Semua Bab Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin : Bab 11 - Bab 20

86 Bab

Hinaan di Keluarga

Raynar dan Arunika meninggalkan kamar Nenek Galuh, tetapi baru beberapa melangkah saat Laras memblokir jalan mereka di Lorong.Tatapan Laras tidak menyenangkan, merendahkan Raynar dan Arunika. "Kalian mau pulang?" tanyanya dengan nada tidak bersahabat."Ya," jawab Raynar, suaranya datar, namun genggamannya pada tangan Arunika menguat."Kita perlu bicara." Laras berbalik, langkahnya terayun menuju ruang keluarga, mengisyaratkan bahwa ini bukan sekadar percakapan biasa.Raynar dan Arunika mengikuti dalam diam.Di ruang keluarga, Hendry dan Laras telah menunggu, duduk dengan postur yang menegaskan kekuasaan, sorot mata mereka dingin dan angkuh."Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Raynar, nada suaranya tanpa basa-basi.Raynar mungkin terdengar tidak sopan, tetapi itulah cara dia bersikap pada keluarga yang tak pernah menghargainya."Kami tidak tahu soal pernikahanmu," kata Hendry, nada suaranya menyiratkan ketidaksenangan. "Seolah kami bukan bagian dari keluarga ini."Hendry tidak pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Belum Jera

Saat malam hari. Arunika sudah memakai piyamanya dan bersiap tidur saat melihat Raynar keluar dari kamar ganti.Arunika melihat Raynar berjalan menuju pintu.“Kamu mau ke mana?” tanya Arunika memberanikan diri.Raynar menghentikan langkah sebelum mencapai pintu. Dia membalikkan badan pelan lalu memandang Arunika.Raynar melihat istrinya itu berdiri di sisi ranjang. Belum juga Raynar menjawab, Arunika sudah kembali berbicara.“Kamu mau ke ruang kerja?” tanya Arunika lagi ragu-ragu karena Raynar hanya diam.Apa Raynar akan menganggap Arunika cerewet karena banyak bertanya? “Tidurlah dulu.” Hanya kalimat itu yang keluar dari bibi Raynar.Setelah mengatakan itu, Raynar pergi meninggalkan Arunika di kamar.Arunika menggelembungkan kedua pipi seraya memainkan telunjuknya. Raynar meninggalkannya lagi di kamar, seperti saat di hotel waktu itu.“Apa dia menghindariku agar tidak tidur bersamaan?” Pikiran itu melintas di kepala Arunika.“Kalau dia terus menghindar, bagaimana caranya aku menggod
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Kedatangan Membuat Panik

Jantung Arunika seakan berhenti berdetak. Tubuhnya membeku, menatap lekat pada pria yang kini menahan bobot tubuhnya agar tak menimpanya.“Kamu baik-baik saja? Sepertinya aku sangat mengejutkanmu, hm?” Suara itu, suara yang pernah mengisi hari-harinya di masa lalu.“Kak Nathan.” Hanya itu yang mampu terucap dari bibir Arunika.Dengan sigap, Arunika menegakkan tubuh, menciptakan jarak. Gerakan itu membuat tangan Nathan yang tadi bertengger di pinggangnya, kini menggantung di udara.Senyum Nathan mengembang. Namun, ada yang berbeda. Ada sesuatu yang tak terbaca di balik tatapan matanya. “Iya, aku kaget karena tiba-tiba Kak Nathan sudah di sampingku,” jelas Arunika gugup. “Aku tidak mendengar suara lonceng pintunya.”Senyum Nathan tak luntur. “Kamu terlalu fokus sampai tidak mendengar loncengnya.”Arunika mengangguk-angguk, kikuk. Pipinya merona, bukan hanya karena insiden tadi, tetapi juga karena beberapa pasang mata pelanggan kini tertuju padanya.Lagi-lagi dia membuat kegaduhan.Rasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Tidak Senang!

