Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian의 모든 챕터: 챕터 81 - 챕터 90

213 챕터

Bab 81

Ketika Wenny keluar dari kamar mandi, Hendro sudah pergi, harusnya dipanggil oleh Hana. Wenny mengangkat sudut bibirnya sambil mengejek dirinya sendiri.Saat ini, ponselnya berdering, Landy yang menelepon.Wenny menekan tombol untuk menjawab panggilan. Landy berkata, "Wenny, Hana mengundang beberapa teman untuk bermain di rumah hari ini, kamu juga ikut datanglah."'Mana mungkin dia begitu baik?' pikir Wenny dalam hati.Wenny berkata, "Baiklah, aku ke sana sekarang."Fany segera bergegas pergi setelah mendengar kabar itu, "Wenny, kurasa Landy tidak berniat baik. Sekarang si bajingan Udin sudah keluar dari penjara lagi, apa benar kamu ingin pergi ke Keluarga Cladia?"Wajah Wenny sangat tenang, "Aku ingin memastikan satu hal."Fany khawatir, jadi dia temani Wenny ke Keluarga Cladia.Keluarga Cladia sangat ramai, semua teman yang diundang Hana telah hadir, termasuk Alex dan pemuda kaya di kalangan mereka.Alex langsung merasa kesal saat melihat Wenny, "Wenny, kenapa kamu datang juga?"Hana
더 보기

Bab 82

Udin berbalik dan hendak pergi."Tunggu!" Alex menghentikan Udin.Udin berhenti.Alex menatap Wenny dan menuduhnya dengan marah, "Wenny, apa kamu punya hati nurani? Dia itu Ayah angkatmu, kamu bahkan tidak mengakuinya!"Beberapa pria kaya itu berpikiran sama dan semakin membenci Wenny, "Wenny, tak masalah kalau punya latar belakang yang buruk, tetapi tak kusangka kamu begitu egois dan berdarah dingin, matre banget!""Kenapa Pak Hendro mau menikahimu? Kamu itu noda!"Semua orang menyalahkan Wenny.Hana yang berdiri di samping Alex tersenyum puas.Fany ingin berbicara, tetapi Wenny menahannya.Landy melangkah maju dan menatap Wenny dengan munafik, "Wenny, ini memang salahmu. Udin itu Ayah angkatmu, kamu harus segera membawa Udin pulang."Landy dan Hana yakin kalau Wenny tidak akan memberi tahu siapa pun tentang perbuatan jahat Udin. Kebanyakan gadis akan memilih untuk menyembunyikan kebenaran ketika mereka terluka dan hanya akan menelan amarahnya.Inilah rencana jahat yang disiapkan Land
더 보기

Bab 83

Udin pergi, Hana merangkul lengan Landy, "Bu, menurutmu pegangan apa yang dimiliki Udin?"Landy tersenyum dan berkata, "Hana, kita tidak perlu khawatir tentang ini, asal kamu tahu kalau Wenny sama sekali bukan lawanmu, dia akan menjadi mainan Udin di masa depan."Hana tersenyum, dia merasa Wenny yang berasal dari pedesaan, hanya pantas untuk Udin. Atas dasar apa dia menduduki posisi Nyonya Jamil?Hana memujinya, "Bu, Ibu hebat banget."Mata Landy berbinar. "Hana, Ayahmu sudah beberapa hari nggak pulang, kamu telepon memintanya pulang, dia paling patuh padamu."Andy benaran memperlakukan Hana seperti seorang putri, dia selalu mematuhi kata-kata Hana.Hana mengangguk, "Baiklah Bu, aku akan telepon sekarang, Ayah pasti pulang."Hana mengeluarkan ponselnya dan menelepon.Landy merasa lega. Dia akan sangat senang kalau Wenny tidak menghalangi jalannya....Grup Jamil.Di kantor CEO, Hendro duduk di kursi kantor. Hari ini mendatangkan seorang tamu, yaitu sahabatnya, Steve.Steve menyesap kop
더 보기

