Restoran yang mereka tuju rupanya adalah Restoran Taiji. Salah satu tempat teramai di Ibukota ini juga menjadi tempat pertemuan pertama mereka sebelum menikah. Saat itu, restorannya sudah mulai sepi karena terlalu larut, melihat ternyata seramai ini saat siang hari, Xue Ningyan sepertinya mengerti mengapa Shen Qi baru datang setelah semua pelanggan keluar. Shen Qi berdiri di depan kereta kuda itu dan mengulurkan tangan dengan senyum lembut. Xue Ningyan yang baru saja keluar, menunjukkan raut wajah terkejut. “Raih tanganku, Xue Ningyan. Kalau kau termenung terus begitu, orang-orang jadi memandangi kita,” Shen Qi berbisik pelan. “Ah …, iya.” Xue Ningyan segera meraih tangan Shen Qi dan turun dari kereta kuda. “Terima kasih, Tuan Muda.” Shen Qi tiba-tiba melingkarkan lengannya di pinggan Xue Ningyan dan merapatkan jarak mereka. “Kalau bisa, perlakukan aku dengan lembut seperti saat kita berada di depan Ibu. Karena ini juga demi masa depan kita, Xue Ningyan.”Xue Ningyan menelan luda
‘C-CANGGUNG SEKALI!’ Xue Ningyan berteriak dalam hati. Napasnya beberapa kali tertahan tanpa sebab, matanya hanya menatap kosong pada makanan yang tersaji rapi di depannya. Sungguh. Makan bersama Shen Qi kali ini, rasanya berbeda dari yang biasanya. Kali ini, entah kenapa mulutnya sama sekali tidak mau mengunyah makanan. Jangankan mengunyah, ia bahkan tidak mau membuka mulutnya meski sedikit. Bayangan tentang ciuman pertama tadi itu terus membekas di pikirannya. Membuatnya semakin tidak tenang menatap Shen Qi yang justru bertingkah seolah tidak pernah terjadi apa-apa. ‘Aku sekarang …, sangat merasa canggung.’ Xue Ningyan mengeluh dalam hati. Melihat Shen Qi yang belum menyadari gerak-gerik anehnya dan tidak ingin Shen Qi menyadarinya, Xue Ningyan berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja meski sulit. Dia menatap makanannya yang masih penuh. Menelan ludah, Xue Ningyan merasa tidak yakin apakah bisa menghabiskannya atau tidak. Saat memegang sumpit pun, gerakannya sangat kaku kare
Sepanjang perjalanan pulang, Shen Qi tidak mengucapkan apa pun atau membicarakan tentang sesuatu apa pun. Xue Ningyan merasa canggung karena situasinya menyebalkan. ‘Apakah dia marah karena aku hanya menganggap semuanya hanya sandiwara?’ Xue Ningyan bertanya-tanya dalam hati. Kereta kuda itu berhenti di depan Kediaman Shen. Xue Ningyan tidak kunjung turun karena Shen Qi tidak bergerak sama sekali. “Tuan Muda, tidak mau turun bersama saya, ya?” tanya Xue Ningyan. “Aku mau kembali ke Biro Informasi, kau pulang sendirian saja,” jawab Shen Qi. “Eh? Tuan Muda mau bekerja? Tapi ini sudah malam …, apakah tidak bisa esok hari saja?” “Tidak bisa, aku juga tidak akan pulang hingga besok” Shen Qi memalingkan wajah, berusaha tidak menatap matanya lagi. Xue Ningyan mendengus, ‘Dia tiba-tiba bertingkah seperti dulu lagi, ya …, memang pria yang sulit ditebak.’ “Kalau begitu, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tuan Muda harus segera makan malam begitu tiba di Biro Informasi, juga harus tid
