All Chapters of Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam: Chapter 51 - Chapter 60

86 Chapters

Bab 51 : Istana Changxin

Kereta kuda Shen Qi berhenti tepat di depan gerbang Istana Selatan. Saat masuk, dia melihat Yang Mulia Pangeran Kedua bersama pegawalnya. Pengawalnya membawa banyak dokumen hingga menumpuk tinggi dan membuatnya kesulitan menyamai langkah majikannya. Shen Qi mendengus, “Anak kecil itu masih saja suka membebani orang lain.” “Apakah maksud Anda itu Yang Mulia Pangeran Kedua?” Zhong Li mengikuti tatapannya. “Lihat, usianya bahkan baru genap dua puluh tahun. Tapi sok-sokan bersikap seperti itu kepada tangan kanannya sendiri.” Shen Qi menggeleng miris. Zhong Li menatap majikannya itu lamat-lamat, “Tuan Muda, apakah Anda merasakan sesuatu?” “Ya …. Aku merasakan bahwa seharusnya aku memiliki kamar pribadiku juga di Istana Selatan, begitu seharusnya, kan?” Shen Qi terkekeh, “Tapi aku sekarang ini hanya anak angkat selir pertama Kediaman Shen. Tidak ada yang begitu istimewa selain datang ke sini sejak kecil untuk menemani Pangeran Pertama bermain. Siapa sangka begitu besar, aku justru men
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 52 : Hanya Teman Masa Kecil

“Yang Mulia sudah kembali rupanya.” Liu Ling berdiri dan memberi salam dengan senyum lebar. “Kau sudah bekerja keras, Liu Ling.” Pangeran Pertama tertawa sambil menyuruhnya berdiri tegak. “Selamat datang juga Kak Shen Qi. Liu Ling sudah menunggu Kakak sejak tadi. Liu Ling tidak menyangka Kakak akan terlambat datang, jadi merasa sedih karena tidak bisa langsung bertemu dengan Kakak.” Liu Ling tertunduk sedikit dan menunjukkan raut wajahnya yang penuh kesedihan. Shen Qi terkekeh dalam, “Memangnya kau orang yang peduli dengan hal itu?” Liu Ling memasang wajah terkejut, lalu segera menggamit lengan Pangeran Pertama dan menunjukkan sorot menyedihkannya. “Lihatlah, Yang Mulia. Kakak Shen Qi tidak suka pada Liu Ling.” Pangeran Pertama tertawa renyah, “Shen Qi, sekarang ini dia sedang berperan sebagai Liu Ling kecil yang suka bermanja-manja di depanmu saat aku tidak mengacuhkannya. Memangnya kau lupa? Dulu kalian itu sangat menempel seperti sepasang kaus kaki, kan?” Shen Qi mendengus, “
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 53 : Pengawal, Bukan Ajudan

Pada akhirnya, Shen Qi baru kembali ke rumah setelah matahari terbenam. Dia memijat pelipisnya dengan perasaan kesal. “Karena perdebatan sialan itu, aku jadi tidak bisa menepati janjiku dengan Xue Ningyan. Bisa-bisa dia akan semakin tidak memercayaiku.” Shen Qi bersungut-sungut kesal. “Zhong Li.” “Ya, Tuan Muda.” “Panggilkan Kepala Pelayan.” Beberapa menit kemudian, wanita tua itu datang menghadapnya di ruang kerja. “Apa yang dilakukan Xue Ningyan hari ini?” tanya Shen Qi. “Nyonya Muda seharian ini hanya berada di atas ranjang saja, Tuan Muda. Sore hari, beliau meminta tolong pada saya untuk mandi dan bersiap-siap, beliau bilang akan menunggu Anda pulang dan pergi keluar bersama Anda.” “Tapi karena Tuan Muda tak kunjung pulang, beliau ketiduran, bahkan belum makan malam juga.” Kepala Pelayan membungkuk setelah menyelesaikan laporannya. Shen Qi menghela napas panjang, “Semuanya kacau gara-gara Pangeran sialan itu.” “Tuan Muda, apa ada hal lain lagi yang ingin Anda ketahui?”
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 54 : Shen Qi Menginginkan Putra

