Home / Romansa / Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali / BAB 90 : Dibalaskan Satu Kota

Share

BAB 90 : Dibalaskan Satu Kota

Author: reefisme
last update Last Updated: 2025-04-09 22:30:28
Koridor lantai empat kantor ADG hari itu tampak seperti biasa.

Para staf lalu-lalang dengan berkas dan tablet di tangan, namun suasana agak berbeda.

Suara-suara bisik-bisik dan desisan tertahan terdengar di antara meja-meja. Sesekali, terdengar tawa ditahan, dibungkam oleh rasa penasaran dan kaget yang masih menggantung.

Pintu kaca berbingkai hitam di ujung koridor terbuka.

Nielson Stokes melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah penuh percaya diri.

Dasi disesuaikan, jas disampirkan elegan di lengan, dan senyum angkuh khasnya terpajang di wajah.

Ia hendak berjalan ke departemen Urban Development Research—tempat di mana Catelyn bekerja.

Dalam pikirannya, ia akan mengambil alih konsep yang sejak semalam ia minta pada Catelyn untuk ditambahkan uraian beberapa poin. Ia butuh itu sekarang—untuk menyempurnakan pitch ke direktur sore ini.

Namun langkahnya perlahan melambat.

Ia mulai menyadari sesuatu yang tidak biasa.

Beberapa karyawan yang biasa menyapanya kini menunduk cepat atau pura
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 91 : Koneksi Ajaib

    Pintu lift terbuka di lantai lima belas.Karpet lembut meredam suara langkah Nielson saat ia melangkah menuju ruangan direktur ADG.Setibanya di depan pintu berlapis kaca buram dengan ukiran nama Tim Beckett – Executive Director, Nielson berhenti sejenak.Dengan cermat, ia merapikan dasinya, mengibaskan jas agar jatuh sempurna di bahunya, lalu menarik napas dalam-dalam dan membiarkan senyum percaya dirinya mengembang.Sekretaris direktur berdiri dari balik mejanya dan membukakan pintu. "Tuan Beckett sudah menunggu."“Terima kasih,” ucap Nielson dengan anggukan kecil, lalu melangkah masuk.Ruangan itu luas, bergaya minimalis modern, dengan jendela tinggi yang menghadap pusat kota Denver.Di balik meja besar dari kayu walnut, Tim Beckett duduk dengan wajah menegang.Namun sebelum Nielson sempat melangkah lebih dekat, tangan Tim bergerak cepat.Sebuah nameplate logam bertuliskan Executive Director – Tim Beckett melayang deras ke arahnya dan—Bugh!Langsung menghantam sisi wajah Nielson."

    Last Updated : 2025-04-09
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 92 : Jadikan Aku Berguna

    Malam itu, mereka berada dalam ruang VIP dan duduk di meja dekat jendela kaca besar yang menghadap ke taman kecil berhiaskan lampu gantung kristal.Makanan tersaji anggun, dan anggur merah dalam gelas tinggi melengkapi suasana.Catelyn tertawa sesekali, dan Ethan, seperti biasa, lebih banyak mendengar sambil mengamati setiap gestur wanita di depannya.Ia senang melihat Catelyn bisa tertawa selepas itu, walau mata hazelnya tetap menyimpan sisa kesuraman―tentang ancaman foto-foto itu, yang belum benar-benar luruh.Setelah makan malam, Ethan mengantar Catelyn pulang, namun mobil tidak berhenti di apartemennya.Mereka berbelok ke arah barat, menyusuri jalan menuju pegunungan kecil di pinggiran kota.Catelyn sempat melirik jam di ponselnya. “Kita ke mana?” tanyanya bingung.“Aku ingin menunjukkan sesuatu,” jawab Ethan singkat, masih memegang kendali setir dengan satu tangan, sementara angin malam menerpa lewat jendela yang sedikit terbuka.Mobil akhirnya berhenti di Lookout Mountain, tempa

    Last Updated : 2025-04-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 93 : Lebih Dari Rindu

