All Chapters of Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin : Chapter 81 - Chapter 90

91 Chapters

Perkelahian

“Lepaskan dia,” pinta Nathan dengan satu tangan terangkat ke depan sebagai isyarat waspada dan siaga.Bukannya melepas Arunika, Adrian malah semakin menekankan belati di leher sampai kulit Arunika terluka dan mengeluarkan darah.Arunika meringis sambil memejamkan mata menahan perih di lehernya itu. Dia tak berkutik karena bergerak sedikit saja, maka sayatan lebar akan menyentuh kulitnya.“Lebih baik kamu menyingkir dan jangan halangi jalanku!” perintah Adrian sambil terus menekan ujung belati yang ada di leher Arunika.Adrian menatap tajam penuh waspada. Dia melirik pada tiga temannya yang terkapar tak berdaya di bahu jalan, lalu memandang pada mobil Nathan yang menghalangi jalannya.Nathan menatap pad
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Cemas

Polisi tiba di lokasi dan langsung meringkus Adrian. Belati yang ada di tangan Adrian terlepas, sehingga Nathan pun ikut melepas dan memperlihatkan satu telapak tangannya yang terluka akibat sayatan belati yang ditahannya.Arunika begitu lega melihat polisi datang dan menangkap Adrian. Dia mencoba berdiri lalu berjalan menghampiri Nathan yang terluka.“Kak Nathan, tanganmu ….” Arunika mengeluarkan sapu tangan dari saku blazer lalu mengikatnya di telapak tangan Nathan agar darah bisa berhenti mengalir.“Aku tidak apa-apa,” ucap Nathan saat melihat Arunika mengikat sapu tangan dengan gemetar.“Bagaimana tidak apa-apa, lukanya sangat lebar,” ucap Arunika hampir menangis. Dia ketakutan karena Nathan terluka demi menyelamatkannya.Nathan menatap Arunika yang sedang menutup perlahan luka di tangannya, lalu tatapannya beralih ke darah yang mengalir di leher Arunika.“Lehermu juga terluka, Aru.” Nathan ingin menyentuh dagu Arunika agar bisa melihat jelas luka di leher gadis itu, tetapi Arunik
last updateLast Updated : 2025-04-16
Read more

Segera Pulang

Raynar berada di lift untuk naik ke lantai teratas gedung anak cabang miliknya agar bisa segera pulang menggunakan helikopter yang dipesannya.Raynar mengepalkan telapak tangan begitu erat di samping tubuhnya. Baru beberapa jam dia meninggalkan Arunika, tetapi kejadian tak terduga menimpa sang istri.“Helikopternya sudah siap di atas, Pak,” kata Erik yang berdiri di samping Raynar.Raynar tak membalas. Tatapan matanya begitu tajam meski tertutup kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.Raynar mengeluarkan ponsel saat lift terbuka di lantai teratas gedung itu. Dia berjalan keluar dari lift lalu menaiki anak tangga terakhir untuk menuju rooftop sambil berusaha menghubungi Arunika.Beberapa kali Raynar mencoba menghubungi, hasilnya tetap nihil. Nomor ponsel Arunika dalam kondisi tidak aktif, dia mencengkram erat ponselnya.Saat sampai di rooftop, Raynar menghentikan langkah lalu mencoba menghubungi Nichole lagi.“Apa Aru sudah ketemu?” tanya Raynar sambil menatap helikopter yang siap
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Dua Pria

Tatapan mata Raynar menajam saat melihat Nathan datang. Bahkan dia kini memutar posisi sehingga berdiri berhadapan dengan Nathan.“Bagaimana kondisimu?” tanya Nathan tanpa memedulikan keberadaan Raynar di sana.Arunika sedikit memiringkan kepala agar bisa melihat Nathan karena pandangannya pada Nathan tertutup tubuh Raynar. Belum juga Arunika menjawab, Raynar sudah lebih dulu bicara.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Raynar menatap begitu dingin.Pandangan Nathan beralih pada Raynar. Bibirnya tersenyum samar hampir tak terlihat saat melihat Raynar menatap dingin padanya.“Tidak ada alasan untukku tak boleh berada di sini, ini fasilitas umum,” jawab Nathan dengan sikap tenang.
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Ada Yang Perhatian

Arunika terkejut mendengar kata yang meluncur dari bibir Raynar. Apa dia tak salah mendengar? Apa suaminya salah bicara?“Maaf tak bisa menjagamu dengan baik.”Kalimat kedua yang diucapkan Raynar membuat perasaan Arunika begitu hangat, suaminya ternyata begitu mencemaskan dirinya.Namun, rasa tak percaya, cemas, takut, dan kelegaan bercampur menjadi satu di dalam hatinya membuat Arunika tiba-tiba meneteskan air mata.Bahkan karena tak mampu membendung gejolak yang meledak di hatinya, Arunika langsung menangis sampai terisak dengan kedua bahu yang bergetar hebat.“Aru.” Raynar terkejut mendengar suara isakkan Arunika lalu melepas pelukan. Dia menatap wajah Arunika yang sudah banjir air mata.Arunika terisak sampai sesenggukan.“Apa aku memelukmu terlalu keras? Mana yang sakit?” tanya Raynar panik mengira jika dia menyakiti Arunika.Raynar berdiri untuk memanggil dokter, tetapi tangannya lebih dulu ditahan Arunika.Raynar menatap Arunika yang menggelengkan kepala. Dia kembali duduk di t
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Kecemasan Nenek Galuh

