Semua Bab Terjebak Asmara Tuan Argen : Bab 11 - Bab 20

56 Bab

BAB 11

Yang terjadi selama makan malam keluarga seperti apa yang tersusun dalam rencana Argen. Laki-laki itu menikmati keterkejutan semua orang. Sambil memperhatikan setiap perubahan mata orang yang melihatnya. Dia makan hidangan yang ada di piring di depannya.Kenapa melihatku begitu, kalau mau protes, pergi dan temui kakek sana. Ia, kalau kalian punya keberanian.Kakek yang mengumumkan pernikahan Argen secara langsung. Wajah -wajah tidak percaya itu menatap Argen penuh selidik. Mencoba mengulik rencana apa yang disimpan Argen. Tidak ada informasi apa pun yang mereka dengar sebelumnya. Baik dari informan, atau pun para pelayan sekali pun. Sekarang, tiba-tiba kakek mengumumkan pernikahan. Sudah seperti menangkap bom waktu di tangan mereka.Suara bising terdengar di pojokan menebak suasana hati kakek. Mereka baru terdiam saat kekek membuat dentingan keras dengan sendoknya."Semuanya harus hadir saat pernikahan Argen." Ini perintah tanpa terkecuali."Baik." Semua menjawab."Bantu Argen untuk m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 12

"Jangan kembali sebelum 30 menit, kau tidak mendengar." Semakin ketus nada suara Argen memenuhi udara di dalam mobil."Baik. Maafkan saya." Pintu tertutup pelan. Laki-laki itu berjalan cepat menuju restoran 24 jam. Argen masih melihatnya sampai dia menghilang di balik pintu. Cahaya terang restoran membuat Argen bisa melihat apa yang dilakukan pengawalnya. Dia membuang muka memilih melihat ke arah lain. Tidak perduli apa yang dilakukan pengawalnya.Cih, ini bukan karena aku menyukaimu, apalagi karena aku merasa bersalah. Aku hanya muak pada kakek yang sudah memukulmu dan membiarkanmu kelaparan bahkan sampai tengah malam begini.Ketukan di kaca mobil membuat Argen terlonjak."Sudah kubilang jangan kembali sebelum 30 menit!" Argen berteriak marah sambil menurunkan kaca mobil. "Memang kau sudah selesai makan?"Sialan kenapa aku malah bertanya lagi. Aku kan tidak perduli kau sudah makan atau belum.Pengawal Argen menundukkan kepala. Sekilas dia mengulum senyum. Lalu menyodorkan gelas denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 13

Setelah terjaga dari mimpi sesaat, Argen jadi nostalgia dengan kenangan masa SMU. Sepanjang dia melangkah menaiki lift untuk sampai ke apartemennya. Ingatan itu semakin bermunculan.Lampu di rumahnya sudah menyala. Pengawalnya menundukkan kepala untuk berpamitan."Selamat istirahat Tuan Muda, sampai jumpa besok.""Tunggu!"Langkah kaki pengawal itu terhenti. Dia berbalik, memperhatikan apa yang dilakukan tuannya. Argen membuka lemari mencari-cari sesuatu. Meraih sebuah kotak putih. Berjalan menuju pengawalnya, menyodorkan kotak dengan acuh ke pelukan pengawalnya dengan mendorongnya sambil membuang muka."Obati lukamu."Ini bukan karena aku merasa bersalah denganmu ya. Hatinya sedang menyangkal.Wajah pengawal itu terlihat terkejut, namun segera tersenyum."Terimakasih Tuan Muda.""Pergi setelah kau selesai."Tidak perlu berpamitan dan menunjukkan wajah penuh terimakasih, aku tidak berduli padamu. Argen meninggalkan pengawalnya masuk ke dalam kamar.Sudah hampir jam tiga pagi, dia mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 14

