All Chapters of Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali: Chapter 81 - Chapter 90

107 Chapters

BAB 81 : Mengejar Angsa

Catelyn duduk di ujung meja panjang ruang rapat lantai 14 kantor pusat ADG.Matanya berusaha menatap lurus ke layar presentasi di depan, tapi bayangan kegagalan pagi tadi masih membebani pikirannya.Tangannya yang bergetar sedikit memegang map laporan lapangan—yang kini terasa seperti dokumen kematian kariernya.Ruang itu dipenuhi aroma kopi dan ketegangan.Para petinggi tim Urban Development Research duduk membentuk setengah lingkaran.Mr. Thomson, kepala departemen, berdiri di depan layar dengan raut wajah keras. Di sampingnya berdiri supervisor tim, Howard.Sementara Olivia duduk berseberangan dengan Catelyn. Wanita itu tampil anggun dengan blazer abu-abu dan senyum simpatik yang menipu.“Kita semua tahu pagi ini seharusnya menjadi uji coba penting untuk teknologi smart-paving prototype kita,” kata Mr. Thomson membuka rapat.“Sayangnya, kegagalan terjadi. Dan lebih dari sekadar kegagalan teknis, ini kesalahan fatal dalam penentuan lokasi. Catelyn, kamu ingin menjelaskan?”Catelyn be
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

BAB 82 : Harus Diselesaikan

Keesokan harinya.Catelyn duduk sendirian di ruang kerja magang yang sempit dan nyaris tak berfungsi.Pagi tadi tiba-tiba ia disuruh pindah di satu ruangan kecil di sudut. Itu nyaris seperti gudang―mereka beralasan kubikel yang sebelumnya ia gunakan akan dipakai staf senior lain.Gadis itu menarik napas dan terlihat asyik di meja kecilnya yang dipenuhi kertas-kertas revisi dan sticky note dari supervisor, mayoritas menyuruhnya “lebih teliti” atau “jangan asal ambil keputusan.”Kedua mata hazelnya menatap laptop dengan fokus berbeda. Dia tidak sedang mengerjakan laporan mingguan atau input data.Ia sedang menyelidiki.Seperti arahan Ethan semalam, ia mencoba menelusuri kembali semua jejak digital yang ia punya—log chat internal kantor, dan metadata file denah lokasi.Lalu ia temukan satu celah.Salah satu file PDF yang dikirimkan Olivia berjudul “Field-Test_Coordinates_Final.pdf” memiliki timestamp pengeditan pukul 12:49—satu jam setelah Olivia mengatakan ia ‘sedang istirahat dan tak s
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

BAB 83 : Mengkhawatirkan Hal Lain

Brak.Catelyn melempar ponselnya ke atas kasur dengan kesal. Layar yang masih menyala beberapa detik memantulkan namanya sendiri di kontak panggilan keluar—’Ethan (4x missed call)’—sebelum akhirnya redup, menyisakan kesunyian.Sejak keluar dari gedung Aurora Development Group, jantungnya berdebar karena gembira.Ia berhasil.Dengan bantuan arahan Ethan beberapa malam lalu, ia membuktikan bahwa Olivia Karas-lah yang menjebaknya dengan koordinat palsu.Nama baiknya dipulihkan.Ia bahkan mendapat pujian dari Mr Thomson, kepala departemen. Hari itu seharusnya menjadi hari yang penuh sorak.Tapi, tidak ada suara dari Ethan. Tidak ada pesan. Tidak ada panggilan balik.Sekarang, di apartemen yang senyap, hanya ada suara AC yang berdengung halus di dinding.Suasana hatinya yang tadinya cerah seperti mentari pagi, berubah kelabu, penuh awan mendung.“Ugh, dasar lelaki sibuk yang menyebalkan...” gerutunya, memeluk bantal lalu membanting tubuh ke kasur, menatap langit-langit.Tapi lima detik kemu
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

BAB 84 : Virtual Atau Realita?

