Sekarang, keduanya berbaring di atas ranjang yang sama tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi. Ningyan berusaha memejamkan mata meski pikirannya sudah melayang ke mana-mana. Dia bertanya-tanya kenapa Shen Qi tiba-tiba menanyakan kondisi tubuhnya. Dan jawaban yang dia berikan seolah sudah menjawab semua rasa penasaran pria itu. Kini, Ningyan tak punya keberanian untuk menatap matanya secara langsung. Hatinya tak tenang meski Shen Qi hanya diam berbaring di sampingnya. Seolah pertanyaan itu menciptakan ruang canggung dan sulit untuk mengeluarkan diri dari sana.Pada akhirnya, sepanjang malam Xue Ningyan terus terjaga karena tidak bisa tidur. Dia melihat saat Shen Qi baru selesai mandi dan mengenakan pakaian di dalam kamar. Pria itu memiliki postur tubuh yang bagus, di punggungnya terdapat banyak bekas luka sayatan pedang yang membuatnya mampu membayangkan situasi apa yang terjadi saat Shen Qi mendapatkan luka itu. “Kau tidak lelah terus pura-pura tidur seperti itu?” Shen Qi tiba-ti
“Tuan Muda, saya minta maaf, tidak ada perkembangan apa pun lagi tentang orang-orang aliansi gelap.” Zhong Li menunduk dengan rasa bersalah. Shen Qi menghela napas, membuka dokumen yang baru. Dia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. “Tidak bisa seperti ini terus.” Zhong Li menatapnya, “Tapi, Tuan Muda. Saya merasa mereka tidak membahayakan kita.” “Kenapa kau berpikir seperti itu?” tanya Shen Qi. “Sebenarnya, ini sudah terjadi cukup lama. Tapi saya tidak melaporkannya karena sepertinya tidak begitu penting. Pada hari saya pergi ke Gunung Shang untuk menghambat perjalanan Nona Liu, Saya mendapat laporan bahwa kereta kuda Nona Liu baru sampai di Liangzhou, dan orang-orang kita menunggu sekitar setengah hari sampai kereta kuda Nona Liu tiba di Gunung Shang.” “Dari laporan yang kami terima dari Qingzhou, mengatakan bahwa Nona Liu sudah berangkat sehari sebelum kami berangkat menuju Gunung Shang. Seharusnya waktunya tepat jika kami tiba di sana setengah hari setelah laporan itu d
“Bagaimana, Nyonya Muda? Apakah hasil riasan saya cukup memuaskan?” Li Li tersenyum bangga saat membiarkan Ningyan melihat pantulan wajahnya dalam cermin. Ningyan sampai tidak berkedip selama beberapa saat sambil terus memperhatikan detail wajahnya yang tampak baru itu. “Tak kusangka, kau pandai melakukan ini juga, Li Li.” Li Li menyeringai, “Sebenarnya, ini juga karena dulunya Nyonya Muda Pertama sering kali menyuruh saya merias wajahnya. Meski awalnya sedikit kaku, lama-kelamaan saya terbiasa dan menjadi pandai. Bagaimana pun, saya berterima kasih karena Nyonya Muda Keempat memuji hasil kerja keras saya.” BRAK!Pintu kamar terbuka lebar. Ningyan berdiri karena terkejut. Dia membulatkan mata melihat Shen Qi datang dengan begitu buru-buru hingga lupa cara mengatur napas. “Tuan Muda?” Ningyan bergumam pelan. Deg. Shen Qi terpaku selama beberapa detik setelah bertatap muka dengan Ningyan. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang seperti orang keracunan.Tanpa sadar, Shen Qi menyentuh