Di ruang rapat, seorang staf sedang melaporkan perencanaan proyek yang akan diambil oleh perusahaan. Raynar duduk di kursi pimpinan, tatapannya tajam memerhatikan presentasi laporan di hadapan. Di saat yang sama, Raynar melihat ponselnya di atas meja berkedip. Sebuah pesan masuk. Raynar mengambil ponselnya dan memeriksa pesan itu. [Anda meminta saya melaporkan apa pun yang Nona lakukan, jadi saya rasa perlu melaporkan ini.] Raynar telah menyuruh seseorang untuk mengikuti Arunika. Ibu jari Raynar bergerak membuka foto-foto yang dikirimkan orang suruhannya. Detik berikutnya, cengkeraman Raynar di ponsel menguat. Pria yang kemarin ada di kafe kini menemui istrinya lagi! Erik, asisten pribadi Raynar, duduk di sisi kanan Raynar tetapi langsung bisa merasakan aura gelap yang menguar dari atasannya. Dia melirik Raynar dan sudut matanya menangkap wajah Raynar yang terpaku pada layar ponsel, ekspresinya berubah dari datar menjadi sedingin es. “Pak.” Erik menyentuh lengan Raynar dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

Nathan

Nathan masih berada di kafe. Dia menghabiskan makanan yang dipesannya, seraya sesekali memperhatikan Arunika yang sedang melayani tamu.Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan, tetapi tatapan matanya intens pada juniornya saat di kampus dulu.Nathan mengingat, dulu Arunika selalu tersenyum malu ketika bertemu dengannya. Saat ini, Arunika tetap masih sama, tetapi Nathan merasa sedikit berbeda. Bagaimana pun mereka sudah tidak berhubungan dan putus kontak sejak ia lulus dari universitas.Saat Nathan masih memperhatikan Arunika. Ada senyum tipis di bibirnya, namun raut wajahnya menunjukkan ketertarikan ketika melihat wanita itu memandang telepon lalu menempelkan di telinga dan pergi menuju pintu samping kafe.Tidak ingin kentara mengamati, Nathan menyesap minumannya. Namun, detik berikutnya Nathan berdiri dan berjalan ke arah Arunika pergi.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Arunika setelah sang bibi di seberang panggilan membalas sapaannya.Sejak menikah Arunika belum bisa menghubungi bib
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

Jemputan Mendadak

Sore itu, Raynar pulang terlambat. Pertemuan dengan klien menyeretnya hingga lewat waktu kerja. Dia langsung menuju kamar. Dia kira akan menemukan Arunika di sana, tetapi ruangan itu kosong.Raynar melirik arloji di pergelangan tangannya. Saat ini sudah pukul tujuh malam dan istrinya belum ada di rumah.Tanpa mengganti pakaian, Raynar bergegas menuruni tangga dengan cepat.Para pelayan yang berpapasan dengannya menatap heran.Sindy, salah satunya, memandang Raynar tetap dengan rasa hormat, namun melihat tuannya langsung pergi lagi padahal baru kembali ke rumah dan mengingat Arunika belum ada di rumah, hati Sindy langsung tidak senang.Akan tetapi, sejurus kemudian sebuah ide terlintas di benaknya. Seringai jahat muncul di bibir Sindy.Raynar mengemudikan mobilnya sendiri, melaju kencang menuju kafe tempat Arunika bekerja.Begitu tiba, dia langsung masuk dan matanya menemukan Arunika yang masih sibuk melayani pelanggan."Selamat datang," sapa Arunika refleks saat mendengar suara loncen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Apa Dia Perhatian?

Arunika menatap Raynar. Kelopak matanya berkedip-kedip cepat, seolah memastikan pendengarannya berfungsi dengan baik. "Masuk ke perusahaanmu?" tanyanya memastikan."Ya," jawab Raynar datar dan tanpa menoleh. "Gunakan kesempatan itu."Arunika terdiam. Apa bisa dia terjun ke pekerjaan profesional?Arunika tidak pernah punya pengalaman bekerja kantoran."Kamu serius?" Arunika bertanya lagi, mencari kepastian di wajah Raynar, tetapi pria itu tetap memandang lurus ke depan, fokus pada jalanan di hadapan mereka."Kamu lulusan hukum. Ijazahmu hanya akan jadi pajangan kalau kamu bekerja di kafe," jawab Raynar masih tanpa menoleh pada Arunika. Nada suaranya tetap dingin, tetapi ada sedikit sesuatu yang tertangkap di telinga Arunika.Apa suaminya itu kini mulai perhatian padanya? Atau tadi itu adalah sindiran darinya?Namun, meskipun begitu, apa yang dikatakan Raynar ada benarnya juga.Lagi pula ini bisa jadi pengalaman yang bagus untuknya. Selain mungkin bekerja di perusahaan Raynar dia jadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Mudah Sekali?