“Bagaimana, ya …? Saya tidak bisa bilang kalau Nyonya Muda Kedua menindas saya, kan? Bagaimana pun kan, beliau itu lebih tinggi posisinya dari pada saya.” Xue Ningyan menutup mulutnya sambil menunduk. “Jadi kau meremehkan kekuasaanku, Xue Ningyan?” Shen Qi mendengus sambil mengikat tali pada jubah Xue Ningyan. “Bukan begitu …, Nyonya Muda Kedua yang mengatakannya, jadi saya hanya bisa mendengarkannya saja kan?” Shen Qi menatap tajam ke arah Song Xiuying yang terlihat gelagapan. “Kau menindas istriku, ya, Song Xiuying?” “Tidak! Bagaimana mungkin aku menindas istrimu yang sudah lemah?” Song Xiuying tertawa. “Kau tahu, Song Xiuying? Kau telah berkata jujur tanpa sadar meski sedang berbohong.” Shen Qi merangkul pundak Xue Ningyan dan membawanya berjalan menjauh. “Apa?!” “Kubilang, kau tidak pandai berbohong. Padahal kau suka menindas orang lemah, bisa-bisanya berkata kau tidak menindas istriku.” “Apa yang kau katakan itu, Shen Qi?” “Aku hanya mau bilang, dengan kekuasaanku saat i
“Ada perlu apa Putri datang menemui saya?” Shen Qi duduk di hadapan Liu Ling yang sedang menyeruput teh. “Memangnya aku tidak boleh hanya mendatangimu saja?” Liu Ling meletakkan cangkirnya, menatap Shen Qi dengan sorot datar. “Dua hari telah berlalu setelah pertemuan dengan Yang Mulia Pangeran Pertama di Istana Selatan. Kau sama sekali tidak mengirim surat atau menanyakan perkembangan kasus yang sudah kau tangani selama dua minggu. Memangnya kau tidak ingin tahu apa yang akan terjadi pada dua pengkhianat itu?” Liu Ling bertanya. “Tugas saya hanya sebatas menyelidiki dan menangkap pengkhianat saja, Putri. Di luar itu, sudah tidak ada hubungannya lagi dengan saya.” Shen Qi menjawab cepat. “Bagaimana kalau dari hasil itu, ada sesuatu yang sangat janggal sampai-sampai Pangeran pun tidak tahu apa yang sebenarnya masih tersembunyi?” Liu Ling tersenyum tipis, menaikkan sebelah alis. Shen Qi tertegun sejenak, dalam pikirannya, Aliansi Gelap langsung melintas. Shen Qi bertanya, “Apa yang
Setelah mendengar pernyataan Liu Ling tentang dia yang mau bertemu Xue Ningyan, Shen Qi langsung menyerahkan semua pekerjaannya kepada Zhong Li. Lalu menyusul kereta kuda Liu Ling dan berusaha untuk tiba lebih dulu dari kereta kuda itu. Sudah sangat jelas bahwa tujuan Liu Ling yang mau menemui Xue Ningyan bukanlah hal yang baik. Selain karena Liu Ling menganggapnya sebagai saingan cinta, perintah Pangeran Pertama juga menjadi alasan yang harus diwaspadai. Meski terpaksa melibatkan Xue Ningyan demi bisa terlepas sedikit dari belenggu Pangeran Pertama, Shen Qi tidak ingin membahayakan nyawa wanita itu dengan membiarkannya terlibat secara langsung. Kaki-kaki kuda yang kokoh berderap memasuki gerbang besar Kediaman Shen. Terus bergerak maju hingga tiba di halaman depan Kediaman Tuan Muda Keempat. Shen Qi melompat turun, dan berlari menuju tempat di mana Xue Ningyan biasanya berada. Selama tinggal di Kediaman Tuan Muda Keempat, Xue Ningyan hanya pernah pergi ke tiga tempat, kamar, ru
Setelah percakapan menggelikan di kamar mandi itu, Shen Qi menyuruh Kepala Pelayan menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Xue Ningyan duduk di kursinya dengan rasa canggung yang tak kunjung hilang. Pikirnya, hari ini Tuan Muda sangat berbeda dibanding hari-hari sebelumnya. Tidak, bahkan semakin hari semakin berbeda. Mungkin sejak berkunjung ke Kediaman Qin hari itu?Xue Ningyan menghela napas pelan, bukan karena dia tidak nyaman diperlakukan hangat oleh suaminya sendiri, tapi itu hanya karena rasa takutnya. Takut dirinya semakin melewati batas dan berujung menyakiti diri sendiri, takut hatinya yang sudah berdiam di tempat aman tiba-tiba mencari harapan yang berlebihan. “Kenapa kau tidak makan?” tanya Shen Qi, memecah lamunan Xue Ningyan. “Saya sedang berpikir, kenapa Tuan Muda seperti sengaja bersikap baik kepada saya?” Xue Ningyan menundukkan kepala, takut salah kalimat. “Karena kau adalah istriku.” Shen Qi menjawab santai sambil menyantap makan malamnya. “Saya rasa Tuan
