Share

BAB 87 : Bukan Satu Satunya

Penulis: reefisme
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-07 23:56:24
Ruangannya sunyi. Hanya suara detak jarum jam di dinding dan desiran AC yang terdengar samar.

Nielson duduk bersandar di kursi kulit hitamnya, sebelah tangan menggenggam ponsel, dan satu lagi menyandarkan dagunya.

Layarnya menampilkan satu nama. Catelyn Adams.

Tanda centang sudah dua, tapi tak ada balasan. Bahkan notifikasi bahwa pesan dibaca pun tak muncul.

Dahi Nielson mengerut.

Rahangnya mengeras.

Matanya menatap layar seolah bisa menembusnya.

"Sudah kubilang, jangan abaikan aku, Cat..." bisiknya penuh geram.

Beberapa detik kemudian, ia mendengkus pelan. Jarinya mengetuk meja. Satu... dua... tiga...

Lalu, ia bangkit.

Langkahnya cepat, pasti, dan tajam.

Ia membuka pintu ruangannya dan menyusuri koridor gedung perkantoran itu.

Orang-orang sempat menoleh, tapi cepat-cepat menunduk, bukan karena menyadari aura panas yang terpancar dari lelaki itu.

Tapi mereka tahu bahwa lelaki itu memiliki koneksi kuat dengan sang direktur, dan lelaki itu kini tampak berada dalam suasana hati yang tidak
reefisme

#Tiga

| 8
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Joy
lanjut kakaaaa
goodnovel comment avatar
Shahriza
asyikk ethan jealous
goodnovel comment avatar
Asnila Wati
Ethan bs cemburu jg..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 88 : Di Luar Dugaan

    Ruang kantor ADG sudah lengang.Lampu-lampu sebagian telah dimatikan, menyisakan cahaya remang yang menyelinap dari beberapa sudut.Catelyn masih duduk di meja kubikel miliknya, mematikan layar komputer dan membereskan berkas-berkas yang tadi ia review ulang.Hampir sejam lebih ia tertinggal dari jam pulang yang seharusnya.Ia merapikan tumpukan kertas, memasukkan pena ke dalam tempatnya, dan menggantung tas di bahu.Siang tadi, ia telah menolak tawaran Daniel untuk diantar pulang, seperti juga ia menolak perasaan pria itu—dengan tegas namun tetap sopan. Hubungan mereka hanya bisa sebatas rekan kerja, tak lebih dari itu.Catelyn melangkah keluar dari ruang kerja, melewati koridor yang sunyi, namun tiba-tiba—Grip!Sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya dan menariknya masuk ke salah satu ruangan kecil di samping lorong.“Apa—!” seru Catelyn, tersentak, namun segera mengenali wajah yang mencengkeram lengannya.Nielson.Dengan gerakan cepat, Catelyn mengempaskan tangan pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 89 : Membuat Viral

    Setelah mengantar Catelyn hingga ke depan lobi apartemen, Ethan hanya diam sejenak di sisi kemudi.Biasanya, setelah mengantar, ia akan ikut naik, memasakkan makan malam, atau sekadar duduk menemaninya di ruang tamu.Tapi malam ini berbeda."Aku pulang dulu," katanya singkat, namun lembut.Catelyn menatapnya dengan sorot mata heran. "Tidak makan malam dulu?"Ethan tersenyum tipis, senyuman yang terasa tidak sehangat biasanya."Lain kali."Meski ada rasa ganjil yang tak bisa dijelaskan, Catelyn hanya mengangguk dan melangkah masuk ke dalam gedung.Ethan menunggu sampai pintu putar menelan sosok gadis itu, lalu ia menunduk sejenak, menghela napas panjang.Ia masuk kembali ke dalam taksi. Tangannya bergerak pelan mengeluarkan ponsel dari saku jaket dan menekan satu kontak cepat."Cole," Suaranya rendah dan tenang, nyaris tanpa intonasi. "Aku ingin kau memeriksa dan membereskan sesuatu."Tatapannya lurus ke depan, menyusuri jalan gelap yang kosong. Tapi pikirannya tak pernah setenang wajah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 90 : Dibalaskan Satu Kota