Raynar dan Erik memasuki lift, hanya mereka berdua di sana. Para staf lain memilih menunggu, tak berani berbagi lift dengan sang Presdir yang terkenal dingin. “Anda jadi menyampaikan soal lowongan itu pada Nona Arunika?” tanya Erik, memecah keheningan. Ia melirik Raynar yang berdiri satu langkah di depannya. “Hm.” Hanya gumaman singkat yang keluar dari bibir Raynar. Erik mengangguk-angguk, mencoba menutupi rasa penasarannya. Kenapa Raynar tiba-tiba peduli soal pekerjaan Arunika? “Sebenarnya apa yang membuat Anda ingin Nona Arunika masuk perusahaan?” tanya Erik penasaran. Sebagai asisten pribadi dan orang kepercayaan Raynar, Erik tahu banyak tentang kehidupan atasannya, termasuk pernikahan atasannya dengan Arunika. Ia juga tahu sedikit banyak tentang latar belakang Arunika. Erik mengamati Raynar menunggu jawaban. Namun, Raynar tetap diam, membuat Erik jadi semakin penasaran. Arunika berdiri di depan gedung pencakar langit. MH Group. Bangunan itu menjulang tinggi, jauh lebih ting
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Provokasi

“Apa yang akan saya sampaikan pasti bermanfaat untuk Anda. Jadi, silakan duduk.”Stella mendengus, merasa direndahkan. Berani-beraninya pelayan ini menyuruh Stella menemuinya!Namun, rasa penasarannya mengalahkan harga dirinya. Sindy menyinggung soal Raynar, dan itu membuatnya tertarik.“Tidak usah berbasa-basi. Apa yang ingin kau katakan?” tanya Stella setelah menjatuhkan diri di kursi hadapan Sindy, melipat tangan di depan dada dan menatap Sindy tajam.“Saya tahu Anda pasti tidak suka Tuan Raynar menikah, ‘kan? Saya ke sini untuk membantu Anda,” jawab Sindy seraya mengamati reaksi Stella.Mata Stella menyipit curiga. Apa maksudnya ini? Namun, Stella menunggu Sindy melanjutkan ucapannya.“Apa yang ingin saya bahas ini juga demi keuntungan Anda. Memangnya Anda sudi Tuan Raynar dimiliki wanita kampung itu?”“Katakan saja langsung!” perintah Stella tak sabar.Sindy mulai menceritakan semua yang ia ketahui tentang Arunika, nyonya baru di mansion Raynar. Ia melebih-lebihkan cerita tentang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Rencana Jahat

Sindy duduk di tepi ranjang kamarnya, menatap lekat-lekat pil kecil di tangannya.Dia mendapatkan obat itu dari apotek siang tadi, setelah pertemuannya dengan Stella.Pikirannya bekerja keras menyusun rencana untuk menyingkirkan Arunika.Kesepakatan dengan Stella terngiang di telinganya. Sindy akan mendapatkan jaminan hidup layak jika dia berhasil membuat Arunika pergi dari kehidupan Raynar.“Wanita itu memang gila,” gumam Sindy menyeringai sambil masih memerhatikan obat di tangannya, “tapi, apa boleh buat? Aku yang menawarkan kerjasama dan dia telah sepakat.”Sindy sadar, Raynar tak akan pernah memandangnya, tak peduli seberapa besar pun perasaannya terhadap Raynar.Karena itu, dia rela Raynar bersama Stella, daripada bersama Arunika. Setidaknya, Stella sepadan dengan Raynar.“Kalau rencanaku berhasil, setidaknya aku tidak perlu lagi melihat wanita miskin itu menjadi nyonya di rumah ini.” Senyum sinis masih terukir di wajahnya. Ia segera menyembunyikan pil itu di saku kemejanya, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status