“Setelah matamu mulai mengantuk, tidurlah, sudah sangat larut.” Shen Qi berdiri dari kursinya. “Tuan Muda tidak akan tidur dengan saya?” Xue Ningyan menatapnya. “Mana mungkin begitu? Aku sangat ingin sampai-sampai rasanya sangat sulit untuk menahan diri. Tapi aku tidak bisa tidur denganmu sekarang, Xue Ningyan. Aku harus kembali ke Biro Informasi.” Shen Qi mendekat ke arahnya, membelai rambutnya dengan lembut sambil tersenyum. “Tuan Muda sedang sibuk, ya?” “Iya, aku menyerahkan pekerjaanku sementara kepada Zhong Li. Tapi kalau aku tak kunjung kembali, aku khawatir kepalanya akan meledak,” Shen Qi tertawa. “Kalau Tuan Muda sesibuk itu, kenapa masih menyempatkan diri untuk makan malam bersama dan menemani saya mengobrol? Anda tidak merasa bersalah pada Zhong Li?” Xue Ningyan berseru ketus, “Anda sungguh bukan atasan yang baik baginya.” “Memangnya kau tahu apa sampai-sampai berani memberikan penilaian semacam itu, Xue Ningyan?” Shen Qi menaikkan sebelah alisnya. “S-saya ….” “Aku
“Saya bersedia menjadi pengawal Nyonya Muda.” Kalimat itu membuat Xiao Ci dan Xue Ningyan terdiam mematung. Sosok Tang Yan yang tiba-tiba muncul itu cukup mengejutkan. Pria itu bahkan berpakaian rapi seolah mau pergi. Tang Yan berjalan mendekat ke arah Xue Ningyan yang duduk di tepi ranjang. “Nyonya Muda. Awalnya saya datang untuk berpamitan karena memutuskan untuk pergi sekarang. Tapi saya tidak sengaja dengan lancangnya mendengar pembicaraan Anda berdua.” “Saya yang mulanya masih belum memikirkan bagaimana cara membalas budi ini, jadi berpikir untuk membalasnya dengan cara menjadi pengawal Anda.” “Sekarang saya ingin memintanya secara resmi. Apakah Anda bersedia menerima saya sebagai pengawal pribadi Anda?” Xue Ningyan menatapnya dengan tak percaya. Orang ini mendatanginya dan secara langsung memutuskan mau menjadi pengawalnya. Itu terlalu lancar untuk disebut sebagai kabar baik. Dia bahkan jadi teringat perkataan Shen Qi bahwa orang ini berbahaya. Xue Ningyan berdeham pelan,
“Bagaimana kau bisa tahu kalau Li akan dibunuh?” Shen Qi berdiri dengan santai dan minta diantarkan menuju penjara. “Karena cara matinya mirip sekali dengan pelaku pembunuhan Gubernur Bingzhou yang bunuh diri.” “Maksudmu, Li bunuh diri juga? Tapi mayatnya membusuk cepat sekali, nyaris tidak masuk akal.” Lin Jingwei tetap tidak percaya dengan apa yang didengarnya. “Li tidak bunuh diri. Dalam kasusnya ini, sudah jelas bahwa dia dibunuh. menggunakan racun yang tidak diketahui, racun yang bisa membusukkan jasad dengan sangat cepat tidak mungkin ditemukan dengan mudah.” “Terlebih, kalau pembusukannya secepat ini, itu sangat tidak masuk akal entah bagaimana pun aku memikirkannya.” Shen Qi menutup hidung dan mulutnya, ikut memeriksa jenazah Li yang sedang diperiksa koroner. “Tapi bagaimana kau bisa tahu?” “Ini bukan sesuatu yang bisa kau tangani sebagai Biro Investigasi, Lin Jingwei. Aku akan mengurusnya.” Shen Qi berjongkok di depan mayat itu dan mengenakan sarung tangan. “Li tidak m
