All Chapters of Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO: Chapter 51 - Chapter 60

116 Chapters

Bab 51. Kembalikan Perhiasan Itu Ke Tempatnya!

"Kembalikan ke kamar Emily! Apa aku pernah melarangmu berbelanja? Kenapa kau masih saja memakai barang yang bukan milikmu?" tegurnya tajam. Sarah terperanjat mendengar perkataan Arnold. Wajahnya yang tadi ceria berubah menjadi penuh amarah. "Apa barusan kau memarahiku?" Kini, giliran Sarah yang emosi. "Tidak. Aku hanya mengingatkanmu, jangan pernah memakai barang milik orang lain. Siapa pun itu!" tegas Arnold dingin. "Tapi Emily sudah tidak ada lagi, Hon! Dan perhiasan ini hanya dibiarkan begitu saja!" protes Sarah kesal. Sejak awal, Sarah memang ingin mengambil perhiasan Emily. Ia merasa iri karena Nyonya Ruby tidak pernah memberikannya hadiah semacam itu. Baru setelah setahun kepergian Emily, ia memberanikan diri untuk memilikinya. "Sini, aku yang akan mengembalikannya kalau kau tidak mau!" Arnold menarik kotak perhiasan dari tangan Sarah, lalu berlalu pergi, meninggalkan istrinya yang hanya bisa mengumpat dalam hati. Awas saja kau, nanti aku akan mengambilnya saat kau
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 52. Sarah Yang Memberi Perintah

"Nyonya Sarah yang menyuruh saya membiarkan Nona Muda pergi membawa mobil sendirian. Saya tidak tahu bahwa Nona sedang hamil!"Pasca kejadian, sopir baru mengetahui bahwa Emily hamil dan mengalami keguguran. Hal itu membuatnya merasa sangat bersalah karena telah menuruti perintah Sarah untuk membiarkan Emily membawa mobilnya sendirian."Bukannya Emily yang memaksa membawa mobil?" Arnold teringat bahwa Sarah mengatakan Emily sengaja ingin membunuhnya dengan menabrakkan mobilnya. Itu berarti Emily yang seharusnya mengatur, bukan Sarah."Apa kau yakin Sarah memintamu membiarkan Emily pergi sendirian? Lalu siapa yang pergi lebih dulu pagi itu? Sarah atau Emily?""Saya lupa-lupa ingat, Tuan. Kalau tidak salah, Nona Emily."'Emily?' batinnya. Itu agak berbeda dengan yang ada di bayangannya. Seharusnya Sarah yang pergi lebih dulu karena menurut pengakuan Sarah, dirinya ditabrak dari belakang oleh Emily."Ah sudahlah, untuk apa aku memusingkannya!" gumamnya sambil berlalu.Arnold masuk ke dal
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 53. Meresahkan

"Sungguh meresahkan!" desah Arlen sambil menuju wastafel, wajahnya mendadak panas. Ia membuka keran dan membasuh wajahnya beberapa kali, berharap air dingin bisa meredakan panas yang tiba-tiba menjalar ke seluruh wajahnya. Ingatan akan kejadian barusan masih segar di benaknya. Pemandangan yang tak sengaja tertangkap oleh matanya membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan diri. Sementara itu, di dalam kamarnya, Emily dengan wajah merah padam segera membetulkan kancing bajunya yang terbuka. Tidak hanya satu, tapi dua! Bisa dibayangkan bagaimana perasaannya saat ini. "Kenapa kamu bodoh sekali, Emily! Jangan-jangan dia berpikir aku sengaja menggodanya? Ya ampun, bagaimana ini? Aku malu sekali!" gerutunya sambil membenamkan wajah ke bantal. Rasa malu itu begitu besar hingga ia ingin bersembunyi selamanya. Tapi sayangnya, ia tak bisa melakukan itu. Sebentar lagi jam makan siang, dan ia harus keluar untuk menyuapi Nyony
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 54. Fakta Tentang Emily