Selama dua hari terakhir setelah malam itu, Shen Qi tidak pernah memasuki kamarnya lagi. Dan selalu menghindar setiap kali tak sengaja bertatap muka dengan Xue Ningyan. Meski itu sangat membuat Ningyan merasa tak nyaman, tapi rasa tenang karena hidup tanpa harus merasa cemas atas segala sesuatu yang tidak pasti membuatnya tidak mengelak lagi. Dua hari terakhir, suasana hatinya sangat damai. Hingga sesuatu yang dia membuatnya cemas selain Shen Qi tiba-tiba mendatanginya seolah tidak akan membiarkannya hidup damai. “Nyonya Muda, ini adalah undangan perjamuan minum teh dari Kediaman Tuan Muda Ketiga. Acaranya dilaksanakan esok hari, apakah Anda mau datang?” Li Li memasuki kamar membawa sebuah amplop berwarna merah. Ningyan termenung cukup lama setelah membaca isinya. Ternyata itu undangan dari Nyonya Muda Ketiga, Yu Xinyi. Wanita pengusaha kaya dari Yangzhou yang menikah ke Kediaman Menteri Keuangan bukan karena alasan politik, melainkan cinta yang tulus. Yu Xinyi adalah satu-satuny
“Selamat siang, Nyonya Muda Keempat. Saya ada di sini untuk mengantarkan gaun untuk Anda.” Seorang pria membungkuk sopan di depan Ningyan dengan senyum ramah. “Untuk saya?” Ningyan menunjuk dirinya sendiri. Pria itu mengangguk, dia menyuruh bawahannya untuk membawa barang-barang yang ada di kereta kudanya ke dalam aula utama. “Ah, sebelumnya, nama saya Lv Xian. Saya memiliki toko pakaian kecil di Jalan Wuliang. Tiga hari yang lalu saya mendapat pesanan dari Tuan Muda Keempat dan meminta saya mengantarkannya ke kediaman. Gaun-gaun itu sudah saya siapkan sesuai pesanan Tuan Muda. Semoga Anda menyukainya.” *Lv Xian, pemuda berusia dua puluh lima tahun itu dengan suka rela menjelaskannya kepada Ningyan. (*Lv Xian dibaca Lyu Xian.)Begitu mendengar namanya, Ningyan langsung tahu siapa pemuda ini. Belakangan, mahakarya yang dibuat dari butiknya sangat terkenal karena menjahitkan gaun merah untuk Tuan Putri Yinyue yang sebentar lagi akan menikah. Tapi jika yang memesannya saja orang ter
Begitu mendapat laporan dari Li Li bahwa Shen Qi sudah pulang dan sedang beristirahat di ruang kerja, Xue Ningyan langsung berinisiatif pergi ke ruang kerja untuk menanyakan tentang kedatangan Lv Xian tadi pagi. Dia mengetuk pintu tiga kali. Terdengar sahutan dari Shen Qi yang menyuruhnya langsung masuk. Mungkin itu karena tidak tahu bahwa yang mengetuk pintu adalah Ningyan. “Selamat malam, Tuan Muda,” sapa Ningyan, tubuhnya membungkuk saat mengucapkan salam itu. Shen Qi langsung menoleh, raut terkejutnya tidak bisa ditutupi lagi. Dia berjalan menuju kursi santai. “Duduklah.” Xue Ningyan mengangguk dan mengambil posisi duduk di depan Shen Qi. Dia masih diam karena menunggu Shen Qi menanyakan alasan kedatangannya lebih dulu. Setidaknya, jika seperti itu, bisa sedikit mengubah pandangan Shen Qi tentangnya. Wanita ini sopan dan tidak mendahului suaminya saat hendak bicara, mungkin begitu yang dia pikirkan tanpa mengingat bahwa Shen Qi tidak akan sebaik suami lain di luar sana. “Kau
“Nyonya Muda …, apakah Anda yakin hanya akan memakai gaun sederhana ini?” Li Li bertanya ragu sambil menata rambut Xue Ningyan.“Iya, aku sudah memilih cukup lama, kan?” Ningyan tersenyum lembut. “Tapi bukankah ini terlalu sederhana?” Li Li menunduk dengan wajah sedih. “Kalau begitu, bisakah kau memilih beberapa perhiasan yang cocok dengan warna pakaianku? Meski pun motifnya sederhana, warna merah muda pastel yang kupilih ini sangat cocok untuk menghadiri Perjamuan Minum Teh di ujung musim semi. Jika memilih perhiasan yang cocok, pasti kesannya jadi elegan.” Xue Ningyan membuka kotak perhiasan yang berada di meja riasnya. “Bagaimana kalau tusuk rambut giok putih ini, Nyonya Muda? Ukirannya berbentuk bunga lili lembah yang cantik. Juga anting-anting dan kalungnya. Sangat cocok menemani perjamuan minum teh di ujung musim semi pertama Anda.” Li Li tersenyum senang, mengambil tusuk rambut itu dan menyematkannya di atas kepala Ningyan. Rambutnya sudah tersanggul rapi dengan perhiasan y