Biro Informasi. Shen Qi berjalan menuju ruang pertemuan setelah diberi tahu oleh Zhong Li bahwa Lin Jingwei datang untuk bertemu dengannya. Beberapa hari yang lalu, Shen Qi memberikan salinan simbol Aliansi Gelap kepada Lin Jingwei yang akan menginterogasi kedua putra Li. Melihat orang itu menghubunginya secepat ini, Shen Qi sudah menebak kalau proses interogasinya berjalan lancar berkat simbol itu. Dan pelaku yang sebenarnya sudah ditangkap. Artinya, salah satu di antara kedua putra Li itu memang benar-benar berhubungan dengan kasus Aliansi Gelap yang selama ini sedang ia selidiki.“Selamat datang, Tuan Lin.” Shen Qi memasuki ruang pertemuan. Lin Jingwei berdiri dan memberi salam. “Terima kasih sudah menerima surat pertemuanku, Tuan Shen.” “Apakah ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?” Shen Qi bertanya terus-terang.Dia mengambil posisi duduk di depan Lin Jingwei dan memasang wajah datar. “Tanpa mengatakannya pun, seharusnya Tuan Shen sudah bisa menebaknya, kan? Aku datan
Saat sedang berada di kamar sendirian di tengah malam, Xue Ningyan mendengar suara dari luar. Seperti benda yang jatuh dari ketinggian.Xue Ningyan keluar untuk melihat apa yang terjatuh di luar sana. Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang pria dengan tubuh penuh luka dan darah yang mengalir dari punggungnya terlihat tergeletak tak sadarkan diri di taman belakang kamarnya. Xue Ningyan mendekat untuk memastikan siapa pria yang terjatuh itu. Saat ia melihat wajahnya, Xue Ningyan menutup mulut tak percaya, “I-ini Tuan Tang Yan?!” Tang Yan meringis dan semua giginya berwarna merah karena darah. Matanya terbuka dan menatap Xue Ningyan yang menatapnya dengan raut khawatir dan matanya berembun.“Bagaimana ini? Sudah sangat malam, aku tidak bisa memanggil pengawal. Tapi kalau ditinggalkan sendiri, kau bisa terkena infeksi karena lukamu tak segera dibersihkan.” Xue Ningyan terlihat bingung dan cemas. “Bisakah …, Anda membawa saya beristirahat di suatu ruangan yang jarang dikunjungi or
Xue Ningyan kembali ke kediaman setelah matahari terbenam. Kepala Pelayan datang menyambutnya secara langsung.“Hari ini ada surat yang dikirim dari Nyonya Muda Ketiga.” Kepala Pelayan mengeluarkan sepucuk amplop. “Yu Xinyi sepertinya sudah tidak sesibuk sebelumnya lagi karena sudah sempat mengirimiku surat, ya.” Xue Ningyan menerima surat itu. Surat yang datang dari Yu Xinyi, memang selalu dititipkan pada Kepala Pelayan dengan pesan harus langsung diberikan pada Xue Ningyan. Karena amanat itu, Kepala Pelayan harus menunggu Xue Ningyan pulang dan tidak sembarangan meninggalkan surat itu di mana-mana. Meski tidak tahu isinya tentang apa, Kepala Pelayan Kediaman Tuan Muda Keempat memiliki rasa tanggung jawab yang besar, tentu saja ia hanya mematuhi perintah tanpa banyak tanya. Tapi, pagi ini, Xue Ningyan pergi dari kediaman tanpa meninggalkan sepucuk pesan pun. Surat yang datang ini pasti membuat Kepala Pelayan mencarinya hingga ke mana-mana. Dan akhirnya mengeluarkan pertanyaan p
Tang Yan menghampiri Xue Ningyan yang sedang berbincang dengan anak kembar itu. Dengan senyum ramah, dia berkata, “Nyonya Muda, bisakah saya meminta satu hal pada Anda?” “Satu hal? Apakah Anda menginginkan sesuatu dari saya?” Tang Yan mengangguk, “Bisakah Anda mengatakan pada Tuan Muda kalau kita bertemu di sini? Lalu katakan padanya kalau saya bukan orang berbahaya.” Xue Ningyan terdiam, ‘Dia punya hubungan apa dengan Shen Qi?’“Bisakah saya meminta satu hal itu, Nyonya Muda?” Tang Yan bertanya lagi untuk memastikan. Xue Ningyan mengangguk, “Itu sudah termasuk dua hal.” Tang Yan terdiam sejenak lalu tersenyum, “Kalau begitu, hanya dua hal itu saja.” “Kalau begitu, saya harus pergi lebih dulu karena ada pekerjaan yang harus saya lakukan. Sampai jumpa di lain waktu, Nona Xue Ningyan.” Xue Ningyan membulatkan mata, “Apa-apaan dia?” “Apakah saya perlu mendekatinya?”Xue Ningyan menatap Xiao Ci yang sudah berdiri di sebelahnya. “Apakah kau merasakan sesuatu?”Xiao Ci mengangkat ba