Ethan terkekeh kecil.Sorot matanya berubah hangat, dan tanpa sadar bibirnya menyebut satu nama dalam hatinya—Catelyn.Gadis dengan wajah cantik yang melenakan, mata hazel yang bersinar, suara yang lembut, dan kegigihan serta kepolosan yang menakjubkan.Wajahnya melunak saat ia berkata, “Mungkin… ada seseorang yang akan aku kenalkan padamu, Paman.”James menyipitkan mata penuh selidik, lalu mengangkat cangkir tehnya sambil menyeringai. “Kau bilang seperti itu juga tiga tahun lalu. Tapi tak ada satu pun gadis yang kau bawa ke hadapanku. Jangan ulangi kesalahan itu.”Ethan tertawa pelan. “Kali ini… aku serius.”“Kalau begitu,” kata James sambil meneguk tehnya, “Pastikan dia cukup luar biasa untuk seorang Ethan Wayne. Aku tak akan menerima yang biasa-biasa saja.”Sorot mata Ethan dalam, namun juga penuh harapan.Dalam benaknya, Catelyn bukanlah wanita biasa—dia adalah seseorang yang mampu menembus tembok tinggi yang selama ini Ethan bangun di sekeliling hatinya.* * *Langit di luar jende
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

BAB 85 : Membingungkan

“Woy, Nona Penguak Kebenaran,” Suara Daniel tiba-tiba menyela kesunyian ruang kerja.Catelyn tersentak dan langsung menoleh. Jantungnya nyaris meloncat. “Hah? Apa?” tanyanya terbata.Daniel menyandarkan tangan ke meja kubikel Catelyn―yang telah Catelyn dapatkan kembali, sambil menyunggingkan senyum jahil. “Kau melamun, ya? Sudah lima menit matamu menatap satu titik seperti sedang nonton romance series.”Catelyn buru-buru menggeleng. “Aku tidak melamun! Aku lagi fokus cross-check data laporan minggu lalu.”Daniel tertawa keras dan menunjuk berkas di tangan Catelyn. “Serius banget, ya? Saking seriusnya, sampai berkas yang kau pegang pun terbalik dari tadi.”Catelyn menunduk, dan benar saja—kertas itu memang terbalik. Wajahnya langsung merona malu. “Astaga…” gumamnya pelan.Daniel masih terkekeh kecil. “Sepertinya sesuatu mengganggumu lagi.”“Aku baik-baik saja, Daniel,” elak Catelyn lalu berdeham.“Oke, oke aku percaya.” Sisa tawa Daniel masih tersisa. “Aku ke sini mau menyampaikan sesua
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

BAB 86 : Tembakan Lainnya

Hari telah siang di area proyek Glendale, ketika Ethan merapikan kemeja yang baru selesai ia kenakan—sebuah kemeja abu-abu pucat dengan garis-garis biru tua, warna khas seragam sopir taksi lokal.Sejak pagi tadi ia memantau seperti biasa, lalu terlibat conference call dengan beberapa eksekutif untuk memastikan proyek lainnya di negara bagian Wisconsin berjalan aman, semenjak insiden berdarah tempo hari.Selesai merapikan kemejanya, pria tampan bermata biru itu lalu menoleh sekilas pada Cole yang berdiri tegak tak jauh darinya."Mobilnya sudah siap, Tuan," kata Cole cepat, memahami maksud tatapan itu.Ethan tersenyum samar, lalu mengambil jaket tipis dari gantungan."Aku keluar makan siang dulu," ujarnya.“Apa perlu saya reservasi-kan tempat makan, Tuan?”“Tidak perlu. Ini makan siang biasa,” jawab Ethan santai, seolah benar-benar tidak ada yang mencurigakan.Cole hendak mengatakan sesuatu kembali,
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

BAB 87 : Bukan Satu Satunya

Ruangannya sunyi. Hanya suara detak jarum jam di dinding dan desiran AC yang terdengar samar.Nielson duduk bersandar di kursi kulit hitamnya, sebelah tangan menggenggam ponsel, dan satu lagi menyandarkan dagunya.Layarnya menampilkan satu nama. Catelyn Adams.Tanda centang sudah dua, tapi tak ada balasan. Bahkan notifikasi bahwa pesan dibaca pun tak muncul.Dahi Nielson mengerut.Rahangnya mengeras.Matanya menatap layar seolah bisa menembusnya."Sudah kubilang, jangan abaikan aku, Cat..." bisiknya penuh geram.Beberapa detik kemudian, ia mendengkus pelan. Jarinya mengetuk meja. Satu... dua... tiga...Lalu, ia bangkit.Langkahnya cepat, pasti, dan tajam.Ia membuka pintu ruangannya dan menyusuri koridor gedung perkantoran itu.Orang-orang sempat menoleh, tapi cepat-cepat menunduk, bukan karena menyadari aura panas yang terpancar dari lelaki itu.Tapi mereka tahu bahwa lelaki itu memiliki koneksi kuat dengan sang direktur, dan lelaki itu kini tampak berada dalam suasana hati yang tidak
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