“Terima kasih, Nyonya Muda Ketiga sudah membantuku melewati hal sulit itu.” Xue Ningyan membungkuk sopan. Yu Xinyi tersenyum, “Bukan apa-apa, aku melakukan itu juga bukan karenamu. Aku hanya tidak suka melihat orang berlagak sombong di acara orang lain. Jujur saja, kalau perjamuan ini bukan aku yang menyelenggarakannya, aku juga tidak akan peduli dengan apa yang dikatakan Xue Fengzhi.” Ningyan terkekeh pelan, “Rupanya kau orang yang jujur, ya ….” “Nah, sejujurnya aku memang sudah sejak lama ingin mengenalmu. Katanya hanya aku sendiri yang belum pernah bertemu dengan istri Tuan Muda Keempat. Aku khawatir jika aku tidak bisa menjalin hubungan yang baik denganmu.” Dari yang Xue Ningyan ketahui, Yu Xinyi memang selalu menjalin hubungan dekat dengan semua anggota keluarga Shen. Dia juga menganggap Zhu Mingyue dan Song Xiuying sebagai kakaknya. Dan menganggap semua orang yang ada di dalam kediaman besar ini adalah keluarganya. Meski sedikit tidak disangka kalau menjalin hubungan dengan
Biro Informasi. Shen Qi berjalan menuju ruang pertemuan setelah diberi tahu oleh Zhong Li bahwa Lin Jingwei datang untuk bertemu dengannya. Beberapa hari yang lalu, Shen Qi memberikan salinan simbol Aliansi Gelap kepada Lin Jingwei yang akan menginterogasi kedua putra Li. Melihat orang itu menghubunginya secepat ini, Shen Qi sudah menebak kalau proses interogasinya berjalan lancar berkat simbol itu. Dan pelaku yang sebenarnya sudah ditangkap. Artinya, salah satu di antara kedua putra Li itu memang benar-benar berhubungan dengan kasus Aliansi Gelap yang selama ini sedang ia selidiki.“Selamat datang, Tuan Lin.” Shen Qi memasuki ruang pertemuan. Lin Jingwei berdiri dan memberi salam. “Terima kasih sudah menerima surat pertemuanku, Tuan Shen.” “Apakah ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?” Shen Qi bertanya terus-terang.Dia mengambil posisi duduk di depan Lin Jingwei dan memasang wajah datar. “Tanpa mengatakannya pun, seharusnya Tuan Shen sudah bisa menebaknya, kan? Aku datan
Saat sedang berada di kamar sendirian di tengah malam, Xue Ningyan mendengar suara dari luar. Seperti benda yang jatuh dari ketinggian.Xue Ningyan keluar untuk melihat apa yang terjatuh di luar sana. Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang pria dengan tubuh penuh luka dan darah yang mengalir dari punggungnya terlihat tergeletak tak sadarkan diri di taman belakang kamarnya. Xue Ningyan mendekat untuk memastikan siapa pria yang terjatuh itu. Saat ia melihat wajahnya, Xue Ningyan menutup mulut tak percaya, “I-ini Tuan Tang Yan?!” Tang Yan meringis dan semua giginya berwarna merah karena darah. Matanya terbuka dan menatap Xue Ningyan yang menatapnya dengan raut khawatir dan matanya berembun.“Bagaimana ini? Sudah sangat malam, aku tidak bisa memanggil pengawal. Tapi kalau ditinggalkan sendiri, kau bisa terkena infeksi karena lukamu tak segera dibersihkan.” Xue Ningyan terlihat bingung dan cemas. “Bisakah …, Anda membawa saya beristirahat di suatu ruangan yang jarang dikunjungi or