    Koridor lantai empat kantor ADG hari itu tampak seperti biasa.Para staf lalu-lalang dengan berkas dan tablet di tangan, namun suasana agak berbeda.Suara-suara bisik-bisik dan desisan tertahan terdengar di antara meja-meja. Sesekali, terdengar tawa ditahan, dibungkam oleh rasa penasaran dan kaget yang masih menggantung.Pintu kaca berbingkai hitam di ujung koridor terbuka.Nielson Stokes melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah penuh percaya diri.Dasi disesuaikan, jas disampirkan elegan di lengan, dan senyum angkuh khasnya terpajang di wajah.Ia hendak berjalan ke departemen Urban Development Research—tempat di mana Catelyn bekerja.Dalam pikirannya, ia akan mengambil alih konsep yang sejak semalam ia minta pada Catelyn untuk ditambahkan uraian beberapa poin. Ia butuh itu sekarang—untuk menyempurnakan pitch ke direktur sore ini.Namun langkahnya perlahan melambat.Ia mulai menyadari sesuatu yang tidak biasa.Beberapa karyawan yang biasa menyapanya kini menunduk cepat atau pura

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 91 : Koneksi Ajaib

    Pintu lift terbuka di lantai lima belas.Karpet lembut meredam suara langkah Nielson saat ia melangkah menuju ruangan direktur ADG.Setibanya di depan pintu berlapis kaca buram dengan ukiran nama Tim Beckett – Executive Director, Nielson berhenti sejenak.Dengan cermat, ia merapikan dasinya, mengibaskan jas agar jatuh sempurna di bahunya, lalu menarik napas dalam-dalam dan membiarkan senyum percaya dirinya mengembang.Sekretaris direktur berdiri dari balik mejanya dan membukakan pintu. "Tuan Beckett sudah menunggu."“Terima kasih,” ucap Nielson dengan anggukan kecil, lalu melangkah masuk.Ruangan itu luas, bergaya minimalis modern, dengan jendela tinggi yang menghadap pusat kota Denver.Di balik meja besar dari kayu walnut, Tim Beckett duduk dengan wajah menegang.Namun sebelum Nielson sempat melangkah lebih dekat, tangan Tim bergerak cepat.Sebuah nameplate logam bertuliskan Executive Director – Tim Beckett melayang deras ke arahnya dan—Bugh!Langsung menghantam sisi wajah Nielson."

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 92 : Jadikan Aku Berguna

    Malam itu, mereka berada dalam ruang VIP dan duduk di meja dekat jendela kaca besar yang menghadap ke taman kecil berhiaskan lampu gantung kristal.Makanan tersaji anggun, dan anggur merah dalam gelas tinggi melengkapi suasana.Catelyn tertawa sesekali, dan Ethan, seperti biasa, lebih banyak mendengar sambil mengamati setiap gestur wanita di depannya.Ia senang melihat Catelyn bisa tertawa selepas itu, walau mata hazelnya tetap menyimpan sisa kesuraman―tentang ancaman foto-foto itu, yang belum benar-benar luruh.Setelah makan malam, Ethan mengantar Catelyn pulang, namun mobil tidak berhenti di apartemennya.Mereka berbelok ke arah barat, menyusuri jalan menuju pegunungan kecil di pinggiran kota.Catelyn sempat melirik jam di ponselnya. “Kita ke mana?” tanyanya bingung.“Aku ingin menunjukkan sesuatu,” jawab Ethan singkat, masih memegang kendali setir dengan satu tangan, sementara angin malam menerpa lewat jendela yang sedikit terbuka.Mobil akhirnya berhenti di Lookout Mountain, tempa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 93 : Lebih Dari Rindu

    Nielson membanting remote ke sofa.Napasnya memburu, matanya merah karena tak bisa tidur dan amarah yang memuncak.Di layar televisi yang menyala tanpa suara, berita pagi menampilkan kolom trending—dan lagi-lagi, fotonya.Fotonya yang memalukan."Apa-apaan ini?! Si brengsek mana yang berani nge-hack akun-ku?!"Ia berteriak ke udara kosong apartemennya, frustrasi.Rasa malunya seakan tak ada ujung.Akun X miliknya penuh dengan postingan vulgar—tanpa ia ketahui, seseorang telah membajak dan mengunggah foto-foto tak senonoh, membuatnya jadi bahan tertawaan seantero kota.Masalahnya, akun itu kini freeze. Tidak bisa login. Tidak bisa menghapus. Bahkan ia tidak bisa klarifikasi.Postingan-postingan itu tetap bisa dilihat publik, seolah sengaja dipaku agar tak bisa lenyap.Tiba-tiba suara ketukan pintu disusul suara perempuan menggema dari balik pintu."Nielson? Sayang, aku butuh uang tambahan. Salon kemarin itu mahal sekali karena aku pakai treatment keratin. Lalu aku juga sudah DP tas baru