Tanpa bisa menolak atau pun menghindar, Xue Ningyan akhirnya duduk di kedai teh bersama Tang Yan dengan alasan kenalan yang tak sengaja bertemu. Sebenarnya, dari mana datangnya kata ‘kenalan’ ini? Padahal mereka hanya sekali saja tidak sengaja bertemu karena hal yang sangat biasa. “Saya baru tahu Tuan Tang Yan juga akan mendatangi tempat seperti ini.” Xue Ningyan membuka percakapan sambil menyeruput santai teh miliknya. “Dibanding saya yang orang dunia persilatan, justru tidak terduga sekali bertemu Nyonya Muda Keempat Shen di tempat seperti ini, bukan?” Tang Yan tersenyum. Ah …, kalimatnya itu sulit dibantah. “Dari yang saya lihat saat pertemuan yang lalu, sepertinya hubungan antara Nyonya Muda dan Tuan Muda Keempat sangat baik, ya? Kenapa Nyonya Muda bisa ada di sini?” “Sebelum menikah, saya biasanya memang datang ke sini. Tapi akhir-akhir ini tidak lagi, dan saya baru saja berpikir untuk mengunjungi anak-anak kenalan saya di sini.” Xue Ningyan menjawab apa adanya. “Rupanya N
Xue Ningyan memasuki paviliun dan membiarkan Xiao Ci duduk di depannya. “Terlihat sekali kalau kau membencinya, Xiao Ci.” “Saya memang membencinya.” “Aku bertanya kenapa kau begitu membencinya?” Xiao Ci terdiam sejenak. “Hal pertama, adalah karena dia hampir saja merebut posisi saya di hati Nyonya Muda. Saya sangat tidak menyukai orang yang sok dekat sepertinya itu, padahal dalam hati munafik. Karena tidak ada pelayan yang begitu setia pada majikannya tanpa alasan khusus.” “Hal kedua, adalah karena dia itu benar-benar tidak tulus melayani Anda. Saya sudah mendengar semuanya dari Tuan Muda tentang kelicikan pelayan itu. Benar-benar terbukti bahwa pelayan tidak akan menyatakan sumpah setia begitu saja tanpa alasan pada seorang majikan.” bla bla bla … ….Xue Ningyan mengamatinya yang terus berbicara tanpa henti. Raut wajah Xiao Ci selalu serius saat membicarakan kekhawatiran tentang dirinya. Bahkan terkadang tidak bisa mengendalikan amarahnya saat bertemu orang yang merendahkan ata
Kecupan di dahi pertama yang mendarat pagi ini, Xue Ningyan tersenyum sambil tersipu malu. “Tuan Muda harus menjaga pola makan dan jangan lupa beristirahat, ya.” “Kau juga. Obatmu harus tetap diminum meski kau tidak merasa sakit lagi.”“Aku akan mengingat pesan Tuan Muda.” Xue Ningyan tersenyum lebar. “Kau boleh datang ke Biro Informasi kapan pun kau mau, tapi lebih baik kalau datang bersama Lv Xian karena dia memiliki akses untuk langsung masuk ke ruanganku.”“Benarkah? Terima kasih, Tuan Muda.” Xue Ningyan tersenyum. “Kau juga boleh melakukan apa pun di kediaman ini, sesuka hatimu. Kau boleh membuang apa pun yang tidak kau suka, kau juga boleh pergi ke mana pun kau mau, membeli apa pun yang kau suka. Karena kau adalah Nyonya Muda Keempat Shen. Kau tidak boleh membatasi aktivitas lagi.”Xue Ningyan berkedip beberapa kali, tidak menyangka Shen Qi akan memberikan kebebasan hingga sebesar itu padanya. “Aku sungguh berterima kasih sekali pada Tuan Muda ….” “Bukankah kau juga berpik