Shen Qi berdiri termenung di depan Xue Ningyan yang berbaring nyaman dan tertidur tenang. Deru napasnya tampak stabil. Raut wajahnya selalu pucat seperti biasa sampai membuat Shen Qi tanpa sadar selalu merasa kasihan. Tiba-tiba saja dia teringat ‘peringatan’ yang dikeluarkan Pangeran Pertama. Sekarang status pernikahannya mulai dipertanyakan. Hubungannya dengan Xue Ningyan selalu tidak jelas dan meragukan di mata orang-orang. Apalagi sekarang Pangeran Pertama terang-terangan sekali mendekatkan Liu Ling ke sisinya. Dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah hal itu. Satu-satunya cara adalah memiliki seorang putra bersama Xue Ningyan. Tapi dengan hubungan yang seperti ini, Xue Ningyan tidak mungkin mau memiliki anak dengannya, kan?Shen Qi menghela napas, lalu rasa kasihan itu membuatnya takut menyentuh wanita ini seolah-olah bisa pecah kapan saja seperti selembar cermin. Dia mengambil posisi duduk di tepi ranjang, menatap wanita yang tidur di depannya. ‘Padahal dia sangat cantik k
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 55 : Menaklukkan Anjing Penjaga Pangeran Pertama

“Aku ingin kau menghabiskan malam denganku dan melahirkan satu putra untukku. Bagaimana?” Xue Ningyan terdiam membeku, wajahnya tidak mampu menunjukkan ekspresi apa pun karena tidak tahu harus berekspresi seperti apa. “T-Tuan Muda …, bukankah itu pernyataan yang terlalu buru-buru?” “Apanya yang buru-buru? Kita sudah satu bulan menjadi pasangan suami-istri, tapi sama sekali belum pernah melakukannya, kan?” Shen Qi meraih cangkir tehnya. “Tetap saja, jika mengingat seperti apa hubungan Tuan Muda dengan saya belakangan ini, itu tetap terlalu terburu-buru.” Xue Ningyan menunduk. “Jangan-jangan tubuhmu tak mampu menanggung rasa lelahnya, ya? Apalagi itu akan menjadi pertama kalinya bagimu, kan? Apa kau takut kesakitan?” Shen Qi menaikkan sebelah alisnya. Xue Ningyan merutuk dalam hati, ‘Dasar tidak tahu malu. Bagaimana bisa dia membicarakan hal ‘itu’ seolah bukan apa-apa?’ Shen Qi tiba-tiba terkekeh, “Apakah karena tubuhku tidak sesuai dengan tipemu? Kau meremehkan kekuatanku?” “Bu
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 56 : Pikiran Buruk

‘Aku tidak menyangka hubunganku dengan Shen Qi akan menjadi seperti ini.’ Xue Ningyan menghela napas, melihat langit-langit kamar yang kelihatannya lebih terang dari malam biasanya. “Tapi dia sangat serius saat berkata ingin memiliki anak denganku.” Xue Ningyan berpikir keras. Meski tahu maksud dari kalimat itu bukan karena Shen Qi benar-benar menginginkannya, tapi kalimat itu tetap saja mampu membuat wanita mana pun merasa tidak tenang. “Jadi selama ini dia juga sangat menderita, ya ….” Xue Ningyan menatap ke arah pintu lamat-lamat, ‘Dia benar-benar tidak datang ke kamar karena aku bilang ingin tidur sendirian.’ “Dibanding aku yang selalu hidup seperti bayangan Xue Fengzhi, hidup sebagai anjing pesuruh orang lain sangat menyedihkan. Dia pasti tersiksa dan ingin melepaskan diri dari belenggu di lehernya, kan …, apakah dengan memiliki anak denganku, aku jadi bisa sedikit melonggarkan belenggu itu?” Xue Ningyan menghela napas panjang. “Bukan hal buruk juga memiliki seorang putra, k
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 57 : Wanita Beracun

“Bagaimana?” Shen Qi bertanya. Lv Xian berjalan mendekat dan meletakkan sebuah catatan kecil. “Aku sudah menyelidiki semuanya, Tuan Muda,” ucap pria itu dengan penuh percaya diri. “Apa hasilnya?” “Ternyata gadis bernama Li Li itu mematuhi perintah Zhu Mingyue dengan sebuah ancaman. Ini adalah alamat rumahnya di Wilayah Timur Ibukota.” “Sebelumnya dia memiliki seorang ibu yang jatuh sakit dan masa hidupnya tidak lama lagi. Zhu Mingyue mengancam Li Li menggunakan nyawa ibunya agar dia mau menjadi mata-mata di sisi Nyonya Muda.” “Zhu Mingyue menjanjikan obat mahal dan pengobatan untuk ibu Li Li, dan gadis itu memercayainya begitu saja dan menjadi tangan kanannya melakukan perbuatan kotor.”“Tapi, seperti yang diharapkan dari Putri Menteri Hukum yang sudah dijuluki ‘Wanita Beracun’ itu, dia tidak pernah memberikan obat pada ibu Li Li meski pun hanya sekali.” “Belakangan wanita tua itu mati, Li Li baru mendengar kabarnya dua hari setelahnya, saat dia menjalankan perintah untuk menyeb
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 58 : Bertemu Ibu Mertua

