Home / Romansa / CEO ITU AYAH ANAKKU / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of CEO ITU AYAH ANAKKU: Chapter 1 - Chapter 10

54 Chapters

Bab : 1 Rahim Penganti

“Kamu harus menikah dengan Pak Reynaldi, Maaf! Nak! Bapak Nggak ada pilihan.” Seketika dunia Lina terasa hancur. Lututnya seakan-akan lemas. Mendengar apa yang dikatakan sang Bapak. Bagaimana tidak, Lina harus menikah dengan orang terkaya di daerahnya untuk melunasi hutang-hutang bapaknya pada seorang rentenir. “Bapak! Bagaimana Bapak bisa berpikir seperti itu. Aku anak Bapak, kan? Bukan barang yang bisa bapak tukar seenaknya.” Dengan suara tinggi Lina berusaha menolak keinginan Bapaknya. “Maaf, Nak! Bapak melakukan ini demi keluarga kita. Bapak nggak mau rumah ini disita, kita jadi nggak punya tempat tinggal, maafin Bapak, Nak! Bapak nggak punya pilihan! Kamu harus kasihan sama Bapak, Ibu dan adik kamu.” “Tapi, Bapak! Kenapa aku yang dikorbankan.” “Sebentar lagi, Pak Reynaldi dan penghulu akan datang. Kalian akan menikah malam ini juga,” ujar Pak Akhbar tanpa mempedulikan omongan anaknya Di ruang tamu Pak Akhbar duduk gelisah bersama istrinya. Karena dia tahu Reynaldi
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab : 2 Cemburu Dan Tipu Muslihat Fanny

Sedih, hati Lina terasa hancur, dia tidak pernah menginginkan malam pertamanya seperti ini. Sambil menahan Isak Lina hanya dapat menatap langit-langit kamarnya sambil menggigit bibir bawahnya. Sementara Reynaldi sudah turun dari ranjang mewahnya, dengan peluh yang masih menetes di pelipisnya. Pria itu hanya diam dan segera mengenakan pakaiannya. “Mulai sekarang, kau tinggal disini! Ini kamar mu! Jangan mengganggu hidupku. Aku akan datang jika aku memerlukanmu. Lakukan saja kewajibanmu,” ucapnya dingin, sangat dingin sampai membuat ngilu hati Lina. Tanpa perasaan pria itu berlalu pergi meninggalkan kamarnya begitu saja. Sementara Fanny yang tau apa yang terjadi di kamar madunya, terduduk di sofa di dalam kamarnya dengan tangan yang mengepal. Sesekali memukuli meja rias tanpa disadari. Fanny tidak bisa tidur. Meskipun semua yang terjadi adalah rencananya. Tapi tetap saja dia cemburu. "Sial! Sial!" gumamnya sambil memijit kepala yang dipenuh dengan bayang-bayang suaminya sedang
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab : 3 Pertemuan Yang Tidak Terduga

Mendengar perkataan suaminya. Fanny berbangga diri dalam diam. Dia tau, hal ini akan terjadi. Oleh karenanya, sebelum Rey pulang, Fanny sudah memecat satpam tersebut dengan memberikan pesangon yang banyak. Sehingga tidak ada bukti kebohongannya. Sementara itu, Lina yang masih berada di luar mulai meneteskan air matanya. "Ya Allah aku harus kemana, tega kamu, Mas!” lirih Lina terdengar pilu. Hujan semakin deras, membasahi tubuh Lina yang terduduk di teras rumah mewah yang bukan lagi tempat tinggalnya. Air mata bercampur air hujan terus mengalir di pipinya. Dia tidak percaya hidupnya cepat sekali berubah. Pria yang menjadi suaminya, yang harusnya dia hormati meskipun tanpa cinta, tega mengusirnya tanpa memberi memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Tak ada tempat yang bisa Lina tuju, Rumah orang tuanya? Tidak mungkin. Mereka sudah menyerahkan dirinya sepenuhnya pada Reynaldi. Dengan langkah lemas, Lina berjalan tanpa tujuan. Perutnya mulai terasa mual, kepalanya pusing dan
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab : 4 Pertemuan

