บททั้งหมดของ Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali: บทที่ 101 - บทที่ 107

107

BAB 101 : Merindukannya?

“Daniel dipindahkan ke departemen Project Evaluation & Site Strategy mulai minggu ini,” kata Howard pada seorang staf senior wanita, menghentikan langkah Catelyn yang baru saja kembali dari ruang arsip.Gadis itu membalikkan badan, kedua alisnya berkerut. Ia melangkah mendekati Howard.“Dipindahkan?” ulangnya dengan suara pelan, terdengar kaget. “Apakah karena hari itu? Karena dia keracunan dan tidak bisa datang presentasi?”Nada khawatir itu muncul begitu saja, tak bisa disembunyikan.Baru saja ia menengok Daniel di rumah sakit Sabtu lalu, tiba-tiba ia mendengar hal ini dari Howard, beberapa hari setelahnya.Ia ingat betul hari Jumat lalu, bagaimana Howard tampak cemas dan ketika Daniel tiba-tiba sakit. Dan saat itu, tanpa persiapan matang, ia—seorang anak magang—didorong maju ke ruang presentasi sebagai pengganti.Howard menggeleng cepat, lalu menyilangkan tangan di depan dada, suaranya tenang, “Bukan, bukan karena itu. Justru sebaliknya, Daniel mendapat promosi. Dia dipercaya untuk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-14
อ่านเพิ่มเติม

BAB 102 : Melepaskan Kebanggaan Satu Persatu

Catelyn masih sibuk merogoh tas saat tubuhnya bertabrakan dengan seseorang.“Oh! Maaf, saya—” ucapnya refleks, namun kata itu terhenti begitu saja di tenggorokannya saat ia mendongak.Wajah yang begitu ia kenal dan hampir seminggu ini sempat ‘menghilang’, terpampang di hadapannya: Nielson.Bukan saja Catelyn terkejut karena menabrak lelaki itu, namun juga penampilan lelaki itu yang tampak berbeda.Jauh dari sosok yang dulu selalu tampil rapi, percaya diri, dan angkuh.Wajahnya sedikit lebih tirus, seolah kehilangan bobot tubuhnya dalam waktu singkat.Rambutnya acak-acakan, tak lagi tersisir rapi seperti biasanya, dan kemeja putih yang dikenakannya tampak kusut, tak disetrika, dengan kancing atas yang dibiarkan terbuka.Tak ada dasi mahal, tak ada jam tangan mewah yang biasanya mencolok di pergelangan tangannya. Bahkan ekspresi khas Nielson—senyum licin penuh percaya diri—hilang dari wajahnya,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-16
อ่านเพิ่มเติม

BAB 103 : Karena Seseorang Yang Tak Sempat Ditemui

“$9,500?” Nielson melotot. “Apa kau serius? Mobil ini aku beli $18,000 tiga tahun lalu!”“Aku percaya,” balas Dash tenang. “Tapi mobil turun nilai. Apalagi dengan cacat fisik dan fitur rusak, plus sudah lewat 80 ribu mil. Kalau ada catatan servis lengkap, mungkin bisa naik seribu dolar, tapi…”Nielson menghela napas panjang, wajahnya pucat. “Terserah. Aku butuh uangnya sekarang.”Dash mengangguk, “Kita bisa langsung transfer ke rekeningmu.”Nielson hanya mengangguk, menatap mobilnya sekali lagi.Ia mengusap bagian atas kap, seolah mengucapkan perpisahan. “Kau lambang keberhasilan-ku... Tapi sekarang, bahkan kau pun harus aku lepas.”Langkahnya berat saat meninggalkan area itu. Nielson tidak langsung pulang ke apartemen.Sebaliknya, ia berjalan kaki menyusuri jalanan kecil menuju halte.Angin sore berembus, membuat rambutnya yang tak lagi tertata rapi, kian berantakan.Hampir seminggu ini, ia sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya, pura-pura sedang menangani urusan keluarga.Nyatanya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-16
อ่านเพิ่มเติม

