Selama dua hari terakhir setelah malam itu, Shen Qi tidak pernah memasuki kamarnya lagi. Dan selalu menghindar setiap kali tak sengaja bertatap muka dengan Xue Ningyan. Meski itu sangat membuat Ningyan merasa tak nyaman, tapi rasa tenang karena hidup tanpa harus merasa cemas atas segala sesuatu yang tidak pasti membuatnya tidak mengelak lagi. Dua hari terakhir, suasana hatinya sangat damai. Hingga sesuatu yang dia membuatnya cemas selain Shen Qi tiba-tiba mendatanginya seolah tidak akan membiarkannya hidup damai. “Nyonya Muda, ini adalah undangan perjamuan minum teh dari Kediaman Tuan Muda Ketiga. Acaranya dilaksanakan esok hari, apakah Anda mau datang?” Li Li memasuki kamar membawa sebuah amplop berwarna merah. Ningyan termenung cukup lama setelah membaca isinya. Ternyata itu undangan dari Nyonya Muda Ketiga, Yu Xinyi. Wanita pengusaha kaya dari Yangzhou yang menikah ke Kediaman Menteri Keuangan bukan karena alasan politik, melainkan cinta yang tulus. Yu Xinyi adalah satu-satuny
“Selamat siang, Nyonya Muda Keempat. Saya ada di sini untuk mengantarkan gaun untuk Anda.” Seorang pria membungkuk sopan di depan Ningyan dengan senyum ramah. “Untuk saya?” Ningyan menunjuk dirinya sendiri. Pria itu mengangguk, dia menyuruh bawahannya untuk membawa barang-barang yang ada di kereta kudanya ke dalam aula utama. “Ah, sebelumnya, nama saya Lv Xian. Saya memiliki toko pakaian kecil di Jalan Wuliang. Tiga hari yang lalu saya mendapat pesanan dari Tuan Muda Keempat dan meminta saya mengantarkannya ke kediaman. Gaun-gaun itu sudah saya siapkan sesuai pesanan Tuan Muda. Semoga Anda menyukainya.” *Lv Xian, pemuda berusia dua puluh lima tahun itu dengan suka rela menjelaskannya kepada Ningyan. (*Lv Xian dibaca Lyu Xian.)Begitu mendengar namanya, Ningyan langsung tahu siapa pemuda ini. Belakangan, mahakarya yang dibuat dari butiknya sangat terkenal karena menjahitkan gaun merah untuk Tuan Putri Yinyue yang sebentar lagi akan menikah. Tapi jika yang memesannya saja orang ter
Begitu mendapat laporan dari Li Li bahwa Shen Qi sudah pulang dan sedang beristirahat di ruang kerja, Xue Ningyan langsung berinisiatif pergi ke ruang kerja untuk menanyakan tentang kedatangan Lv Xian tadi pagi. Dia mengetuk pintu tiga kali. Terdengar sahutan dari Shen Qi yang menyuruhnya langsung masuk. Mungkin itu karena tidak tahu bahwa yang mengetuk pintu adalah Ningyan. “Selamat malam, Tuan Muda,” sapa Ningyan, tubuhnya membungkuk saat mengucapkan salam itu. Shen Qi langsung menoleh, raut terkejutnya tidak bisa ditutupi lagi. Dia berjalan menuju kursi santai. “Duduklah.” Xue Ningyan mengangguk dan mengambil posisi duduk di depan Shen Qi. Dia masih diam karena menunggu Shen Qi menanyakan alasan kedatangannya lebih dulu. Setidaknya, jika seperti itu, bisa sedikit mengubah pandangan Shen Qi tentangnya. Wanita ini sopan dan tidak mendahului suaminya saat hendak bicara, mungkin begitu yang dia pikirkan tanpa mengingat bahwa Shen Qi tidak akan sebaik suami lain di luar sana. “Kau
“Nyonya Muda …, apakah Anda yakin hanya akan memakai gaun sederhana ini?” Li Li bertanya ragu sambil menata rambut Xue Ningyan.“Iya, aku sudah memilih cukup lama, kan?” Ningyan tersenyum lembut. “Tapi bukankah ini terlalu sederhana?” Li Li menunduk dengan wajah sedih. “Kalau begitu, bisakah kau memilih beberapa perhiasan yang cocok dengan warna pakaianku? Meski pun motifnya sederhana, warna merah muda pastel yang kupilih ini sangat cocok untuk menghadiri Perjamuan Minum Teh di ujung musim semi. Jika memilih perhiasan yang cocok, pasti kesannya jadi elegan.” Xue Ningyan membuka kotak perhiasan yang berada di meja riasnya. “Bagaimana kalau tusuk rambut giok putih ini, Nyonya Muda? Ukirannya berbentuk bunga lili lembah yang cantik. Juga anting-anting dan kalungnya. Sangat cocok menemani perjamuan minum teh di ujung musim semi pertama Anda.” Li Li tersenyum senang, mengambil tusuk rambut itu dan menyematkannya di atas kepala Ningyan. Rambutnya sudah tersanggul rapi dengan perhiasan y
