Semua Bab CEO ITU AYAH ANAKKU: Bab 11 - Bab 20

55 Bab

Bab: 11 : Villa di Pinggir Kota

Meraka akhirnya masuk, Bima yang masih dalam gendongan, mulai bangun dan mengucek matanya "Ini rumah siapa, Mama?" katanya sambil mengantuk Sebelum Lina menjawab, Reynaldi terlebih dahulu menjawab," Ini rumah Papa, sayang." Bimaa menatap wajah papanya dengan wajah polos, kemudian berganti kewajah Lina. Seolah-olah ingin penjelasan dari mamanya. "Mama?" tanya Bima Lina tersenyum tipis, berusaha untuk tetap tenang, lalu berkata," Untuk sementara kita tinggal disini dulu, sayang." Bima mengangguk pelan, lalu tiba-tiba mengambil tangan Reynaldi." Kalau ini rumah Papa, boleh aku lihat kamar untukku?" Reynaldi terkejut sesaat, sebelum akhirnya berkata," Tentu saja,sayang." Kedua orang beda usia itu berjalan bergandengan tangan. Sementara Lina hanya bisa menatap mereka dengan perasaan terharu. Mereka seperti ayah dan anak pada umumnya. Meskipun mereka sudah terpisah sudah cukup lama. Ada ikatan batin yang tidak bisa dipisahkan oleh jarak dan waktu. "Hem...Lina menggele
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab : 12 Fanny Semakin Gila

Mereka terus saja berdebat diruangan itu. Fanny terlihat sangat emosi, dia terus saja bicara. Sementara pria di hadapannya, tidak percaya kalau wanita yang menjadi istrinya selama ini, sudah berubah menjadi wanita yang mengerikan. Fanny tertawa sinis." Ini sangat lucu tuan Reynaldi, apa kamu lupa, dulu kamu sudah mengusirnya tanpa perasaan. Sekarang seolah- olah, kamu seperti suami yang Sayang dan perhatian pada keluarganya." Fanny terus saja bicara, memancing kesabaran pria didepannya, tangan Reynaldi mengepal, terlihat jelas rahanya megeras, sebelum akhirnya dia berkata, " Kau! Semua karena kau yang memulai. Semua juga kau yang membuat skenarionya." "Aku? tanya Fanny tanpa merasa bersalah. "Kamu yang menyuruh aku mencari rahim pengganti, Fanny!Kamu yang menyuruh aku menikah lagi, sekarang kamu berkata seolah-olah aku yang menghancurkan semuanya." ucap Reynaldi mulai terpancing emosi. Wajah Fanny berubah menjadi dingin dan datar. "Aku tidak masalah kalau kamu perduli pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab; 13 Hak Asuh Anak

"Hai sayang, panggil aku Mami, Fanny, Ya! Aku juga Mami kamu. Karena aku istri Papa kamu, sayang. " ujar Fanny terus dengan sandiwaranya. Bima diam kebingungan, Melihat kearah Lina. Lina diam tidak bisa berkata-kata. "Bima sayang, tunggu di dalam ya, nanti Mama buatin susu. " cepat Lina meraih punggung Bima, lalu mendorong nya kedalam kamar. Belum sempat Bima berjalan kekamar, Fanny sempat mengusap rambut Bima , lalu berkata, " Anak ganteng, Anak sehat, Anakku juga kan?" "Cukup Fanny, sekarang keluar dari rumah ini!" Lina cepat sadar dan tidak ingin terbawa arus permainan Fanny. Fanny tersenyum sinis, " Kamu tidak akan bisa menghalangi keinginanku Lina." "Kalau kamu mau perang, silahkan. Dan aku tidak akan mundur. Aku ibunya, aku yang melahirkan dan membesarkannya." ujar Lina geram "Kita lihat saja, siapa yang jadi pemenangnya, " kata Fanny santai "Aku pulang, tapi kamu tunggu khabar dariku." Fanny melangkah keluar rumah. Dia pergi meninggalkan villa itu dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab : 14 Sidang Pertama