    Nielson membanting remote ke sofa.Napasnya memburu, matanya merah karena tak bisa tidur dan amarah yang memuncak.Di layar televisi yang menyala tanpa suara, berita pagi menampilkan kolom trending—dan lagi-lagi, fotonya.Fotonya yang memalukan."Apa-apaan ini?! Si brengsek mana yang berani nge-hack akun-ku?!"Ia berteriak ke udara kosong apartemennya, frustrasi.Rasa malunya seakan tak ada ujung.Akun X miliknya penuh dengan postingan vulgar—tanpa ia ketahui, seseorang telah membajak dan mengunggah foto-foto tak senonoh, membuatnya jadi bahan tertawaan seantero kota.Masalahnya, akun itu kini freeze. Tidak bisa login. Tidak bisa menghapus. Bahkan ia tidak bisa klarifikasi.Postingan-postingan itu tetap bisa dilihat publik, seolah sengaja dipaku agar tak bisa lenyap.Tiba-tiba suara ketukan pintu disusul suara perempuan menggema dari balik pintu."Nielson? Sayang, aku butuh uang tambahan. Salon kemarin itu mahal sekali karena aku pakai treatment keratin. Lalu aku juga sudah DP tas baru

    Last Updated : 2025-04-10
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 94 : Amarah Yang Menawan

    Senja belum sepenuhnya lenyap saat Catelyn keluar dari gedung Aurora Development Group.Rambutnya masih tergerai rapi setelah seharian bekerja, dan tubuhnya menyisakan sedikit lelah.Namun kelelahan itu sirna seketika saat ia menemukan sosok yang berdiri di depan jalur jalannya—Nielson.Wajah pria itu suram.Matanya merah, mungkin karena marah atau karena tekanan yang terus menggerogotinya.Jas kerjanya kusut, dasinya longgar, dan bahunya mengemban beban yang jelas tak tertahan. Ada ketegangan di gerakannya, dan amarah yang nyaris meledak dari napasnya.Catelyn berdiri tenang.Tak sedikit pun mundur, tak goyah.Matanya menatap langsung pada pria yang hingga kemarin malam, selalu menyudutkannya.Nielson mengangkat tangan, memperlihatkan satu bundel kecil berkas, lalu satu thumb drive.Wajahnya memohon, namun juga memaksa. Tak ada dialog. Hanya gestur, tekanan, dan desakan yang tak henti.Dia menunjuk s

    Last Updated : 2025-04-11
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 95 : Biarkan Saja

    Suasana di dalam mobil terasa hening, hanya diiringi oleh suara pelan dari mesin dan lampu jalan yang melintas seperti kilatan-kilatan lampu kamera.Di belakang kemudi, Ethan melirik ke arah Catelyn beberapa kali.Sorot matanya tak pernah setenang tadi, saat ia melindunginya dari Nielson.Sekarang, ada kekhawatiran tipis di sana—halus, nyaris tak terlihat, tapi cukup nyata bagi yang peka.“Kalau kau belum makan malam, bagaimana kalau kita cari tempat yang tenang?” Suara Ethan pelan, hampir seperti gumaman di antara jeda.Namun Catelyn hanya menggeleng, menatap ke luar jendela. “Tidak usah. Setelah apa yang terjadi tadi… aku kehilangan selera makan. Antarkan saja aku pulang.”Ethan tak menjawab. Ia hanya mengangguk singkat, menekan pedal gas dengan hati-hati, membiarkan keheningan kembali menyelimuti.Beberapa menit berlalu.Ethan mencuri pandang ke arah gadis di sebelahnya.Catelyn tampak tenang, tapi garis-garis halus di wajahnya menunjukkan sebaliknya.Wajah itu muram. Terluka.Diam-

    Last Updated : 2025-04-11
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 96 : Tidak Kepada Siapapun

    Langit dini hari masih kelabu ketika Axel memarkirkan mobil hitam polos di belakang gedung kosong tak jauh dari kantor ADG.Lampu interior menyala samar.Di kursi belakang, tubuh Nielson masih terkulai, belum sepenuhnya sadar dari pingsannya.Kepalanya miring, jas mahalnya kusut, dan dasinya sudah longgar separuh.Axel membuka ponselnya. Di layar terpampang pesan singkat yang baru saja diterima dari Ethan.[Jangan lukai dia. Tapi pastikan dia tidak bertingkah untuk urusan malam ini]Axel menekan tombol lock dan menghela napas, menatap Nielson dengan senyum dingin."Beruntung sekali kau, Pecundang. Nona Adams berhati lembut," gumamnya.Betapa Axel tahu, bos-nya―Ethan Wayne, tidak akan membiarkan begitu saja siapapun yang mengganggu keluarganya dan orang-orang penting baginya.Perintah yang baru saja ia terima bukanlah murni perintah Ethan. Itu pasti atas dasar keinginan seseorang yang penting bagi bos-nya, Catelyn Adams.Dengan cekatan, Axel mengambil beberapa barang dari laci dan mema

    Last Updated : 2025-04-12
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 97 : Sweetheart