“Terima kasih, Nyonya Muda Ketiga sudah membantuku melewati hal sulit itu.” Xue Ningyan membungkuk sopan. Yu Xinyi tersenyum, “Bukan apa-apa, aku melakukan itu juga bukan karenamu. Aku hanya tidak suka melihat orang berlagak sombong di acara orang lain. Jujur saja, kalau perjamuan ini bukan aku yang menyelenggarakannya, aku juga tidak akan peduli dengan apa yang dikatakan Xue Fengzhi.” Ningyan terkekeh pelan, “Rupanya kau orang yang jujur, ya ….” “Nah, sejujurnya aku memang sudah sejak lama ingin mengenalmu. Katanya hanya aku sendiri yang belum pernah bertemu dengan istri Tuan Muda Keempat. Aku khawatir jika aku tidak bisa menjalin hubungan yang baik denganmu.” Dari yang Xue Ningyan ketahui, Yu Xinyi memang selalu menjalin hubungan dekat dengan semua anggota keluarga Shen. Dia juga menganggap Zhu Mingyue dan Song Xiuying sebagai kakaknya. Dan menganggap semua orang yang ada di dalam kediaman besar ini adalah keluarganya. Meski sedikit tidak disangka kalau menjalin hubungan dengan
Setelah perdebatan panjang yang menegangkan itu, Shen Qi malah berbaring di atas ranjang dengan santai seolah tidak ada apa pun yang terjadi sebelumnya. Saat melihat Xue Ningyan ragu-ragu melihat apa yang akan dilakukan pria ini, Shen Qi berkata, “Sudah malam, kau pasti sangat lelah setelah semua hal yang terjadi sepanjang hari ini.” “Tuan Muda tidak keberatan tidur di samping saya meski telah mengatai saya menyedihkan?” tanya Xue Ningyan. Shen Qi mendelik malas, “Ah …, justru karena kau sangat menyedihkan, aku jadi tidak bisa mengabaikanmu dan mengusirmu dari kamar saat aku ingin berbaring, kan?” “….” Benar juga. Kamar ini, kan, memang miliknya. Baginya, mungkin Xue Ningyan memang tak lebih dari hanya ‘menumpang’ di tempat ini. Jadi, meskipun suaminya berwatak buruk dan sulit ditebak, Xue Ningyan tetap harus bersyukur karena suaminya ini tidak mengusirnya dari kamar setelah terjadi cekcok sepanjang malam. Bahkan kalau dia cukup mengerti situasinya, dia tidak akan berpikir bahwa
Xue Ningyan menghela napas panjang, beringsut dari tempat tidur. Matanya menatap sebotol salep dan sepucuk surat yang terlipat rapi di atas meja makan. “Obati luka di pipimu dengan ini.” isinya hanya sesingkat itu, tapi jantung Xue Ningyan berdebam hebat seolah ombak menyapu sesuatu dari sana.“Padahal dia sendiri yang menamparku sekuat itu.” Xue Ningyan bergumam, menatap pantulan wajahnya dalam cermin yang terlihat sangat menyedihkan, salah satu pipinya merah dan sedikit bengkak.Sepertinya Shen Qi hanya merasa kasihan padanya karena tamparan keras yang langsung menciptakan bekas menyedihkan itu.“Omong-omong soal permintaanku semalam ….” Shen Qi menghentikan pembicaraannya tepat setelah Xue Ningyan menyebutkan permintaannya. Pria itu bilang, “Bicarakan besok saja, aku mengantuk.” Jadi Xue Ningyan tidak bisa mengatakan apa pun selain menyetujuinya. Dia berpikir bisa langsung dibicarakan begitu bangun tidur. Namun begitu dia membuka mata, ternyata suaminya itu sudah pergi bekerja.
‘Berkat gaun-gaun dan perhiasan yang diberikan Shen Qi padaku, aku jadi punya ‘topeng’ terbaik untuk ku persiapkan dalam menghadiri upacara pernikahan Xue! Fengzhi besok.’Untuk acara sepenting itu, Xue Ningyan mempersiapkannya lebih awal dari siapa pun. Bahkan hadiahnya pun sudah disiapkan jauh-jauh hari. Sabtu ini, Xue Ningyan bertanya-tanya kenapa Shen Qi tidak bekerja di Biro Informasi padahal ini bukan hari liburnya. Sebagai gantinya, pria itu mengurung diri di ruang kerjanya. Dan tidak mengizinkan siapa pun untuk bertemu. Bahkan pengawalnya, Zhong Li juga sama sekali tidak masuk dan terus berjaga di luar. Saat Xue Ningyan berkata ingin menemuinya, Zhong Li mengatakan agar pesan itu dititipkan saja padanya. ‘Padahal besok kan adalah pernikahan Xue Fengzhi. Kenapa dia bahkan tidak mau bertemu denganku?’Xue Ningyan menghela napas kesal. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena Shen Qi tidak mengizinkannya bertemu.Seingatnya, semalam hubungan mereka masih baik-baik saj
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, “Yang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?”“Yeah …, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.” “Apanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.” Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, “Se-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda ….”“Kalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.” “Baik ….”