BAB 88 : Di Luar Dugaan

Ruang kantor ADG sudah lengang.Lampu-lampu sebagian telah dimatikan, menyisakan cahaya remang yang menyelinap dari beberapa sudut.Catelyn masih duduk di meja kubikel miliknya, mematikan layar komputer dan membereskan berkas-berkas yang tadi ia review ulang.Hampir sejam lebih ia tertinggal dari jam pulang yang seharusnya.Ia merapikan tumpukan kertas, memasukkan pena ke dalam tempatnya, dan menggantung tas di bahu.Siang tadi, ia telah menolak tawaran Daniel untuk diantar pulang, seperti juga ia menolak perasaan pria itu—dengan tegas namun tetap sopan. Hubungan mereka hanya bisa sebatas rekan kerja, tak lebih dari itu.Catelyn melangkah keluar dari ruang kerja, melewati koridor yang sunyi, namun tiba-tiba—Grip!Sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya dan menariknya masuk ke salah satu ruangan kecil di samping lorong.“Apa—!” seru Catelyn, tersentak, namun segera mengenali wajah yang mencengkeram lengannya.Nielson.Dengan gerakan cepat, Catelyn mengempaskan tangan pria itu
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

BAB 89 : Membuat Viral

Setelah mengantar Catelyn hingga ke depan lobi apartemen, Ethan hanya diam sejenak di sisi kemudi.Biasanya, setelah mengantar, ia akan ikut naik, memasakkan makan malam, atau sekadar duduk menemaninya di ruang tamu.Tapi malam ini berbeda."Aku pulang dulu," katanya singkat, namun lembut.Catelyn menatapnya dengan sorot mata heran. "Tidak makan malam dulu?"Ethan tersenyum tipis, senyuman yang terasa tidak sehangat biasanya."Lain kali."Meski ada rasa ganjil yang tak bisa dijelaskan, Catelyn hanya mengangguk dan melangkah masuk ke dalam gedung.Ethan menunggu sampai pintu putar menelan sosok gadis itu, lalu ia menunduk sejenak, menghela napas panjang.Ia masuk kembali ke dalam taksi. Tangannya bergerak pelan mengeluarkan ponsel dari saku jaket dan menekan satu kontak cepat."Cole," Suaranya rendah dan tenang, nyaris tanpa intonasi. "Aku ingin kau memeriksa dan membereskan sesuatu."Tatapannya lurus ke depan, menyusuri jalan gelap yang kosong. Tapi pikirannya tak pernah setenang wajah
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

BAB 90 : Dibalaskan Satu Kota

Koridor lantai empat kantor ADG hari itu tampak seperti biasa.Para staf lalu-lalang dengan berkas dan tablet di tangan, namun suasana agak berbeda.Suara-suara bisik-bisik dan desisan tertahan terdengar di antara meja-meja. Sesekali, terdengar tawa ditahan, dibungkam oleh rasa penasaran dan kaget yang masih menggantung.Pintu kaca berbingkai hitam di ujung koridor terbuka.Nielson Stokes melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah penuh percaya diri.Dasi disesuaikan, jas disampirkan elegan di lengan, dan senyum angkuh khasnya terpajang di wajah.Ia hendak berjalan ke departemen Urban Development Research—tempat di mana Catelyn bekerja.Dalam pikirannya, ia akan mengambil alih konsep yang sejak semalam ia minta pada Catelyn untuk ditambahkan uraian beberapa poin. Ia butuh itu sekarang—untuk menyempurnakan pitch ke direktur sore ini.Namun langkahnya perlahan melambat.Ia mulai menyadari sesuatu yang tidak biasa.Beberapa karyawan yang biasa menyapanya kini menunduk cepat atau pura
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
PREV
1
...
67891011
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status