Semua Bab Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin : Bab 51 - Bab 60

86 Bab

Permintaan Nenek Galuh

Arunika tersedak ludah sampai terbatuk karena ucapan Nenek Galuh. Arunika melihat tatapan heran dari Nenek Galuh, dia mencoba tersenyum meski agak dipaksakan.“Nenek harap kamu selalu ada di sisi Raynar,” ucap Nenek Galuh, tatapan wanita itu berubah sendu, “beri Raynar perhatian lebih. Sejak ibunya meninggal, dia memang kurang kasih sayang.”Arunika terdiam, bingung. Dia memandang Nenek Galuh tiba-tiba saja sedih.Jadi, apakah kelainan orientasi seksual yang Raynar alami karena suaminya ini haus kasih sayang? Entahlah, sampai saat ini Arunika sebenarnya masih ragu. Raynar seperti pria normal pada umumnya, lalu bagaimana bisa ada rumor seperti itu? Keraguan Arunika seperti terbantahkan karena Raynar juga tak pernah menyangkal rumor itu.“Raynar butuh seseorang yang bisa diandalkan dan dipercaya, sayangi dia, ya. Sebenarnya nenek tidak berhak mengatakan ini, tapi nenek hanya bisa percaya padamu,” kata Nenek Galuh.Arunika masih belum bisa menelaah maksud Nenek Galuh. Ini seperti beban
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Memangnya Menyeramkan?

Raynar menatap dingin pada Adrian, apalagi pria itu terus tersenyum pada Arunika.Pintu lift kembali tertutup karena Winnie dan Adrian tidak masuk. Beberapa saat membeku karena terkejut, Arunika akhirnya melirik pada Raynar, melihat ekspresi wajah suaminya berubah suram dan menakutkan, membuat Arunika panik sampai meneguk ludah kasar.Apa Arunika membuat kesalahan? Padahal Arunika tak bicara atau berbuat apa-apa.Sepanjang lift naik. Raynar hanya diam, membuat Arunika semakin bingung. Sesekali dia melirik pada wajah suaminya itu. Masih sama, datar tanpa ekspresi.“Aku keluar dulu,” ucap Arunika dengan suara lembut saat pintu lift terbuka di lantai departemennya berada.Arunika melangkah keluar dari lift, tetapi gerakan kakinya terhenti karena ucapan Raynar.“Sore ini pulang bersamaku.”Arunika membalikkan badan. Dia melihat tatapan Raynar yang menyeramkan. Tak sanggup mengeluarkan sepatah kata, Arunika menjawab dengan sebuah anggukkan.Arunika masih berdiri di depan lift, melihat Ray
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Tradisi Perusahaan

Raynar duduk di kursinya seraya mengetuk-ngetukkan telunjuk di meja kerja. Sudah cukup lama Raynar berada di posisi itu, dengan tatapan lurus ke depan.Ekspresi wajahnya menunjukkan kalau dia sedang tidak senang, bahkan tatapannya begitu menusuk menyeramkan.Erik memmerhatikan atasannya yang hanya diam. Dia di sana untuk meminta tanda tangan Raynar, tetapi atasannya itu tak kunjung menyentuh berkas yang dibawanya.Tidak mau terjebak dalam situasi yang membuatnya sulit karena kemungkinan jika suasana hati Raynar memburuk, Erik mencoba untuk bertanya.“Apa ada masalah, Pak?”Raynar mengalihkan tatapan tajamnya pada Erik. Asisten pribadinya itu langsung melipat bibir.“Saya di sini hanya untuk minta tanda tangan, Pak.” Erik menunjuk pada berkas yang ada di meja. Dia langsung mengalihkan pembicaraan agar tak kena marah.Raynar menegakkan tubuhnya, jari jemarinya bertautan lalu digunakan menyangga dagu dengan kedua siku bertumpu pada tepian kursi kerjanya.“Apa kamu tahu, siapa pria yang b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Pesta Penyambutan