‘Aku tidak menyangka akan bertemu ibu mertuaku dengan tiba-tiba begini,’ Xue Ningyan menghela napas pelan.Setelah perjalanan setengah hari, kereta kuda mereka sampai di Kediaman Qin tepat pukul sembilan malam. Karena kunjungan yang mendadak, orang-orang menyambut dengan raut terkejut. “Saya tidak tahu Tuan Muda akan datang berkunjung tanpa pemberitahuan seperti ini.” Seroang pria tua terkekeh pelan. Dari pakaiannya, Xue Ningyan tahu kalau pria ini adalah kepala pelayan alias pengurus kediaman. “Mari, Tuan Muda. Kebetulan Nyonya baru saja memulai makan malam.” “Ibu baru makan di jam segini?” Shen Qi berjalan sambil menggandeng tangan Xue Ningyan. “Benar …, tadi Nyonya baru saja kembali dari kuil setelah sembahyang beberapa hari. Ah …, beliau juga sudah mendengar tentang pernikahan Tuan Muda, saya mewakili beliau meminta maaf karena tidak hadir dalam upacara itu.” “Tidak apa, aku tahu Ibu tidak akan suka.” “Silakan, Tuan Muda.” Pengurus kediaman itu membuka pintu ruang makan. D
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 59 : Hilangkan Saja Jarak Itu

Bahkan setelah matahari terbit pun, Qin Wanzhi masih saja sangat menempel dengan Xue Ningyan. Bahkan menyuruh wanita itu makan berdekatan dengannya. Shen Qi menghela napas pelan, separuh lega karena ibunya menerima Xue Ningyan dengan baik, separuh lagi kesal karena tidak memberikan kesempatan Xue Ningyan berada di dekatnya. “Ibu, kami berencana kembali ke Ibukota setelah sarapan,” Shen Qi menceletuk. Suasana sarapan yang sebelumnya terasa hangat dan ramai, tiba-tiba senyap dan canggung. Xue Ningyan menatap Shen Qi tidak mengerti, kenapa harus dikatakan sekarang?“Kenapa buru-buru sekali? Ibu belum mengajak kalian berdoa bersama di kuil ….” “Kami bisa datang lagi pada akhir pekan, kan? Soalnya aku juga ada banyak pekerjaan, aku susah payah meluangkan waktu agar Ibu bisa bertemu Xue Ningyan.” “Kalau begitu kau pulang duluan saja, sambung pekerjaanmu sana. Menantu Ibu biar di sini saja menemani Ibu lebih lama.” Qin Wanzhi tersenyum lebar, menatap Xue Ningyan seolah-olah meminta pers
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 60 : Situasi Tak Terduga di Tengah Anak Tangga

Restoran yang mereka tuju rupanya adalah Restoran Taiji. Salah satu tempat teramai di Ibukota ini juga menjadi tempat pertemuan pertama mereka sebelum menikah. Saat itu, restorannya sudah mulai sepi karena terlalu larut, melihat ternyata seramai ini saat siang hari, Xue Ningyan sepertinya mengerti mengapa Shen Qi baru datang setelah semua pelanggan keluar. Shen Qi berdiri di depan kereta kuda itu dan mengulurkan tangan dengan senyum lembut. Xue Ningyan yang baru saja keluar, menunjukkan raut wajah terkejut. “Raih tanganku, Xue Ningyan. Kalau kau termenung terus begitu, orang-orang jadi memandangi kita,” Shen Qi berbisik pelan. “Ah …, iya.” Xue Ningyan segera meraih tangan Shen Qi dan turun dari kereta kuda. “Terima kasih, Tuan Muda.” Shen Qi tiba-tiba melingkarkan lengannya di pinggan Xue Ningyan dan merapatkan jarak mereka. “Kalau bisa, perlakukan aku dengan lembut seperti saat kita berada di depan Ibu. Karena ini juga demi masa depan kita, Xue Ningyan.”Xue Ningyan menelan luda
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status