Tous les chapitres de : Chapitre 21 - Chapitre 30

214

Bab 21 Gerbang Gunung Langit

Langit di atas mereka masih dipenuhi awan hitam. Suara petir menggema, membuat tanah bergetar seolah dunia sedang bersiap menyambut sesuatu yang besar. Arka, Azura, dan Raka berdiri di puncak bukit kecil, menatap ke arah pegunungan yang menjulang di depan mereka—Gunung Langit, tujuan berikutnya. Ki Jagasatru menarik napas dalam. “Di sana… kalian akan menemukan sesuatu yang akan mengubah takdir kalian.” Arka mengepalkan tinjunya. “Kalau ini jalan untuk menjadi lebih kuat, aku siap.” Azura melirik ke arah langit. “Tapi apa yang sedang terjadi? Sejak kita mengalahkan Ragaseta, langit terus seperti ini.” Ki Jagasatru menatap mereka dengan serius. “Itu pertanda bahwa Gerbang Gunung Langit telah bereaksi terhadap keberadaanmu, Arka.” Raka tertawa kecil. “Kau benar-benar spesial, ya.” Namun sebelum mereka bisa bergerak, tiba-tiba tanah di sekitar mereka bergetar hebat. BO
last updateDernière mise à jour : 2025-03-09
Read More

Bab 22: Warisan dari Masa Lalu

Cahaya Biru dan Sosok Misterius Arka melayang dalam kehampaan, dikelilingi oleh cahaya biru yang berputar-putar seperti pusaran energi. Tubuhnya terasa ringan, tetapi pikirannya penuh dengan pertanyaan. Apa tempat ini? Mengapa suaranya tadi terdengar begitu familiar? Tiba-tiba, dari dalam pusaran cahaya itu, muncul sosok berjubah putih. Wajahnya tertutup bayangan, tetapi sorot matanya tajam dan penuh wibawa. “Arka… pewaris darah sakti,” suara itu bergema, membuat dada Arka bergetar. “Siapa kau?” tanya Arka, menatap tajam ke arah sosok itu. Pria itu melangkah maju. “Aku adalah jejak masa lalu, warisan yang telah lama menantimu.” Seketika, pemandangan di sekitar mereka berubah. Arka kini berdiri di tengah-tengah medan perang yang luas. Ribuan prajurit bertarung, dan di antara mereka, seorang pria dengan baju perang emas berdiri tegak, dikelilingi aura yang begitu kuat.
last updateDernière mise à jour : 2025-03-09
Read More

Bab 23 Kebangkitan di Tengah Kegelapan

Langit berubah merah darah. Kilatan petir hitam beradu di antara awan pekat, menciptakan gemuruh yang mengguncang tanah. Azura dan Raka tersungkur, tubuh mereka penuh luka akibat serangan energi dari pria bertopeng emas. Di kejauhan, Ki Jagasatru berdiri tegak, menahan napas. Ini buruk. Sangat buruk. Pria bertopeng emas melangkah perlahan mendekat. Auranya begitu berat hingga udara terasa seolah menekan dada mereka. “Aku kecewa,” katanya dengan suara dalam. “Kupikir kalian bisa bertahan lebih lama.” Azura menggertakkan giginya. Ia mencoba bangkit, tetapi lututnya bergetar. Raka menatap sekeliling. Tidak ada tanda-tanda Arka. Tidak ada bantuan. Kenapa dia belum datang? Pria bertopeng mengangkat tangannya. Dari balik jubah hitamnya, muncul pusaran energi gelap. “Sekarang… beristirahatlah dalam kegelapan.” Dan tepat saat ia hendak melancarkan serangan t
last updateDernière mise à jour : 2025-03-09
Read More

