. Langit yang sebelumnya gelap kini terbelah, menampakkan retakan bercahaya merah yang berpendar di antara celah-celah kegelapan. Dari dalamnya, muncul bayangan-bayangan besar dengan mata menyala, mengintai dari balik portal yang terbuka. Arka menajamkan pandangannya. Udara di sekitarnya bergetar hebat, seakan alam pun gentar menghadapi kehadiran yang akan segera turun. "Mereka sudah tiba." Suara ayahnya, Adhira, terdengar tegas namun tenang. Arka mengepalkan tangannya. Ia bisa merasakan aliran energi baru dalam tubuhnya setelah pertarungan terakhir, tetapi kekuatan itu masih belum sepenuhnya ia pahami. "Apa mereka yang disebut Pasukan Terakhir Agarthos?" tanyanya. Adhira mengangguk. "Mereka adalah algojo yang ditugaskan membasmi pewaris kekuatan sejati… dan kau adalah target utama mereka." Seketika, bayangan perta
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More

Bab 35 Di Balik Tirai Waktu

Arka masih terpaku di tempatnya, menatap sosok berjubah biru di hadapannya. Udara di ruangan itu terasa berat, seolah dipenuhi oleh energi yang tak kasat mata. "Kau…" Arka mencoba mengolah pikirannya. "Bagaimana bisa kau masih hidup?" Sosok itu menatapnya dengan mata perak berkilauan. "Karena takdir belum mengizinkanku pergi. Dan sekarang, takdir jugalah yang membawamu ke sini." Sebelum Arka bisa menanggapi, gemuruh keras terdengar dari kejauhan. Getaran mengguncang lantai, debu dan serpihan batu berjatuhan dari langit-langit. "Mereka telah menemukan kita," kata sosok itu dengan nada tegang. Arka segera bersiaga. "Siapa mereka?" "Pasukan Pemburu Waktu. Mereka tidak hanya mengincar Agarthos, tapi juga siapa pun yang bisa mengancam keseimbangan dunia ini—termasuk kau." Seketika, pintu batu di belakang mereka bergetar hebat, lalu pecah menja
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More

Bab 36 Cahaya di Balik Kegelapan

Arka merasakan sensasi dingin menusuk tulang saat portal hitam di hadapannya semakin membesar. Dari dalam kegelapan itu, muncul seseorang yang tak asing baginya—seseorang yang selama ini ia pikir telah hilang dari kehidupannya. "Tidak mungkin…" Arka bergumam, matanya melebar dalam keterkejutan. Sosok itu melangkah keluar, wajahnya hampir identik dengan dirinya. Namun, auranya jauh lebih gelap, seperti bayangan yang tak memiliki cahaya. "Kau akhirnya sampai di sini," kata sosok itu dengan suara rendah yang menggema di sekeliling mereka. "Tapi ini bukan tempat di mana kau bisa kembali dengan mudah." Arka menguatkan cengkeraman tangannya. "Siapa kau sebenarnya?" Sosok itu tersenyum miring. "Aku adalah bagian dari dirimu yang telah kau tinggalkan. Kini, aku datang untuk mengambil tempat yang seharusnya menjadi milikku." Tanpa peringa
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More

Bab 37 Ujian Terakhir

Angin bertiup kencang di tengah kehampaan yang kini mengelilingi Arka. Sosok berjubah emas berdiri tegak, matanya bersinar seperti dua matahari kecil yang menyala dalam kegelapan. "Jika kau ingin menyelamatkan mereka, kau harus melewatiku terlebih dahulu," ulangnya dengan nada tenang, tetapi penuh ketegasan. Arka merasakan tekanan luar biasa hanya dengan berdiri di hadapan orang ini. Seperti ada beban tak kasatmata yang menghimpit tubuhnya, menguji kekuatan dan tekadnya. "Aku tidak punya waktu untuk ini!" seru Arka, tinjunya mengepal erat. "Teman-temanku dalam bahaya!" Sosok itu mengangkat tangannya, dan tiba-tiba, tubuh Arka seolah-olah terjebak dalam pusaran energi yang tak terlihat. Ia mencoba bergerak, tetapi kakinya seolah tertanam di tanah. "Kekuatan sejati bukan hanya tentang kecepatan dan serangan," kata pria itu. "Tapi juga tentang pengendalian. Jika kau tidak bisa melepaskan diri dari ini, maka kau
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More

