All Chapters of Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam: Chapter 11 - Chapter 20

86 Chapters

Bab 11 : Suami Saya Menyukainya

Lengang.Meski ada dua orang yang saling berhadapan di meja makan, tidak ada suara apa pun yang keluar dari mulut mereka. Shen Qi makan dengan tenang sambil sesekali memperhatikan raut wajah Ningyan yang seperti kesulitan setiap kali menelan makanan di mulutnya..Namun meski begitu, Ningyan masih bisa menjulurkan sumpit dan meletakkan lauk baru di atas mangkuk nasi Shen Qi sambil berkata untuk makan dengan lahap. Shen Qi mendengus pelan, “Kalau kau tidak menyukai hidangannya, kenapa terus memaksakan diri untuk menelannya?”“Eh?” Ningyan menghentikan aktivitas makannya, menatap Shen Qi dengan raut terkejut. “Kau tidak suka udang, kan? Kenapa masih memaksakan diri memakannya?” “Bagaimana …, bagaimana Tuan Muda mengetahui itu?” “Wajahmu terlihat seperti mau memuntahkannya setiap kali berusaha menelan.” Shen Qi meletakkan sumpitnya di atas meja, menatapnya dengan lebih baik seolah menunggu jawabannya.Ningyan tersenyum tipis, “Ah …, itu karena suami saya menyukainya, jadi saya pun ha
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 12 : Perhatian Kecil

Sejak kedua pangeran telah memasuki usia dewasa dan memenuhi tanggung jawab dalam banyak pekerjaan resmi, Baginda Kaisar masih belum menentukan siapa yang akan menjadi penerus tahta. Ketidakpastian itu membuat kedua pangeran bersaing ketat dalam pengadilan istana dan saling memamerkan kemampuan di hadapan rakyat. Karena itu, para pejabat resmi kekaisaran terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing dipimpin oleh menteri tingkat tinggi yang berpengaruh. Seiring berjalannya waktu, rakyat pun mulai menentukan pilihannya. Tak sedikit pengusaha dan bangsawan dari kota-kota lain menunjukkan dukungannya pada salah satu dari kedua pangeran itu. Namun, setelah dirangkum dari laporan yang selama ini dikirim kepada Baginda Kaisar, beliau menemukan bahwa sebagian besar pejabat dan rakyat di dalam Kota Kekaisaran cenderung mendukung Pangeran Kedua, Wang Ying. Berkat keterlibatan Menteri Perang dan Kanselir di faksi Pangeran Kedua, Wang Ying mendapat posisi yang kuat jika sewaktu-waktu takhta i
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 13 : Apa Tujuan Baginda Memulangkan Liu Ling?

“Hari ini Nyonya Muda melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin,” Zhong Li menceletuk. Kereta kuda terus bergerak menuju Istana Kekaisaran. Sore ini, Shen Qi memiliki jadwal berkunjung ke Istana Selatan untuk memenuhi janjinya dengan Pangeran Pertama. “Lalu?” sahut Shen Qi. “Saat bangun tidur, Li Li juga menyiapkan sarapan yang sebelumnya sudah dipesankan Tuan Muda, yaitu semua hidangannya tidak terbuat dari binatang laut. Hanya saja ….” Zhong Li menghela napas pelan. “Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Shen Qi, tampak penasaran. “Aku tidak mendengar dengan jelas, sih …, tapi tampaknya Nyonya Muda akurang nyaman dengan pergerakan Li Li. Meski tidak menunjukkannya dengan jelas, dia sepertinya merasa waspada karena Li Li hadiah yang diberikan Nyonya Muda Pertama,” jelas Zhong Li. “Apakah wanita itu memang sepintar itu?” Zhong Li mengangkat bahu, “Bagaimana menurut Tuan Muda?” “Aku tidak peduli.” “Apakah kita biarkan saja Li Li berada di sisinya sebagai pelayan?” “Atau
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 14 : Harus Segera Memiliki Seorang Putra