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. ‘Omong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?’ Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur
Zhong Li berlari kembali ke Paviliun Taman setelah mengambil sesuatu dari kamarnya. Wajahnya tak berhenti tersenyum seolah-olah ini adalah perkembangan yang cukup berarti bagi Shen Qi. “Saya sangat senang Anda mulai penasaran tentang ingatan yang hilang itu, Tuan Muda. Saya sangat menyayangkannya jika Anda menikah dengan Putri Tianqing tanpa melindungi perasaan Nyonya Muda.” Zhong Li tersenyum lebar. “Sudah kubilang dia tetap akan menjadi selir, Zhong Li.” Shen Qi mendengus, “Bagaimana pun, jika aku menikahi Liu Ling, dia tidak boleh menempati posisi selir. Aku bisa mendapat kritik karena telah merendahkan seorang putri Adipati Agung.” “Ah, lupakan saja soal itu, dan lihat ini saja, Tuan Muda.” Zhong Li mengeluarkan sebuah kertas yang sudah cukup lusuh dari dalam sebuah amplop merah.“Ini adalah surat yang dikirimkan Nyonya Muda saat kita berhenti di perbatasan Nanhu. Saat itu Anda selalu menyimpannya di saku Anda, lalu membacanya berulang kali setiap kuda kita berhenti untuk isti
“Anda tidak tahu malu sekali, Tuan Muda,” Xue Ningyan berkata tajam. Shen Qi menyeringai lebar, “Apakah saat ini kamu sedang mempermasalahkan perihal istri sah dan selir?”“Tidak, Tuan Muda. Saya mempermasalahkan kepribadian Anda. Bagaimana mungkin Anda meminta saya, yang merupakan wanita yang lebih dulu menikah dengan Anda untuk memilihkan gaun untuk wanita yang akan menikah dengan Anda dan merebut posisi saya?” “Kalau Anda orang yang tahu malu, setidaknya meski pun kejam, Anda tidak akan peduli pada saya sampai permasalahan pernikahan itu selesai.” “Tuan Muda, saya bukan menolak perintah Anda sebagai suami. Tapi saya berhak menolaknya karena Anda sendiri yang berkata bahwa Anda tidak menganggap saya sebagai istri Anda. Jangan-jangan Anda juga melupakan apa yang baru saja Anda katakan?” Shen Qi terkekeh, “Hahaha …, kau pandai bicara juga, ya, Xue Ningyan.” “Saat ini saya sudah cukup kenyang menerima ucapan cinta penuh kebohongan Anda, Tuan Muda. Jadi saya sudah menguatkan hati s
Setelah melewati pertengahan musim panas, udara menjadi lebih teduh dari sebelumnya. Malam hari terasa dingin menusuk kulit. Shen Qi keluar dari gerbong, dan mendongak menatap langit yang gelap berbintang. Tanpa sadar, kepalanya memutar ingatan masa kecil yang telah lama tenggelam dalam hatinya. “Pangeran! Coba tangkap aku! Aku akan berlari yang jauh sekarang, hahaha!!” Shen Qi kecil tertawa sambil mengejar gadis berusia lima tahun yang memakai gaun indah. “Kau perempuan, tapi larimu cepat juga, ya.” Shen Qi berjongkok sambil mengatur napasnya yang menderu. Gadis itu berhenti berlari tersenyum sambil menatapnya, “Sebenarnya aku tidak boleh bermain kejar-kejaran. Tapi aku ingin melakukannya sekali saja karena kebetulan tubuhku sedang sangat sehat, jadi, kau tidak boleh memberitahu ibuku, ya!” Shen Qi tertawa lebar, “Kau nakal ternyata! Bagaimana jadinya kalau aku memberitahu ibumu, ya? Kau akan dihukum? Atau dimarahi?” Mendengar ancaman itu, gadis itu mengerucutkan bibir dan mu
Dalam perjalanan pulang dari Istana Selatan, Shen Qi melewati Aula Pertemuan Istana. Lalu melihat Kanselir baru saja keluar dari sana. “Apakah orang-orang tua memang suka sekali berlama-lama di istana? Rapat pagi kan, sudah selesai berjam-jam yang lalu.” Shen Qi mendengus. Bukan dia tidak suka melihat Kanselir sebentar lagi akan berpapasan dengannya karena jalan di depan searah. Tapi ini terlalu kebetulan untuk dianggap tidak sengaja bertemu. “Beliau pasti sedang memenuhi janji temu dengan Baginda, Tuan Muda.” “Baginda itu dekat sekali dengan Kanselir, ya? Apa kau tahu siapa namanya?” “Beliau adalah Yang Yunshui,” Zhong Li menjawab. “Haah …, tampaknya aku memang sulit mengingat nama orang-orang yang tidak kukenal. Apalagi dia dari faksi Pangeran Kedua.” Shen Qi berdeham pelan. Saat ini, Kanselir masih jauh dari pertigaan. Dan sepertinya mereka tidak akan berpapasan kalau Shen Qi pura-pura tidak melihatnya ….“Omong-omong, Anda pernah terlibat judi lompat kuda dengan putranya Y