"Anda baik-baik saja, Pak Reynaldi!” Reynaldi tidak menjawab pertanyaan rekan kerjanya. Dia masih saja menatap Lina, seakan sedang berusaha meyakinkan dirinya kalau itu bukan ilusinya saja.Suara alarm pintu lift berbunyi, dengan langkah cepat Lina keluar dari dalam lift, diikuti oleh Reynaldi dibelakangnya.Hentakan sepatu heals Lina terdengar menggema di sepanjang koridor, ia memasuki kantor dengan penuh percaya diri, mengabaikan langkah kaki di belakangnya yang terdengar mengikuti. Meskipun sebenarnya jantung Lina berdegup dengan kencang. Ini adalah awal baru baginya, suatu kesempatan yang sudah ditunggu bertahun-tahun.Lina tidak menyangka kehidupannya bisa sampai di posisi ini. Bahkan sampai bertemu dengan orang di masa lalunya, yang sudah menghancurkan hidupnya.Namun Lina yang sekarang bukanlah Lina yang dulu yang terlalu naif. Yang bisa dipermainkan seenaknya. Lina berusaha merapihkan setelan blazernya, ketika langkah kakinya berhenti di depan ruangan. Ruangan yang terlihat
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab :5 Pertanyaan Yang Tidak Bisa Di Jawab

"Mama, Please," lirih Bima, sambil memandang Reynaldi. Anak kecil itu mulai tertarik dengan sosok di depannya.Bima kembali melirik ke arah Lina, seolah minta izin. Tapi, Lina hanya diam saja, tanpa ekspresi.Melihat Lina yang membatu, Reynaldi segera berdiri dan mengambil bola dari tangan Bima. Lalu dengan gerakan terlatih dia menendangnya perlahan.Bola tampak melambung tinggi, kemudian ditangkap dengan mudah oleh Reynaldi.Mata Bima membulat dan bersinar senang. “Wow! Ajari aku, Tuan! Janji mau ajari aku!’Reynaldi tertawa, tawa yang tidak pernah terdengar, bahkan oleh dirinya sendiri selama ini. Karena hidupnya yang terlalu serius.“Tentu! Lain kali aku akan ajari kamu lebih banyak teknik bermain bola sampai kamu jadi juara.”Bima tertawa girang, tapi tiba-tiba wajahnya berubah menjadi serius, sejenak ia memandang wajah Reynaldi. “ Tuan kenapa matanya mirip denganku, wajah Tuan juga sama seperti wajahku, apa aku salah?”Tubuh Reynaldi berubah menjadi kaku, dia langsung diam membis
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab : 6 Karamnya Sebuah Perkawinan

"Satpam…satpam yang mana yang kamu maksud, Mas?” seketika wajah Fanny berubah menjadi pucat. “Kamu lupa? Atau kamu pura-pura lupa? Bukankah kamu yang mengatur semua skenario ini semua?” tanya Reynaldi marah. Merasa terpojok akhirnya Fanny tidak bisa mengelak lagi. “ Iya…iya aku yang mengatur itu semua, kamu mau apa, Mas. Bagaimana sekarang, apa kamu sudah bertemu dengan wanita itu? Bagaimana perasaanmu, Mas?” tanya Fanny balik, tanpa merasa bersalah. Reynaldi menatap wajah wanita yang sudah menjadi istrinya bertahun-tahun. Dulu, dia pernah menyayangi Fanny. Dia juga pernah berharap kalau pernikahannya akan baik- baik saja. "Wanita, siapa? Apa maksudmu?” tanya Reynaldi bingung. Fanny melangkah lebih dekat, wajah mereka hampir saja tanpa jarak. "Jangan pura-pura bodoh,Mas! Aku tahu Lina sudah kembali, Aku tahu Lina bekerja di perusahaan mu sekarang.” Wajah pria itu berubah menjadi merah, menahan marah. Tangannya mengepal keras. Entah siapa yang sudah berani membocorkan s
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab: 7 Akal Licik Fanny