Mike meletakkan amplop cokelat besar di atas meja, tepat di hadapan Arlen. Namun, Arlen tidak langsung mengambilnya. Ia hanya menatap benda itu dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Bukalah, Tuan. Firasat saya ternyata benar. Anda pasti akan terkejut setelah melihatnya!" ujar Mike dengan nada serius. Mendengar ucapan itu, Arlen akhirnya mengambil map yang ada di hadapannya dan dengan cepat membukanya. Matanya menyipit begitu melihat isi di dalamnya—sebuah foto yang memperlihatkan Emily bersama saingannya, Arnold. Rahangnya mengeras. Tangan yang memegang foto itu sedikit menegang. "Bisa kau jelaskan apa ini, Mike?" tanyanya, rasa penasaran mulai menguasai dirinya. Mike menarik napas sebelum menjawab. "Seperti yang Anda lihat, Nona Emily adalah istri Tuan Arnold. Tapi bukan istri pertama atau satu-satunya. Dia adalah istri kedua." Arlen mengerutkan kening. "Istri kedua? Mereka menikah secara resmi?" Rasa penasaran itu semakin besar, karena setahunya Arnold adalah lelaki yang
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 55. Menginginkannya?

Arnold memejamkan matanya sejenak, mencoba meredam amarah yang bergelora dalam dadanya. Namun, emosi itu terlalu kuat untuk diabaikan. Dengan gerakan kasar, ia meraih gagang telepon kabel di mejanya dan menekan tombol cepat. "Ke ruanganku sekarang!" perintahnya tanpa basa-basi. Tanpa menunggu jawaban, ia langsung menutup telepon, seolah keberatan mendengar suara siapa pun saat ini. Tak butuh waktu lama, suara ketukan terdengar di pintu. Tok… Tok… "Masuk!" suara Arnold terdengar tajam. Pintu terbuka, dan seorang pria berjas rapi melangkah masuk dengan sikap profesional. Robert, asisten pribadi sekaligus tangan kanan Arnold, berdiri tegap di hadapan bosnya. "Siap, Tuan!" ucapnya, suaranya stabil, tanpa ekspresi berlebihan. Arnold menarik napas dalam, lalu dengan gerakan cepat, ia merapikan kembali surat gugatan cerai yang baru saja ia remas sebelumnya. Matanya masih menatap dokumen itu dengan penuh ketidakpercayaan. Bisa-bisanya Emily yang lemah lembut mengajukan gugatan cerai.
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 56. Tidak Seperti Biasanya

Robert menunduk hormat sebelum keluar dari ruangan Arnold. Sepeninggal Robert, Arnold masih duduk di kursinya, memikirkan kembali perkataan asistennya. "Kenapa aku menahannya? Karena aku menginginkannya melahirkan anak untukku, bukankah itu sudah jelas? Kenapa Robert malah mempertanyakannya?" Arnold menghela napas panjang, berusaha mengabaikan kebingungan yang muncul dalam benaknya. Ia kemudian kembali larut dalam pekerjaannya, mencoba menekan segala pikiran yang mengganggu. --- Sementara itu, di Sebastian Building Corp—atau lebih dikenal dengan nama SBC, perusahaan kontraktor yang dibangun oleh mendiang kakek Arlen—suasana tetap sibuk seperti biasa. SBC adalah perusahaan terbesar kedua di industri konstruksi, hanya berada di bawah Maurer Corp, yang dipimpin oleh Arnold. Kedua perusahaan ini terus bersaing, terutama dalam merebut proyek-proyek besar. Namun, persaingan mereka juga membuat dunia kontraktor semakin kompetitif, menjadikan mereka dua perusahaan terbaik di bidang
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 57. Apa Kau Mencintainya?

"Itu... tadi saya sedang memijat kaki Nyonya dan tidak berani langsung kemari!" jawab Emily terbata, napasnya sedikit tersengal karena tergesa-gesa. "Ya sudah, lupakan saja. Cepat duduk! Ada hal yang ingin aku sampaikan!" Emily segera masuk, diikuti Arlen yang berjalan di belakangnya. Mereka duduk berseberangan, suasana di antara mereka terasa tegang. "Begini, Emily!" Arlen mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya dan menyodorkannya kepada Emily. Emily menatap benda itu dengan ragu. "Apa ini, Tuan?" tanyanya pelan. "Buka saja!" Tangannya sedikit gemetar saat Emily membuka amplop tersebut. Matanya menelusuri isi dokumen di dalamnya, membaca setiap kata dengan perlahan. Setelah selesai, dia menunduk dalam, ekspresinya sulit ditebak. "Kau ingin membalaskan dendammu, bukan? Aku akan membantumu, Emily!" suara Arlen terdengar mantap. Emily menggeleng lemah. "Ini tidak akan berlaku, Tuan. Tuan Arnold memegang surat perjanjian hitam di atas putih tentang pernikahan kontrak kami. Saya
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 58. Hanya Mengikuti Kata Hati

