Semua Bab Terjebak Asmara Tuan Argen : Bab 51 - Bab 60

62 Bab

BAB 51

"Sudah sampai, Ale." Miria menyenggol lengan Ale yang berjalan sambil melamun.   "Ah maaf. Aku malah melamun." Kenapa cepat sekali sampai rumahnya!  "Masuklah, aku akan pergi setelah kau masuk."  Ehhm, sepertinya adegan ini ketuker deh... Wkwkwk.  Miria menunjuk rumah gelap gulita. Temaran bulan dan cahaya lampu dari rumah sekitar yang membagi sinarnya, sedikit mengusir kegelapan. "Mau mampir? Mau minum kopi dulu sebelum pergi." Ale bodoh! Kau bahkan tidak punya kopi di rumahmu. "Sudah terlalu malam untuk minum kopi, nanti malah kau tidak bisa tidur."  Jawaban Miria menohok di hati Ale. Tapi dia tidak menyerah. "Kalau begitu, mau makan roti." Ale membuka peluang lagi. Wajahnya bersemu malu. "Kau kan tidak bawa roti." Melihat kedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 52

Benar juga, dulu saja aku tahu ada Angela. Wanita-wanita cantik yang berbeda level denganku yang hanya anak kuliahan ini. "Hemm, sepertinya yang dibilang Amira juga benar Nona." Rene jadi ikut berpindah haluan selangkah melewati garis yang dia buat. Gadis itu teringat bagaiman mantan bosnya Angela, yang melakukan berbagai macam cara untuk mendekati Tuan Argen. "Pasti banyak wanita, mungkin Nona Angela juga belum menyerah. Apalagi Nyonya sangat mendukungnya." Rene sudah melihatnya langsung, rencana yang dipakai Angela dan ibu Tuan Argen. "Anda harus bergerak dari semua arah." Amira terlihat merasa bangga sekali, setelah Rene mendukungnya."Anda bisa juga bertanya pada pengawal Tuan Argen, apa kesukaan Tuan Argen. Itu bisa mempermudah kan. Pokoknya serang dari semua Arah seperti yang Amira katakan tadi." Rene benar-benar keracunan juga, setelah dia teringat dengan Angela."Ah, Tuan pengawal tangannya terluka Kak. Kak Rene kenal dengan Tuan pengawal." Rene terlihat terperanjat. "Saya p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 53

Gagal!Sat, set, dorong dan terjang apanya. Ana mendengus di belakang pintu kamarnya yang masih tertutup rapat. Bibi pasti sudah selesai memasak sekarang. Karena perasaan kecewa dia bahkan tidak keluar dari kamar, padahal biasanya Ana akan sibuk di dapur membantu ini dan itu, ataupun sekedar menjadi tim sorak yang bertanya ini itu tentang apa yang sedang dimasak bibi. Memindahkan piring atau masakan yang sudah selesai dimasak. Semuanya karena kejadian tadi malam.Semalam Ana sudah mencoba memakai baju tidur seksi pilihan Amira. Mau memilih memakai yang warna apa saja memakan waktu hampir satu jam sendiri. Mondar mandir dari kamar dan ruang tamu beberapa kali. Praktek dan latihan bicara beberapa kali di depan kaca. Namun, keberadaan suaminya bahkan tidak tercium sekedar aroma tubuhnya sekalipun. Akhirnya Ana ketiduran di kamar, masih dengan baju tidur seksinya.Mood Ana pagi ini agak murung karena kejadian semalam.Ana keluar kamar juga pada akhirnya setelah waktu bergulir. Dia sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 54