Dua orang dewasa itu terus saja bersitegang didalam ruangan. Mereka tidak tahu kalau ada sepasang mata yang terus saja memperhatikan mereka. "Nyonya mereka sepertinya sedang bertengkar." adu agnes sekertaris Reynaldi pada Fanny. Agnes adalah tangan kanan Fanny, apapun gerak gerik Reynaldi tidak luput dari perhatian Agnes. Fanny tidak akan menyerang Lina secara terang-terangan. Dia tahu jika ingin menyerang wanita itu harus dengan cara yang halus, tapi mematikan. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan keberadaan Agnes. Baru saja Lina keluar dari ruang direktur, sesampainya di mejanya tiba-tiba salah satu rekan kerjanya menghampirinya dan berkata, " "Lina kamu dipanggil keruang manajer." ucap wanita itu pelan. Lina mengeryitkan keningnya dan berkata," Kenapa?" "Aku tidak tahu, tapi hati-hati, seperti nya ada yang melaporkan kamu, ada yang ingin memfitnah kamu. Mereka melaporkan tentang kamu kemanajer keuangan." Hati Lina berdegub kencang. Selama Lina bekerja diisini,
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab : 8 Penyelidikan di Mulai

"Siapa yang sudah berani mengunci akses file laporan keuangan tanpa seijin dari saya!" tanya Reynaldi marah. "Pak yang bisa mengakses file laporan keuangan itu hanya Bapak dan manajer keuangan." "Saya? Mana mungkin saya, atau... "Agnes! Ya, Agnes!" ujar Reynaldi mengangguk-angguk. "Tapi untuk apa Agnes melakukan itu, apalagi tanpa perintah dari saya?" keningnya berkerut, berusaha berpikir, dan dia menemukan titik merahnya.. Bagaimana Fanny bisa mengetahui apapun aktivitas nya didalam kantor. Reynaldi mengangguk-angguk tanda mengerti. "Fanny!!!" pria itu mengepalkan tangannya marah. Dia tahu betul semua ini ulah istrinya. Sementara disudut lain diruangan yang sama, terlihat Agnes mulai ketakutan. Wajahnya pucat seperti tidak ada darah yang mengalir. Perasaannya mendadak menjadi tidak enak, saat pimpinannya menyebut nama istrinya dengan kencang.Mata Reynaaldi menatap tajamDan Agnes mulai salah tingkah."Agnes!!!" teriaknya kencang Wanita cantik dengan riasan t
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Bab : 9 Kebencian

Pria itu benar-benar tidak bisa menahan emosinya. Reynaldi mengepalkan tangannya. "Aku akan membersihkan nama baik Lina, bahkan kalau kamu masih saja mau bermain kotor, aku tidak akan segan-segan membawa kamu ke penjara." Fanny diam dan berdiri kaku ditempatnya, " Apa maksud kamu, Mas?" Pria itu mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya. Dengan tatapan tajam dia berkata, " Aku tahu banyak dari apa yang kamu kira, jadi jangan main-main denganku, Fanny!" Fanny hanya bisa menatap suaminya dengan penuh kebencian, saat suaminya berbalik badan dan keluar dari kamar mereka. Dengan langkah cepat Fanny menutup pintu kamarnya. Kemudian Fanny mengambil ponselnya, yang sedari tadi tergeletak diatas meja riasnya."Hallo Dimas! Apa yang sudah kamu katakan? Kenapa suamiku bisa tahu dan semurka itu, kita harus bicara!" kata Fanny pelan. ## Sementara dirumah Lina, terus saja diam memandang ponselnya dengan gelisah. Dia terus saja menunggu khabar dari Reynaldi dengan cemas. Ti
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab : 10 Ancaman

"Tunggu aku, aku akan sampai disana kurang dari 10 menit." Baru kali ini Lina benar-benar merasa takut, takut kehilangan anaknya, Bima. Sementara di tempat lain, di ruangan yang gelap dan remang-remang. Seseorang bertubuh tinggi dan tegap. Pria itu duduk dikursi sambil membaca ulang pesan yang dikirimnya keLina berulang-ulang, dan dengan senyum dinginnya. "Perintah Nyonya sudah mulai aku jalankan, Aku baru saja mengancamnya. Pasti dia sedang berdiri kaku dan ketakutan, sekarang. Ha..ha..ha!" tawa pria itu puas lewat telpon. Sementara dirumah Fanny diruangan tertutup sebagai lawan bicaranya membalas." Bagus. Aku ingin dia ketakutan, jangan lakukan apa-apa dulu. Aku hanya ingin dia tahu, kalau kita tidak main-main. Jadi dia harus berpikir dua kali untuk tetap berada dikota ini." Pria itu adalah Alek, seorang pembunuh bayaran. "Kalau kau ingin dia benar-benar menghilang, aku bisa membunuhnya tanpa jejak." katanya sambil tersenyum dingin Diruangan tertutup Fanny diam sejena
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status