BAB 104 : Kabar Menyesakkan

Langit Denver siang itu tampak cerah, tapi angin musim semi yang menyelinap lewat celah jendela besar kantin kantor Aurora Development Group membawa udara dingin yang menggelitik kulit.Gedung kaca pencakar langit itu memantulkan cahaya matahari dengan kilau dingin, kontras dengan kehangatan kantin yang dipenuhi suara riuh para pegawai.Di sudut ruangan, Catelyn duduk.Gadis bermata hazel itu masih memegang gelas plastik berisi lemon tea yang sudah setengah dingin.Di depannya, piring makan siang yang tadi ia nikmati telah kosong, hanya tersisa serpihan kecil roti lapis dan beberapa lembar tisu yang terlipat rapi.Namun pandangannya tidak tertuju pada apa pun di sekelilingnya.Ia hanya menatap lurus ke meja, sesekali menggulirkan ibu jarinya pada ponsel yang ia biarkan menyala di atas meja.Pesan terakhir dari Ethan dua hari lalu masih terbuka.Singkat. Sopan. Seperti pesan dari seseorang yang berusaha tetap hadir, namun pikira
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 105 : Pelukan Senyap

Malam menjatuhkan dirinya dengan tenang di atas kota, menyelimuti bangunan-bangunan tinggi dengan bayang-bayang kelelahan.Di salah satu apartemen yang bertengger di lantai tujuh, lampu temaram menerangi ruang makan sederhana.Aroma sup krim hangat masih menggantung di udara, namun wanita muda yang duduk di meja bundar itu justru menatap makan malamnya dengan tatapan kosong.Catelyn Adams, dengan rambut panjang bergelombang yang menjuntai ke pundaknya, memainkan sendok di piring, tak menyentuh makanan itu sama sekali.Matanya yang berwarna hazel tampak sayu, seakan beban hari ini tak sekadar soal berita Nielson di ADG, tapi juga sesuatu yang menggigit pelan-pelan dari dalam dadanya—perasaan yang tak ia izinkan tumbuh, tapi sudah telanjur berakar.“Hhh...” Ia menghela napas, kemudian bangkit.Digerakkan oleh rutinitas lebih dari keinginan, ia meraih gelasnya yang hampir kosong dan membawanya ke wastafel.Air mengalir,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-17
อ่านเพิ่มเติม

BAB 106 : Dipanggil

Pukul lima pagi.Langit di Denver masih gelap, hanya sedikit cahaya remang menelusup lewat celah tirai apartemen mungil itu.Hening.Tak ada suara selain detak jam dinding dan desah napas dua manusia yang terdampar di tengah kehangatan yang tak terencana.Ethan Wayne membuka matanya perlahan.Kesadarannya perlahan menyusun kembali potongan-potongan memori semalam.Wajahnya masih bersandar pada sesuatu yang lembut—dan saat ia mendongak sedikit, jantungnya nyaris berhenti.Catelyn.Gadis itu duduk bersandar di sisi sofa, tertidur dengan posisi kepala sedikit menunduk, sementara tubuhnya menopang kepala Ethan di atas pangkuannya.Rambut panjang bergelombangnya jatuh menutupi sebagian wajah, napasnya lembut, tenang, damai—dan begitu tulus.Ethan buru-buru bangkit dengan hati-hati, agar tak membangunkannya.Tapi matanya langsung menatap gadis itu dengan pandangan yang penuh penyesalan dan kelembutan.Ia m
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-18
อ่านเพิ่มเติม

BAB 107 : Titipan Yang Tak Merepotkan

Catelyn mengerjapkan mata. “Mr. Thomson? Aku?”Staf itu mengangguk. “Iya. Kamu. Aku hanya menyampaikan pesan dari saja. Kepala departemen menyebut namamu langsung. Katanya segera.”Catelyn sempat membeku. “Ada apa?”“Entahlah. Aku sendiri tak tahu,” kata staf itu sambil mengangkat bahu. “Tapi aku barusan naik dari lantai dua. Beliau minta kamu datang sekarang.”Detak jantung Catelyn tiba-tiba berdentum tak karuan.Jari-jarinya refleks merapikan rambut dan menyusun berkas seadanya. Pikirannya melompat-lompat antara panik, heran, dan takut.Apa ia membuat kesalahan?Atau ada proyek yang ia salah input?Atau ia bakal dikeluarkan?Ia berdiri, lututnya sedikit goyah, namun ia menguatkan diri.Karyawan di sekitarnya mulai menoleh, sebagian melirik penasaran.Langkah Catelyn menuju lift terasa lebih berat dari biasanya, tapi juga seperti digiring oleh sesuatu yang ia tak bisa tolak.Di dalam lift, ia memeja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-18
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
67891011
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status