“Ayolah, Aru. Yang penting kamu menampakkan diri di sana,” bujuk Winnie lagi.Arunika menatap bergantian pada Winnie dan Adrian. Dia melihat Winnie yang sangat berharap dirinya ikut.“Sebentar, aku ke toilet dulu,” kata Arunika meminta izin.Arunika melihat Winnie mengangguk. Dia segera pergi ke toilet lalu masuk ke salah satu bilik di sana.Arunika mengeluarkan ponsel. Dia mengirim pesan ke Raynar untuk meminta izin. Arunika tidak bisa mengambil keputusan sepihak dan harus ada persetujuan suaminya.[Teman-teman di divisi ingin mengajakku ke acara penyambutan staff baru. Winnie bilang kalau ini sudah menjadi tradisi perusahaan, apalagi bukan hanya aku anak baru di sini. Aku mau menolak tapi tidak enak, apa aku boleh ikut?]Arunika diam memandangi ponsel setelah mengirim pesan. Arunika menggigit ujung kukunya, cemas karena Raynar tak kunjung membaca pesannya.“Apa dia tidak mengizinkan?” Arunika harap-harap cemas.Arunika berdiri untuk memberitahu Winnie dan Adrian kalau tidak bisa per
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Mabuk

“Kamu sakit” tanya Adrian sambil menggeser posisi duduk ke arah Arunika. Dia menatap lekat wajah Arunika.Arunika menekan pelipisnya kuat-kuat. Dia merasa matanya sangat berat ditambah pusing berputar yang membuatnya mual.“Tidak tahu, tiba-tiba saja aku merasa tidak enak badan,” jawab Arunika lalu menggelengkan kepalanya yang berat untuk menghilangkan sakitnya, tetapi tidak berhasil.Adrian memerhatikan teman-temannya, lalu menatap pada Winnie yang duduk di dekat Arunika tetapi sedang mengobrol dengan teman lainnya“Winnie, Aru tidak enak badan. Aku akan mengantarnya pulang,” kata Adrian Winnie menoleh padanya.Winnie terkejut. Dia langsung menatap pada Arunika yang lemas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Mabuk Parah

Raynar memapah Arunika menuju mobil. Dia benar-benar tak menyangka, bagaimana bisa istrinya mabuk seperti ini? Beruntung Raynar datang tepat waktu. Jika tidak? Tak tahu apa yang akan dilakukan pria lain pada istrinya. Tiba-tiba saja rasa kesal semakin bercokol di dada. Raynar terus memapah Arunika yang berjalan sempoyongan sampai ke mobil. Erik berhasil menyusul Raynar dan Arunika, lalu membuka pintu mobil. “Masuklah,” ucap Raynar sambil menahan atas kepala Arunika dengan satu tangan agar tidak membentur kabin mobil. “Nggak mau.” Arunika menggeleng-geleng meski matanya setengah terpejam. Raynar mendengus kasar. “Masuk,” perintah Raynar sekali lagi dengan nada tegas. Bibir Arunika berkerut. Dia menatap Raynar yang memeganginya dengan satu tangan. “Jangan nyuruh-nyuruh aku ya, Pak.” Arunika menggoyangkan telunjuk di depan muka Raynar sebagai isyarat sebuah penolakan. Raynar benar-benar harus sangat bersabar menghadapi istrinya. Dia memaksa Arunika masuk mobil, tetapi istrinya it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Sama-sama Kehilangan Ayah

Raynar masih mendengar suara isakkan Arunika, tetapi sudah melemah tak sekeras tadi. Dia diam berdiri dengan posisi memeluk Arunika cukup lama.Bahkan Raynar sudah melupakan peringatan yang pernah dilontarkannya untuk Arunika saat mereka baru menikah. Larangan saling sentuh tanpa izin sudah tak berlaku lagi sekarang.Setelah Arunika benar-benar agak tenang, Raynar akhirnya mengangkat tubuh Arunika untuk digendong meski sempat mendapat perlawanan dari sang istri.Raynar harus segera membawa Arunika pulang, sebelum istrinya melakukan hal-hal aneh lainnya.Saat Arunika sudah berada di gendongan, Raynar berbisik di telinga Arunika. “Suamimu akan membawamu pulang.”Seketika Arunika berhenti memberontak. Dia perlahan mengalungkan kedua tangan di leher Raynar lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami.Raynar melirik ke gendongan, memandang Arunika yang mulai memejamkan mata.Erik sampai bergeming, tak menyangka Raynar akan menggendong Arunika, tetapi Erik juga tersenyum penuh ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Salah Tingkah