Nenek Galuh sedang duduk bersantai di halaman samping seraya menikmati secangkir teh. Beberapa minggu ini perasaannya semakin tenang setelah Raynar bersedia menikah.“Nyonya.” Miranda–asisten kepercayaan Nenek Galuh datang dan langsung berdiri di samping kursi wanita itu sambil sedikit membungkukan badan.“Duduklah, minum teh bersamaku,” ajak Nenek Galuh sambil mempersilakan Miranda duduk.“Terima kasih, Nyonya,” balas Miranda, “tapi saya ke sini mau menyampaikan sesuatu,” kata Miranda kemudian.Nenek Galuh meletakkan cangkir teh di meja, lalu menoleh pada asisten pribadinya itu.“Menyampaikan apa?” tanya Nenek Galuh.
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Perlahan Ketahuan

Akhirnya Arunika diperbolehkan pulang setelah Nenek Galuh memberi perintah pada Raynar. Arunika sangat senang karena dia memang tidak betah dan trauma dengan rumah sakit semenjak kecelakaan menimpa orang tuanya.Nenek Galuh ikut mengantar Arunika pulang, sekarang mereka sudah sampai di mansion dan Nenek Galuh terus menggandeng Arunika masuk mansion bersama.Saat baru saja sampai di ruang tamu, Nenek Galuh menghentikan langkah dengan tatapan mata tertuju pada salah satu dinding di ruangan itu.“Kalian sudah memasang foto pernikahan kalian? Ini cantik sekali,” ucap Nenek Galuh menatap penuh kagum pada foto pernikahan berukuran besar yang terpajang di ruang tamu.Arunika melongo, sejak kapan foto itu di pasang di sana Seingat Arunika, pagi tadi foto itu belum ada di sana. Dan, siapa yang menduga kalau dua foto yang dicetak Raynar, ternyata salah satunya dipasang di ruang tamu.Nenek Galuh menoleh Arunika yang hanya diam. Dia menepuk pelan punggung tangan Arunika.“Kalian memang pasangan
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Murkanya Raynar

Raynar mencengkram erat ponsel Sindy saat panggilan itu diakhiri begitu saja oleh Stella. Tatapannya begitu dingin tertuju pada Sindy yang ada di hadapannya saat ini.Sindy begitu ketakutan sampai kedua kakinya terasa lemas sampai akhirnya dia luruh dan berlutut di lantai seraya meremas ujung rok yang dipakainya.Saat itu beberapa pelayan termasuk Sarah mendekat karena terkejut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.“Ma-maaf, Tuan. Sa-saya ….” Sindy tak mampu berkata-kata untuk menjelaskan atau mengelak dari fakta yang baru saja diketahui oleh majikannya itu.Raynar benar-benar murka. Dia membanting dengan sangat keras ponsel Sindy ke lantai sampai hancur dan kini berserakan di lantai.Semua pelayan terdiam dan menunduk menyaksikan kejadian itu.“Beraninya kamu bersengkongkol untuk menyakiti istriku, nyonya di rumah ini!” amuk Raynar dengan emosi tak terkendali. “Siapa kamu sampai berani berniat menyentuh istriku, hah!”Sindy menggeleng cepat dan mencoba memberanikan diri menatap
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Mulai Melawan

Di rumah Nenek Galuh. Stella begitu panik saat mendengar suara Raynar dari seberang panggilan. Bahkan dia segera mengakhiri panggilan itu lalu melempar ponselnya ke kasur.“Bagaimana ini? Kenapa dia yang bicara?”Stella menjambak rambutnya, ekspresi wajahnya benar-benar ketakutan. Stella menggigit bibir bawahnya karena ketahuan Raynar.“Dia tidak akan tiba-tiba datang ke sini, kan?”Stella benar-benar panik dan bingung. Dia ingin kabur, tetapi ingat satu hal.“Tidak mungkin, dia tidak mungkin berani ke sini melabrakku, apalagi kalau Papa di rumah.”Stella mengangguk mantap. Dia percaya diri dan beranggapan jika akan aman selama dirinya di rumah.
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Manja karena Sakit

Raynar mengemudikan mobil meninggalkan rumah Nenek Galuh, meskipun dia kali ini melepas Stella, tetapi Raynar tidak akan lengah sama sekali.Dia masih tidak mengerti, kenapa bisa begitu marah dengan segala yang didengarnya tentang Arunika. Namun, yang jelas dia tahu, Raynar hanya ingin melindungi istrinya.Sesampainya di rumah, Raynar bertemu dengan Nenek Galuh yang berjalan bersama Miranda sedang menuruni anak tangga.“Nenek sudah mau pulang?” tanya Raynar sambil berjalan mendekat ke arah Nenek Galuh.Nenek Galuh mengangguk, lalu menghentikan langkah saat berada di anak tangga terakhir.Nenek Galuh menatap pada Raynar. Helaan napas pelan keluar dari mulut wanita tua itu.“Sudah kuminta Aru istirahat dengan baik, jadi tugasmu menjaganya juga,” ucap Nenek Galuh dengan tatapan begitu dalam penuh arti pada Raynar.Raynar mengangguk samar.Setelah Nenek Galuh pergi, Raynar naik ke kamar dan melihat Arunika yang masih duduk di atas ranjang.“Kenapa tidak istirahat?” tanya Raynar.Bukannya
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more
PREV
1
...
5678910
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status