Bab 84

Namun, Hendro ingat saat baru saja pulang, Hana tertarik sama sebuah tas Chanel, jadi Hendro meminta Sutinah untuk membelinya. Sutinah membawa tas itu ke Taman Baloi dan dilihat oleh Wenny.Wenny menatap tas itu dengan senang, lalu tersenyum padanya, "Tas ini sangat cantik."Wenny tampaknya sangat menyukai tas itu.Hendro berkata, "Dia suka tas Chanel."Steve tersenyum, "Suka tas? Gampang banget, terima kasih."Pada saat ini, Alex masuk, "Kak Hendro, Kak Steve, kalian ada di sini."Steve memandang Alex, "Alex, bukankah kamu ke rumah Hana?""Ya, aku juga bertemu Wenny dan Ayah angkatnya. Kak Hendro, Kak Steve, Wenny meremehkan Ayah angkatnya, dia bahkan tidak mengakui Ayah angkatnya sendiri!" Alex menceritakan semua yang terjadi di rumah Hana."Kak Steve, kamu malah menyukai Wenny, dia sama sekali tidak layak untukmu. Sekarang kamu mengetahui sifat aslinya, dia hanyalah wanita sombong yang meremehkan orang miskin, serta haus akan ketenaran dan kekayaan!"Steve mengerutkan kening dan men
더 보기

Bab 85

Namun, Bu Lisa tidak mendapatkannya, karena Wenny segera memasukkan kembali foto itu ke dalam kotak, "Nenek, ini hanya fotoku saat kecil. Foto itu terlalu jelek, aku nggak bisa tunjukkan padamu."Bu Lisa menarik tangannya dan tersenyum, "Mana mungkin Wenny pernah jelek?"Pak Yudi berkata, "Pasti nggak pernah."Melihat Bu Lisa dan Pak Yudi yang hangat, Wenny menundukkan kepalanya, mencicipi sarang burung.Terdengar suara pelayan berkata, "Pak."Wenny mendongak dan melihat Hendro kembali.Bu Lisa tersenyum dan berkata, "Hendro, kamu sudah kembali?"Hendro melepas jasnya dan menyerahkannya pada pelayan, lalu berjalan memasuki ruang tamu.Wenny merasakan ada keanehan dalam sarang burung itu, tampaknya ada beberapa herbal yang ditambahkan ke dalamnya. "Nenek, apa yang Nenek tambahkan ke dalam sarang burung ini? Kenapa rasanya aneh?""Wenny, kamu menemukannya? Aku meminta seseorang untuk menambahkan ramuan peningkat kesuburan."Peningkat kesuburan?Wenny menatap mangkuk sarang burung dan dah
더 보기

Bab 86

"Jangan omong kosong, kamu harus berikan dua ratus miliar padaku malam ini! Kalau nggak, fotomu bakal tersebar di seluruh Kota Livia besok, aku menunggumu malam ini!" Udin menutup telepon.Wenny menggenggam ponselnya, terdengar suara Hendro dari belakang, "Kamu sedang bertelepon dengan Ayah angkatmu?"Wenny berbalik, Hendro sudah masuk ke kamar.Tatapan mata Hendro tertuju pada kotak di tangannya, sosoknya yang tinggi dan tegap muncul di depannya. "Nenek bilang Ayah angkatmu mengirimimu foto, foto apa itu?"Wenny menatapnya sambil berpikir, 'Bisakah aku aku ceritakan tentang Udin padanya?''Bagaimana reaksinya kalau mengetahuinya?'Wenny berkata, "Foto ini..."Sebelum Wenny sempat berkata, ponselnya berdering lagi, kali ini Steve yang menelepon.Wenny menjawab panggilan itu, Steve berkata dengan gembira, "Wenny, cepat keluar, aku siapkan kado untukmu."Wenny mengerutkan kening, "Pak Steve, sekarang nggak bisa...""Wenny, aku ada di luar rumah tua Keluarga Jamil. Kalau kamu nggak keluar
더 보기

Bab 87

Hendro berdiri di balkon, memandangi semuanya, dia melihat Steve memberi Wenny tas Chanel edisi terbatas, tetapi Wenny tidak terima.Wenny menatapnya, "Kamu yang beri tahu Pak Steve kalau aku suka tas?"Hendro mengangkat alisnya, "Memangnya bukan? Aku ingat kamu menyukainya."Wenny mengangkat sudut bibirnya, "Nggak, aku suka yang lebih mahal, seperti kalung berlian. Lain kali, minta Pak Steve untuk memberiku kalung berlian."Alis Hendro berkerut, topik pembicaraan ini berakhir dengan tidak menyenangkan."Foto apa yang dikirimkan Ayah angkatmu hari ini?" tanya Hendro.Tadi Wenny hendak memberitahunya tentang masalah Udin, tapi sekarang dia berubah pikiran. Dia menjawab dengan tenang, "Itu foto yang diambilnya saat aku kecil."Hendro ingin bertanya, "Ayah angkatmu..."Wenny menyela, "Pak Hendro, apa kamu kurang kerjaan? Kalau kamu bebas, lebih baik pelajari bagaimana punya anak!"Hendro langsung teringat kata 'Nggak kuat' yang diucapkan Wenny, raut wajahnya juga berubah dingin, "Gimana p
더 보기