Xue Ningyan kembali ke kediaman setelah matahari terbenam. Kepala Pelayan datang menyambutnya secara langsung.“Hari ini ada surat yang dikirim dari Nyonya Muda Ketiga.” Kepala Pelayan mengeluarkan sepucuk amplop. “Yu Xinyi sepertinya sudah tidak sesibuk sebelumnya lagi karena sudah sempat mengirimiku surat, ya.” Xue Ningyan menerima surat itu. Surat yang datang dari Yu Xinyi, memang selalu dititipkan pada Kepala Pelayan dengan pesan harus langsung diberikan pada Xue Ningyan. Karena amanat itu, Kepala Pelayan harus menunggu Xue Ningyan pulang dan tidak sembarangan meninggalkan surat itu di mana-mana. Meski tidak tahu isinya tentang apa, Kepala Pelayan Kediaman Tuan Muda Keempat memiliki rasa tanggung jawab yang besar, tentu saja ia hanya mematuhi perintah tanpa banyak tanya. Tapi, pagi ini, Xue Ningyan pergi dari kediaman tanpa meninggalkan sepucuk pesan pun. Surat yang datang ini pasti membuat Kepala Pelayan mencarinya hingga ke mana-mana. Dan akhirnya mengeluarkan pertanyaan p
Tang Yan menghampiri Xue Ningyan yang sedang berbincang dengan anak kembar itu. Dengan senyum ramah, dia berkata, “Nyonya Muda, bisakah saya meminta satu hal pada Anda?” “Satu hal? Apakah Anda menginginkan sesuatu dari saya?” Tang Yan mengangguk, “Bisakah Anda mengatakan pada Tuan Muda kalau kita bertemu di sini? Lalu katakan padanya kalau saya bukan orang berbahaya.” Xue Ningyan terdiam, ‘Dia punya hubungan apa dengan Shen Qi?’“Bisakah saya meminta satu hal itu, Nyonya Muda?” Tang Yan bertanya lagi untuk memastikan. Xue Ningyan mengangguk, “Itu sudah termasuk dua hal.” Tang Yan terdiam sejenak lalu tersenyum, “Kalau begitu, hanya dua hal itu saja.” “Kalau begitu, saya harus pergi lebih dulu karena ada pekerjaan yang harus saya lakukan. Sampai jumpa di lain waktu, Nona Xue Ningyan.” Xue Ningyan membulatkan mata, “Apa-apaan dia?” “Apakah saya perlu mendekatinya?”Xue Ningyan menatap Xiao Ci yang sudah berdiri di sebelahnya. “Apakah kau merasakan sesuatu?”Xiao Ci mengangkat ba
Tanpa bisa menolak atau pun menghindar, Xue Ningyan akhirnya duduk di kedai teh bersama Tang Yan dengan alasan kenalan yang tak sengaja bertemu. Sebenarnya, dari mana datangnya kata ‘kenalan’ ini? Padahal mereka hanya sekali saja tidak sengaja bertemu karena hal yang sangat biasa. “Saya baru tahu Tuan Tang Yan juga akan mendatangi tempat seperti ini.” Xue Ningyan membuka percakapan sambil menyeruput santai teh miliknya. “Dibanding saya yang orang dunia persilatan, justru tidak terduga sekali bertemu Nyonya Muda Keempat Shen di tempat seperti ini, bukan?” Tang Yan tersenyum. Ah …, kalimatnya itu sulit dibantah. “Dari yang saya lihat saat pertemuan yang lalu, sepertinya hubungan antara Nyonya Muda dan Tuan Muda Keempat sangat baik, ya? Kenapa Nyonya Muda bisa ada di sini?” “Sebelum menikah, saya biasanya memang datang ke sini. Tapi akhir-akhir ini tidak lagi, dan saya baru saja berpikir untuk mengunjungi anak-anak kenalan saya di sini.” Xue Ningyan menjawab apa adanya. “Rupanya N
Xue Ningyan memasuki paviliun dan membiarkan Xiao Ci duduk di depannya. “Terlihat sekali kalau kau membencinya, Xiao Ci.” “Saya memang membencinya.” “Aku bertanya kenapa kau begitu membencinya?” Xiao Ci terdiam sejenak. “Hal pertama, adalah karena dia hampir saja merebut posisi saya di hati Nyonya Muda. Saya sangat tidak menyukai orang yang sok dekat sepertinya itu, padahal dalam hati munafik. Karena tidak ada pelayan yang begitu setia pada majikannya tanpa alasan khusus.” “Hal kedua, adalah karena dia itu benar-benar tidak tulus melayani Anda. Saya sudah mendengar semuanya dari Tuan Muda tentang kelicikan pelayan itu. Benar-benar terbukti bahwa pelayan tidak akan menyatakan sumpah setia begitu saja tanpa alasan pada seorang majikan.” bla bla bla … ….Xue Ningyan mengamatinya yang terus berbicara tanpa henti. Raut wajah Xiao Ci selalu serius saat membicarakan kekhawatiran tentang dirinya. Bahkan terkadang tidak bisa mengendalikan amarahnya saat bertemu orang yang merendahkan ata
