Zhong Li berlari kembali ke Paviliun Taman setelah mengambil sesuatu dari kamarnya. Wajahnya tak berhenti tersenyum seolah-olah ini adalah perkembangan yang cukup berarti bagi Shen Qi. “Saya sangat senang Anda mulai penasaran tentang ingatan yang hilang itu, Tuan Muda. Saya sangat menyayangkannya jika Anda menikah dengan Putri Tianqing tanpa melindungi perasaan Nyonya Muda.” Zhong Li tersenyum lebar. “Sudah kubilang dia tetap akan menjadi selir, Zhong Li.” Shen Qi mendengus, “Bagaimana pun, jika aku menikahi Liu Ling, dia tidak boleh menempati posisi selir. Aku bisa mendapat kritik karena telah merendahkan seorang putri Adipati Agung.” “Ah, lupakan saja soal itu, dan lihat ini saja, Tuan Muda.” Zhong Li mengeluarkan sebuah kertas yang sudah cukup lusuh dari dalam sebuah amplop merah.“Ini adalah surat yang dikirimkan Nyonya Muda saat kita berhenti di perbatasan Nanhu. Saat itu Anda selalu menyimpannya di saku Anda, lalu membacanya berulang kali setiap kuda kita berhenti untuk isti
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. ‘Omong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?’ Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, “Yang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?”“Yeah …, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.” “Apanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.” Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, “Se-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda ….”“Kalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.” “Baik ….”
Istana Selatan. Tang Yan melihat Liu Ling keluar dari paviliun itu setelah pukul tujuh malam. Dan hanya pulang berjalan kaki dengan pelayan pribadinya. “Kenapa dia tidak naik kereta kuda saja?” Tang Yan berjalan mengikutinya diam-diam. Tapi kalau diperhatikan lagi, suasana malam hari di Ibukota sangat ramai dan terlihat aman, tidak menyeramkan seperti Qingzhou. Dan pasti ada alasan yang jelas mengapa Liu Ling memilih untuk tidak menggunakan kereta kudanya. Tang Yan merasa tenang. Dia mengikuti Liu Ling diam-diam dengan niat untuk melindunginya. Dia sungguh tidak memiliki maksud apa pun dan hanya ingin melindunginya. “Putri, ini indah sekali!” Man'er berseru antusias sambil mencoba sebuah tusuk rambut yang dijual di pinggir jalan. Liu Ling mendengus, “Aku bisa membelikanmu yang lebih mahal dari ini, Man'er, letakkan itu.” “Tapi, Putri. Saya benar-benar menyukai ini.” Man'er enggan meletakkannya. “Aku sudah bilang aku akan membelikanmu yang lebih bagus dan mahal, kan? Ini sama
“Minumlah. Kau pasti ketakutan.” Tang Yan meletakkan semangkuk air putih di hadapan Liu Ling yang memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. “Terima kasih karena sudah menolongku.”Tang Yan terdiam sejenak, kemudian menyeringai lebar, “Aku akhirnya berguna juga untukmu, ya!” Berkat Tang Yan, tiga pria bodoh itu sudah diatasi dengan cepat dan Liu Ling segera meninggalkan lorong itu bersamanya. “Aku bisa menghadapi mereka sendirian.” “Kalau bisa, kenapa kau malah melangkah mundur bukannya maju dan memukul?” “Itu karena kau datang duluan.” “Ah …, kalau begitu, apa seharusnya aku tidak usah datang saja?” Tang Yan memasang wajah menyesal seolah-olah tindakannya memang salah. Liu Ling menyorot datar, ‘Dia bercanda, ya?’ “Kalau sebenarnya kau bisa menghadapi mereka, seharusnya aku diam saja supaya bisa menghemat energi.” Tang Yan mengembuskan napas pelan, meraih kendi arak yang baru saja dibelinya dari kedai yang sama. Liu Ling menghabiskan air di mangkuknya. Sambil mengamati Tang Y
“Minumlah. Kau pasti ketakutan.” Tang Yan meletakkan semangkuk air putih di hadapan Liu Ling yang memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. “Terima kasih karena sudah menolongku.”Tang Yan terdiam sejenak, kemudian menyeringai lebar, “Aku akhirnya berguna juga untukmu, ya!” Berkat Tang Yan, tiga pria bodoh itu sudah diatasi dengan cepat dan Liu Ling segera meninggalkan lorong itu bersamanya. “Aku bisa menghadapi mereka sendirian.” “Kalau bisa, kenapa kau malah melangkah mundur bukannya maju dan memukul?” “Itu karena kau datang duluan.” “Ah …, kalau begitu, apa seharusnya aku tidak usah datang saja?” Tang Yan memasang wajah menyesal seolah-olah tindakannya memang salah. Liu Ling menyorot datar, ‘Dia bercanda, ya?’ “Kalau sebenarnya kau bisa menghadapi mereka, seharusnya aku diam saja supaya bisa menghemat energi.” Tang Yan mengembuskan napas pelan, meraih kendi arak yang baru saja dibelinya dari kedai yang sama. Liu Ling menghabiskan air di mangkuknya. Sambil mengamati Tang Y