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 94 : Amarah Yang Menawan

    Senja belum sepenuhnya lenyap saat Catelyn keluar dari gedung Aurora Development Group.Rambutnya masih tergerai rapi setelah seharian bekerja, dan tubuhnya menyisakan sedikit lelah.Namun kelelahan itu sirna seketika saat ia menemukan sosok yang berdiri di depan jalur jalannya—Nielson.Wajah pria itu suram.Matanya merah, mungkin karena marah atau karena tekanan yang terus menggerogotinya.Jas kerjanya kusut, dasinya longgar, dan bahunya mengemban beban yang jelas tak tertahan. Ada ketegangan di gerakannya, dan amarah yang nyaris meledak dari napasnya.Catelyn berdiri tenang.Tak sedikit pun mundur, tak goyah.Matanya menatap langsung pada pria yang hingga kemarin malam, selalu menyudutkannya.Nielson mengangkat tangan, memperlihatkan satu bundel kecil berkas, lalu satu thumb drive.Wajahnya memohon, namun juga memaksa. Tak ada dialog. Hanya gestur, tekanan, dan desakan yang tak henti.Dia menunjuk s

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 95 : Biarkan Saja

    Suasana di dalam mobil terasa hening, hanya diiringi oleh suara pelan dari mesin dan lampu jalan yang melintas seperti kilatan-kilatan lampu kamera.Di belakang kemudi, Ethan melirik ke arah Catelyn beberapa kali.Sorot matanya tak pernah setenang tadi, saat ia melindunginya dari Nielson.Sekarang, ada kekhawatiran tipis di sana—halus, nyaris tak terlihat, tapi cukup nyata bagi yang peka.“Kalau kau belum makan malam, bagaimana kalau kita cari tempat yang tenang?” Suara Ethan pelan, hampir seperti gumaman di antara jeda.Namun Catelyn hanya menggeleng, menatap ke luar jendela. “Tidak usah. Setelah apa yang terjadi tadi… aku kehilangan selera makan. Antarkan saja aku pulang.”Ethan tak menjawab. Ia hanya mengangguk singkat, menekan pedal gas dengan hati-hati, membiarkan keheningan kembali menyelimuti.Beberapa menit berlalu.Ethan mencuri pandang ke arah gadis di sebelahnya.Catelyn tampak tenang, tapi garis-garis halus di wajahnya menunjukkan sebaliknya.Wajah itu muram. Terluka.Diam-

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 124 : Pergi Untuk Merayakan

    “Segera, Tuan.”Rodney mengambil earpiece dari dalam sakunya, menempelkan perangkat itu ke telinganya.Dengan suara singkat dan efisien, ia mengaktifkan saluran komunikasi yang langsung terhubung dengan Axel.“Unit Dua, laporan posisi target.”Suara Axel terdengar dari earpiece, jernih dan tanpa jeda. ‘Target mulai jogging sejak pukul 06.30, rute biasa di taman City Park. Saat ini, ia sedang berada di dalam minimarket Lawson di blok C-12. Membeli beberapa kebutuhan rumah tangga. Saya memperkirakan, setelah ini ia akan menuju Everett’s Bakery di Downtown untuk bekerja, seperti biasa.’Rodney mengangguk tipis sambil menatap Ethan, lalu bertanya lagi, “Status alat komunikasi target?”‘Ponsel tidak terdeteksi. Kemungkinan besar ia tinggalkan di apartemen.’“Copy that.”Rodney menutup komunikasi lalu menoleh pada Ethan.“Nona Adams baik-baik saja, Sir. Masih menjalani rutinitas seperti biasa. Jogging, belanja kebutuhan, dan kemungkinan akan segera bersiap ke Everett’s Bakery, seperti biasa

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 123 : Ponselnya Tak Aktif

    Ia adalah Arion Ellworth.Sepupu ipar Ethan Wayne, yang juga mantan CEO dari AE Group ―entitas bisnis raksasa yang sejajar dengan Wayne Group― yang juga meninggalkan warisannya, dan hanya fokus pada Triton Land miliknya sendiri.Pria beraura dominan itu berjalan masuk tanpa berkata sepatah kata pun, namun sorot matanya berbicara lebih dari cukup.Ia berdiri tepat di hadapan Ethan dan memandangi Aveline―balita cantik yang masih nyaman di gendongan pria lain. Rahangnya mengeras.“Berikan,” ucapnya singkat.Ethan mengangkat tangan satu-satu. “Whoa, lihat siapa ini… Dadda datang, Ivy!”Seketika, Arion mengambil bayi tiga tahun itu dari pelukan Ethan, sangat hati-hati namun dengan kecepatan yang jelas menunjukkan kekesalan.Bayi perempuan yang dipanggil Ave itu tampak ingin protes, namun langsung tenang saat berada di pelukan ayah kandungnya.Tak lama kemudian, seorang wanita cantik bermata zamrud, masuk dari balkon kecil kamar itu, menutup pintu kaca dan terkekeh pelan melihat ekspresi Ar