Lina merasa seluruh dunianya runtuh. "Aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi." Melihat wanita didepannya limbung dan kacau, spontan pria itu mengenggam tangannya. "Aku sudah menghubungi pengacara terbaik, Lina. Kita akan menghadapi ini semua bersama." Lina mengangkat wajahnya, ada air mata dimatanya, tapi juga ada kemarahan yang membara disana. "Kita lihat siapa yang menang Fanny, aku akan menghadapinya." gumamnya. ##l Malam itu Lina baru saja menidurkan Bima. Ketika ponselnya berdering, ada panggilan dari no tidak dikenal. Dengan hati-hati dia mengangkatnya. " Hallo." Suara pelan dan dingin terdengar dari seberang sana." Bima dalam bahaya, Lina." Lina diam seaakan darahnya berhenti mengalir. " Siapa ini!" "Seseorang yang ingin kamu tahu, bahwa Fanny tidak pernah main-main. Kalau kamu tidak menyerahkan Bima, sesuatu yang buruk akan terjadi." Lina meremas ponselnya, suaranya bergetar dan takut. "Jangan sentuh anakku!" Tidak ada suara lagi dari sebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab :15 Kemenangan Lina

"Yang Mulia, itu adalah salah satu bukti, bahwa klien kami tidak terlibat dalam skandal itu. Nyonya Fanny lah yang membuat cerita palsu, dia yang mengatur semua skenarionya. Agar Lina di skorsing dan di tuduh mengelapkan uang perusahaan. Semua bertujuan agar reputasinya buruk dan dia tidak bisa lagi bekerja di perusahaan itu. Dan foto didalam ponsel itu menunjukan pembayaran yang dilakukan untuk melakukan fitnah pada Lina." Ruang sidang yang tadinya tenang, mendadak menjadi riuh. Fanny yang sejak awal percaya diri, tiba-tiba wajahnya menjadi pucat. Hakim diam, dia terus memperhatikan bukti itu, sampai akhirnya hakim berkata, " Apakkah ini benar, Nyonya Fanny." Fanny mencoba untuk biasa saja, tapi tetap saja ekspresi wajahnya terlihat gugup, dia tidak menyangkaa kalau agnes akan berbuat seperti itu. Berada d puhak Reynaldi dan Lina, yang menjadi musuhnya. "Yang Mulia, aku rasa ini tidak ada hubungannya dengan kasus ini."ujar Fanny pucat Pengacara Fanny pun berdiri, la
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab: 16 Laporan Penculikan Anak

"Amplop apa itu? Kenapa bisa ada dimeja makan? Kenapa mereka bisa masuk?" Dengan tangan gemetar diambilnya amplop itu, kemudian dibukanya, ada beberapa foto disana, foto dirinya dengan Bima.Yang diambil dari kejauhan. Ada tulisan mengancam disana. " Kau mungkin menang saat ini, tapi sampai kapan kamu bisa melindungi anakmu." Tubuh Lina kaku seketika, jantungnya berdegup dengan kencang. "ini bukan main-main, mereka terus membuntuti kami." ucapnya sendiri. Lina merasa binggung, bagaimana semua ini bisa sampai ke meja makannya, bukankah diluar ada penjaga yang ditugaskan oleh Reynaldi. Cepat dia mengambil ponselnya, dan menekan tombol panggilan. "Ada apa?" tanya Reynaldi begitu mengangkat panggilan. Lina mencoba mengendalikan suaranya yang bergetar. "Seseorang mengirim lagi foto-foto Bima dan aku, ada yang mengawasi kami lagi, tapi bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana dengan pengawal yang ada di depan pintu apartemen itu?" Diseberang sana Reynaldi diam bebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab: 17 Sidang dan Secangkir Teh Penuh Cinta

Lina merasa dadanya bergemuruh, nafasnya turun naik menahan emosi. Spontan dia berdiri dan berkata."Kabur? Aku diusir!?Aku difitnah!" Hakim mengetuk palu, " Harap tenang Nona Lina! Patuhi peraturan persidangan." " Maaf Yang Mulia! Saya terbawa emosi!" ujar Lina sambil menangkupkan kedua tangannya di dada dan kembali duduk di kursinya. Setelah sidang kembali dimulai Reynaldi berdiri dan berkata."Yang Mulia tuduhan ini tidak benar. Lina tidak pernah kabur dan meninggalkan Bima. Aku yang mengusirnya dari rumah. Kalau ada yang bersalah. Itu aku , orang yang paling bersalah. Akhirnya sidangpun selesai. Mendengar kesaksian dari Reynaldi, ruangan sidang menjadi riuh. Semua orang menyoraki pria itu dan kesalahannya dimasa lalu. Hakim menatap Reynaldi dengan tajam. "Apakah anda mau bersumpah, sudah memberikan kesaksian dan berkata seperti itu?" Reynaldi mengangguk tanpa ragu," IyaYang Mulia." Seketika wajah Fanny terlihat panik. Cepat dia sembunyikan semuanya dengan tata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab : 18 Api Cemburu