    Beberapa hari berlalu dan itu begitu tenang.Catelyn yang sempat mengkhawatirkan tindakan Nielson, tampaknya bisa tenang saat ini.Lelaki itu bahkan tidak masuk kantor sejak malam itu.Ketika Catelyn merasa khawatir Nielson masuk rumah sakit, lalu terdengar berita dari staf senior lain, bahwa Nielson mengambil cuti beberapa hari untuk perjalanan keluar kota.Kembali, Catelyn tidak memiliki hal tersisa untuk dikhawatirkan.Siang itu cukup sibuk, bahkan akan ada meeting cukup penting setengah jam lagi. Catelyn tak ikut meeting tersebut, namun ia ikut menyiapkan beberapa hal untuk itu.Catelyn juga terlupa sesaat pada Ethan yang juga tengah berada di luar kota beberapa hari ini.“Catelyn?”Suara Howard tiba-tiba dari balik pintu membuat Catelyn yang sedang menyusun data survei tersentak.Ia segera menoleh dan berdiri.Supervisor-nya, Howard, berdiri di depan pintu ruang meeting internal dengan raut wajah cemas.“Daniel… mendadak tumbang. Dia muntah-muntah dan pusing hebat. Sepertinya foo

    Last Updated : 2025-04-12
  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 98 : Titik Kelemahan

    Cole menjawab dengan suara pelan. “Mr. Ellworth, Sir.”Mata Ethan langsung terangkat. Suara di ruangan meredup seketika, seolah energi di dalamnya berubah.Ethan bangkit dari kursinya. “Saya akan kembali dalam lima menit. Lanjutkan review laporan keuangan tanpa saya.”Para eksekutif mengangguk cepat, sebagian tampak bersyukur mendapat jeda dari tekanan kehadiran pria bermata biru itu.Cole membuka pintu ruang rapat untuk Ethan, dan keduanya melangkah keluar menuju ruang kerja pribadi yang terhubung langsung.Begitu pintu tertutup rapat, ketegangan berubah jadi keheningan.Para eksekutif saling melirik, masih terguncang oleh dua hal: panggilan “sweetheart” sebelumnya… dan sekarang, nama yang baru saja disebut. Mr. Ellworth.Itu bukan nama sembarangan. Di dunia real estate dan investasi, nama itu seperti bayangan tajam yang sulit diabaikan.Dan jika dua raksasa itu sedang berbicara…Sesuatu besar akan terjadi.* * *Cahaya putih dari lampu panel di langit-langit ruang rapat perlahan mere

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 98 : Titik Kelemahan

    Cole menjawab dengan suara pelan. “Mr. Ellworth, Sir.”Mata Ethan langsung terangkat. Suara di ruangan meredup seketika, seolah energi di dalamnya berubah.Ethan bangkit dari kursinya. “Saya akan kembali dalam lima menit. Lanjutkan review laporan keuangan tanpa saya.”Para eksekutif mengangguk cepat, sebagian tampak bersyukur mendapat jeda dari tekanan kehadiran pria bermata biru itu.Cole membuka pintu ruang rapat untuk Ethan, dan keduanya melangkah keluar menuju ruang kerja pribadi yang terhubung langsung.Begitu pintu tertutup rapat, ketegangan berubah jadi keheningan.Para eksekutif saling melirik, masih terguncang oleh dua hal: panggilan “sweetheart” sebelumnya… dan sekarang, nama yang baru saja disebut. Mr. Ellworth.Itu bukan nama sembarangan. Di dunia real estate dan investasi, nama itu seperti bayangan tajam yang sulit diabaikan.Dan jika dua raksasa itu sedang berbicara…Sesuatu besar akan terjadi.* * *Cahaya putih dari lampu panel di langit-langit ruang rapat perlahan mere

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 97 : Sweetheart

    Beberapa hari berlalu dan itu begitu tenang.Catelyn yang sempat mengkhawatirkan tindakan Nielson, tampaknya bisa tenang saat ini.Lelaki itu bahkan tidak masuk kantor sejak malam itu.Ketika Catelyn merasa khawatir Nielson masuk rumah sakit, lalu terdengar berita dari staf senior lain, bahwa Nielson mengambil cuti beberapa hari untuk perjalanan keluar kota.Kembali, Catelyn tidak memiliki hal tersisa untuk dikhawatirkan.Siang itu cukup sibuk, bahkan akan ada meeting cukup penting setengah jam lagi. Catelyn tak ikut meeting tersebut, namun ia ikut menyiapkan beberapa hal untuk itu.Catelyn juga terlupa sesaat pada Ethan yang juga tengah berada di luar kota beberapa hari ini.“Catelyn?”Suara Howard tiba-tiba dari balik pintu membuat Catelyn yang sedang menyusun data survei tersentak.Ia segera menoleh dan berdiri.Supervisor-nya, Howard, berdiri di depan pintu ruang meeting internal dengan raut wajah cemas.“Daniel… mendadak tumbang. Dia muntah-muntah dan pusing hebat. Sepertinya foo