Ale dan Argen baru saja dekat sebagai teman, apa adikku melewati batas. Pikiran Ale sudah dihantui prasangka. Ale berjanji akan menasehati Ana nanti dengan benar setelah Argen pulang."Aku dan dia lebih tampan siapa?" Sekarang telunjuk Argen menuding dirinya dan Ale bergantian.Gubrak, Ale hampir jatuh karena kaget mendengar pertanyaan Argen. Dia pikir anak itu akan marah atau tersinggung. Lha ini, sangat berbeda dengan imej yang selalu Argen tunjukan di dalam kelas."Kak Argen dan Kak Ale?." Ana melihat kakaknya dengan rasa penyesalan. "Tentu Kak Argen yang jauh lebih tampan, karena ketampanan Kak Argen makanya aku jatuh cinta pada pandangan pertama kan." Ana bicara sudah sambil lari mendekati pintu. "Karena itu aku melamar Kak Argen kan."Perasaan Ale sedang campur aduk sekarang. Antara sakit hati dan juga lucu."Wahhhh penghianatan ini namanya." Tangan Ale menyayat dadanya sendiri. "Hatiku rasanya sakit sekali. Aleana kau telah mengkhianati kakakmu. Katanya cuma aku Kak Ale yang a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 15

Aroma roti yang manis dan wanginya butter memenuhi udara di dalam dapur, menerobos di sela ventilasi, menandai sudah hampir sebagian besar roti telah selesai di panggang. Di dalam etalase kaca aneka roti dengan isian sudah berjajar menggoda. Cream keju yang gurih, manisnya coklat yang legit, isian kacang merah yang selalu menjadi primadona. Ada roti dengan cream stroberi yang manis dan segar, enak sekali dimakan untuk sarapan atau camilan di siang hari.Biasanya di jam pagi seperti ini para pembeli sudah mengantri sampai di pintu toko. Itu dulu, mungkin semenjak toko roti besar di sebrang jalan itu buka. Pemandangan itu seperti hanya tinggal kenangan saja.Para pelanggan setia bisa dihitung dengan jari sekarang. Walaupun begitu, karena janji pada orangtuanya, Ale akan berjuang mempertahan toko roti. Dua karyawan wanitanya tetap mencoba bersemangat melakukan pekerjaannya. Demi bos mereka.Kalau bukan karena Kak Ale, bos yang baik hati, aku pasti sudah berkhianat pergi dari toko yang se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 16

"Panggil saja saya dengan nyaman Tuan, Anda bisa memanggil saya Miria." Ini pertama kalinya Miria bertemu dengan satu-satunya teman Tuan Argen. Ada yang sedikit menyayat hati nuraninya saat melihat laki-laki di depannya. Sangat berbeda dari apa yang dia bayangkan.Aku pikir, karena dia diakui sebagai teman oleh Tuan Argen, dia akan sedikit mirip dengan Tuan. Tapi ini. Suaranya lembut, tatapannya hangat. Dia pun terlihat menggemaskan ketika bicara takut-takut dengan suara bergetar.Plak! Ada yang menampar kesadaran Miria untuk tetap fokus."Ah, baik, Nona Miria. Anda juga bisa memanggil saya Ale.""Anda kan teman Tuan Argen saya akan tetap memanggil Anda dengan sopan." Menundukkan kepala. "Anda bisa memanggil saya dengan nyaman Tuan.""Saya merasa nyaman kok Nona Miria." Ale tertawa canggung.Sementara itu dua gadis yang sedang melihat dari tirai, sedang sikut-sikutan. Ana merasa lega, karena mereka adalah utusan Kak Argen."Ana, kenapa Kak Ale masih kelihatan tegang begitu, katanya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 17

"Apa Anda juga akan bersikap baik, kalau." Gumam-gumam tidak jelas."Kau bilang apa?" Argen mendongak dari pekerjaannya saat mendengar gumaman pengawalnya."Saya ikut senang, karena Anda memiliki teman baik disamping Anda."Cih, kau pikir aku bodoh, bukan itu kan gumamanmu tadi."Apa kelemahanmu yang dipegang kakek?" Masih diam hanya menjawab lewat tatapan matanya. "Apa ada yang kakek janjikan padamu, katakan, aku akan menggantikannya mengabulkannya untukmu, tapi, jangan jadi anjing kakekku lagi." Argen bertanya langsung, tanpa basa basi."Maaf Tuan Muda, hanya Tuan besar yang bisa memberikan apa yang saya inginkan."Cih, membuatku kesal saja."Keluar, kau membuatku muak.""Baik."Pengawal itu menundukkan kepala. Terlihat gurat sedih ketika dia meraih handle pintu. Mendonggakkan kepala dibelakang pintu yang tertutup.Ibu, tolong tunggu sebentar lagi. Gumaman lirihnya yang hanya terdengar olehnya.***Disebuah bandara internasional. Seorang gadis sedang duduk, moodnya terlihat buruk. R
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 18