"Tahulah, karena dia tahu aku suka pada Kak Argen makanya Kak Ale menerima tawaran Kakak. Sebenarnya aku sedikit memaksanya si. Hehe." Jawaban Ana membuat hati Argen menjerit.Kakak sialan! Kau tahu segila apa aku beberapa hari ini saat bersama adikmu. membayangkan aku menyentuh Ana dan mengatakan padamu membuatku frustasi. Apalagi kalau sampai membuat Ana marah dan jijik karena aku menginginkannya. Kau benar-benar kakak sialan ya!Hah! Sebenarnya kenapa aku bisa sebodoh ini. Argen menampar dirinya sendiri. Benar juga, setelah dipikirkan ini terasa masuk akal. Kalau dia Ale, tidak mungkin dia akan membiarkan Ana menikah. Karena Argen tahu sesayang apa Ale pada adiknya. Tawaran toko roti tidak akan dia terima kalau dia tidak yakin Ana akan menyukai pernikahan ini.Dasar bodoh! Kenapa aku tidak terpikir sampai ke sana.Sedikit bengong karena mengutuki kebodohannya, Argen mengikuti Ana, setelah gadis itu mengambil tas dan buku-bukunya. Ana sudah selesai memakai sepatu. Argen memakai sepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 55

Ale meneguk minumannya. Kenapa aku sering mendadak gatal tenggorokan begini si, akhir-akhir ini. Apa ada orang yang memakiku di belakangku.Dia berjongkok, memeriksa isi kulkas. Ana bilang mau memasak untuk makan malam nanti, bahan makanan masih ada apa ya. Satu persatu di periksa Ale. Masih lengkap gumamnya sambil duduk di kursi. Dia sedang menunggu roti di panggang. Tangannya meraih hp. Seutas senyum malu-malu muncul.Aku sudah berkencan dengan Miria kan. Ah, malunya aku, kenapa dia yang menyatakan cinta duluan si. Ale, kau memang tidak berguna. "Kau pasti sedang sibuk ya? Aku sedang memanggang roti.""Kau tidur dengan nyenyak?""Selamat bekerja. Aku akan mengirim makan siang ke kantormu. Berikan untuk Argen juga, jadi jangan merasa terbebani.""Selamat bekerja 😘"Aku harus memaklumi dia membalas pesan sedikit lebih lama. Dia juga sudah bilang kan. Hiiii, aku merinding seperti sedang melihat Argen memelototi ku.Ale belum cerita dengan Ana. Lebih-lebih dia belum mau mengatakannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 56

Sedang persiapan maksimal. Ana kembali merapikan rambut. Mencoba beberapa gaya, tapi pada akhirnya rambut lurusnya tetap dia biarkan jatuh tergerai. Sekali lagi memastikan meja makan bersih sempurna. Meletakkan dua lilin dengan aroma bunga di atas meja makan. Sekuntum bunga Daisy dalam vas. Dia sengaja memilih yang kelopaknya kecil-kecil saat di toko bunga tadi."Hallo Kak Miria, Kak Argen hari ini tidak lembur kan?" Memastikan sekali lagi. Dia sudah berdandan dengan maksimal, apa jadinya kalau orang yang ditunggu datang, saat dia sudah tenggelam dalam selimut mimpi. Semua perjuanganku kan jadi sia-sia. Hiks."Benar ya, syukurlah kalau begitu. Terimakasih infonya Kak." Kegirangan mencuat setelah mendengar jawaban Miria. Ana duduk, melepas kegelisahan, lalu memilin kelopak bunga Daisy di tangan kiri. Ehm, berdehem sebentar. Setelah Miria selesai bicara, Ana pun sudah menyiapkan kalimat yang sudah sekian lama ia simpan, untuk siapa pun orangnya, yang akan dipilih Kak Ale. Dan dia ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 57

Ana pelan-pelan membuka pintu. Tidak mau menimbulkan suara. Hening, yang ditangkap matanya hanya ruang kosong. Kak Argen tidak terlihat di manapun. Apa! Jadi dia benar-benar mandi dan tidur!Sekarang Ana membanting pintu dengan keras. Bodo amat mau Kak Argen dengar atau tidak. Kalau laki-laki itu dengar malah lebih baik pikir Ana. Gadis itu menggerutu, menyambar baju tidur asal-asalan. Masuk ke kamar mandi, mencuci muka dan menggosok gigi. Gubrak, rak tempat sabun jatuh. Hah! Memang apa si yang aku harapkan.Setelah wajahnya tersapu air, sepertinya otaknya menjadi lebih jernih sekarang. Lembut aliran udara terpompa. Ana mengambil buket bunga membawanya ke tempat tidur. Mendekapnya dalam pelukan dan jatuh terlentang menatap langit-langit. Pikirannya blank sekarang. Momen berharga yang sudah dia nantikan sepertinya akan terlewat begitu saja.Kak Argen bodoh! Seharusnya kan tidak begini!Ana memukul-mukul bunga dalam pelukannya. Lalu dia belai-belai lagi penuh sayang. Rencananya kan, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