Bab 24 Fajar di Tengah Kegelapan Langit yang Terkoyak

Udara bergetar. Tanah bergetar. Arka berdiri tegak, napasnya memburu. Aura hitam pekat menyelimuti pria bertopeng emas di hadapannya, menelan cahaya di sekitarnya. Dari kejauhan, Azura dan Raka berusaha bangkit meski tubuh mereka lemah. “Dia… benar-benar berubah,” gumam Azura, matanya membelalak melihat bentuk baru pria bertopeng itu. Kini, tubuhnya diselimuti bayangan hitam yang berdenyut seperti api. Mata merahnya bersinar seperti bara. Arka mengepalkan tangan. Ia tahu, ini adalah pertarungan yang berbeda. Pria bertopeng mengangkat satu tangannya. Tanpa peringatan— ZRAASSHH! Gelombang hitam meledak ke segala arah! Arka melompat ke belakang, tapi ledakan energi itu lebih cepat. Ia merasakan tekanan luar biasa menghantam dadanya, membuatnya terlempar puluhan meter. DUARR! Tubuh Arka menghantam batu besar, menghancurkanny
last updateDernière mise à jour : 2025-03-09
Read More

Bab 25 Pertempuran di Ambang Batas

Angin kencang bertiup liar, menyapu debu dan puing-puing dari tanah yang terkoyak oleh pertempuran. Arka berdiri tegak, tubuhnya diselimuti energi biru yang berkilauan. Di hadapannya, pria bertopeng emas masih tersenyum, sementara bayang-bayang hitam di sekelilingnya berdenyut seperti makhluk hidup. Di samping Arka, Genta melangkah maju. Aura peraknya berkobar, kontras dengan kegelapan yang menyelimuti lawan mereka. “Sudah cukup bermain-main, Arka. Aku akan menangani ini,” ujar Genta dengan nada tenang. Arka meliriknya, ekspresinya tetap serius. “Jangan gegabah. Dia bukan lawan biasa.” Pria bertopeng tertawa kecil. “Oh? Jadi sekarang kau berdua ingin melawanku bersama?” Genta mengangkat tangan, dan dalam sekejap— ZRAASSHH! Kilatan perak melesat, menyerang pria bertopeng dengan kecepatan luar biasa! Tetapi sebelum energi itu mengenainya, bayangan hitam yang melingka
last updateDernière mise à jour : 2025-03-09
Read More

Bab 26 Kebangkitan Sang Penghancur

Langit Terbelah, Malapetaka Dimulai Langit malam yang tadinya gelap berubah menjadi lautan merah yang berdenyut seperti jantung yang baru bangkit dari tidur panjangnya. Simbol-simbol kuno yang bersinar semakin kuat, menggoreskan kilatan petir di angkasa. Arka, Genta, Azura, dan Raka berdiri di tengah reruntuhan, menatap sosok raksasa yang perlahan turun dari langit. Makhluk itu memiliki tubuh hitam berlapis baja dengan tanduk melengkung ke belakang. Matanya berwarna merah menyala, menatap ke bawah seperti raja yang baru kembali untuk menuntut tahtanya. Suara berat bergema dari langit. “Setelah sekian lama… aku akhirnya terbebas.” Arka merasakan hawa panas menusuk ke tulangnya. Aura makhluk ini jauh lebih kuat daripada pria bertopeng yang mereka lawan sebelumnya. Genta menelan ludah, tangannya masih menggenggam pedang peraknya. “Kita benar-benar dalam masalah besar.”
last updateDernière mise à jour : 2025-03-10
Read More

Bab 27 Kebangkitan yang Terlupakan

Langit Merintih, Kegelapan Menelan Dunia Suara geraman mengerikan menggema saat ribuan sosok bayangan turun dari langit. Mata mereka yang merah menyala membawa ancaman yang tak terbantahkan. Udara dipenuhi aura kematian, sementara tanah di bawah mereka mulai retak seakan tak sanggup menahan kekuatan yang baru saja dibangkitkan. Arka merasakan tubuhnya bergetar, bukan karena ketakutan, tetapi karena sesuatu yang aneh mulai bergejolak di dalam dirinya. Energi birunya yang biasanya terasa hangat kini bercampur dengan sesuatu yang lain—sesuatu yang lebih purba, lebih kuat, dan lebih… liar. Agarthos berdiri di tengah kegelapan, menyaksikan pasukannya turun dari langit. Dengan senyum kemenangan, ia mengangkat tangannya. "Hancurkan mereka." Seketika, makhluk-makhluk bayangan itu meraung dan melesat ke arah Arka dan teman-temannya. Azura mengangkat tangannya, menciptakan penghalang cahaya. Raka menyiap
last updateDernière mise à jour : 2025-03-10
Read More

