Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian의 모든 챕터: 챕터 91 - 챕터 100

213 챕터

Bab 91

Wenny digendong ke dalam mobil mewah Rolls-Royce Phantom dan ditempatkan di kursi penumpang, Hendro kembali ke kursi pengemudi.Tangan besarnya memegang sterling, kemudian Hendro menginjak pedal gas, mobil mewah itu melaju di jalan dengan stabil.Tubuh Wenny yang ramping terbungkus dalam mantelnya, dikelilingi oleh aroma dan suhu tubuhnya yang menyegarkan. Hidung Wenny memerah, perasaan aneh menyebar di hatinya. Wenny benaran tidak menyangka Hendro akan datang.Hendro tidak datang pada saat itu.Akan tetapi, dia datang sekarang.Wenny menoleh dan menatap wajah tampak sampingnya yang tampan, "Pak Hendro, terima kasih."Hendro memegang sterling di tangannya, sambil bertanya, "Kenapa nggak beri tahu aku?"Wenny, "Aku...""Sudah berkali-kali aku bertanya padamu, kenapa kamu nggak bilang? Kalau aku datang agak telat, kamu tahu apa akibatnya?" tanya Hendro dengan nada dingin.Wenny merasakan kemarahannya, matanya mulai berkaca-kaca, "Kenapa kamu begitu jahat padaku!"Hendro merasa tak berday
더 보기

Bab 92

Hendro mengangguk dan membawa Wenny ke kamar.Wenny agak bingung, "Barang apa yang dikenakan biaya?"Hendro melirik Wenny, ada tanda tanya besar di matanya yang polos, sepertinya dia sangat penasaran.Hendro mengalihkan pandangan tanpa menjawabnya.Kedua orang itu memasuki kamar 503. Kamar itu bersih, tetapi hanya ada satu ranjang.Wenny menundukkan kepalanya, 'Hanya satu ranjang, gimana aku tidur dengannya malam ini?'"Wenny."Hendro memanggil namanya dari belakang.Ini kedua kalinya Hendro memanggilnya.Wenny menoleh, "Ada apa?"Dia tiba-tiba teringat, "Pertanyaan apa yang mau kamu tanyakan padaku di mobil tadi?""Kamu... "Hendro ingin bertanya padanya, tapi pada saat ini, notifikasi whatsapp-nya berbunyi.Hendro mengklik dan melihat, Hana mengiriminya sebuah foto.Ini foto Hana di masa kecil.Hendro mengklik foto tersebut, Hana tampak agak mirip dengan Wenny saat kecil.Hendro tertegun sejenak, Hana mengiriminya pesan, [Hari ini aku menemukan foto-foto ini dari album fotoku. Apa ka
더 보기

Bab 93

Hendro sudah keluar sejak tadi, dia mendengar suara pesan Fany.Wenny tercengang.Pikirannya menjadi kosong, dia langsung berdiri dan berkata, "Pak Hendro, tolong dengarkan penjelasanku... "Wenny terlalu panik hingga ponselnya jatuh ke ranjang.Suara Fany segera terdengar, “Sosok tubuh Pak Hendro begitu bagus, pasti punya otot perut. Lagi pula, jari tangannya panjang, kudengar kalau pria dengan jari tangan panjang sangat hebat di atas ranjang. Wenny, gaskan! Tiduri Pak Hendro malam ini!”Wenny yang baru saja ingin menjelaskan langsung kehabisan kata-kata.'Aku ingin sekali membenturkan kepala ke dinding!''Tolong!' Awalnya, dia dan Fany sedang mengobrol dengan serius, tetapi siapa sangka pembicaraan Fany malah semakin tidak masuk akal dan tidak senonoh.Suasananya menjadi canggung sekali.Wenny menatap pria di pintu kamar mandi sambil tersenyum, "Kamu sudah dengar ‘kan, kata-kata ini diucapkan oleh Fany, bukan aku."Di saat seperti ini, sebaiknya mengkhianati sahabat.Hendro baru saja
더 보기

