All Chapters of Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian: Chapter 71 - Chapter 80

213 Chapters

Bab 71

Alex menarik napas, wajahnya menjadi pucat. Apa yang dibicarakan si gadis desa yang begitu tidak tahu malu ingin menikahi Kak Hendro?'Wenny mau menghajarku?''Apakah dunia ini fantasi?''Di seluruh Kota Livia, hanya Kak Hendro yang berani menghajarku!'Wenny menarik Fany, "Fany, ayo pergi."Keduanya berjalan keluar, Hendro tiba-tiba meraih tangan Wenny.Jari-jarinya yang ramping menggenggam tangan Wenny, sentuhan kulit mereka seolah-olah menghasilkan arus listrik yang menawan, kenangan mereka kembali ke malam di Vila Cempaka, saat Hendro mendorongnya ke dinding...Wenny segera menarik tangannya kembali.Hendro memandangi wajahnya yang mungil dan cantik, tenggorokannya bergerak acuh tak acuh, "Wenny, hal semacam ini nggak akan terjadi lagi."Wenny menatapnya sambil berkata, "Pak Hendro, tolong beri tahu Nenek secepatnya, aku bisa pergi ke Biro Catatan Sipil untuk bercerai denganmu kapan saja, sudah lama aku ingin mengembalikan posisi Nyonya Jamil pada Hana."Selesai berkata, Wenny memb
Read more

Bab 72

Alex gagal mengalahkan Wenny, jadi dia meminta bantuan Hendro.Hendro mengangkat alisnya, "Dia sudah offline."Foto profil Wenny berubah menjadi hitam dan dia sudah offline.Alex merasa sayang sekali, "Kak Hendro, kamu harus main dengannya lain kali."'Oke, bisa saja.'Hendro menatap Alex dan berkata, "Ayo pergi."Alex tiba-tiba teringat sesuatu, "Kak Hendro, apa kamu berhasil menambahkan adik kelasmu itu?"Hendro, "Kenapa begitu peduli padanya?""Tentu saja, dia dewiku!""Aku satu grup dengannya."Mata Alex berbinar, "Benarkah? Kak Hendro, cepat masukkan aku, aku ingin berteman sama dewiku!"Dikarenakan Alex terus menjerat, Hendro mengeluarkan ponsel dan memasukkan Alex ke dalam grup.Alex menemukan W di grup itu.'Dewiku!''Harusnya aku tidak main sama Wenny, dasar gadis desa, sungguh menyebalkan.'Sekarang, Alex tampak ceria, dia sangat mengagumi dewinya.Alex segera menambahkan W sebagai teman."Kak Hendro, apa yang harus kukatakan kalau dewiku menambahkanku nanti, aku gugup banget
Read more

Bab 73

Wenny kembali ke rumah tua Keluarga Jamil. Begitu memasuki ruang tamu, dia melihat Udin, seseorang yang tidak akan pernah dia lupakan.Saat itu, Landy membawa Wenny ke rumah Udin di pedesaan, Udin bisa dibilang sebagai ayah angkatnya.Sekarang Bu Lisa dan Udin sedang duduk di sofa ruang tamu, Bu Lisa menyambut Udin dengan ramah. "Wenny dibesarkan di pedesaan, kamu telah mendidiknya dengan sangat baik hingga menjadi menantu Keluarga Jamil."Mata kiri Udin buta, sekarang dia hanya memiliki satu mata. Sosok tubuhnya sangat kekar, dulunya dia kecanduan alkohol dan suka memukuli istrinya.Udin yang sedang duduk di sofa mahal, memandangi sekeliling rumah tua Keluarga Jamil, dekorasi mewah dan lukisan antik di mana-mana membuatnya semangat dan rakus.Namun, di hadapan Bu Lisa, Udin berpura-pura sederhana dan jujur, "Bu Lisa terlalu sungkan, apakah Wenny menimbulkan masalah bagi Keluarga Jamil?"Bu Lisa sangat menyayangi Wenny, "Nggak kok, Wenny sangat baik."Udin teringat sesuatu dan menunjuk
Read more