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 122 : Dia Yang Datang

    Langkah kaki Catelyn menggema di koridor panjang berlapis marmer putih dan cahaya lembut dari lampu gantung kristal.Axel yang awal tadi ada beberapa meter di belakang Catelyn, menghentikan langkah saat melihat gadis itu berbalik dan kini berjalan menuju arahnya.Gadis itu berjalan cepat, hampir berlari, dengan sepasang mata hazelnya yang berkaca-kaca, berkilat dalam redupnya cahaya sore yang menelusup dari jendela panjang di sisi kanan koridor.Gaun rajut berwarna coklat muda yang membalut tubuhnya melambai tertiup gerakan tergesa, dan tas tangan mungilnya bergoyang keras seiring lengannya yang memegang kantong kertas, bergerak gugup.Ia menengadah sejenak, mencoba menahan emosi yang mendesak di balik kelopak mata.Suara itu masih terngiang—suara balita perempuan yang memanggil Ethan dengan “Daddy”. Senyuman Ethan yang berbeda ketika menatap perempuan itu. Dan interaksi mereka.Sesaat kemudian ketika tiba di depan pintu lift di ujung lorong, langkah Catelyn terhenti.Tangannya gemeta

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 121 : Siapa Mereka?

    St. Louis.Cahaya lampu gantung berpendar redup, menyoroti meja kayu tua yang permukaannya penuh dengan peta, dokumen rahasia, dan foto-foto satelit hitam-putih.Di tengah ruangan yang diselimuti bau logam dan asap cerutu yang menggantung di udara, seorang pria duduk membelakangi pintu.Sosoknya tinggi, berselimut mantel hitam panjang, dan hanya siluet kepalanya yang tampak dalam pantulan cahaya muram.Langkah kaki terdengar menggema di sepanjang lorong batu sebelum akhirnya berhenti di ambang pintu besi.Pintu itu berdecit pelan saat dibuka, dan seorang pria berseragam hitam masuk, menundukkan kepala hormat."Bos," ucapnya, suara rendah namun terkontrol. "Kami menemukan pergerakan terbaru dari Ethan Wayne."Sosok misterius itu tidak menoleh. Hanya jari-jarinya yang bergerak pelan, mengetuk-ngetuk lengan kursi seolah memberi isyarat agar si pelapor melanjutkan."Belakangan ini dia sering berada di Denver, Colorado. Awalnya kami

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 120 : Kehangatan Itu

    Axel tetap dengan wajah datarnya menjawab, “Saya pengawal. Tugas saya memastikan semua berjalan aman.”“Apa kau bercanda? Menguping bukan bagian dari SOP,” sergah Jared.“Keamanan mental majikan juga bagian dari tugas saya,” balas Axel dengan sangat tenang, walaupun matanya sedikit menyipit, berusaha mendengar lebih jelas.Kembali ke dalam ruangan.Catelyn akhirnya menarik diri perlahan dari pelukan Ethan. Wajahnya masih merah, tapi sorot matanya mulai menunjukkan kembalinya akal sehat.“Aku belum memaafkanmu,” katanya tegas.Ethan mengangguk pelan. “Aku tahu. Aku tidak meminta kau memaafkan sekarang. Tapi… aku ingin memperbaiki semuanya.”Catelyn menghela napas. Ia berdiri, menoleh menuju pintu—dan mendapati beberapa siluet dengan posisi mencurigakan.Alisnya langsung mengernyit. Ia melangkah cepat, membuka pintu dengan tiba-tiba.CRAK!Tiga