Bab 28 Awal Perjalanan Baru

Langit yang Terguncang, Bayangan yang Mengintai Angin malam bertiup kencang, membawa aroma tanah yang terbakar dan sisa-sisa pertempuran yang baru saja berakhir. Di tengah kawah besar yang tercipta akibat ledakan energi sebelumnya, Arka berdiri diam, menatap tangannya yang masih memancarkan kilatan cahaya samar. Dadanya naik turun, mencoba mengatur napasnya setelah mengeluarkan kekuatan yang tak pernah ia sadari sebelumnya. Dari kejauhan, Genta, Azura, dan Raka berjalan mendekat dengan wajah penuh kekhawatiran. "Arka, kau baik-baik saja?" tanya Azura dengan suara cemas. Arka menoleh ke arahnya, matanya masih menyala redup. "Aku... tidak tahu. Rasanya ada sesuatu yang bangkit dalam diriku. Sesuatu yang bukan hanya milikku." Raka menyipitkan mata. "Energi yang kau gunakan tadi... Itu bukan hanya milikmu? Maksudmu apa?" Arka menggeleng, mencoba memahami perasaan aneh yang menggelayut dalam tubuhny
last updateDernière mise à jour : 2025-03-10
Read More

Bab 29 Jejak di Lembah Neraka

Pertempuran yang Tak Terhindarkan Langit dipenuhi bayangan kelam. Puluhan makhluk kegelapan melesat turun dengan mata merah membara, menerjang Arka dan teman-temannya dari segala arah. Suara siulan tajam memenuhi udara saat mereka mengayunkan cakar dan senjata tajam yang berselimut energi hitam. Arka mencabut pedangnya, energi biru yang baru ia sadari mulai menyelimuti bilahnya. Ia melompat ke udara, menebas dua makhluk bayangan sekaligus, tubuh mereka meledak menjadi kabut hitam sebelum menghilang. Azura menangkis serangan dengan tongkatnya, cahaya peraknya menyebarkan gelombang energi yang memukul mundur musuh. Raka dan Genta bertarung berdampingan, pedang mereka berkilau di tengah kegelapan. "Mereka semakin banyak!" teriak Genta, menghindari serangan dari belakang. "Kalau begini terus, kita tak akan bisa mengejar Agarthos!" seru Azura. Arka mendarat di tan
last updateDernière mise à jour : 2025-03-10
Read More

Bab 30 Nafas Sebelum Badai

Kabut tebal masih menyelimuti lembah saat Arka dan teman-temannya berlari melewati reruntuhan batu besar. Napas mereka memburu, luka-luka kecil terlihat di tubuh masing-masing. Jejak Agarthos semakin jauh, tetapi bahaya yang mengintai tak memberi mereka pilihan selain terus bergerak. "Kita tidak bisa terus begini," ujar Azura sambil menoleh ke belakang. Di kejauhan, bayangan hitam berkelebat di antara pepohonan, mengikuti mereka tanpa suara. Makhluk-makhluk kegelapan itu tak lagi menyerang secara terang-terangan, melainkan mengintai, menunggu momen yang tepat. "Kalau kita terus dipaksa bertarung tanpa istirahat, kita akan kehabisan tenaga sebelum bisa mengejar Agarthos," Genta menambahkan. Arka menggenggam pedangnya erat. Ia tahu mereka harus mengambil keputusan cepat—bertarung melawan musuh yang terus mengejar atau mencari tempat untuk bersembunyi sementara. "Ada sebuah gua di d
last updateDernière mise à jour : 2025-03-10
Read More
Dernier
123456
...
22
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status