"Skorsing! Ada apa ini Pak? Kenapa jadi seperti ini?" Lina merasa benar-benar putus asa, baru saja dia merasa semuanya menjadi lebih baik, tiba-tiba semuanya hancur seketika. Lina berdiri sambil menundukan kepala," Baik Pak! Permisi" katanya sambil keluar ruangan direktur utama itu. Begitu Lina keluar ruangan, Reynaldi langsung mengejarnya, " Lina tunggu! Aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi." " Biarkan aku sendiri, Rey." katanya tegas Lina mengemasi barang-barangnya. Dia berniat pulang kerumahnya dengan perasaan kacau.Dimana Bima, anaknya sudah menunggu. Alih- alih menenangkan diri, justru masalah baru menambah sulit keadaanya. Rafka seorang dari masa lalunya, saat dulu Reynaldi mengabaikan, datang kembali. Pria itu berdiri didepan rumah Reynaldi yang ditempati nya bersama Lina. Begitu Lina sampai, dia sangat terkejut melihatnya. "Rafkha?" "Iya ini aku, lama tidak bertemu apa khabarmu?" Lina yang masih syok dan binggung dengan kejadian di kantor
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab : 19 Kecelakaan

Mata Fanny berbinar senang, mendapat ide dari orang bayarannya. "Lakukan!" perintahnya. Pastikan tidak ada jejak, apalagi melacak, dan mengarah kepadaku. "Tentu saja Nyonya, anda bisa percaya padaku. Anda tidak salah memilih orang, Nyonya.." Fanny mematikan telponnya dengan wajah puas. "Kamu pikir bisa kembali ke perusahaan dengan mudah, Lina, Tidak akan!" Fanny bisa memastikan kalau kai ini Lina akan jatuh lebih dalam, bahkan Reynaldi sekalipun tidak akan bisa menolong atau menyelamatkannya. ## " Apa kamu masih sibuk, tunggu aku sebentar, masih ada beberapa dokumen yang harus aku tanda tangani." ujar Reynaldi memohon. Akhirnya hari itu Lina pulang lebih gelap. Menungu Reynaldi menyelsaikan pekerjaannya. Sementara diluar hujan angin sudah mulai siang tadi. Membuat susana lebih gelap dari biasanya. Hari itu Lina mulai masuk kembali bekerja, tidak ada satupun rekan kerjanya yang berani lagi berkomentar macam-macam. Bukan karena mereka tidak ingin tahu kebenaranbya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab : 20 Amnesia

Lina berdiri diambang pintu. Nafasnya tercekat melihat Reynaldi menatapnya kosong. Dokter dan dua orang perawat mengamatinya dengan serius. "Tuan Reynaldi! Apakah anda mengenal orang-orang yang Yang ada dikamar ini?" Reynaldi memijit pelipisnya, ekspresinya binggung, tidak bicara satu katapun. Pria itu melirik ke arah Lina, lalu Rafkha yang ada disebelahnya. Kemudian pandangannya Pindah ke arah Fanny yang ada sisi sebelah kanan tempat tidurnya. Sebelum akhirnya pandangannya kembali kearah Dokter yang ada di hadapannya. "Siapa mereka?" tanya pria itu dengan suara serak penuh dengan ekspresi wajah binggung. Dengan sigap Fanny mendekat, wajahnya hampir tidak ada jarak dengan pria itu. "Sayang, jangan dipaksa ya, nanti kepala kamu bisa sakit. Aku istri kamu, Fanny. Aku akan selalu setia nungguin kamu disini." Melihat drama yang terjadi dihadapannya membuat jantung Lina terasa diremas, perih. Matanya terasa panas. Tapi dia berusaha keras untuk menahan air mata. Dokter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status