Istana Selatan. Tang Yan melihat Liu Ling keluar dari paviliun itu setelah pukul tujuh malam. Dan hanya pulang berjalan kaki dengan pelayan pribadinya. “Kenapa dia tidak naik kereta kuda saja?” Tang Yan berjalan mengikutinya diam-diam. Tapi kalau diperhatikan lagi, suasana malam hari di Ibukota sangat ramai dan terlihat aman, tidak menyeramkan seperti Qingzhou. Dan pasti ada alasan yang jelas mengapa Liu Ling memilih untuk tidak menggunakan kereta kudanya. Tang Yan merasa tenang. Dia mengikuti Liu Ling diam-diam dengan niat untuk melindunginya. Dia sungguh tidak memiliki maksud apa pun dan hanya ingin melindunginya. “Putri, ini indah sekali!” Man'er berseru antusias sambil mencoba sebuah tusuk rambut yang dijual di pinggir jalan. Liu Ling mendengus, “Aku bisa membelikanmu yang lebih mahal dari ini, Man'er, letakkan itu.” “Tapi, Putri. Saya benar-benar menyukai ini.” Man'er enggan meletakkannya. “Aku sudah bilang aku akan membelikanmu yang lebih bagus dan mahal, kan? Ini sama
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, “Yang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?”“Yeah …, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.” “Apanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.” Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, “Se-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda ….”“Kalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.” “Baik ….”
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. ‘Omong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?’ Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur
Zhong Li berlari kembali ke Paviliun Taman setelah mengambil sesuatu dari kamarnya. Wajahnya tak berhenti tersenyum seolah-olah ini adalah perkembangan yang cukup berarti bagi Shen Qi. “Saya sangat senang Anda mulai penasaran tentang ingatan yang hilang itu, Tuan Muda. Saya sangat menyayangkannya jika Anda menikah dengan Putri Tianqing tanpa melindungi perasaan Nyonya Muda.” Zhong Li tersenyum lebar. “Sudah kubilang dia tetap akan menjadi selir, Zhong Li.” Shen Qi mendengus, “Bagaimana pun, jika aku menikahi Liu Ling, dia tidak boleh menempati posisi selir. Aku bisa mendapat kritik karena telah merendahkan seorang putri Adipati Agung.” “Ah, lupakan saja soal itu, dan lihat ini saja, Tuan Muda.” Zhong Li mengeluarkan sebuah kertas yang sudah cukup lusuh dari dalam sebuah amplop merah.“Ini adalah surat yang dikirimkan Nyonya Muda saat kita berhenti di perbatasan Nanhu. Saat itu Anda selalu menyimpannya di saku Anda, lalu membacanya berulang kali setiap kuda kita berhenti untuk isti
“Anda tidak tahu malu sekali, Tuan Muda,” Xue Ningyan berkata tajam. Shen Qi menyeringai lebar, “Apakah saat ini kamu sedang mempermasalahkan perihal istri sah dan selir?”“Tidak, Tuan Muda. Saya mempermasalahkan kepribadian Anda. Bagaimana mungkin Anda meminta saya, yang merupakan wanita yang lebih dulu menikah dengan Anda untuk memilihkan gaun untuk wanita yang akan menikah dengan Anda dan merebut posisi saya?” “Kalau Anda orang yang tahu malu, setidaknya meski pun kejam, Anda tidak akan peduli pada saya sampai permasalahan pernikahan itu selesai.” “Tuan Muda, saya bukan menolak perintah Anda sebagai suami. Tapi saya berhak menolaknya karena Anda sendiri yang berkata bahwa Anda tidak menganggap saya sebagai istri Anda. Jangan-jangan Anda juga melupakan apa yang baru saja Anda katakan?” Shen Qi terkekeh, “Hahaha …, kau pandai bicara juga, ya, Xue Ningyan.” “Saat ini saya sudah cukup kenyang menerima ucapan cinta penuh kebohongan Anda, Tuan Muda. Jadi saya sudah menguatkan hati s