Arlen sudah tahu bagaimana Arnold di dunia bisnis, jadi tidaklah mudah untuknya membantu Emily lepas dari Arnold jika Arnold mempertahankan Emily. "Untuk saat ini kau tidak perlu memikirkan apa-apa, cukup rawat nenekku sebaik mungkin!" Emily mengangguk, di sapunya kedua pipinya yang basah. Emily menegakkan kepalanya dan menatap Arlen yang sedari tadi terus menatapnya. "Terima kasih Tuan Arlen! Saya hanya ingin hidup saya damai. Saya tahu betul tidak mungkin mengembalikan masa lalu yang sudah hancur, terlebih mengembalikan kehadiran kedua orang tua saya." "Ya, kau benar. Aku tidak akan bisa mengembalikan kebahagiaanmu yang dulu, tapi aku akan berusaha membuat ke depannya jauh lebih baik." Tanpa sengaja Arlen mengucapkan janji untuk melindungj Emily. Melihat Emily yang kehilangan kedua orang tuanya dan tidak memiliki siapa siapa lagi ditambah hidupnya yang tragis di tangan Arnold, membuatnya iba. Ya hanya perasaan iba, tidak lebih. "Kembalilah menemani nenek, dia pasti kesep
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 59. Apa Selama Ini Salah Menduga?

Arnold kembali ke ruangannya setelah mengantarkan Sarah ke mobilnya. Baru saja ia memasuki ruangan, permintaan Sarah untuk menceraikan Emily kembali berkelebat dalam benaknya. "Apakah aku harus menceraikan Emily?" Arnold menggeleng, ada perasaan tidak rela kalau harus melepaskan wanita itu, tapi apa alasannya Arnold sendiri juga tidak tahu. Arnold urung duduk, ia melangkah menuju lemari penyimpanan berkas dan meraih amplop yang berisi surat gugatan cerai dari pengadilan. Dibukanya amplopnya, Arnold hendak membaca kembali isi surat gugatan itu, tapi saat ia mengeluarkan suratnya, beberapa lembar foto ikut terjatuh. Arnold menunduk, dipungutnya foto-foto tersebut satu per satu. Nafas Arnold rasanya tercekat di tenggorokan saat menatap wajah lugu Emily. Ia sangat cantik bahkan tanpa make up sekalipun. Satu per satu ditatapnya foto istri keduanya tersebut, hampir di semua foto Emily tersenyum manis, Arnold benci mengakuinya tapi Emily memang sangat cantik padahal latar foto itu sa
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 60. Pertama Kalinya

Napasnya mulai tidak beraturan. Arnold memilih untuk keluar dari kamar Emily saat semuanya terasa membayanginya; kemarahannya, kasarnya dia, dan tangis Emily. Saat Arnold menutup pintu kamar Emily, Sarah datang dan menatapnya dengan tatapan emosi. "Apa yang kamu lakukan di sini, Hon?" tanya Sarah dengan mata berkabut emosi. Alih-alih menjawab pertanyaan Sarah, Arnold justru bertanya balik. "Dari mana saja kamu? Bukankah kamu sudah pergi dari tadi? Kenapa baru kembali?" Pertanyaan Arnold yang bertubi-tubi membuat Sarah kelimpungan. Sarah diam membisu, otaknya blank, bingung harus menjawab apa. "Kenapa hanya diam? Apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Arnold dengan tatapan penuh selidik. Arnold terbawa emosi setelah melihat beberapa kebenaran akan Emily, ia menyalahkan dirinya sendiri yang sejak awal mencap Emily sebagai wanita jalang yang hanya ingin uangnya. Terlebih selama ini ia selalu mendengarkan perkataan Sarah. "T-tadi aku pergi mengunjungi sahabatku yang seda
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status