BAB 58

"Kak, seperti apa sebuah hubungan kedepannya kan tidak ada yang tahu akan seperti apa." Ana beringsut mendekat. Menyentuh kedua pipi Argen. "Kalau kita bertengkar dan marah, kalau aku marah dan kecewa pada Kakak, mungkin saja hal seperti itu akan terjadi." Ana mendaratkan kecupan tiba-tiba di bibir Argen. "Yang harus kita lakukan kan mempertahankan cinta kita." Menjatuhkan kepala ke dada Argen, dan memeluk tubuh Argen. "Kalau aku ngambek, kakak peluk aku seperti ini, lalu usap kepalaku, dan bisikan kata. Ana, aku mencintaimu. Karena aku mencintaimu maka aku melakukan itu. Jadi, karena aku mencintaimu bisakah kau berhenti marah dan memaafkan ku." Mendongak, melihat wajah Argen yang terlihat membeku. "Aku janji, walaupun marah, aku akan mendengarkan alasan kakak."Ana mundur dan menyentuh pipi Argen lagi. "Kakak berdebar-debar kan?" Semua hal yang ia lakukan secara spontan tadi seperti di tuntun Tuhan secara langsung. Ana sampai tercengang, karena dia bisa melakukannya dengan sangat n
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

BAB 59

Pelataran kampus. Para mahasiswa yang mengisi jeda waktu kuliah dengan mengobrol, bermain dengan hp masing-masing, atau yang berkutat dengan tugas kuliah yang sudah mendekati deadline. Mereka mengisi waktu dengan cara mereka masing-masing.Seperti ketiga gadis yang sekarang selalu bersama itu.Padahal cuma dua orang, tapi polusi suara yang disebabkan obrolan mereka rasanya memenuhi udara. Pepohonan menggoyangkan dedaunannya. Melambai ke kanan dan ke kiri. Ikut menikmati cerita Ana. Gadis manis itu terlihat tersipu, sesaat kemudian tertawa, jauh lebih sering menutup wajahnya dengan tangan. Menyembunyikan kebahagiaan yang bercampur rasa malu.Amira yang paling ngotot, tidak membiarkan Ana beranjak dari sampingnya sebelum menyelesaikan cerita misi sat set, dorong dan terjang yang diajarkan Amira. Setelah mendengar cerita yang sebenarnya tidak dibeberkan dengan gamblang oleh Ana, gadis itu ikut memerah wajahnya. Apalagi kalau Ana menceritakannya tanpa filter, pasti sudah membuat Amira pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

BAB 60

"Mira, mau kan?""Ah mau donk,"Mereka pun membuat janji untuk datang ke rumah Rene. Lalu berjalan beriringan menuju kelas. Para mahasiswa yang lain pun terlihat berjalan di depan atau belakang mereka. Pergantian kelas membuat koridor ramai. Ada yang masih berkerumun di depan kelas, belum masuk."Senior!" Amira memanggil ketika bertemu di simpang koridor dengan senior Alvin. Wajah laki-laki itu pias ketika melihat Ana. Dia langsung membuang muka. Ana menangkap perubahan sikap itu dan seperti Dejavu.Apa sih, kenapa sikapnya begitu padaku. Seperti teman laki-lakiku di SMU."Amira, maaf ya, aku mau ke kelas dulu." Dia bahkan tidak menyapa Ana dan langsung berlalu. Rene melihat senior Alvin yang berjalan cepat tanpa menoleh menyunggingkan seringai kecil di bibirnya. "Kenapa dia? Kalian bertengkar?" Ana menoleh sekilas lalu memalingkan wajah lagi."Hah! Kenapa aku bertengkar dengan senior Alvin." Mereka mempercepat langkah saat sudah semakin dekat dengan kelas."Lho, bukannya kalian seda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status