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 96 : Tidak Kepada Siapapun

    Langit dini hari masih kelabu ketika Axel memarkirkan mobil hitam polos di belakang gedung kosong tak jauh dari kantor ADG.Lampu interior menyala samar.Di kursi belakang, tubuh Nielson masih terkulai, belum sepenuhnya sadar dari pingsannya.Kepalanya miring, jas mahalnya kusut, dan dasinya sudah longgar separuh.Axel membuka ponselnya. Di layar terpampang pesan singkat yang baru saja diterima dari Ethan.[Jangan lukai dia. Tapi pastikan dia tidak bertingkah untuk urusan malam ini]Axel menekan tombol lock dan menghela napas, menatap Nielson dengan senyum dingin."Beruntung sekali kau, Pecundang. Nona Adams berhati lembut," gumamnya.Betapa Axel tahu, bos-nya―Ethan Wayne, tidak akan membiarkan begitu saja siapapun yang mengganggu keluarganya dan orang-orang penting baginya.Perintah yang baru saja ia terima bukanlah murni perintah Ethan. Itu pasti atas dasar keinginan seseorang yang penting bagi bos-nya, Catelyn Adams.Dengan cekatan, Axel mengambil beberapa barang dari laci dan mema

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 95 : Biarkan Saja

    Suasana di dalam mobil terasa hening, hanya diiringi oleh suara pelan dari mesin dan lampu jalan yang melintas seperti kilatan-kilatan lampu kamera.Di belakang kemudi, Ethan melirik ke arah Catelyn beberapa kali.Sorot matanya tak pernah setenang tadi, saat ia melindunginya dari Nielson.Sekarang, ada kekhawatiran tipis di sana—halus, nyaris tak terlihat, tapi cukup nyata bagi yang peka.“Kalau kau belum makan malam, bagaimana kalau kita cari tempat yang tenang?” Suara Ethan pelan, hampir seperti gumaman di antara jeda.Namun Catelyn hanya menggeleng, menatap ke luar jendela. “Tidak usah. Setelah apa yang terjadi tadi… aku kehilangan selera makan. Antarkan saja aku pulang.”Ethan tak menjawab. Ia hanya mengangguk singkat, menekan pedal gas dengan hati-hati, membiarkan keheningan kembali menyelimuti.Beberapa menit berlalu.Ethan mencuri pandang ke arah gadis di sebelahnya.Catelyn tampak tenang, tapi garis-garis halus di wajahnya menunjukkan sebaliknya.Wajah itu muram. Terluka.Diam-

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 94 : Amarah Yang Menawan

    Senja belum sepenuhnya lenyap saat Catelyn keluar dari gedung Aurora Development Group.Rambutnya masih tergerai rapi setelah seharian bekerja, dan tubuhnya menyisakan sedikit lelah.Namun kelelahan itu sirna seketika saat ia menemukan sosok yang berdiri di depan jalur jalannya—Nielson.Wajah pria itu suram.Matanya merah, mungkin karena marah atau karena tekanan yang terus menggerogotinya.Jas kerjanya kusut, dasinya longgar, dan bahunya mengemban beban yang jelas tak tertahan. Ada ketegangan di gerakannya, dan amarah yang nyaris meledak dari napasnya.Catelyn berdiri tenang.Tak sedikit pun mundur, tak goyah.Matanya menatap langsung pada pria yang hingga kemarin malam, selalu menyudutkannya.Nielson mengangkat tangan, memperlihatkan satu bundel kecil berkas, lalu satu thumb drive.Wajahnya memohon, namun juga memaksa. Tak ada dialog. Hanya gestur, tekanan, dan desakan yang tak henti.Dia menunjuk s