Kecupan di dahi pertama yang mendarat pagi ini, Xue Ningyan tersenyum sambil tersipu malu. “Tuan Muda harus menjaga pola makan dan jangan lupa beristirahat, ya.” “Kau juga. Obatmu harus tetap diminum meski kau tidak merasa sakit lagi.”“Aku akan mengingat pesan Tuan Muda.” Xue Ningyan tersenyum lebar. “Kau boleh datang ke Biro Informasi kapan pun kau mau, tapi lebih baik kalau datang bersama Lv Xian karena dia memiliki akses untuk langsung masuk ke ruanganku.”“Benarkah? Terima kasih, Tuan Muda.” Xue Ningyan tersenyum. “Kau juga boleh melakukan apa pun di kediaman ini, sesuka hatimu. Kau boleh membuang apa pun yang tidak kau suka, kau juga boleh pergi ke mana pun kau mau, membeli apa pun yang kau suka. Karena kau adalah Nyonya Muda Keempat Shen. Kau tidak boleh membatasi aktivitas lagi.”Xue Ningyan berkedip beberapa kali, tidak menyangka Shen Qi akan memberikan kebebasan hingga sebesar itu padanya. “Aku sungguh berterima kasih sekali pada Tuan Muda ….” “Bukankah kau juga berpik
Pagi setelah malam itu, Shen Qi menyiapkan sarapan bersama ‘terakhir’ dengan Xue Ningyan sebelum memulai kesibukannya selama beberapa hari di Biro Informasi. Kedua kalinya, setelah bangun tidur, Xue Ningyan tidak begitu canggung seperti saat pertama kali melakukannya. Dia juga bisa menatap wajah Shen Qi dengan normal seperti biasa. Yang berubah hanyalah cara bicaranya yang lebih akrab dengan Shen Qi. Bahkan tindakannya sedikit demi sedikit juga mulai menjadi lebih santai. “Tuan Muda, apakah aku bisa pergi ke Biro Informasi sesekali seperti yang Tuan Muda katakan semalam?” Shen Qi meletakkan cangkirnya. “Kau ingin?” “Kalau Tuan Muda sibuk setiap hari, aku khawatir Tuan Muda tidak makan dan tidur dengan teratur, jadi aku ingin datang sesekali untuk membawakan makanan.” “Apakah ini adalah sisi baikmu yang lain?” Shen Qi menyeringai. “Apa maksud Tuan Muda?” “Sekarang kau sudah bisa memperhatikan keseharian suamimu, ya.” “Memang banyak sekali perubahan pada diriku setelah Tuan Mud
“Anda sudah pulang, Tuan Muda?” Xue Ningyan tersenyum dan membuka pintu kamar. “Kenapa kau masih belum tidur?” Shen Qi merengkuh tengkuk Xue Ningyan dan mencium dahinya. Wajah Xue Ningyan mulai terasa panas tanpa bisa dikendalikan, ‘Belakangan Tuan Muda berterus-terang sekali bersikap hangat kepadaku ….’ “Aku bertanya padamu, Xue Ningyan.” Dahi Shen Qi berkerut. “Ah, saya tidak sengaja terbangun, dan mendengar suara kereta kuda di luar, jadi saya mengira Anda baru saja pulang lalu memutuskan untuk menyambut, tapi ternyata Anda sudah di sini ….”“Ayo kita tidur.” Shen Qi melepas pakaian resminya dan berganti menjadi pakaian tidur yang santai. Xue Ningyan duduk di tepi ranjang, mengamati kelembutan Shen Qi yang benar-benar terlihat seperti sosok suami yang sayang menyayangi istrinya ini ….“Kau memikirkan apa sampai melihatku seperti itu?” Eh?! Xue Ningyan terperanjat. “Aku memang tampan, tapi tidak perlu sampai seperti itu menatapnya. Kau juga bukan tidak bisa menikmati ketampan