Semua Bab Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin : Bab 91 - Bab 97

97 Bab

Mimpi Buruk

Di rumah Raynar. Pria itu membawa nampan dengan mangkuk berisi bubur di atasnya untuk Arunika. “Makanlah,” ucap Raynar saat duduk di tepian ranjang lalu menyodorkan nampan yang dibawanya pada Arunika.Arunika segera mengulurkan kedua tangan untuk mengambil mangkuk itu, tetapi dia segera menarik kembali kedua tangannya saat baru saja menyentuh permukaan mangkuk.“Panas,” lirih Arunika.Raynar memandang ke bubur yang masih mengepulkan uap panas, lalu mengalihkan pandangan pada Arunika.“Lihat uapnya, kenapa ceroboh sekali?” Raynar menggeleng kepala pelan.“Ish … ya mana aku tahu, aku ‘kan keburu lapar,” rengek Arunika lalu meniup telapak tangannya yang masih panas.Raynar menghela napas pelan. Dia mengambil sendok, lalu menyendok bubur dan mulai meniup pelan uap panas bubur itu agar bisa segera dimakan.Arunika mengulum bibir seraya menatap Raynar yang sedang fokus meniup buburnya. Bahkan hanya meniup bubur, kenapa suaminya itu terlihat sangat memesona, bibirnya, matanya, Arunika mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Ancaman Raynar

Keesokan harinya. Arunika masih di atas ranjang sambil menatap Raynar yang baru saja keluar dari kamar ganti dan sudah memakai pakaian kerja rapi.Arunika turun dari ranjang, lalu berjalan menghampiri Raynar sedang memakai jas.“Kemarilah,” kata Arunika meminta Raynar agak mendekat.Raynar mendekat, lalu berdiri di depan Arunika tanpa bertanya.Ternyata Arunika langsung meraih dasi Raynar, kemudian membantu merapikan ikatan dasi suaminya itu seperti biasa.Raynar mengangkat tangan lalu menyentuh kening Arunika untuk mengecek suhu tubuh sang istri.Arunika terkejut. Dia berhenti merapikan dasi dan sedikit mendongak untuk menatap Raynar.“Ada apa?” tanya Arunika keheranan.“Dokter mengatakan kalau kamu harus segera dibawa ke rumah sakit jika demam. Aku hanya memastikan,” jawab Raynar sambil menurunkan tangan dari kening Arunika.“Aku baik-baik saja,” balas Arunika lalu kembali fokus ke dasi Raynar.Raynar memerhatikan Arunika yang sedang serius merapikan dasinya.“Tetaplah di rumah dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Melabrak Stella

Raynar langsung turun dari mobil yang baru saja berhenti di depan lobby perusahaan milik Hendry, langkahnya begitu lebar dan cepat saat masuk ke perusahaan itu.Erik yang panik kewalahan mengikuti langkah Raynar. Dia tak pernah melihat Raynar murka seperti sekarang ini. Bahkan dia tak berani mencegah kemungkinan apa yang akan Raynar lakukan.Raynar naik menggunakan lift menuju lantai ruangan Stella berada. Kedua tangannya terkepal erat, bahkan urat-urat di tangannya sampai terlihat jelas di permukaan kulit, menandakan betapa dia berusaha menahan amarahnya yang meluap.Saat sampai di lantai itu, sekretaris Stella hendak menahan Raynar masuk, tetapi Erik lebih dulu menghalangi agar tidak menghadang langkah Raynar.Raynar masuk ruangan Stella dengan amarah yang meluap. Sorot matanya begitu tajam dan mengerikan.“Beraninya kamu!” bentak Raynar saat melihat Stella ada di belakang meja.Stella sangat terkejut melihat kedatangan Raynar di sana. Dia langsung berdiri dengan ekspresi panik. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Keputusan Raynar