Arunika menggaruk kepala tidak gatal. Sebenarnya dia sedang bingung, kenapa dia sudah di rumah dan dia tak ingat kapan pulang ke rumah.Arunika menatap Raynar yang berdiri di depan ranjang sedang memandang dirinya. Setelah melipat bibir sejenak, Arunika akhirnya bicara.“Apa yang terjadi?”“Kamu mabuk.”Arunika tersentak sampai mundur dari posisi duduknya, lalu dia baru sadar kalau pakaiannya sudah berubah menjadi piyama.Arunika memandangi kedua lengan panjang piyama yang dipakainya, lalu menatap pada Raynar lagi.“Siapa yang mengganti pakaianku?” tanya Arunika seraya menatap waswas, panik, dan takut.Bahkan Arunika meremat bagian atas piyama, sedangkan tatapannya terus tertuju pada Raynar dengan jantung berdegup sangat cepat.Raynar menatap dalam pada Arunika, tanpa menjawab pertanyaan sang istri, Raynar malah pergi meninggalkan kamar.Arunika tersentak. Tatapan matanya mengekor pada punggung Raynar yang menjauh darinya sampai hilang dari pandangan.“Kenapa dia tak menjawab? Apa dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Perjalanan Berdua

Raynar keluar dari kolam setelah puas berenang. Dia mengambil handuk yang ada di kursi, mengusap rambut dan leher, lalu menggantung handuk itu di kedua pundaknya.Raynar berjalan masuk rumah menuju dapur dengan masih bertelanjang dada. Dia melihat istri kecilnya itu sedang sibuk di dapur membuat sarapan.“Kenapa semalam kamu mabuk?” tanya Raynar saat sudah berada di belakang Arunika.Arunika sedang mengaduk sup, tanpa menoleh pada Raynar, Arunika menjawab, “Aku tidak tahu, semalam aku hanya minum jus, tapi tiba-tiba kepalaku pusing dan aku tidak ingat lagi.”Setelah bicara, Arunika mencicipi kuah sup, lalu menambahkan garam karena masih dirasa kurang asin.Dahi Raynar berkerut halus. Mana mungkin jus bisa membuat Arunika mabuk. Ada yang aneh.Raynar kembali menatap punggung Arunika yang masih sibuk.“Apa rencanamu weekend ini?” tanya Raynar lagi.Arunika meletakkan sendok yang dipegangnya, lalu membalikkan badan untuk bicara dengan suaminya ini. Namun, alangkah terkejutnya Arunika saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Ada Yang Marah

Arunika dan Raynar sampai di rumah sakit. Mereka menuju ruang perawatan khusus tempat ibu Arunika dirawat.“Bibi.” Arunika langsung memeluk sang bibi saat melihat wanita paruh baya itu.“Bagaimana kabarmu, Aru?” tanya sang bibi sambil mengusap lembut punggung Arunika.“Aku sangat baik,” jawab Arunika dengan senyum penuh kelegaan akhirnya bisa datang menjenguk ibunya.Arunika melepas pelukan untuk memandang sang bibi.“Bagaimana kondisi Mama?” tanya Arunika dengan tatapan berubah sendu.Sang bibi menoleh ke ranjang tempat ibu Arunika terbaring lemah, lalu kembali menatap pada Arunika.“Masih belum ada perkembangan,” jawab sang bibi.Arunika kembali sedih.Sang bibi mengusap wajah Arunika, mencoba memberikan dukungan agar Arunika tabah menjalani takdir. Tatapan wanita tua itu beralih ke pria yang ada di belakang Arunika. Dia bingung, bibi Arunika menatap pada sang keponakan.“Aru, dia siapa?” tanya sang bibi memastikan karena takut Arunika berselingkuh.Arunika terkejut mendengar perta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status