Bab 74

Udin tersenyum polos dan berkata, "Halo, Pak Hendro. Aku nggak nyangka hidup Wenny saat ini begitu baik, aku merasa lega ketika melihat kalian begitu bahagia. Aku pamit dulu dan nggak ganggu kalian."Bu Lisa segera membujuknya untuk tinggal, "Tinggallah untuk makan malam, aku sudah meminta para pelayan untuk siapkan makan malam. Kita adakan makan malam reuni keluarga malam ini."Hendro memandang Udin dan berkata, "Ayo makan malam bersama."Hendro dan Bu Lisa meminta Udin untuk tinggal.Udin tersenyum, "Kalau begitu, aku akan menuruti..."Wenny tiba-tiba memotong pembicaraannya, "Dia tidak akan tinggal untuk makan malam."Udin tercengang dan menatap Wenny.Wenny juga menatapnya, "Kamu baru saja keluar dari penjara, jangan datang ke Keluarga Jamil lagi."Begitu kata-kata ini diucapkan, suasana tiba-tiba menjadi suram.Bu Lisa tertegun, dia menatap Udin dengan kaget, "Besan, apa kamu pernah masuk penjara?"Wenny memasang ekspresi kosong di wajahnya, "Ya, dia dipenjara selama sepuluh tahun
Read more

Bab 75

Hendro terlalu murah hati, Udin berpikir sejenak dan berkata, "Pak Hendro, berikan sesuai keinginanmu saja."Hendro, "Dua miliar, cukup?"'Dua miliar?'Mata Udin berbinar, dia tidak menyangka Hendro akan memberikan dua miliar dengan mudah."Cukup."Hendro mengeluarkan cek dan menyerahkannya pada Udin.Udin menghitung angka nol di belakang dan jumlahnya benaran dua miliar. "Terima kasih, Pak Hendro, aku pergi dulu."Udin dengan senang hati pergi membawa cek senilai dua miliar....Hendro kembali ke kamar tidur, di mana Wenny sedang menunggunya.Wenny menatapnya dan bertanya, "Apa yang baru saja Udin katakan padamu?"Hendro membuka kancing kemeja hitamnya, memperlihatkan tulang selangka yang ramping. Dia tersenyum sambil berkata, "Menurutmu, apa yang akan dia katakan padaku?"Wenny mengerutkan kening, "Aku bertanya dengan serius, bukan bercanda."Hendro melepas jam tangan di pergelangan tangannya dan meletakkannya di lemari. Melihat ekspresinya yang tegang dan serius, Hendro mengangkat a
Read more

Bab 76

Udin ingin bersenang-senang setelah menghabiskan sepuluh tahun di penjara.Muncikari klub malam itu langsung tersenyum ketika melihat cek senilai dua miliar, "Nak, saatnya melayani tamu."Sekelompok gadis berpakaian cantik masuk dan berdiri berjajar di depan Udin.Muncikari itu tersenyum dan berkata, "Kak Udin, gadis mana yang kamu suka?"Udin melihat sekilas dan berkata, "Gadis-gadis ini terlalu tua, aku suka yang lebih muda, carikan yang muda."Muncikari itu berkata, "Kak Udin, gadis-gadis ini baru berusia 20 tahun, mereka masih sangat muda."Udin teringat sesuatu dan menjilat bibirnya dengan tidak senonoh, "Aku suka yang lebih kecil."Muncikari itu menatap Udin dan berpikir, 'Jangan-jangan orang ini seorang pedofil? Dia pasti orang mesum.'Tiba-tiba pintu ruang VIP itu ditendang, Udin mendongak dan melihat Wenny datang.Muncikari terkejut. "Gadis cantik dari mana ini? Siapa yang kamu cari?"Wenny mengabaikan muncikari itu, dia menatap Udin dengan dingin, lalu mengulurkan tangannya d
Read more

Bab 77

Wenny yang masih kecil mengambil alih pekerjaan wanita malang itu, dia mencuci dan memasak setiap hari, serta menanggung pukulan Udin.Udin akan menjambak rambutnya, menendangnya dan terkadang memukulinya dengan ikat pinggang.Masa-masa itu sungguh sulit.Perlahan Wenny tumbuh besar, Wenny yang cantik menjadi semakin mencolok di pedesaan, hal-hal yang lebih mengerikan mulai terjadi.Tatapan Udin mulai bernafsu saat menatapnya, dia akan memaksa Wenny duduk di pangkuannya dan mencium wajahnya dengan mulutnya yang berbau alkohol.Saat mandi di malam hari, Wenny mengunci pintu dengan hati-hati, tetapi ketika dia menoleh, sepasang mata selalu menatapnya melalui celah pintu dengan senyuman cabul.Itu adalah mimpi buruk yang menghantui masa kecilnya.Pernah sekali Udin membawa dua temannya pulang untuk minum, mereka tersenyum bertanya, "Kak Udin, kenapa kamu tidak mencari istri baru?"Udin terkekeh-kekeh, "Bukankah istri baruku ada di rumah? Aku hanya perlu membesarkannya sampai dia dewasa."
Read more