Ale langsung duduk tegak dan tertawa mencairkan suasana yang tiba-tiba hening. Apalagi semua mata tertuju padanya. Apa dia tadi terlihat terhanyut karena teringat pada ibu dan ayah."Kak, Nona Miria, baik ya." Ana menyenggol lengan Ale sambil tersenyum menggoda. Yang di goda jadi salah tingkah sendiri."Tentang renovasi toko, kita bisa menerapkan sebuah konsep. Contohnya kita bisa memakai bunga Daisy sebagai tema karena sesuai dengan nama toko ini. Dia akan membuat konsep awalnya." Menunjuk salah satu staf. "Nanti Tuan dan Nona Ana bisa memberikan masukan juga."Ah, bunga Daisy, Ana pernah juga mendengar tentang bunga berwarna putih itu.Miria melanjutkan lebih detai tentang strategi marketing pemasaran produk. Memakai media sosial dengan mengundang influencer yang sudah memiliki banyak pengikut di media sosial. Memakai Tuan Argen secara terang-terangan. Akun sosial media Tuan Argen juga sangat ramai, semua produk yang dia pakai dalam foto hampir semua sold out dalam hitungan hari. Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 19

Ale tertawa menyentuh tengkuknya. Wajahnya memerah. Saat Sekretaris Miria memalingkan wajah karena menahan tawa sambil memasukan roti dalam kotak membuat wajah Ale semakin merah. "Kenapa kau berteriak tadi bikin kaget saja." Apalagi Ale mendengarnya saat dia disamping toko."Maaf Kak, aku kaget melihat itu." Menunjuk buku -buku desain. Gambar pakaian pengantin tercetak besar. Terlihat indah dari pandangan di mana Ale berdiri. "Apa kalian membuat baju itu dari emas, kenapa mahal sekali." Ana menggeser buku besar yang baru saja dia lemparkan. Menjauhinya. Ale mendekat. "Kak." Ana menarik tangan Ale membisikkan sesuatu. "Harga baju pernikahannya lebih mahal dari harga tanah dan bangunan toko kita. Tiga kali lipat."Sekarang giliran tangan Ale yang gemetar menggeser buku.Kalian berdua menggemaskan sekali, apa kalian masih tidak menyadari, seberharga apa kalian bagi Tuan Argen. Miria meletakkan kotak rotinya. Mendekat, meraih buku desain."Pakaian ini memang didesain khusus untuk Anda No
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 20

Suasana kerja disiang ini cukup kondusif. Argen hanya bertemu dengan CEO sebuah perusahaan brand kosmetik yang akan membuka stand ekslusif di Domaz Mall. Dan sekarang waktu bergerak menuju saatnya makan siang. Dia terlihat enggan saat masuk ke dalam lift lebih-lebih saat sudah ada di dalam mobil.Pengawal pribadinya membawa mobil keluar dari kantor pusat Domaz Group. Terlihat Argen melihat pesan masuk ke hpnya, lalu secepat kilat dia membalas pesan itu dengan panggilan telepon."Beraninya kau makan siang dengannya!" Pengawal Argen melihat kaca spion ketika ketukan suara Argen menggetarkan telinga yang mendengar. Terdengar beberapa kali yang ada di telepon meminta maaf. "Aku mau berangkat sekarang." Argen melihat hpnya geram. "Miria, sepertinya kau harus menukar nyawamu dengan makan siangmu hari ini, kau tahu sekesal apa aku sekarang." Setelah memberi ultimatum menakutkan, masih ada sepenggal kalimat yang Argen katakan. "Kalau kau kembali ke kantor dengan tangan kosong, bersiaplah!" Kl
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status