Akhirnya Raynar pulang bersama Hendry dan Stella. Sesampainya di rumah, Nenek Galuh kebingungan karena mereka bertiga pulang bersama dan Stella menangis sambil terus memegangi lengan Hendry.“Ada apa ini?” tanya Nenek Galuh sambil menatap Raynar dan yang lain secara bergantian.“Dia mau menjebloskan Stella ke penjara.” Hendry melirik tajam pada Raynar yang berdiri tak jauh dari sampingnya.“Bukankah yang salah memang sudah seharusnya dihukum,” balas Raynar dengan sangat tenang.Stella menangis sambil menggeleng kepala dengan kuat.“Tidak, aku tidak bermaksud begitu.” Stella mencoba membela diri.Raynar menoleh pada Stella, tatapan ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-20
Baca selengkapnya

Siapa Yang Kejam?

Bola mata Hendry membulat lebar. Dia langsung mencengkram kedua sisi jas bagian depan Raynar. Tatapannya penuh amarah dan berapi-api.“Beraninya kamu mau membuang putriku!” geram Hendry.Raynar tersenyum miring. Dia begitu tenang meski Hendry murka. Raynar mengeluarkan ponsel dari saku celana, tatapannya terus tertuju pada Hendry.“Satu panggilan dariku, maka berkas-berkas bukti Stella bersalah akan masuk ke kantor polisi dan sudah tidak ada lagi yang bisa menghalangi Stella ditahan,” ancam Raynar.Stella sangat terkejut. Dia menggeleng cepat, tidak mau jika masuk penjara.Hendry semakin kuat mencengkram jas Raynar karena emosi.“Hentikan!” peri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

Tidak Jijik

Raynar pulang dari perusahaan dan mampir ke kafe untuk membelikan smoothies yang Arunika inginkan.Kedatangannya di sana sampai menarik perhatian beberapa remaja yang langsung menatap kagum pada Raynar yang memiliki tubuh tegap dan tinggi, apalagi pria itu sangat tampan dan berkarisma.“Selamat datang, Anda mau pesan apa?” tanya pelayan kafe yang menyambut Raynar.“Satu smoothies strawberry.”“Mau dibungkus atau diminum di tempat?” tanya pelayan seraya menginput pesanan Raynar.“Bungkus.”Pelayan itu mengangguk, lalu segera memberikan pesanan pada barista agar bisa segera dibuatkan.Raynar memandang ke kue cokelat yang terpajang di etalase.“Anda mau bungkus kuenya juga? Sedang ada free, beli satu gratis satu bebas pilih rasa,” ujar pelayan menjelaskan karena Raynar terus memandang kue itu.Raynar mengalihkan pandangan dari kue cokelat itu pada pelayan.**Raynar segera pulang setelah mendapatkan smoothies yang Arunika mau. Dia bertemu dengan Sarah yang baru saja dari lantai atas.“Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya

Itulah Aku di Matamu

Raynar masih menatap pada Arunika yang baru saja selesai memakan kue cokelat, terlihat istrinya itu sampai menjilat telunjuk dan jempol yang tadi digunakan untuk memegang kue.“Kamu mau kopi? Aku buatin dulu.” Arunika berdiri tanpa menunggu jawaban dari suaminya. Dia ingin melakukan kebiasaannya.Raynar menatap pada Arunika yang berjalan riang menuju pintu, sampai punggung istrinya itu tidak terlihat lagi.Raynar menahan senyum, menyentuh ujung bibir dengan jempol lalu menggeleng pelan.Saat malam hari. Arunika keluar dari kamar mandi dan pergi ke meja rias. Dia memerhatikan perban yang terpasang di lehernya, Arunika sedikit ceroboh karena membuat perban itu basah terkena air yang digunakannya untuk cuci muka.“Kalau tidak diganti, pasti bisa bikin lukanya nggak cepat kering,” gumam Arunika.Arunika membuka salah satu laci di meja rias, lalu mengeluarkan kotak obat dan mengambil perban.Arunika kembali menatap bayangannya dari pantulan cermin dan siap membuka perban yang menutup lukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status