Alasan kenapa Liu Ling tidak mendapatkan gelar Junzhu sejak lahir adalah karena dia kerabat Ibu Suri yang tidak menetap di Ibukota Kekaisaran. Ayahnya, Adipati Agung Liu adalah adik kandung Ibu Suri yang diperintahkan untuk menjaga wilayah Qingzhou.Pada perayaan tertentu, keluarga ini akan diminta pulang ke Ibukota untuk menerima hadiah atas kontribusi mereka. Liu Ling sendiri sangat dekat dengan Pangeran Pertama. Namun Baginda Kaisar tidak menunjukkan kedekatan yang sama meski Liu Ling adalah keponakan yang sangat disayangi ibunya. Selama bertahun-tahun sejak Adipati Agung menjadi penguasa wilayah Qingzhou, ini adalah pertama kalinya Baginda Kaisar menghadiahkan sebuah gelar pada keluarga ini selain gelar Adipati Agung yang didapatkan dari Baginda Kaisar Terdahulu yang sangat menyayangi Ibu Suri sehingga mengakui semua keluarganya. Entah Baginda melakukannya atas kemauan sendiri, atau seseorang yang sengaja memohon padanya untuk gelar itu. Shen Qi memijat pelipisnya yang berdeny
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 15 : Wajah yang Terlalu Pucat

Sekarang, keduanya berbaring di atas ranjang yang sama tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Ningyan berusaha memejamkan mata meski pikirannya sudah melayang ke mana-mana. Dia bertanya-tanya kenapa Shen Qi tiba-tiba menanyakan kondisi tubuhnya. Dan jawaban yang dia berikan seolah sudah menjawab semua rasa penasaran pria itu. Kini, Ningyan tak punya keberanian untuk menatap matanya secara langsung. Hatinya tak tenang meski Shen Qi hanya diam berbaring di sampingnya. Seolah pertanyaan itu menciptakan ruang canggung dan sulit untuk mengeluarkan diri dari sana.Pada akhirnya, sepanjang malam Xue Ningyan terus terjaga karena tidak bisa tidur. Dia melihat saat Shen Qi baru selesai mandi dan mengenakan pakaian di dalam kamar. Pria itu memiliki postur tubuh yang bagus, di punggungnya terdapat banyak bekas luka sayatan pedang yang membuatnya mampu membayangkan situasi apa yang terjadi saat Shen Qi mendapatkan luka itu. “Kau tidak lelah terus pura-pura tidur seperti itu?” Shen Qi tiba-ti
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 16 : Nyonya Muda Kediaman Shen

“Tuan Muda, saya minta maaf, tidak ada perkembangan apa pun lagi tentang orang-orang aliansi gelap.” Zhong Li menunduk dengan rasa bersalah. Shen Qi menghela napas, membuka dokumen yang baru. Dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. “Tidak bisa seperti ini terus.” Zhong Li menatapnya, “Tapi, Tuan Muda. Saya merasa mereka tidak membahayakan kita.” “Kenapa kau berpikir seperti itu?” tanya Shen Qi. “Sebenarnya, ini sudah terjadi cukup lama. Tapi saya tidak melaporkannya karena sepertinya tidak begitu penting. Pada hari saya pergi ke Gunung Shang untuk menghambat perjalanan Nona Liu, Saya mendapat laporan bahwa kereta kuda Nona Liu baru sampai di Liangzhou, dan orang-orang kita menunggu sekitar setengah hari sampai kereta kuda Nona Liu tiba di Gunung Shang.” “Dari laporan yang kami terima dari Qingzhou, mengatakan bahwa Nona Liu sudah berangkat sehari sebelum kami berangkat menuju Gunung Shang. Seharusnya waktunya tepat jika kami tiba di sana setengah hari setelah laporan itu d
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 17 : Perias Wajah yang Memicu Amarah

“Bagaimana, Nyonya Muda? Apakah hasil riasan saya cukup memuaskan?” Li Li tersenyum bangga saat membiarkan Ningyan melihat pantulan wajahnya dalam cermin. Ningyan sampai tidak berkedip selama beberapa saat sambil terus memperhatikan detail wajahnya yang tampak baru itu. “Tak kusangka, kau pandai melakukan ini juga, Li Li.” Li Li menyeringai, “Sebenarnya, ini juga karena dulunya Nyonya Muda Pertama sering kali menyuruh saya merias wajahnya. Meski awalnya sedikit kaku, lama-kelamaan saya terbiasa dan menjadi pandai. Bagaimana pun, saya berterima kasih karena Nyonya Muda Keempat memuji hasil kerja keras saya.” BRAK!Pintu kamar terbuka lebar. Ningyan berdiri karena terkejut. Dia membulatkan mata melihat Shen Qi datang dengan begitu buru-buru hingga lupa cara mengatur napas. “Tuan Muda?” Ningyan bergumam pelan. Deg. Shen Qi terpaku selama beberapa detik setelah bertatap muka dengan Ningyan. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang seperti orang keracunan.Tanpa sadar, Shen Qi menyentuh
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 18 : Pria Pemilik Butik