Bab 88

Hendro berkata tanpa mengangkat matanya, "Katakan.""Sepuluh tahun yang lalu, Udin dipenjara karena pelecehan dan pemerkosaan anak."Pena di tangannya tiba-tiba berhenti bergerak, Hendro menatap Sutinah dengan kaget, "Apakah orang itu Wenny?"Sutinah mengangguk, "Ya Pak, Ayah angkat Nyonya Muda itu seorang cabul dan bajingan."Ekspresi Hendro tiba-tiba menjadi tajam dan menyeramkan. Sebenarnya, dia juga merasa ada sesuatu di antara Wenny dan Ayah angkatnya, tetapi Hendro tidak menyangka ternyata hal seperti itu.Pada saat ini, ponsel Hendro berdering.Hendro menekan tombol untuk menjawab panggilan, terdengar suara cemas Fany dari ujung sana, "Pak Hendro, gawat! Wenny dalam masalah!"Hendro meraih telepon dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan Wenny?""Wenny membawa cek untuk menemui Ayah angkatnya di klub malam. Aku mengikutinya karena khawatir, tetapi saat aku masuk, nggak ketemu Wenny. Wenny dibawa pergi oleh si bajingan itu!"'Apa?'Hendro segera meninggalkan ruang kerja dan membuka
더 보기

Bab 89

Udin sedang mengendarai mobil van putih di jalan tol, dia memandangi Wenny yang terbaring pingsan di sana melalui kaca spion tengah.Udin menatap sosok tubuh Wenny dengan pandangan tidak senonoh, dia ingin sekali langsung menyiksanya.Namun, untuk berjaga-jaga, Udin harus membawa Wenny pergi ke tempat di mana tidak seorang pun mengenalnya, sehingga Wenny tidak akan bisa melarikan diri.'Sebentar lagi aku bisa memainkanmu sesuka hati,' pikir Udin dalam hati.Hanya memikirkannya saja, Udin merasa semangat.Mobil di depan tiba-tiba berhenti, Udin segera menginjak rem.'Apa yang sedang terjadi?''Kok macet?'Semua pemilik mobil pribadi di sekitar menjulurkan kepala dan bertanya, "Apa yang terjadi? Apa terjadi kecelakaan mobil di depan?""Bukan kecelakaan mobil, tapi seseorang menutup jalan, semua persimpangan di depan ditutup. Seseorang sedang memeriksa mobil."Jalan ditutup?Ekspresi Udin berubah drastis, dia langsung menimbulkan firasat buruk."Siapa yang begitu murah hati hingga menutup
더 보기

Bab 90

Udin mengerahkan tenaga, kerah baju Wenny robek, sebagian besar kulitnya yang seputih salju terekspos di luar.Ingatan Wenny kembali ke beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Wenny ditekan oleh Udin di sebuah gua seperti ini juga, bau busuk dari tubuh Udin menindasnya. Ketidakberdayaan dan ketakutan menerjangnya seperti air pasang, Wenny hampir mati.Pada saat itu, Wenny sudah hampir mati.Dia memikirkan kakaknya, 'Kenapa Kakak nggak datang?'Wenny tiba-tiba merasakan beban di tubuhnya, Udin sudah menekannya. Wenny memejamkan matanya, dengan sedih menemukan bahwa bertahun-tahun kemudian, ketika menghadapi situasi yang sama, dia masih memikirkan Hendro.Beberapa tahun ini, Wenny tampak telah tumbuh dewasa, tetapi juga tampak belum dewasa. Dia masih menantikan kedatangan Hendro.Namun, Wenny juga tahu dengan jelas kalau Hendro tidak akan datang.Wenny mengulurkan tangan, menyentuh pinggangnya...Namun, sedetik kemudian, ada tendangan dari samping, Wenny merasakan tubuhnya menjadi ringan. Ud
더 보기
이전
1
...
7891011
...
22
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status