Bab 78

Wenny sedang memulihkan dirinya sendiri.Angin malam ini terasa segar dan menyenangkan, orang-orang yang berjalan di jalan semuanya tersenyum. Wenny merasa sedikit kedinginan, jadi dia mengangkat tangannya dan memeluk dirinya sendiri....Wenny kembali ke rumah tua, dia ingin bertemu nenek.Ketika tiba di pintu kamar Bu Lisa, Wenny melihat Bu Lisa sedang berbicara dengan Hendro.Bu Lisa berkata dengan penuh kasih sayang, "Hendro, Ayah angkat Wenny datang hari ini, tapi suasana hati Wenny kayaknya kurang baik, kamu harus lebih perhatian padanya."Bu Lisa menghela napas dan berkata, "Wenny dibawa ke pedesaan saat kecil, Ayahnya meninggal dini, Ibunya juga kurang baik padanya. Aku bisa merasakan kalau Wenny selalu kesepian dan ingin dicintai.""Meskipun Ayah angkat Wenny dipenjara selama sepuluh tahun, dia mampu mendidik Wenny dengan baik dan menjadikannya menantu Keluarga Jamil, kita harus berterima kasih padanya. Lihat saja apa yang dia butuhkan, rumah, pekerjaan, uang, kamu harus atur
Read more

Bab 79

Begitu kata-kata ini diucapkan, Hendro sangat bersyukur tidak ada orang lain yang mendengarnya.'Emang aku nggak punya harga diri?''Aku sama sekali nggak pernah melakukan hal seperti itu!'Untungnya, Wenny terhibur dengan kata-katanya, dia menempel di pelukan Hendro, memeluk erat pinggangnya yang kuat dan ramping, lalu tertidur.Hendro merasa Wenny terlalu bergantung, dia menundukkan mata untuk menatapnya. Wenny sudah berhenti menangis, tetapi air matanya telah membasahi bulu matanya yang lebat, ini tampak menyedihkan.Hendro mengerutkan bibirnya, "Aku bukan Ibumu, aku Ayahmu! Wenny, coba panggil ayah."Wenny yang sedang tertidur tidak bisa memberikan respons apa pun.Hendro memeluk bahunya dan tertidur....Keesokan harinya, Wenny membuka matanya.Cahaya pagi di luar cerah dan sinar matahari yang hangat telah memenuhi ruangan. Sekarang sudah pagi keesokan harinya.Wenny ingin bangun, tetapi ketika bergerak, dia menemukan ada yang aneh. Sebuah lengan kekar memeluk bahunya yang lembut
Read more

Bab 80

Hendro memanggil namanya.Pop.Wenny mencabut rambutnya sekuat tenaga dan akhirnya melepaskannya.Wenny duduk, "Ada apa?"Hendro menatapnya, "Kamu sengaja?"Wenny kemudian menyadari ada yang tidak beres, saat membuka kancing bajunya, Wenny sudah duduk di atas tubuhnya.Postur saat ini adalah Wenny duduk di atas tubuh Hendro.Pikiran Wenny menjadi kosong, dia tanpa sadar mengencangkan kakinya.Pinggang Hendro yang kuat dan kencang berada tepat di bawahnya, kedua kakinya yang putih ramping terbentang dan tergantung di pinggangnya, bersinar terang dan agak menyilaukan.Begitu Wenny mengencangkan kakinya, mata Hendro langsung memerah, otot-otot di balik piyama sutranya menegang. Hendro mengulurkan tangan, memegang kedua sisi pinggangnya yang lembut dan berkata dengan serak, "Lepaskan."Wajah Wenny tersipu, rambutnya berserakan, tatapannya tampak panik, Wenny tidak mengerti, "Lepaskan apa?"Hendro menggerakkan jakunnya dan berkata, "Kakimu menjepit terlalu kencang."Wenny tak bisa berkata-k
Read more
PREV
1
...
678910
...
22
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status