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 119 : Ikut Menguping

    Tangis Catelyn belum juga reda.Tubuhnya menunduk, memeluk Ethan erat seakan takut pria itu menghilang begitu saja.Wajahnya tenggelam di lekuk leher Ethan yang masih terasa hangat—kehangatan yang entah membuatnya lega atau semakin takut kehilangan.Entah berapa lama ia membeku di posisi itu―dengan bibir terisak yang terus bergetar menyentuh leher Ethan, sampai...“Oh shit! Dia bangkit di tempat yang salah!” ujar Owen spontan tanpa sadar.Catelyn mengerutkan kening, bingung. Lalu perlahan mengangkat wajahnya—dan tepat saat itulah matanya terhenti pada tonjolan mencurigakan di area vital Ethan.Gadis itu membeku.Bibirnya sedikit terbuka.Napas tercekat.Mata hazelnya melebar.Itu... apa... serius?Tonjolan itu begitu nyata, begitu agung, menjulang meski terbungkus selimut putih rumah sakit. Bahkan dalam keterkejutan, wajah polos Catelyn seketika merona.Sebagai gadis yang tak terbiasa dengan ‘pemandangan’ seperti itu, pikirannya langsung kosong.Panas mengalir sampai ke telinganya.D

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 118 : Aku Mencintaimu

    Langit Denver tampak menggantung kelabu, seperti mencerminkan hati yang kini diliputi badai kecemasan.Di dalam taksi yang melaju membelah lalu lintas siang yang ramai, Catelyn Adams duduk kaku dengan jemari saling menggenggam erat di atas pangkuannya.Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan. Waktu berjalan terlalu lambat, padahal dadanya berdegup terlalu cepat.Axel membuntuti dari belakang dengan motor sport hitam berplat diplomatik, tapi kehadirannya tak memberi ketenangan.Catelyn menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan air mata yang semakin berat. Namun pikirannya tak bisa berhenti memutar ulang semua kenangan—tentang Ethan Wayne.Tentang pria yang ia kira hanyalah sosok santai penyuka kopi hitam dan roti kismis dengan penghasilan rata-rata.Tentang senyumnya yang ramah, caranya memperlakukan Catelyn penuh hormat, dan kelembutan.Tatapan kedua mata birunya yang selalu hangat.Tentang perhatian-perhatiannya yang selalu nyata. Kata-kata penyemangat yang selalu diberikan

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 117 : Sesuatu Yang Tak Biasa

    Malam telah jatuh sempurna di langit Denver.Axel berdiri di seberang jalan, tepat di depan bangunan apartemen tua berlantai sekian yang dinding luarnya dipenuhi lumut dan cat mengelupas.Virginia Village memang bukan lingkungan yang mewah. Tapi di sinilah nona Adams—Catelyn—memilih tinggal sekarang. Jauh dari kehidupan nyaman yang dulu sempat disentuhnya saat tinggal di apartemen menengah yang dibeli Ethan Wayne.Ia menunggu dalam diam, memastikan lampu lorong menyala, suara pintu ditutup, dan langkah kaki di tangga perlahan lenyap. Barulah Axel menarik napas panjang, menurunkan hoodie dari kepalanya dan mengeluarkan earpiece kecil dari saku jaket kulit hitamnya yang masih berembun.Sambil menekuk leher dan memutar pundak, ia menekan tombol kecil di sisi earpiece.“Axel to Command. Confirm location. Do you copy?” ucapnya pelan namun jelas.Sebuah jeda. Lalu suara berat yang familiar terdengar di telinganya.‘Rodney here. Status?’Rodney adalah ketua tim pengawal pribadi Ethan Wayne. A

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 116 : Rasa Syukur Dibalik Amarah

    Catelyn keluar dari Everett’s Bakery dengan kantong kertas berisi croissant dan satu slice tart lemon menggantung ringan di tangannya.Ia berjalan dengan langkah ringan, hingga suara langkah samar—yang bukan berasal dari sepatunya—membuat langkahnya terhenti.Bahunya menegang. Sekilas ia menoleh, namun tak melihat siapa pun.Langkahnya bergegas. Jalan kecil itu terlalu sepi. Dan detak jantungnya mulai berdebar keras, memunculkan bayangan lama—saat ia pernah diikuti seseorang di beberapa waktu lalu.Helaan napasnya makin cepat. Ketika ia berbelok dan menunggu di balik dinding.Catelyn tak berpikir dua kali, saat mendengar langkah mendekat―jelas seperti mengikuti dirinya, ia langsung setengah melompat dan mengarahkan semprotan merica ke arah penguntit itu.Sret!Tangannya dengan refleks menyemprotkan pepper spray ke arah sosok itu sambil melangkah mundur panik.Namun sosok tersebut bergerak dengan ketangkasan luar biasa—kepalanya menunduk ke kiri, menghindar sebelum semprotan itu mengen

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status