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 93 : Lebih Dari Rindu

    Nielson membanting remote ke sofa.Napasnya memburu, matanya merah karena tak bisa tidur dan amarah yang memuncak.Di layar televisi yang menyala tanpa suara, berita pagi menampilkan kolom trending—dan lagi-lagi, fotonya.Fotonya yang memalukan."Apa-apaan ini?! Si brengsek mana yang berani nge-hack akun-ku?!"Ia berteriak ke udara kosong apartemennya, frustrasi.Rasa malunya seakan tak ada ujung.Akun X miliknya penuh dengan postingan vulgar—tanpa ia ketahui, seseorang telah membajak dan mengunggah foto-foto tak senonoh, membuatnya jadi bahan tertawaan seantero kota.Masalahnya, akun itu kini freeze. Tidak bisa login. Tidak bisa menghapus. Bahkan ia tidak bisa klarifikasi.Postingan-postingan itu tetap bisa dilihat publik, seolah sengaja dipaku agar tak bisa lenyap.Tiba-tiba suara ketukan pintu disusul suara perempuan menggema dari balik pintu."Nielson? Sayang, aku butuh uang tambahan. Salon kemarin itu mahal sekali karena aku pakai treatment keratin. Lalu aku juga sudah DP tas baru

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 92 : Jadikan Aku Berguna

    Malam itu, mereka berada dalam ruang VIP dan duduk di meja dekat jendela kaca besar yang menghadap ke taman kecil berhiaskan lampu gantung kristal.Makanan tersaji anggun, dan anggur merah dalam gelas tinggi melengkapi suasana.Catelyn tertawa sesekali, dan Ethan, seperti biasa, lebih banyak mendengar sambil mengamati setiap gestur wanita di depannya.Ia senang melihat Catelyn bisa tertawa selepas itu, walau mata hazelnya tetap menyimpan sisa kesuraman―tentang ancaman foto-foto itu, yang belum benar-benar luruh.Setelah makan malam, Ethan mengantar Catelyn pulang, namun mobil tidak berhenti di apartemennya.Mereka berbelok ke arah barat, menyusuri jalan menuju pegunungan kecil di pinggiran kota.Catelyn sempat melirik jam di ponselnya. “Kita ke mana?” tanyanya bingung.“Aku ingin menunjukkan sesuatu,” jawab Ethan singkat, masih memegang kendali setir dengan satu tangan, sementara angin malam menerpa lewat jendela yang sedikit terbuka.Mobil akhirnya berhenti di Lookout Mountain, tempa

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 91 : Koneksi Ajaib

    Pintu lift terbuka di lantai lima belas.Karpet lembut meredam suara langkah Nielson saat ia melangkah menuju ruangan direktur ADG.Setibanya di depan pintu berlapis kaca buram dengan ukiran nama Tim Beckett – Executive Director, Nielson berhenti sejenak.Dengan cermat, ia merapikan dasinya, mengibaskan jas agar jatuh sempurna di bahunya, lalu menarik napas dalam-dalam dan membiarkan senyum percaya dirinya mengembang.Sekretaris direktur berdiri dari balik mejanya dan membukakan pintu. "Tuan Beckett sudah menunggu."“Terima kasih,” ucap Nielson dengan anggukan kecil, lalu melangkah masuk.Ruangan itu luas, bergaya minimalis modern, dengan jendela tinggi yang menghadap pusat kota Denver.Di balik meja besar dari kayu walnut, Tim Beckett duduk dengan wajah menegang.Namun sebelum Nielson sempat melangkah lebih dekat, tangan Tim bergerak cepat.Sebuah nameplate logam bertuliskan Executive Director – Tim Beckett melayang deras ke arahnya dan—Bugh!Langsung menghantam sisi wajah Nielson."

  • Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali   BAB 90 : Dibalaskan Satu Kota

    Koridor lantai empat kantor ADG hari itu tampak seperti biasa.Para staf lalu-lalang dengan berkas dan tablet di tangan, namun suasana agak berbeda.Suara-suara bisik-bisik dan desisan tertahan terdengar di antara meja-meja. Sesekali, terdengar tawa ditahan, dibungkam oleh rasa penasaran dan kaget yang masih menggantung.Pintu kaca berbingkai hitam di ujung koridor terbuka.Nielson Stokes melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah penuh percaya diri.Dasi disesuaikan, jas disampirkan elegan di lengan, dan senyum angkuh khasnya terpajang di wajah.Ia hendak berjalan ke departemen Urban Development Research—tempat di mana Catelyn bekerja.Dalam pikirannya, ia akan mengambil alih konsep yang sejak semalam ia minta pada Catelyn untuk ditambahkan uraian beberapa poin. Ia butuh itu sekarang—untuk menyempurnakan pitch ke direktur sore ini.Namun langkahnya perlahan melambat.Ia mulai menyadari sesuatu yang tidak biasa.Beberapa karyawan yang biasa menyapanya kini menunduk cepat atau pura

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status