Selama dua hari terakhir setelah malam itu, Shen Qi tidak pernah memasuki kamarnya lagi. Dan selalu menghindar setiap kali tak sengaja bertatap muka dengan Xue Ningyan. Meski itu sangat membuat Ningyan merasa tak nyaman, tapi rasa tenang karena hidup tanpa harus merasa cemas atas segala sesuatu yang tidak pasti membuatnya tidak mengelak lagi. Dua hari terakhir, suasana hatinya sangat damai. Hingga sesuatu yang dia membuatnya cemas selain Shen Qi tiba-tiba mendatanginya seolah tidak akan membiarkannya hidup damai. “Nyonya Muda, ini adalah undangan perjamuan minum teh dari Kediaman Tuan Muda Ketiga. Acaranya dilaksanakan esok hari, apakah Anda mau datang?” Li Li memasuki kamar membawa sebuah amplop berwarna merah. Ningyan termenung cukup lama setelah membaca isinya. Ternyata itu undangan dari Nyonya Muda Ketiga, Yu Xinyi. Wanita pengusaha kaya dari Yangzhou yang menikah ke Kediaman Menteri Keuangan bukan karena alasan politik, melainkan cinta yang tulus. Yu Xinyi adalah satu-satuny
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 19 : Toko Pakaian 'Kecil' di Jalan Wuliang

“Selamat siang, Nyonya Muda Keempat. Saya ada di sini untuk mengantarkan gaun untuk Anda.” Seorang pria membungkuk sopan di depan Ningyan dengan senyum ramah. “Untuk saya?” Ningyan menunjuk dirinya sendiri. Pria itu mengangguk, dia menyuruh bawahannya untuk membawa barang-barang yang ada di kereta kudanya ke dalam aula utama. “Ah, sebelumnya, nama saya Lv Xian. Saya memiliki toko pakaian kecil di Jalan Wuliang. Tiga hari yang lalu saya mendapat pesanan dari Tuan Muda Keempat dan meminta saya mengantarkannya ke kediaman. Gaun-gaun itu sudah saya siapkan sesuai pesanan Tuan Muda. Semoga Anda menyukainya.” *Lv Xian, pemuda berusia dua puluh lima tahun itu dengan suka rela menjelaskannya kepada Ningyan. (*Lv Xian dibaca Lyu Xian.)Begitu mendengar namanya, Ningyan langsung tahu siapa pemuda ini. Belakangan, mahakarya yang dibuat dari butiknya sangat terkenal karena menjahitkan gaun merah untuk Tuan Putri Yinyue yang sebentar lagi akan menikah. Tapi jika yang memesannya saja orang ter
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 20 : Dibuang Atau Dibakar?

Begitu mendapat laporan dari Li Li bahwa Shen Qi sudah pulang dan sedang beristirahat di ruang kerja, Xue Ningyan langsung berinisiatif pergi ke ruang kerja untuk menanyakan tentang kedatangan Lv Xian tadi pagi. Dia mengetuk pintu tiga kali. Terdengar sahutan dari Shen Qi yang menyuruhnya langsung masuk. Mungkin itu karena tidak tahu bahwa yang mengetuk pintu adalah Ningyan. “Selamat malam, Tuan Muda,” sapa Ningyan, tubuhnya membungkuk saat mengucapkan salam itu. Shen Qi langsung menoleh, raut terkejutnya tidak bisa ditutupi lagi. Dia berjalan menuju kursi santai. “Duduklah.” Xue Ningyan mengangguk dan mengambil posisi duduk di depan Shen Qi. Dia masih diam karena menunggu Shen Qi menanyakan alasan kedatangannya lebih dulu. Setidaknya, jika seperti itu, bisa sedikit mengubah pandangan Shen Qi tentangnya. Wanita ini sopan dan tidak mendahului suaminya saat hendak bicara, mungkin begitu yang dia pikirkan tanpa mengingat bahwa Shen Qi tidak akan sebaik suami lain di luar sana. “Kau
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more
PREV
123456
...
9
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status