Bab 94

Namun, suara di kamar sebelah terus berlanjut dan semakin keras, 'Gimana bisa tidur?'Hendro mengangkat tangannya, sendi-sendinya yang kuat mengetuk dinding dua kali.Kebisingan dari sebelah langsung mereda.Hendro memejamkan matanya.Namun, dia tidak ngantuk sama sekali, tubuhnya mulai gelisah di lingkungan seperti itu. Wenny sedang tidur di sampingnya, tubuhnya lembut dan harum. Pikirannya kembali ke malam itu saat mereka berada di kamar tidur utama Vila Cempaka, ketika Hendro menekannya ke dinding dan menahan tangannya dengan paksa...Pada saat ini, suara dari sebelah terdengar lagi.Hendro membuka matanya dengan kesal, lalu duduk, menyingkap selimut dan turun dari ranjang.Namun, ada tangan kecil yang meraih lengan bajunya.Hendro menoleh, Wenny menjulurkan kepalanya dari balik selimut. Dia bersembunyi di dalam, wajahnya yang tanpa riasan mulai memerah, matanya jernih dan begitu polos hingga membuat orang ingin menggigitnya.Wenny menariknya dan bertanya dengan cemas, "Ke mana kamu
더 보기

Bab 95

Wenny terus memanggilnya.Suara yang merdu itu telah menarik perhatian pemuda di sebelah dan membuatnya menoleh lagi.Wenny selalu menarik perhatian orang.Hendro hanya bisa kembali dengan wajah muram.Wenny sudah naik ke ranjang. Hendro menatapnya dengan kesal, "Ngapain panggil terus?"Wenny merasa tak berdaya, 'Aku sudah berbaik hati!'"Aku mandi air dingin dulu," ucap Hendro dan masuk ke kamar mandi.Beberapa menit kemudian, dia keluar dan menaiki ranjang.Wenny dan Hendro berbaring di ranjang tanpa berkata apa-apa. Terdengar suara dari kamar sebelah, tawa menggoda antara pria dan wanita, suaranya sangat pelan, tetapi mereka berdua bisa mendengarnya dengan jelas.Lagi-lagi Hendro ingin mandi air dingin, dia hendak mengangkat selimutnya.Namun, saat ini, Wenny bergerak. Awalnya, Wenny tidur dekat tepi ranjang dan jauh darinya, tetapi sekarang dia tiba-tiba bergerak, tubuhnya yang ramping bersandar langsung di sisinya.Wanginya lembut dan langsung tercium.Hendro tertegun sejenak. Mer
더 보기

Bab 96

Wenny menciumnya.Mata Hendro memerah, dia segera mendorongnya, "Wenny!"Wenny mengangkat kepala dan menatapnya, sedikit kelembutan dan pesona terpancar di matanya yang polos, “Kamu nggak jawab panggilan telepon Hana?"Hendro menundukkan kepalanya dan menutup bibirnya dengan keras.Suara getaran terus berlanjut, Hana masih menelepon. Wenny merasakan kalau perasaan berselingkuh itu kembali muncul. Dia dan Hendro jelas merupakan pasangan yang sah, tetapi mereka berdua tampaknya berselingkuh di belakang Hana.Hendro menciumnya dengan ganas, seakan-akan ingin menghukumnya, menggigit bibirnya yang lembut, lalu menyerbunya dan merampas semua napasnya.Dasar wanita genit yang suka sekali menggodanya!Apa yang dikatakan Udin memang benar, Wenny memang suka menggoda pria. Bahkan di usianya yang masih muda juga bisa menjadi incaran bajingan itu.Tepat pada saat ini, tangan Wenny jatuh di tubuhnya dan masuk ke kerah bajunya.Hendro menarik napas dan segera melepaskannya, "Wenny, apa kamu serius?"
더 보기

Bab 97

Mata Wenny berbinar di bawah selimut, dia tiba-tiba tertawa.Hendro bertanya dengan suara serak, "Apa yang kamu tertawakan?"Wenny menatapnya, "Apa yang harus kujawab, lelah atau nggak?"Ambiguitas yang sempurna sungguh menggetarkan hati.Hendro ikut tertawa dan mencium bibirnya lagi....Keesokan harinya, di rumah Hana.Landy berbaring dengan puas di pelukan Andy di dalam kamar tidur. Dia merangkul leher Andy dan berkata dengan marah, "Tadi kamu menyakitiku."Andy mencubit dagunya dan berkata sambil tersenyum licik, "Akhirnya kamu terpuaskan, bukan?""Dasar..."Hana menelepon Andy, Andy pun segera pulang dan memuaskan Landy yang sudah lama kesepian.Andy memeluk Landy dan bertanya, "Apa benar Udin sudah bawa Wenny pergi?""Benar, Wenny, si batu sandungan yang menghalangi jalanku akhirnya hilang, Hana bakal segera jadi Nyonya Jamil. Sayang, kamu bakal jadi ayah mertua orang terkaya di Kota Livia."Andy amat gembira dan tertawa terbahak-bahak, "Landy sayangku, kamu hebat banget kali ini
더 보기