Bab 38 Bayangan Di Balik Kebenaran

Angin bertiup kencang, membawa aroma pertempuran yang belum usai. Arka berdiri membeku, matanya terpaku pada sosok yang berdiri di hadapannya—Agathos. Bayangan panjangnya memanjang di tanah yang retak. Mata Agathos tajam, penuh ketenangan, namun di dalamnya menyimpan sesuatu yang jauh lebih mengerikan. "Akhirnya kita bertemu, Arka." Suaranya terdengar datar, tetapi memiliki daya tekan luar biasa. Arka mengepalkan tinjunya, energi emas di sekelilingnya masih berpendar. "Kenapa kau melakukan semua ini, Agathos? Apa tujuanmu sebenarnya?" Agathos tersenyum tipis, lalu melangkah maju. "Kau masih belum mengerti, ya? Semua yang terjadi… adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar." Arka semakin waspada. Setiap langkah Agathos seolah menggetarkan udara di sekelilingnya. "Jika kau berpikir aku hanya sekadar musuh yang harus kau kalahkan, kau salah besar," lanjutnya. "Aku bukan musuhmu, Arka. Aku adalah
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More

Bab 39 Dimensi Tanpa Batas

Udara terasa berbeda. Arka berdiri di dalam kegelapan absolut, hanya ada Agathos di hadapannya, seakan dunia di sekitar mereka telah lenyap. "Dimensi ini…" gumam Arka, menyadari bahwa ia tak lagi berada di tempat sebelumnya. Agathos tersenyum tipis. "Di sinilah kita akan menyelesaikan semuanya, Arka." Tiba-tiba, angin hitam berputar di sekitar Agathos, membentuk pusaran energi yang berdenyut dengan aura murni kegelapan. "Kita akan lihat apakah kau benar-benar layak melawan takdirmu." Tanpa peringatan, Agathos melesat maju. Arka hanya memiliki sepersekian detik untuk mengangkat tangannya, menangkis pukulan Agathos yang membawa kekuatan luar biasa. Benturan energi mereka meledak, mengguncang ruang kosong itu, menciptakan retakan di dimensi yang mengurung mereka. "Kau tidak akan menang, Agathos!" teriak Arka. Agathos tertawa, seolah menertawakan tekad Arka. "Menang? A
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More

Bab 40 Ancaman yang Belum Usai

Langit yang semula bersih kini dipenuhi awan hitam pekat, berputar dengan kecepatan mengerikan. Sosok berjubah hitam yang muncul di hadapan mereka berdiri tegak, menatap Arka dan teman-temannya dengan mata bersinar merah. "Aku sudah menunggu kalian," suaranya bergema, berat dan dalam, seperti berasal dari kedalaman kegelapan itu sendiri. Arka menggertakkan giginya. "Siapa kau?" Sosok itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia mengangkat satu tangannya. Dalam sekejap, angin kencang berhembus, menciptakan tekanan luar biasa yang membuat tanah bergetar. Genta menghunus senjatanya. "Apa dia lebih kuat dari Agathos?" bisiknya pada Raka. Raka mengangguk, matanya tak lepas dari sosok misterius itu. "Aku tidak tahu… tapi dia jelas bukan lawan yang bisa kita remehkan." Isvara, yang masih lemah, mencoba berdiri. Azura membantunya, wajahnya penuh kecemasan. "Kita harus pergi dari sini," ucap Azura.
last updateDernière mise à jour : 2025-03-12
Read More
Dernier
123456
...
22
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status