Bab 98

"Bu Landy, tolong aku! Pak Hendro mengurungku, aku melarikan diri diam-diam. Kalau tertangkap Pak Hendro lagi, aku bakal tamat!" Udin takut pada Hendro, jadi dia meminta Landy untuk menyelamatkannya.Landy tentu harus menyelamatkan Udin, dia adalah senjata terbaik di tangannya, Landy tidak akan membiarkannya menjadi tidak berguna."Bu, sekarang kita harus gimana?" tanya Hana.Andy tampak kesal, Landy akhirnya melakukan sesuatu yang memuaskannya, tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi. "Landy, lihat ini, kita harus gimana?"Landy menatap Andy dan berkata, "Sayang, jangan marah. Masalah ini belum berakhir."Mata Hana berbinar, "Bu, apa Ibu punya ide bagus?""Hana, hubungi Pak Alex sekarang. Bukankah Pak Alex paling menyukaimu dan mendengarmu? Sekarang saatnya untuk manfaatkan dia."Alex menyukai Hana dan benar-benar menganggapnya sebagai kakak ipar.Hana mengangguk, "Oke, aku telepon Alex sekarang."...Setengah jam kemudian, Alex tiba di rumah Hana. "Kak Hana, kenapa kamu panggil aku
더 보기

Bab 99

Alis Hendro berkerut, dia mengalihkan pandangannya dari dokumen ke arah Sutinah, "Ke mana dia pergi?""Udin kabur ke Keluarga Cladia. Selain itu, Pak Alex mengundang 36 media di Kota Livia untuk adakan konferensi pers. Pada konferensi pers, mereka bakal tuduh Nyonya Muda melakukan kekerasan dan menelantarkan ayah angkatnya."Hendro mengatupkan bibirnya, 'Apa yang mau Alex lakukan lagi?'"Kalian nggak becus banget sih? Gimana Udin yang sudah cacat bisa kabur?"Sutinah berkeringat dingin saat melihat CEO-nya kehilangan kesabaran. "Pak, ini...""Aku yang minta Sutinah melakukannya," ucap Wenny.Hendro menatap Wenny, "Kamu?"Wenny mengangguk, "Aku sengaja minta Sutinah bebaskan Udin."Tatapan mata Hendro menjadi suram. "Kenapa kamu lakukan ini? Mereka berencana adakan konferensi pers, bajingan itu mau menjeratmu selamanya. Aku akan kirim orang untuk bawa Udin kembali dari Keluarga Cladia, konferensi pers juga akan dibatalkan. Semuanya akan berjalan seperti tidak terjadi apa-apa, tidak seor
더 보기

Bab 100

"Nggak!" Wenny langsung menyangkal, "Aku nggak bersama Pak Hendro tadi malam!"Mendengar penyangkalannya, Hendro mencibir dalam hati. ‘Dia takut banget Steve tahu kalau kita bersama tadi malam, dia memang pintar membohongi pria.’'Dasar pembohong!'Steve memandang Hendro, "Hendro, kenapa kamu nggak bicara?"Wajah tampan Hendro tidak menunjukkan emosi. "Bukankah dia sudah bilang?"‘Semua terserah padanya.'Wenny agak malu, "Pak Hendro, Pak Steve, kalian lanjut ngobrol, aku pergi dulu."Wenny pergi.Steve mendatangi Hendro dan berkata dengan kesal, "Hendro, lain kali kamu harus lebih bijaksana."Hendro melirik Steve dengan bingung."Lain kali ketika aku bersama Wenny, kamu harus cari alasan untuk pergi, agar kami ada kesempatan berduaan, mengerti?"Hendro merasa tak berdaya.'Ini kantorku, kenapa malah aku yang harus pergi?'Hendro berkata dengan nada buruk, "Kalau gitu, kalian bisa pergi saja.""Hendro, apa sikapmu ini? Aku ini sahabatmu, sahabatmu sedang kejar cewek, bukankah harusnya
더 보기
이전
1
...
89101112
...
22
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status